cover
Contact Name
Muhamad Abdul Muid
Contact Email
adabuna@uiidalwa.ac.id
Phone
+6285882211471
Journal Mail Official
adabuna@uiidalwa.ac.id
Editorial Address
Jl . Raya Raci No. 51 PO Box 8 Bangil Pasuruan Jawa Timur
Location
Kab. pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
Adabuna: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
ISSN : 28094212     EISSN : 28084330     DOI : https://doi.org/10.38073/adabuna
Adabuna: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan is a journal published by the Postgraduate Program Institute of Islamic Studies of Darullughah Waddawah Bangil Pasuruan published twice a year June and December This journal focuses its scope on educational issues and issues of thinking that are preferred about Islamic Education and Islamic. Thought We invite scientists scholars researchers and professionals in the field to publish the results of studies and research results in our journals. This journal publishes highquality empirical and theoretical research covering all aspects of Education and Thought that are preferred on Islamic Education and Islamic Thought.
Articles 40 Documents
Konsep Pendidikan Agama Pada Anak Usia Dini (Dalam Tinjauan Psiko-Pedagogis) Imaduddin, Imaduddin; Bilfaqih, Zainal Abidin
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022): June
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/adabuna.v1i2.227

Abstract

Setiap anak yang terlahir ke dunia ini menurut pandang islam telah membawa fitrah islamiyah. Maka setiap orang tua muslim wajib menyelematkannya dengan usaha-usaha yang nyata. Yang dimaksud dengan fitrah yaitu potensi sang anak terhadap akidah islamiyah dalam artian siap menjadi manusia yang berpedoman islam dalam kehidupannya. Fitrah beragama pada fase usia dini itu akan berkembang seiring dengan perkembangan yang dilalui manusia. Pada konteks ini perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Hal itu benar bahwa sewaktu anak lahir, ia belum memiliki kesadaran ber-agama. Lewat kontak dengan lingkungan hidupnya, hubungan dengan orang tuanya, keluarganya serta masyarakat sekitarnya, kesadaran beragama tahap demi tahap bergerak maju menuju kematangan. Apabila sudah matang pada akhirnya akan meraih predikat insan kamil tanpa menafikan adanya tantangan dan gangguan yang cepat mengubah warna kehidupan dan menyimpang dari realisasi fitrah dasar tersebut. Pendidikan rohani bagi anak merupakan modal utama yang dapat mempengaruhi jiwa anak dalam menuju perkembangannya. Bila pendidikan ini tidak dijalankan oleh pendidik atau orang tua, anak akan nakal, sukar diatur dan kemungkinan anak tersebut akan jauh dari agama. Oleh karena itu tepatlah apabila kita segera mencari landasan yang kokoh yang ditanamkan sejak usia dini. Agar pendidikan anak tidak terlumuri dengan perlakuan kotor. Dalam islam sendiri kita menemukan dua konsep ajaran Rasulullah SAW yang maknanya sangat padat dan memilik kaitan erat dengan tujuan pendidikan yaitu “IMAN DAN TAQWA” kedua konsep itu tidak dapat dipisahkan. Taqwa merupakan asas, sedangkan Iman merupakan pernyataan pembenaran dengan kalbu sehingga manusia terbebas dari perbuatan dosa. Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana sang pendidik bisa mendidik anak pada usia dini dengan berdasarkan agama dengan menselaraskannya dalam psiko-pedagogisnya. Penelitian ini adalah jenis penelitian library research yaitu penelitian yang menjadikan literatur (buku-buku) sebagai bahah rujukan, kemudian diusahakan adanya penjelasan dan analisa terhadap data tersebut. Dari semua hasil data yang telah terkumpul Konsep Pendidikan Agama Pada Anak Usia Dini (Dalam Tinjauan Psiko-Pedagogis) yaitu : Sang Pendidik atau Orang Tua dapat menentukan anak disaat ia masih usia dini, kedua orang tua bertanggung jawab untuk merawat, mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh perhatian tanpa terkecuali sehingga menjadi anak yang beragama, bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, cerdas, terampil, aktif, kreatif, sopan, penyayang, bertanggung jawab serta tanggap terhadap tantangan zaman.
Konsep Pendidikan Iman dan Taqwa Perspektif Kitab Hidayatus Salikin Maslakil Muttaqqin Siswati, Vialinda; Rahmah, Siti
