cover
Contact Name
Asti Febrina
Contact Email
astifebrina02@gmail.com
Phone
+6282284279947
Journal Mail Official
astifebrina02@gmail.com
Editorial Address
Kawasan Pendidikan Tinggi, Jl. Sejangkung Desa, Sebayan, Kec. Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat 79463
Location
Kab. sambas,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Agroindustri Pangan
ISSN : -     EISSN : 29648343     DOI : https://doi.org/10.47767/agroindustri
Jurnal Agroindustri Pangan (ISSN 2964-8343) merupakan publikasi ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Agroindustri Pangan, Jurusan Agribisnis, Politeknik Negeri Sambas. Ruang lingkup jurnal berkaitan dengan Teknologi Pangan, Pangan Fungsional, Gizi Pangan, Teknologi Hasil Pertanian, Rekayasa Sistem Agroindustri, Teknologi Proses Agroindustri, Manajemen Agroindustri dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan industri pangan. Jurnal ini bertujuan untuk memfasilitasi penyebaran hasil penelitian oleh peneliti, dosen, mahasiswa, praktisi industri, dan pihak umum lainnya. Jurnal Agroindustri Pangan terbit sebanyak 3 kali dalam satu tahun yaitu Bulan Maret, Juli dan November.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 45 Documents
ANALISIS TATA LETAK PROSES PRODUKSI TAHU DAN PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE PADA UMKM TAHU SUTRA DI KOTA CILACAP Alya Julia Rahma; Anggowo Bekti, Muhammad Sabda; AnanTatur Noci, Raihan Pramudya; widyautami, Sari
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i2.757

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganailis tata letak proses produksi dan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) pada UMKM Tahu Sutra. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis tata letak proses produksi tahu dan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) menggunakan metode observasi secara langsung terhadap proses produksi serta wawancara dengan pemilik UMKM Tahu Sutra. Hasil observasi menunjukan bahwa tata letak proses produksi UMKM Tahu Sutra ini menggunakan tata letak later U dimana tata letak terdiri dari tempat penyimpan alat, tempat pencucian dan perendaman, mesin penghancur kedelai, tempat penampungan air, perebusan kedelai, penyaringan, pencetakan tahu dan tempat penyimpanan air laru. Sedangkan hasil observasi penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) UMKM Tahu Sutra sebagian besar telah memenuhi aspek GMP dan Standar Sanitation Operation Procedure (SSOP) yang diatur oleh peraturan kesehatan pangan. Meskipun demikian, terdapat beberapa parameter yang masih belum memenuhi standar, seperti kondisi bangunan dan fasilitas yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan sanitasi industri pangan skala rumah tangga.
PENGEMBANGAN PRODUK ADONAN PENTOL MENGGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) Juliani, Juliani; Randy Pratama, Gusti
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i2.765

Abstract

Adonan pentol adalah campuran bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adonan pentol. Adonan pentol terdiri dari daging cincang seperti daging ayam atau daging sapi, tepung sagu dan beberapa bahan lainnya. QFD merupakan sebuah pendekatan sistematis yang digunakan untuk menghubungkan kebutuhan pelanggan dengan proses desain dan proses sebuah produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan bahwa produk yang di hasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, dokumentasi, dan penyebaran kuesioner kepada konsumen. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah peringkat tertinggi diperoleh 89,31 yaitu pemilihan daging, maka karakteristik yang di kembangkan ialah pemilihan daging karena menyangkut penentuan kualitas daging.
ANALISIS FISIK,KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata x balbisiana) DALAM PENGOLAHAN KUE BAY TAT Moulina, Methatias
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i2.768

