cover
Contact Name
Mahfur
Contact Email
mahfur.isfa@gmail.com
Phone
+6285869089656
Journal Mail Official
mahfur.isfa@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi Jl. Sriwijaya No.3 Telp. (0285) 421096, Fax.411429 Pekalongan Email : jurnalbenzenaunikal@gmail.com
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Benzena Pharmaceutical Scientific Journal
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : -     EISSN : 29617375     DOI : http://dx.doi.org/10.31941/benzena.v2i01.3065
Benzena Pharmaceutical Scientific Journal adalah jurnal peer-review yang diterbitkan dua kali setahun (Juni dan Desember) oleh Fakultas Farmasi Universitas Pekalongan. Ini tersedia online sebagai sumber akses terbuka dan juga dalam bentuk cetak. Pernyataan ini memperjelas perilaku etis semua pihak yang terlibat dalam tindakan penerbitan artikel di jurnal ini, termasuk penulis, pemimpin redaksi, Dewan Editorial, reviewer, dan penerbit. Pernyataan ini didasarkan pada Pedoman Praktik Terbaik COPE untuk Editor Jurnal. Focus dan scope : Pharmaceutical Technology, Pharmacology and Toxicology, Pharmaceutical Chemistry, Drug Discovery, Pharmacokinetics, Pharmaceutical Biology, Herbal Medicines, Pharmaceutics, Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, Community and Clinical Pharmacy, Pharmaceutical Care.
Articles 81 Documents
UJI SIFAT FISIK SEDIAAN LIPSTRIK EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT MERAH (Eucheuma Cottonii) 10, 30, dan 70% Nashiruddin, Muhamad; Rusmalina, Siska; Assyafiq, Muhammad Isroi
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2089

Abstract

Rumput laut merah (Eucheuma cottonii) merupakan salah satu penghasil karotenoid yaitu β-karoten yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Kandungan β-karoten pada rumput laut dapat mengurangi resiko penyakit kanker dan penuaan. Warna dari rumput laut merah disebabkan karena adanya pigmen fikobiliprotein yaitu fikoeritrin yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami. Adanya kandungan β-karoten dan kandungan pigmen fikoeritrin dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sediaan lipstik yang aman untuk digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasi sediaan lipstik menggunakan rumput laut merah sebagai bahan dasar dalam pembuatan lipstik.Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksperimental dengan bahan utama rumput laut merah. Bahan di bersihkan dan di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebagai pelarut, kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak pekat rumput laut merah. Sediaan lipstik dibuat menjadi 3 formula dengan konsentrasi yaitu F1 (10%), F2 (30%), dan F3 (70%). Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi uji stabilitas lipstik, uji daya oles, uji homogenitas, penentuan pH sediaan, penentuan titik lebur dan uji iritasi. Data hasil uji sifat fisik sediaan dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukan F1 dengan konsentrasi ekstrak  rumput laut merah 10% berwarna putih basis, F2 dengan konsentrasi ekstrak  rumput laut merah 30% berwarna agak kecoklatan, dan F3 dengan konsentrasi ekstrak  rumput laut merah 70% berwarna coklat. Ketiga formula tidak mengalami perubahan warna (stabil) dalam penyimpanan suhu ruang selama 4 minggu dan tidak menimbulkan iritasi, gatal-gatal serta kulit kemerahan pada kulit setelah beberapa jam pengolesan yang dilakukan pada kulit. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian menunjukan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan karakterisasi fisik sediaan lipstik yang baik.
ANALISIS TARTAZINE DALAM MINUMAN KEMASAN YANG BEREDAR DI PASAR WARUNGASEM KABUPATEN BATANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Pangestika, Eka; Khasanah, Kharismatul
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2097

