cover
Contact Name
I Made Nuhari Anta
Contact Email
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Phone
+6285256448772
Journal Mail Official
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Editorial Address
Jl. Roviga No. 29 Kel. Tondo Kec. Mantikulore Kota Palu Prov. Sulawesi Tengah
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
ISSN : 23029102     EISSN : 26857198     DOI : 10.36417
Fokus Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayan Hindu tidak hanya menekankan pada fakta empiris atau teori murni, atau terhadap satu metode atau pendekatan tertentu. Scope Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu memiliki Scope sebagai berikut : Pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan. Pembelajaran dan layanan pendidikan. Evaluasi pendidikan secara umum, mencakup proses dan hasil pendidikan. Kebijakan, manajemen dan pembiayaan pendidikan. Kualitas, sertifikasi dan akreditasi pendidikan Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan Ajaran Agama Hindu Adat istiadat Budaya lokal dan seluruh dimensi yang berhubungan dengan Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Articles 164 Documents
PRAKTIK SPIRITUAL SEBAGAI KOMODITI SOSIAL DALAM ERA GLOBALISASI Made G Juniartha
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.346

Abstract

ABSTRAK Praktik spiritual menjadi sebuah jalan yang dapat meningkatkan kesadaran seseorang terhadap dirinya, kemampuan penerimaan diri dan orang lain serta kepuasan hidup secara menyeluruh. Memang inti agama adalah spiritualitas, tetapi spiritualitas sendiri bukanlah agama. Globalisasi telah mengubah cara pandang orang dalam menghadapi berbagai hal, termasuk dalam hal spiritual. Perubahan itu dialami oleh semua agama seiring pertumbuhan dan perkembangan praktik-praktik spiritual. Ketika praktik-praktik spiritual yang semula menjadi hal yang sakral, namun hadirnya era Globalisasi memberikan pemaknaan yang tidak bisa dijadikan sebagai acuan yang pasti. Tidak mampu lagi manusia membedakan mana yang profan dan sakral, mana yang tidak dalam dan dangkal, karena semua hadir dalam ruang yang campur aduk, tidak hanya dalam budaya, hiburan, pendidikan bahkan nilai-nilainya dan agama pun mengalami komodifikasi. Perkembangan spiritual yang begitu pesat tidak terlepas dari permintaan konsumen dan berbagai dukungan publikasi baik melalui media cetak maupun elektronik. Kata kunci: praktik spiritual, komoditi sosial dan globalisasi ABSTRACT Spiritual practice becomes a path that can increase one's awareness of himself, the ability to accept oneself and others as well as overall life satisfaction. Indeed the core of religion is spirituality, but spirituality itself is not religion. Globalization has changed the way people look at dealing with various things, including in spiritual matters. This change is experienced by all religions as the growth and development of spiritual practices. When the spiritual practices that were originally sacred, the presence of the Globalization era gives a meaning that cannot be used as a definite reference. Humans are no longer able to distinguish between profane and sacred, which are not deep and shallow, because all are present in a mixed space, not only in culture, entertainment, education, even values ​​and religion are experiencing commodification. The rapid spiritual development is inseparable from consumer demand and various support for publications both through print and electronic media. Keywords: spiritual practices, social commodities and globalization
SAMADHI PADA: SEBUAH METODE PENCERAHAN DI AWAL PEMBELAJARAN (PERSPEKTIF YOGA SUTRA PATANJALI) Agus Ari Sumerta; Putri Ramuja Dewi Sugata; I Gusti Made Widya Sena; I Nyoman Subagia
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.350