Abstract

Kue bay tat adalah kue tradisional khas Provinsi Bengkulu berbahan baku tepung terigu yang mempunyai karakteristik menyerupai bolu dengan selai nanas di atasnya. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh substitusi tepung kulit pisang terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik kue bay tat. Penelitian menggunakan rancangan faktorial dengan 1 perlakuan dan 5 faktor perlakuan, yaitu perbandingan komposisi tepung terigu dan tepung kulit pisang kepok (0 : 100; 20 : 80; 40 : 60; 60 : 40 dan 80 : 20). Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis tekstur, kadar air, kadar serat, kadar karbohidrat dan analisis tingkat kesukaan panelis terhadap warna, rasa dan tekstur). Rendemen kue bay tat berkisar antara 80,33 – 85,71 %. Semakin tinggi tepung kulit pisang kepok yang disubstitusikan, kue bay tat yang dihasilkan memiliki tekstur yang semakin keras (12,00 – 45,33 mm/dtk), kadar air yang semakin tinggi (18,53 – 19,87 %), kadar karbohidrat yang semakin tinggi (55,34 – 56,87 %) dan kadar serat yang semakin tinggi (0,74 – 5,17 %). Tingkat kesukaan panelis terhadap kue bay tat berkisar antara 2,45 – 4,60 (agak suka – suka) untuk parameter warna, 1,85 – 4,30 (tidak suka – suka) untuk parameter rasa dan 1,9 – 3,75 (tidak suka – suka) untuk parameter tekstur. Produksi kue bay tat dengan substitusi tepung kulit pisang menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 35.000,- per loyang berukuran 20x20 cm. Kata kunci : mutu, tekstur, kimia, tingkat kesukaan
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN POHPOHAN TERHADAP HASIL UJI ORGANOLEPTIK MIE TEPUNG MOCAF Wardani, Amelia; Nuraeni, Ani
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i2.769

Abstract

Konsumsi terigu sebagai Indonesia terus meningkat sehingga membuat Indonesia menjadi negara dengan importir utama gandum di dunia. Untuk menekan tingkat import gandum, dilakukan pemanfaatan pangan lokal yaitu modifikasi mie yang terbuat dari tepung mocaf dengan penambahan daun pohpohan. Tujuan penelitian ini ialah untuk melihat apakah ada pengaruh dari penambahan ekstrak pada mie basah terhadap tingkat kesukaaan masyarakat. Metode penelitian ini yaitu eksperimental 2 perlakuan dengan penambahan ekstrak daun pohpohan sebanyak 30% dan 45%, penilaian tingkat kesukaan menggunakan uji hedonik dengan metode kuantitatif. Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak daun pohpohan berpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan panelis dari segi penampilan, rasa, tekstur dan warna, hasil uji Mann Whitney menunjukkan P<0.05.
Tinjauan Produksi Gelatin: Sumber, Bahan Baku, Pretreatment, dan Teknik Ekstraksi Lanjutan DIAH EKA MAULINA; Putri Ismayanti, Amanda; Suci Ana, Sri; Hasdar, Muhamad
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 3 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i3.753

Abstract

Gelatin adalah protein yang dihasilkan dari proses hidrolisis kolagen, merupakan biomaterial penting dengan berbagai aplikasi industri. Kolagen, protein struktural utama pada jaringan ikat hewan, diperoleh dari kulit, tulang, dan jaringan ikat. Kemampuan gelatin untuk menyerap air 5-10 kali beratnya dan membentuk gel yang dapat dilelehkan kembali membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi. Struktur molekul gelatin yang kompleks memberikannya karakteristik unik seperti kekuatan dan stabilitas, berasal dari asam amino prolin atau hidroksiprolin, dan fleksibilitas dari glisin. Kombinasi ini memungkinkan gelatin untuk membentuk gel yang kuat dan elastis, ideal untuk berbagai aplikasi. Secara tradisional, gelatin diperoleh dari dua sumber utama: gelatin sapi dan gelatin babi dengan metode asam (tipe A) atau metode alkali (tipe B). Namun, saat ini, kulit dan tulang dari berbagai hewan seperti kambing, kerbau, domba, ayam, dan ikan juga menjadi alternatif sumber bahan baku gelatin. Bagian dermis kulit sering dipilih karena kandungan kolagennya yang tinggi, sementara tulang rawan, tulang sumsum, dan tulang kompak merupakan sumber kolagen yang baik untuk produksi gelatin. Sebelum proses ekstraksi, bahan baku harus melalui pretreatment. Pretreatment biasanya melibatkan penggunaan bahan kimia seperti asam, alkali, atau enzim untuk mempersiapkan bahan baku sehingga gelatin dapat diekstraksi secara efisien. Beberapa teknologi modern yang digunakan dalam ekstraksi gelatin termasuk metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE), Subcritical Water Extraction (SWE), High-Pressure Processing (HPP), dan Microwave-Assisted Extraction (MAE). Teknologi seperti UAE dan MAE telah terbukti dapat meningkatkan hasil ekstraksi dan menjaga kualitas gelatin dengan lebih baik, sekaligus mengurangi risiko degradasi termal. Meskipun metode konvensional masih sering digunakan karena biaya operasional yang lebih rendah dan kemudahan dalam produksi skala besar, metode modern menawarkan beberapa keunggulan. Keunggulan ini termasuk ramah lingkungan dan kualitas fungsional gelatin lebih baik. Oleh karena itu, metode modern menjadi alternatif menarik untuk dipertimbangkan dalam produksi gelatin, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan kualitas gelatin yang lebih tinggi.
PENGEMBANGAN PRODUK BAKSO MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Abhiseka, Bima; Sa’diyah, Halimatus; Irpandi, Irpandi; Setiawati, Tita; Wiwin, Wiwin
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 3 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i3.767