Abstract

Minuman kemasan merupakan minuman yang dikemas dengan beraneka macam kemasan yang langsung bisa diminum atau harus diolah terlebih dahulu. Dalam minuman kemasan mengandung bahan tambahan pangan salah satunya yaitu pewarna yang dapat memperbaiki atau menambah daya tarik suatu makanan. Pewarna dalam minuman kemasan yang sering digunakan salah satunya pewarna sintetis tartrazin. Penggunaan pewarna tartrazin sebagai bahan tambahan pangan memiliki batas maksimum berdasarkan BPOM No 11 Tahun 2019 yaitu 70 mg/kg.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat warna tartrazin dengan menggunakan metode spektrofotometri visible dan untuk mengetahui kadar zat warna tartrazin yang terdapat pada sampel minuman kemasan yang beredar di Pasar Warungasem Kabupaten Batang memenuhi persyaratan yang diizinkan oleh BPOM.Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling yang diperoleh di sekitar Pasar Warungasem Kabupaten Batang yang memiliki warna kuning serta terindikasi menggunakan pewarna tartrazin. Preparasi sampel menggunakan ekstraksi dengan pelarut n-butanol, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan alat spektrofotometer visible.Hasil : Pada penelitian ini dilakukan verifikasi metode terlebih dahulu yaitu dengan melakukan uji kesesuaian sistem, uji linearitas serta LoD dan LoQ dengan hasil nilai RSD 1,64 %, linearitas koefisien korelasi (r) 0,9907, nilai LoD 0,9977 µg/ml dan LoQ 3,0235 µg/ml. Hasil penetapan kadar dari empat sampel yang digunakan menunjukkan untuk sampel A = 101,8 mg/kg, N = 8,2 mg/kg, O = 0 mg/kg dan M = 81,6 mg/kg.Kesimpulan : Kadar dari empat sampel tersebut terdapat 2 sampel di atas batas penggunaan zat pewarna tartrazin sesuai dengan Peraturan BPOM No.11 Tahun 2019 yaitu 70 mg/kg BB dengan kode sampel A dan M.Kata kunci: Tartazine, Minuman Kemasan, Spektrofotometer Visibel
SEDIAAN KRIM PELEMBAB EKSTRAK AIR BUAH SEMANGKA (CIRULLUS LANATUS) Safitri, Nadia Indah; Ermawati, Nur; Oktaviani, Nila
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2101

Abstract

Buah semangka (Citrullus lanatus) merupakan salah satu buah-buahan yangdapat digunakan sebagai pelembab untuk kulit karena mengandung zatkarbohidrat jenis gula-gulaan yaitu sukrosa, glukosa dan fruktosa. Ekstrak airbuah semangka efektif sebagai pelembab pada konsentrasi 30%. Emulgatornonionik (tween 80 dan span 80) dipilih karena sifatnya yang tidak toksiksehingga aman terutama untuk kulit sensitif dan tidak mengiritasi kulit sertadapat menyeimbangkan kerja molekul hidrofil dan lipofil sehingga dapatmenghasilkan sistem emulsi yang stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui karakteristik fisik sediaan krim pelembab eksrak air buah semangka (Citrulllus lanatus) dengan emulgator tween 80 dan span 80. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksperimental dengan bahan utama buahsemangka. Bahan kemudian disari dan diuapakan di thermostat waterbath pada suhu 80°C hingga diperoleh ekstrak kental. Sediaan krim dibuat menjadi 3formula dengan konsentrasi Tween 80-Span 80 yaitu F1 2%, F2 3%, F3 4%. Dilakukan uji sifat fisik pada sediaan (uji organoleptis, iritasi, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas) dan uji stabilitas fisik digunakan denganmetode sentrifugasi. Data hasil uji sifat fisik dan uji stabilitas fisik krimdikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula II dengan kombinasi emulgator tween 80 dan span 80 3% memenuhi persyaratan karakterisasi fisik sediaan krim yang baik sedangkan formula I tidak memenuhi syarat daya sebar yang baik yaitu diperoleh hasil 4,63 cm dan formulaIII tidak memenuhi persyaratan uji viskositas yang baik yaitu diperoleh hasil 49,33 dPa.s. Krim formula II merupakan formula terbaik dilihat dari hasil uji sifatfisikokimia dan iritasi yang memenuhi kriteria sediaan krim.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA KOMBINASI CEFOTAXIM-THIAMFENICOL PADA PASIEN PEDIATRI PENDERITA DEMAM TIFOID DI RAWAT INAP RSU BUDI RAHAYU TAHUN 2016 Prawesti, Mey; Mursiany, Anita; Walid, Muhammad
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2108