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The importance of knowing and exploring the nature of a servant, knowing and exploring the nature and devotion of a servant to his Lord. This study discusses the sincerity of a person in every act or deed of service. And provide knowledge about the importance of knowing the science of success and piety. This type of research is a literature study that thoroughly explores the contents of the book by KH. Abd Shamad Al Falimbani entitled Hidayatus Salikin Fi Suluki Maslakil Muttaqqin who knows about how and piety and the ease of a person to understand the importance of knowing the meaning of way and piety. And the focus of the research: 1) What is the concept of faith education in the book Hidayatus Salaikin Fisuluki Maslakil Mutaqqin? 2) what is the concept of taqwa in the book Hidayatus Salikin Fi suluki maslakil mutaqqin? 3) how is the relevance of faith and piety in the perspective of the book Hidayatus Salikin fi suluki maslakil mutaqqin?. From the results of this study we can conclude that the importance of knowledge and piety. Those who have been ordered to believe and fear Allah SWT anytime and anywhere regardless of time and place. because of how and the piety of every human being sometimes has ups and downs, so knowing how to know and determine how to become a servant is included in the category of believing and pious servants. Because a servant who has faith and piety is guaranteed to be happy in this world and in the hereafter.
Early Islam in Nusantara: The First Trace of Islam through the Spices Trade Farid, Muhammad
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The history of the entrance of Islam became the most important and the most obscure event in the discourse of Indonesian history. The authors note two fundamental problems concerning this "Early Islam": terminological problems and geographical problems. By using structural approach and through the procedures of Heuristics, Source Criticism, Interpretation, and Historiography, the study found that Islam came to Banda-Maluku Islands since the first year of Hijri calendar, or between the 7th and 8th century, practiced by the nomadic Muslim travelers in several important cities, Banda and Ternate. Secondly, nutmegs and cloves were the main commodity trade that has captivated Muslim merchants to come to Banda Islands in the early period, thus, it made the region as the gate of Islam entrance in North Indonesia. Finally, the process of Islam institutionalization in the harbor cities such as Banda, Ternate, and Hitu reached its peak in the 13th and 14th century. This was evidenced by the changes of Kolano to Sultanate, the establishment of Islamic Confederation in Hitu and Banda, and the formation of OK (Orang Kaya, literally means “rich people”) “organization”—an organization of the rich people which regulated the trade issues. These findings are considered to make Banda Naira (Maluku) as the "new challenger" in the discourse of Early Islam in Indonesia. Keywords: Early Islam, Spices Trade, Nusantara
Metodologi Sains dan Agama: Pembacaan Kritis terhadap Teori Integrasi Holmes Rolston Abidin, Zainal; Hasib, Kholili
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini didasarkan oleh pemikiran dasar bahwa hubungan sains dan agama bukan hubungan saling berlawanan. Tetapi bisa berkawan. Holmes Rolston, termasuk ilmuan Barat kontemporer yang memiliki dasar pemikiran demikian. Atas dasar itu Holmes mengajukan tesis bahwa, antara teori dalam sains dan teologi dalam agama lebih banyak memiliki kesamaan dari pada perbedaannya. Tesis ini mengandung masalah utama yang akan dikaji yaitu bagaimana suatu teori ilmiyah dan teologi itu dirumuskan. Sejauh ini dalam tradisi sains modern (sains Barat), teori ilmu pengetahuan dan teologi tidak bisa bertemu. Kajian Homes ini sebenarnya masuk ke wilayah basis filsafat ilmu yang menjadi dasar tumbuh berkembangnya suatu teori. Persoalan berikutnya adalah, apakah metolologi yang digunakan dalam sains, baik sains sosial atau sains humaniora itu dapat digunakan dalam penyelidikan agama?. Maka, ada empat masalah pokok yang dibahas oleh Holmes, yaitu Pertama, Teori, Keyakinan dan Pengalaman. Kedua, Model, pola dan paradigma. Ketiga, Objektivitas dan Keterlibatan. Keempat, Logika ilmiah dan agama. Paper ini akan mengkaji empat isu pokok di atas sebaimana tercantum dalam buku Holmes Rolston berjudul ilmu dan agama sebuah survai kritis bab Pertama, metode penyelidikan sains dan agama. Keyword: integrasi, sains, agama, Holmes Rolston