Abstract

Bakso adalah produk olahan daging giling yang dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan lain yang dihaluskan, kemudian dibentuk bulatan bulatan dan kemudian direbus hingga matang. Konsep Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode terstruktur yang dapat digunakan dalam perencanaan dan pengembangan produk untuk menentukan spesifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen dan mengevaluasi produk atau jasa secara sistematis dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan observasi secara langsung pada objek penelitian yang berkaitan dengan proses kerja produksi bakso. Pengumpulan data sekunder melalui pengumpulan referensi yang berasal dari studi literatur dan dokumen-dokumen yang berasal dari pihak-pihak terkait serta penelitian terdahulu yang relevan berhubungan dengan penelitian. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja kualitas produk bakso Senyawan dalam upaya kepuasan konsumen berdasarkan House of Quality (HOQ) adalah dengan memberikan solusi berupa respon teknis yang sesuai dan memungkinkan untuk diterapkan dengan melihat urutan prioritas. Urutan prioritas respon teknis ini selanjutnya dikembangkan menjadi strategi peningkatan kualitas yang memungkinkan menurut UMKM Bakso Senyawan adalah mempertahankan komposisi bumbu yang khas dan kuat (78), sistem pemasakan (71), mutu daging (45), material kemasan (24) dan sistem pembelian (21).
PENGARUH PENAMBAHAN JAMUR SAWIT DAN DAUN KELOR UNTUK MENINGKATKAN NILAI FUNGSIONAL NUGGET AYAM Prasetya, Andwini; Jayadi, Wirawan; Ayu Moulina, Methatias
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 3 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i3.770

Abstract

Nugget ayam merupakan makanan yang berasal dari campuran olahan daging yang dibuat dengan cara dibentuk, dimasak, dan dibekukan serta dicampur dengan telur, bawang putih, tepung terigu, tepung tapioca, merica, air es dan penyedap rasa. Untuk meningkatkan nilai fungsional dan nilai gizi pada nugget ayam maka dilakukan dengan penambahan jamur sawit dan daun kelor. Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi pengaruh penambahan jamur sawit dan daun kelor pada nugget ayam. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan yaitu dengan perbandingan jamur sawit 100% : daun kelor 0%, jamur sawit 75% : daun kelor 25%, jamur sawit 50% : daun kelor 50%, jamur sawit 25% : daun kelor 75%, jamur sawit 0% : daun kelor 100%. Analisis yang diteliti dalam penelitian ini dengan nilai rerata meliputi nilai rendemen 92.05% sampai 90.71% berbeda tidak nyata. Nilai rata-rata tekstur 2.15kg/cm2 sampai 3.12kg/cm2. Penambahan jamur sawit dan daun kelor terhadap kadar air nugget ayam berbeda tidak nyata, dengan nilai rata-rata kadar air antara 41.83%-51.19%. Nilai kadar protein tertinggi pada perlakuan penambahan jamur sawit 25% dan daun kelor 75% yaitu 6.80%, nilai serat 13.66%, nilai lemak 22.59%. kandungan protein, serat dan lemak berbeda nyata. Perlakuan terbaik dengan penambahan jamur sawit 25% dan daun kelor 75% dengan tingkat penilaian uji organoleptik warna 3 (agak suka), rasa 2.8 (mendekati agak suka), aroma 3.5 (agak suka) dan tekstur 3,0 (agak suka). Hasil analisis usaha nugget ayam untuk perlakuan terbaik dengan total biaya Rp7.272.769 menghasilkan pendapatan Rp13.125.000 dengan mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.852.231.
UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA MIE SAGU BASAH Fratama, Rizky Fratama; Aliwasa, Aliwasa; Ramadhan, Akmal; Cahyuda, Nazamri; Hetrik, Muhammad
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 3 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i3.894