Abstract

Dalam teks Sutra Patanjali khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang kebenaran hidup, Rsi Patanjali menempatkan bab ini diawal sutra, fungsinya untuk mengenalkan awal perjalanan Yoga. Yoga merupakan sebuah proses menuju Vashyatmana yang berarti mereka telah menguasai pikirannya. Pikiran ini akan selalu berubah-ubah dan membawa kita ke dalam hal yang akan menyebabkan sebuah penderitaan maupun kebahagiaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian pada penelitian ini menggunakan teori hermeneutika. Temuan dari penelitian ini adalah di dalam ajaran Sutra Patanjali, khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang lima perubahan dalam pikiran, yaitu: Pengetahuan Yang Benar (Pramana), Pengetahuan Yang Tidak Benar (Viparyaya), Khayalan (Vikalpa), Tidur (Nidra) dan Ingatan (Smrtayah). Kelima macam perubahan inilah sumber dasar dari fluktasi atau modifikasi pikiran yang dapat menyebabkan penderitaan maupun kebahagiaan. Dari kelima macam perubahan ini teks Sutra Patanjali mengajarkan kita sebuah pengetahuan yang benar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada pikiran itu perlu dilengkapi dengan berbagai metode untuk mengatasinya agar tidak salah dalam memahami berbagai perubahan yang terjadi dan mampu mengendalikan pikirannya sendiri. Saat pikiran dapat dikendalikan, proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai pendidikan menjadi lebih lancar dan mudah.
KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PENYIARAN HINDU DALAM PEMBINAAN KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI INDONESIA Untung Suhardi; Lusiana Oktaviani; I Made Biasa; Indra Prameswara
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.352

Abstract

Penelitian ini bertema tentang tempat penyiaran dewan Hindu di Indonesia. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif desain untuk garis besar posisi terkait Badan Penyiaran Hindu (BPH). Penelitian ini dilakukan di BPH Pusat, BPH Banten dan BPH DKI Jakarta. Proses mengumpulkan data dalam studi ini melalui: pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Temuannya adalah Kedudukan Badan Penyiaran Hindu dalam keorganisasian umat Hindu saat ini berada dibawah naungan Parisada, jika BPH Pusat berada dibawah Parisada Pusat dan BPH Provinsi berada dibawah Parisada Provinsi. Secara hierarkis BPH berada dibawah Parisada setempat, secara koordinasi BPH Pusat mempunyai hubungan dengan seluruh BPH Daerah. Untuk mencapai tingkat kemantapan sebuah organisasi, perlu dilakukan tahapan-tahapan yang lebih matang. Terutama kesiapan organisasi dalam menghadapi tantangan-tantangan internal maupun eksternal. Pada dasarnya bahwa kemantapan kondisi terbentuk berkat pertukaran yang berlangsung terus menerus, antara pengaliran energi yang masuk kedalam sistem dan pengaliran keluar produk dari sistem ke lingkungan.
PURA MAKAM RAJA BALINGGI DI DESA BALINGGI JATI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Nyoman Suparman; I Nyoman Bagiada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i2.353

Abstract

Pura Makam Raja Balinggi adalah salah satu Pura yang memiliki nilai penting dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Balinggi. Pura yang sederhana tersebut banyak didatangi oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya, dari masyarakat kelas bawah sampai para pejabat dan elit politik. Mereka datang untuk tangkil memohon karunia Sang Pencipta dan leluhur Tuan Putri Raja Balinggi dan Raja Balinggi. Memohon petunjuk dan tuntunan yang diyakini oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya membawa berkah bagi yang tangkil. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah dalam penelitian ini, yakni: 1) Bagaimanakah bentuk Pura Makam Raja Balinggi di Di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong?, 2) Bagaimanakah fungsi Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong? 3) Bagaimanakah makna Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong? Teori yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini yaitu: teori fungsionalisme struktural, teori religi, dan teori simbol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode, diantaranya : metode pengumpulan data, yakni dengan metode observasi dan metode wawancara. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis tersebut peneliti menemukan bahwa keberadaan Pura Makam Raja Balinggi sangat penting dalam kehidupan umat Hindu di Desa Balinggi Jati, yaitu sebagai media pemantapan Sraddha dan pencurahan rasa bhakti kepada Hyang Widhi. Juga sebagai media interaksi antar umat beragama untuk meciptakan solidaritas dan keharmonisan hidup. Fungsi yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah fungsi relegiusitas, dimana pura sebagai sarana ibadah, fungsi pendidikan dalam arti pendidikan moral dan pendidikan mengenal situs sejarah kerajaan di Balinggi, fungsi sosial budaya yakni interaksi antar masyarakat dari berbagai kalangan pada masyarakat yang tangkil di Pura Makam Raja Balinggi. Makna yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah makna toleransi antar etnis, suku dan agama, makna pelestarian, yaitu melestarikan keberadaan peninggalan kerajaan Balingi sebagai salah satu situs sejarah, makna kesejahteraan yaitu bagi masyarakat petani memohon berkah dan keberhasilan hasil panen adalah makna yang penting bagi masyarakat Balinggi dan sekitarnya.
PROBLEMA PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA KELUARGA DENGAN LATAR BELAKANG PERKAWINAN LINTAS AGAMA I Made Nuhari Anta
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.354