Etika Keilmuan dan Tanggungjawab Sosial: Perspektif Filsafat Ilmu Jaudi, Jaudi
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembahasan pokok tulisan ini tentang korelasi antara etika keilmuan dan filsafat ilmu. Kajian ini didasari oleh pandangan bahwa sumber etika adalah berasal dari agama. Oleh sebab itu, kajian tentang etika – dalam hal ini etika keilmuan – tidak bias sepenuhnya lepas dari diktum-diktum agama. Adapun problematika terkini soal etika adalah, pandangan yang mengkonfrontasi antara etika dan agama. Pandangan problematis ini berasal dari ideologi sekularisme dalam kehidupan keilmuan. Di sisi lain, sering timbul kekhawatiran dikalangan umat manusia karena banyak ilmuwan yang tidak bertanggungjawab dan mengesampingkan moral sehingga banyak kerusakan yang diakibatkan oleh tangan-tangan mereka. Analisis dalam artikel ini menggunakan pendekatan tauhidi dalam cara pandang tentang realitas keilmuan. Dari analisis yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa, etika sebagai bagaian dari cabang ilmu filsafat, dalam pandangan Islam perlu berdiri tegak di atas filsafat Ilmu Islam. Agar menghasilkan suatu produk keilmuan, filsafat ilmu berfungsi sebagai sarana untuk melakukan kerja ilmiah sehingga hasilnya-pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Sebab filsaafat ilmu memiliki tiga tiang penyangga yakni ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Ketiga tiang penyangga itulah yang akan memberikan arahan kepada seorang ilmuwan dalam menghasilkan suatu produk keilmuan. Seorang ilmuwan dalam memproduksi suatu ilmu, selain ia harus mengutamakan segi keilmiahan, ia juga harus memperimbangkan tentang moral atau etika keilmuan yang berdasarkan nilai-nilai agama.
Konsep Ilmu dan Relasinya dengan Teori Kebenaran dalam Perspektif Tafaqquh Fi Al-Din Akbar, Aziz; Al Hamid, Ahmad
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perguruan Tinggi, sebagai lembaga ilmiah, merupakan tempat berbagai macam kegiatan ilmu pengetahuan dalam rangka mengusahakan tercapainya tujuan kegiatan ilmiah. Salah satu kegiatan pokok untuk mengusahakan ilmu pengetahuan tersebut adalah kegiatan perkuliahan. Kegiatan perkuliahan diharapkan dapat mengantar, mendampingi mahasiswa mengusahakan demi tercapainya kejelasan dan kebenaran tentang pokok kajian tertentu. Agar kegiatan ilmiah dalam perkuliahan dapat sampai pada tujuan yang dikehendaki, perlu pemahaman tentang kebenaran ilmiah. Dalam upaya membahas kebenaran ilmiah, tulisan ini terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian ilmu pengetahuan dan kebenaran, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan teori tentang kebenaran. Selanjutnya akan dipaparkan salah satu jenis kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah, sebagai kebenaran yang memang diusahakan dan dijadikan tujuan dalam kegiatan ilmiah. Penjelasansan berikutnya, akan ditempatkan pembahasan kegiatan perkuliahan sebagai kegiatan ilmiah yang mengusahakan tercapainya kejelasan dan kebenaran ilmu pengetahuan. Sedangkan pemaparan materi pada bagian akhir yaitu materi inti yang akan dibahas tentang analisis kritis tentang materi yang telah diuraikan sebelumnya dengan memperhatikan, antara lain; arti penting dan kegunaan dari materi sebelumnya bagi upaya mengembangkan wacana yang sedang dianalisis, kekurangan dan kelebihannya, serta hal-hal baru yang berkaitan dengan kemanusian dan keutamaan yang belum diungkapkan oleh sumber rujukan yang telah dikenal sebelumnya.
Islamic Worldview dan Urgensinya Rika Sartika; Habibah, Alif Rohmah Nur
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022): June
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/adabuna.v1i2.720