Abstract

ABSTRAK Penggunaan terapi antibiotika kombinasi pada pasien pediatri dipertimbangkan dengan alasan untuk memperluas spektrum aktivitas terapi, mendapatkan sinergisme dan mencegah resistensi dimana penggunaan antibiotika kombinasi dengan mekanisme kerja yang berbeda efektif dalam pencegahan resistensi. Pemakaian antibiotika kombinasi cefotaxim- thiamfenikol pada pasien pediatri penderita demam tifoid di rawat inap di RSU Budi Rahayu sebanyak 50% pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotika kombinasi cefotaxim dan thiamfenikol pada pasien pediatri di RSU Budi Rahayu pada tahun 2016.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan rancangan penelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan mengolah data rekam medis pada pasien pediatri yang di rawat inap di RSU Budi Rahayu pada tahun 2016. Kata kunci   :   Antibiotika   kombinasi1, cefotaxim-thiamfenikol2,   pediatri,   demam   tifoid3
REVIEW : PERBEDAAN PELARUT AKUADES DAN ETANOL TERHADAP KADAR BETASIANIN DALAM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV_VIS DAN KCKT (KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI) Afifah, Afifah; Dyaharesti, Niken; Minarsih, Tri
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 01 (2022): BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i01.2143

Abstract

Latar Belakang Buah naga merah merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Tingginya konsumsi buah naga merah, berdampak pada menumpuknya Kulit Buah Naga Merah yang hanya dibuang sebagai sampah, diketahui kulit buah ini mempunyai sumber pewarna alami merah yaitu senyawa betasianin.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut akuades dan etanol yang digunakan untuk ekstraksi kulit buah naga merah terhadap kadar senyawa betasianin dengan metode spektrofotometri UV_Vis dan KCKT.Metode Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan akuades dan pelarut etanol. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh pelarut dan kadar senyawa betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah dianalisis dengan Uji Normalitas dengan interpretasi> 0,05, data berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji T (Independent Sample Test), bila interpretasi <0,05 terdapat pengaruh yang signifikan terhadap data.Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut ekstraksi menggunakan akuades berpengaruh terhadap kadar senyawa betasianin dengan metode spektrofotometri (nilai signifikansi 0,009 <0,05), sedangkan pelarut ekstraksi etanol tidak berpengaruh nyata. Kemudian perbedaan pelarut aquadest dan etanol tidak mempengaruhi kadar senyawa betasianin yang dianalisis dengan metode HPLC, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu> 0,05.Kesimpulan Disimpulkan bahwa perbedaan pelarut aquades dan etanol berpengaruh terhadap kadar senyawa betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah dengan metode spektofotometri UV_Vis, sedangkan analisis betacyanin dengan metode HPLC tidak berpengaruh terhadap kadar betasianin dari ekstrak kulit buah naga merah. ekstrak kulit buah naga merah.Kata Kunci : Kulit Buah Naga Merah, Betasianin, Akuades dan Etanol, Spektrofotometri UV_Vis, KCKT.
PENGARUH KARAGENAN SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP KARAKTER FISIK & KIMIA SEDIAAN GUMMY JELLY EKSTRAK JAHE MERAH Suhesti, Suhesti; Anindhita, Metha Anung
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 02 (2022): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i2.2317

Abstract

 Latar bekalang : Jahe merah mengandung senyawa fenol yang dapat digunakan sebagai immunomodulator dimasa pandemi Covid-19. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan jahe dalam bentuk jamu yang pengkonsumsianya tidak mudah diterima oleh semua kalangan. Oleh karena itu penelitian ini menginovasi jamu kedalam bentuk gummy jelly. Karakteristik terpenting pada gummy jelly terletak pada tekstur. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekstur gummy jelly adalah bahan pembentuk gel yang salah satunya yaitu karagenan.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh karagenan terhadap karakteristik  gummy jelly ekstrak jahe merah dan konsentrasi karagenan yang menghasilkan karakter fisikokimia terbaik.Metode : Sediaan gummy jelly dibuat 3 formula dengan menggunakan karagenan variasi konsentrasi 3%, 4,5%, dan 6%. Data diperoleh dari mengumpulkan hasil pengujian fisikokimia gummy jelly yang meliputi uji organoleptis, pH, kadar air, hedonik dan stabilitas. Data dianalisis secara deskriptif dan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dilanjut dengan uji Tukey HSD taraf 5%.Hasil : Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan karagenan berpengaruh terhadap kadar air (P<0,05) namun tidak berpengaruh terhadap nilai pH (p>0,05) gummy jelly ekstrak jahe merah. Semakin tinggi konsentrasi karagenan akan menurunkan kadar air. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa karagenan berpengaruh terhadap tekstur. Semakin tinggi kadar air pada gummy jelly maka tekstur akan semakin kenyal.Kesimpulan : Karagenan berpengaruh terhadap karakteristik gummy jelly ekstrak jahe merah yang meliputi kadar air dan tekstur. Namun tidak berpengaruh terhadap organoleptis warna, aroma, rasa, nilai pH dan stabilitas penyimpanan. Hasil uji sifat fisikokimia telah memenuhi syarat. Formula terbaik yaitu formula 1 dengan konsentrasi karagenan 3%. Kata kunci: jahe merah, karagenan, gummy jelly, karakter fisikokimia.
Pengaruh Carbopol 940 Sebagai Gelling Agent Terhadap Karakteristik Fisikokimia Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Melon Oranye (Cucumis melo L.) Alatas, Aisyah; Anindhita, Metha Anung
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 02 (2022): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i2.2326