Abstract

Problem formulation: (1) Why does Hindu religious education in families with interfaith marital backgrounds have problems? This study aims: to obtain an overview of education in Hindu families who marry interfaith. To dissect the problem in this study using qualitative methods with the Phenomenological Theory, Theory of Constructionvism, and Beavioristic Theory. Data collection techniques in this study were observation, interviews, document studies, documentation and literature. Data analysis techniques in this study refer to the analytical steps proposed by Kaelan consisting of data reduction, data classification, and data display, providing interpretation and giving conclusions. The results showed that the problem of Hindu religious education in families with interfaith marital backgrounds consisted of: (a) Problems of Ceremonies and Upakara; (b) Difference between the concept of God and the previous religion; (c) Problems in Using Local Languages ​​(Balinese); (d) Lack of Attention from Husband to Teach Hinduism; (e) Economic and Traditional Issues
PEMAHAMAN MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MEGEDONG-GEDONGAN DI DESA KAYU CALLA KECAMATAN KAROSSA KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT I Ketut Subadi; I Ketut Suparta; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.359

Abstract

Upacara megedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar masyarakatnya tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?, 2. Apakah faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?. Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. 2. Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori persepsi dan teori perubahan social. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakanpenelitianinireduksi data, penyajian data, penarikan dan vrifikasi kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yaitu : 1. Pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di DesaKayu Calla yaitu: a) Upacara pembersihan terhadap janin yang masih berada dalam kandungan b) Upacara janin dalam kandungan agar janin mendapatkan berkah, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, 2. Faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla adalah: a) Masyarakat tidak terbiasa melaksanakan upacara megedong-gedongan karena faktor orang tua yang tidak pernah melaksanakan pada saat masih tinggal di bali, b)Kurangnya pengetahuan masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan, c)Kurangnya pembinaan dari tokoh-tokoh umat kepada masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla.
ANALISIS KOMPARATIF PERILAKU MASYARAKAT HINDU TRANSMIGRAN DALAM BERDANA PUNIA DI DAERAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.360

Abstract

Dana punia merupakan pemberian tulus ikhlas, yang dilandasi oleh ajaran Tat Tvam Asi, yang berarti aku adalah kamu, kamu adalah aku, kita semua adalah sama. Pandanglah setiap orang sama seperti diri kita sendiri yang memerlukan pertolongan, bantuan, atau perlindungan untuk mewujudkan kebahagiaan hidup yang sejati seperti yang diamanatkan dalam kitab suci veda Vasudhaivakutumbakam, semua makhluk adalah saudara. Pelaksanaan kegiatan dana punia oleh masyarakat Hindu di Palu (perkotaan) dan di wilayah perdesaan transmigran Sulawesi Tengah cenderung masih bersifat spontanitas dan dilaksanakan pada saat hari persembahyangan baik persembahyangan pada Hari Purnama, Tilem, Hari Raya maupun pada hari ulang tahun (Puja Wali) yang ada di Palu dan di wilayah tranmigrasi. tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui manfaat dari dana punia bagi umat Hindu yang berada di daerah tranmigran Sulawesi Tengah dan (2) menganalisis perbedaan jumlah dana punia umat Hindu di perkotaan dan perdesaan Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Sulawesi Tengah, yang berada di Kota Palu yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah (yang mewakili pura di perkotaan), sedangkan yang mewakili pura di perdesaan adalah Pura Agung Purnasadha yang berada di Desa Tolai Kecamatan Turue Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah anggota pupuasi di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha 484 KK, sedangkan di Pura Purnasadha Desa Tolai 680 KK. Sesuai dengan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpukan bahwa: (1) manfaat dari dana punia bagi umat Hindu sangat besar, karena dana punia yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas merupakan wujud bakti seorang terhadap Sang Hyang Widhi Wasa, dan (2) Ada perbedaan yang nyata (significant) antara jumlah dana punia masyarakat Hindu di perkotaan dan perdesaan Sulawesi Tengah.
PERAN ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA ANAK Luh Renika Susilawati
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.363