Abstract

This article seeks to describe Islam as a worldview as a driving force for change for Muslims, not just a religion that pays attention to creed and ritual issues. As a worldview, Islam has an integrated view of physical and non-physical reality. The method used in this article is an explanatory qualitative method with a generative approach that identifies in detail the urgency of the Islamic Worldview. This article uses an analysis of literature studies by comparing and reviewing several literature such as textbooks, scientific journals, and others related to the Islamic Worldview. The result of this paper is that Islam as a worldview is closely related conceptually to all human activities as social, intellectual, and religious beings which makes faith in God very important and the most important element. The first key is faith, the purity of knowledge from the Qur'an and the transformation of scientific customs then channeled with the senses as well as common sense.
Islam dan Filsafat Ilmu Aswat, Hazarul
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022): June
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/adabuna.v1i2.817

Abstract

Islam is the source of all sources of knowledge that depart from the "premise of faith", or based on thoughts of faith and belief that rely on the Koran revealed by Allah Subhanahu Wa Ta'ala and the Hadith of Rasulullah Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam to distinguish between rights and falsehood and be a clarification and guidance for His people. Knowledge obtained by humans or animals later from science or what is called the philosophy of science. Where did the knowledge come from or through what knowledge was obtained, that is the question of how toriqokh or how to get the knowledge or where did the knowledge obtained by mankind come from. The knowledge possessed by mankind on the face of this earth, all originate from one source, namely Allah Subhanahu Wa Ta'ala through the holy words of the Prophet Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam and there is not the slightest source of knowledge that escapes His knowledge. Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Only a different way or toriqoh that He gave to mankind.
Imam al-Ghazali dan Ilmu Hadits: Beberapa Pernyataan dan Tanggapannya Muhammad Ardiansyah
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022): June
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/adabuna.v1i2.818

Abstract

This paper addresses a theme that is still being discussed to this day.  That is about the authority of Imam al-Ghazali in the science of Hadith. There are debates among al-Ghazali's scholars and reviewers. There are five factors that are the background for the presence of criticism of the Hujjatul Islam. Through this paper the author seeks to position the problem fairly. The author uses qualitative methods with historical analysis, content analysis and comparative analysis. The results of the author's study have several conclusions. First, criticism of al-Ghazali has been going on for a long time, not new today. Second, Some of the criticisms made against al-Ghazali are true. Third, Some of the criticisms are not entirely correct and need to be addressed fairly based on existing data. Fourth, based on this study the author states that al-Ghazali is a scholar who has authority in the science of hadith Dirâyah and Ma'âni al-Hadîts, although it is not known as Muhaddits in Riwâyah among scholars. At least in terms of Dirâyah and understanding of hadith, al-Ghazali is still more authoritative than the scholars of his time, as well as compared to the scholars or hadith reviewers of this era.
Mahabbah Kepada Allah SWT dan Para Makhluk-Nya Suharyanto, Ernaka Heri Putra; Akbar, Aziz
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022): June
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/adabuna.v1i2.827

Abstract

At first glance, the meaning that appears in the minds of some people when reading or hearing the word mahabbah is about wird or reading that causes the potential reader to be loved by the desired target. There is also the meaning of the word mahabbah as a feeling of affection so that it results in ignoring his own interests because he prioritizes the interests of those he loves even at sacrifice. The method used in writing this article is in the form of literature review or based on literature review by reading, understanding and analyzing the necessary reference sources in accordance with mahabbah studies in everyday life.

Page 1 of 4 | Total Record : 40