Abstract

Kulit buah melon oranye (Cucumis melo L.) memiliki kandungan flavonoid, fenol, tannin dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat melindungi wajah dari radikal bebas. Bentuk masker gel peel-off dipilih dalam formulasi untuk mempermudah penggunaan, dan mampu memberikan pelepasan zat aktif yang lebih baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik masker gel peel-off adalah bahan pembentuk gel. Bahan pembentuk gel yang digunakan adalah Carbopol 940. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan Carbopol 940 terhadap karakteristik masker gel peel-off ekstrak kulit buah melon. Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental, dimana variabel bebas yang digunakan yaitu jenis dan jumlah gelling agent yaitu carbopol 940 dengan konsentrasi 0,5% (FI), 0,75% (FII) dan 1% (FIII). Metode ekstraksi yang digunakan maserasi dengan pelarut metanol. Parameter yang diuji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, waktu sediaan mengering, viskositas dan stabilitas. Analisis data secara deskriptif menggunakan analisis ragam ANOVA (Analysis of Variance) One Way. Hasil pengujian sifat fisik menunjukkan bahwa sediaan FI, FII dan FIII memenuhi syarat pengujian organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, daya sebar, waktu mengering, serta stabilitas. FI memiliki penyebaran gel yang baik sehingga absorbsi obat optimal, bentuk sediaan agak kental sesuai dengan syarat masker gel peel-off. Berdasarkan hasil analisis dengan metode One Way ANOVA dan uji Post Hoc Tukey HSD menunjukkan variasi gelling agent carbopol 940 berpengaruh terhadap pengujian pH, viskositas, daya sebar dan waktu sediaan mengering (P<0,05). FI dengan konsentrasi carbopol 940 0,5% memenuhi kriteria masker gel peel-off yang paling baik dan stabil pada pengujian stabilitas
FORMULASI SABUN CAIR MINYAK DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI HYDROXYETHYL CELLULOSA (HEC) Riyah, Hanna; Rochman, M Fatchur
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 02 (2022): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i2.2327

Abstract

Latar belakang : Minyak atsiri daun nilam memiliki kandungan senyawa patchouli alcohol yang memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococus aureus penyebab infeksi kulit pada manusia. Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri dikulit manusia adalah dengan menggunakan sabun antibakteri.  Dalam pembuatan sabun mandi cair, pengental merupakan salah satu komposisi yang dapat mempengaruhi mutu sediaan. HEC dibedakan dengan selulosa lainnya berdasarkan atom hidrogen pada gugus hidroksil selulosa, digantikan hidroksietil yang memberikan kemampuan untuk larut dalam air.Tujuan : untuk mengetahui mutu fisik sabun mandi cair minyak atsiri daun nilam berdasarkan variasi konsentrasi HEC.    Metode : Sabun mandi cair dibuat dengan reaksi saponifikasi antara asam lemak dan alkali, dengan penambahan variasi konsentrasi HEC yaitu F1 (1%); F2(2%) dan F3(3%). Evaluasi karakteristik meliputi organoleptik, pH, homogenitas viskositas, dan stabilitas busaHasil : Berdasarkan penelitian sabun mandi cair minyak atsiri daun nilam dengan variasi konsentrasi HEC sebagai pengental memiliki hasil uji organoleptik dan homogenitas yang menghasilkan tekstur cukup kental (tidak cair), warna kuning pucat, aroma khas nilam, dan homogen. pH yang dihasilkan yaitu F1 8,41; F2 8,19 dan F3 8,11. Stabilitas busa yang dihasilkan yaitu F1 99,84%; F2 96,61% dan 99,52%. Konsentrasi HEC menghasilkan peningkatan nilai viskositas yaitu F1 690 cPs, F2 843 cPs dan F3 1060 cPs. Berdasarkan hasil uji viskositas, pH, dan stabilitas busa memenuhi persyaratan.Kesimpulan : HEC sebagai pengental pada konsentrasi 1 % menghasilkan formula yang terbaik dari semua parameter yang diujikan.        Kata kunci: Sabun mandi cair, Minyak atsiri daun nilam, HEC.  
FORMULASI SABUN CAIR MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (POGOSTEMON CALBIN BENTH) DENGAN VARIASI KONSENTRASI XANTHAN GUM Fibety, Olda; Rochman, M. Fatchur
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 2 No 02 (2023): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v2i02.2329