Abstract

Orangtua memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan norma-norma agama agar menjadi anak yang suputra. Namun ketika seorang suami tidak hidup bersama seorang istri lagi, maka ayah terus berusaha mencari nafkah sehingga ayah sebagai orangtua tunggal tidak memiliki waktu yang maksimal untuk memperhatikan pendidikan anaknya, khususnya pendidikan agama Hindu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan informan menggunakan tehnik purposive sampling. Informan terdiri dari suami yang tidak memiliki istri yang sudah memiliki anak berusia 0-18 tahun dan belum menikah lagi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa : 1) kendala-kendala yang dihadapi orangtua tunggal dalam menerapkan pendidikan agama Hindu pada anak di kota palu adalah kendala internal yaitu : a) kendala atau hambatan yang dihadapi oleh orangtua tunggal dalam lingkungan keluarga, yaitu ayah tidak dapat menggantikan peran ibu bagi anak dan pekerjaan yang membuat minimnya waktu untuk menerapkan pendidikan agama Hindu pada anak, b) kendala eksternal yaitu karena adanya pengaruh dari luar lingkungan keluarga seperti pengaruh pergaulan dan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) peran orangtua tunggal sangat baik dalam menerapkan pendidikan agama Hindu pada anak dikota palu yaitu : a) meningkatkan pemahaman anak terhadap ajaran agama Hindu, b) menerapkan disiplin pada anak, dan c) menjadi tauladan yang baik bagi anak.
KESADARAN DIRI MENURUT TUTUR JATISWARA: MERAJUT KEMBALI KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA I Komang Suastika Arimbawa; Made G. Juniartha; I Gede Dedi Diana Putra
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.371

Abstract

Religious friction begins to take shape. Many cases of intolerance have occurred around us, both those arising from differences in religion and differences in beliefs, both external and internal religions. All of these cases are a big challenge for diversity and humanity. Cooperation from all components is needed to encourage awareness of each individual to respect each other, love each other, and respect each other so that they can live side by side in harmony. The "presence" of religion is needed in this situation, because in essence religious teachings are believed to show the truth to humans. Truth is the spirit of awakening man from "drunkenness". This knowledge must be understood by everyone who wants to realize awareness. With the awareness of the nature of yourself in navigating the ark of this life, it will be an opportunity to train and get used to honing goodness, so that people can feel coolness and peace. In this way, the dream of knitting back into harmony in life can be realized.
BHATARA GURU DALAM TRADISI BUGIS KUNO (Perspektif Lontara I La Galigo) Ni Wayan Sri Rahayu
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i2.373

Abstract

Pemujaan terhadap Bhatara Guru merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Dalam nilai-nilai religius yang berkembang pada kehidupan masyarakat Bugis, Bhatara Guru dikatakan sebagai entitas awal dari Suku Bugis dan sekaligus diyakini sebagai raja pertama di Kerajaan Luwu. Kisah maupun keagungan dari sosok Batara Guru dapat ditemukan dalam Lontara I La Galigo yang dianggap sebagai kitab suci masyarakat Bugis Kuno. Keberadaan Batara Guru di bumi berawal dari pengaduan dari para abdi penguasa langit (PatotoE) meminta agar Dewa PatotoE menurunkan keturunannya ke bumi agar dunia tidak kosong. Karena dianggap sebagai manusia yang diturunkan dari langit dan sekaligus dianggap sebagai leluhur dari masyarakat Bugis, maka dalam kehidupan religius Bugis Kuno Batara Guru maupun Dewata PatotoE dianggap sebagai penentu dari kehidupan manusia di bumi. Sehingga berbagai macam bentuk penghormatan maupun upacara-upacara dilakukan sebagi wujud rasa hormat manusia di bumi.

Page 9 of 17 | Total Record : 164


Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 2 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 1 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 3 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 2 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 2 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 1 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri More Issue