Abstract

Carbohydrates are one of the ingredients found in food. Carbohydrates are one of the main groups of nutrients consisting of sugar, fiber, and starch. Carbohydrates play an important role as the main source of energy for the body, apart from being a source of energy carbohydrates have an important role in maintaining a healthy digestive system. The purpose of this carbohydrate test is to determine the carbohydrate content contained in wet sago noodles. This test method uses a quantitative method to determine the content contained in wet sago noodles. During the testing process using the Luff Schoorl method, which is a chemical technique used to determine the sugar content in samples, especially the carbohydrate content. The results obtained from 2 test samples, namely sample 1 as much as 28.595% and sample 2 obtained as much as 27.503%. The conclusion of the results of this test is to determine the carbohydrate content contained in wet sago noodles before being marketed to consumers. With the results of this carbohydrate test, it provides information about the high carbohydrate content in wet sago noodles.
UJI KANDUNGAN PROTEIN PADA MIE SAGU Fratama, Rizky Fratama; Hetrik, Muhammad; Ramadhan, Akmal; Cahyuda, Nazamri; Aliwasa, Aliwasa
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 3 No 3 (2024): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v3i3.895

Abstract

Protein is one of the most important ingredients in food. Protein is a source of amino acids containing the elements C, H, O and N which have no fat or carbohydrates. Protein also functions to increase muscle mass, in addition to increasing muscle mass protein also functions as a building and regulating substance. The purpose of protein protein testing is to determine the protein content contained in sago noodles. Protein testing through oxidation, which is often done by the Kjeldahl method, is an important analytical technique for determining protein content in a sample. This process begins with the deconstruction stage, where the sample is heated with concentrated sulfuric acid. The next stage is distillation, where ammonia formed during deconstruction is captured in boric acid solution. The final stage is titration, where the ammonia solution is titrated with hydrochloric acid (HCl) to determine nitrogen levels. The results obtained from 2 test samples, namely sample 1 as much as 0.131% protein content and sample 2 obtained as much as 0.168% protein content. The conclusion of the results of this test is to determine the protein content contained in sago noodles marketed to consumers. With the results of this protein test provides information about the protein content contained in sago noodles.
EFEK PENAMBAHAN TEPUNG SAGU TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN DENCIS Mulyana; Angraeni, Lia; Puteri, Nafisah Eka
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v4i1.954

Abstract

This study aims to evaluate the impact of sago flour addition on the physicochemical and organoleptic characteristics of dencis fish crackers (Decapterus macrosoma). The crackers were produced with varying concentrations of sago flour at 0% (B1), 20% (B2), 40% (B3), and 60% (B4), employing an experimental approach based on a Completely Randomized Design (CRD). The analysis results indicated that the water content of the crackers increased with higher concentrations of sago flour, while the ash content exhibited a decreasing trend. Additionally, the fat content increased; however, both the swelling volume and oil absorption capacity decreased. The hedonic test results revealed that panelists exhibited a preference for crackers made exclusively from tapioca flour (B1), with a notable decline in preference for color, taste, and crispiness as the concentration of sago flour increased. These findings suggest that utilizing sago flour in reduced quantities or in combination with other flours may enhance the quality of the crackers. It is recommended that future research explore alternative formulations for the crackers and investigate different cooking methods to achieve optimal gelatinization of sago starch.