Abstract

Latar belakang : Minyak atsiri daun nilam mempunyai kandungan senyawa patchouli alcohol yang memiliki daya antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus dan E.coli. Dalam pembuatan sabun cair, pengental merupakan salah satu komposisi yang dapat mempengaruhi mutu sediaan. Pengental adalah suatau bahan yang bila ditambahkan kedalam campuran air dapat meningkatkan viskositas dan biasanya digunakan dalam sabun mandi cair. Xanthan gum merupakan biopolymer yang memiliki sifat hidrofilik sehingga mudah larut dalam air dingin dan air panas. Tetapi tidak larut dalam kebanyakan pelarut organikTujuan : Untuk mengetahui karakteristik fisik yang baik pada sabun cair minyak atsiri daun nilam dengan variasi konsentrasi xanthan gum sebagai pengental.Metode : Sabun mandi cair dibuat dengan cara reaksi saponifikasi antara asam lemak dan alkali, denan penambahan variasi konsentrasi xanthan gum yaitu F1 (0,5%); F2 (1%) dan F3 (1,5%). Evaluasi karakteristik meliputi organoleptik, pH, homogenitas, viskositas dan stabilitas busa.Hasil : Berdasarkan hasil penelitian sabun mandi cair minyak atsiri daun nilam dengan variasi konsentrasi xanthan gum sebagai pengental memiliki hasil uji organoleptic dan homogenitas yang menghasilkan tekstur cukup kental, warna kuning pucat, aroma khas minyak nilam dan homogen. pH yang di dapatkan adalah F1: 8,21; F2: 8,08; F3: 8,11. Stabilitas busa yang di dapatkan adalah F1: 86,77%; F2: 78,12%; F3: 75,88%. Konsentrasi xanthan gum ada peningkatan yang di dapatkan adalah F1: 390 cp; F2: 760 cp; F3: 446,66 cp. Berdasarkan hasil uji yang di dapat F2 dan F3 memenuhi syarat.Kesimpulan : Xanthan gum sebagai pengental pada konsentrasi 3% menghasilkan formula yang terbaik dari semua parameter yang diujikan Kata kunci: Minyak atsiri daun nilam, Sabun mandi cair, Xanthan gum
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS KEDUNGWUNI II Stania, Robina Ayu; Desiani, Ekanita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 02 (2022): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i2.2343

Abstract

Anemia pada ibu hamil disebabkan karena meningkatnya volume plasma dalam darah dan defisiensi zat besi. Pada ibu hamil konsumsi zat besi digunakan sebagai salah satu upaya penanggulangan kekurangan zat besi. Dimana cakupan ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan karena pada masa tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi. Ibu hamil yang belum paham tentang pentingnya tingkat pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang akan berdampak pada ibu dan juga janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Kedungwuni II.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berjumlah 67 orang sampel yang diambil dengan menggunakan purposive sampling dimana jumlah sampel diambil secara pertimbangan. Data yang diperoleh yaitu dengan membagikan kuesioner yang telah tervalidasi dan di uji reliabilitas oleh peneliti sebelumnya kemudian kuesioner tersebut diisi langsung oleh responden. Analisis data yang dilakukan berupa analisis unvariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu hamil tentang zat besi dengan kategori baik (86,6%), dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori patuh (62,7%). Sedangkan pengetahuan ibu hamil dengan kategori kurang baik (13,4%), dan kepatuhan ibu hamil dengan kategori tidak patuh (37,3%). Kesimpulan pada penelitian ini bahwa didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Kedungwuni II dengan hasil p = 0.001.