cover
Contact Name
Muhammad Syamsussabri
Contact Email
syamsussabri.ununtb@gmail.com
Phone
+6285205033979
Journal Mail Official
medika.ununtb@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pendidikan No. 06, Dasan Agung Baru, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
ISSN : 27755398     EISSN : 30320011     DOI : https://doi.org/10.69503/medika
Core Subject : Health, Science,
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan focuses on the study of health sciences. This journal publication aims to disseminate conceptual ideas and research results in the health sector. Any interested author can submit their manuscript in English or Indonesian.
Articles 65 Documents
Studi Penggunaan Analgesia Multimodal Intra Anestesi Pada Pasien Bedah Orthopedi Septian, Ristiva Arzaq Nur; Nuryanti, Aprilia
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1005

Abstract

Nyeri pada patah tulang dapat terjadi karena cedera, beberapa retakan terjadi secara opsional pada siklus penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan retakan neurotik. Sensasi nyeri timbul karena adanya rangsangan trauma atau stimulasi kimia, termal, dan mekanis yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Berdasarkan patofisiologi nyeri maka kontrol yang baik dikaitkan dengan morbditas serta mortilitas yang lebih rendah. Analgesia multimodal telah menjadi pilihan manajemen nyeri yang lebih disukai dalam prosedur ortopedi dengan memanfaatkan lebih dari satu cara untuk mengatasi nyeri pasca bedah. Penelitian ini berupa studi kasus yang cenderung memperhatikan kajian farmakologi penatalaksanaan analgesia multimodal yang diberikan dan respon hemodinamik yang ditunjukkan. Analgesia multimodal didasarkan pada prinsip bahwa menggabungkan analgesik dengan berbagai mode akan menghasilkan pengendalian nyeri yang lebih baik dan lebih minimal efek samping melalui penghematan opioid. Upaya analgesia multimodal telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mencapai pengendalian nyeri yang memadai dan mengurangi penggunaan opioid.
Pengaruh Konseling Informasi Edukasi (KIE) Tentang MP-ASI Terhadap Perubahan Berat Badan Pada Baduta Stunting Usia 6-24 Bulan di UPTD Puskesmas Arjasa Jember Supriyati, Supriyati; Ilmiah, Widia Shofa
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1007

Abstract

Stunting merupakan isu kekurangan nutrisi jangka panjang yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam periode waktu yang cukup lama karena makanan yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan gizi yang tepat. Nutrisi yang sesuai tentunya akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi secara maksimal. Sejak memasuki usia 6 bulan, bayi memerlukan asupan gizi yang lebih, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus dalam hal pemberian makanan pendukung ASI (MP-ASI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling informasi edukasi tentang MP-ASI terhadap perubahan berat badan pada Baduta stunting usia 6–24 bulan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang mengumpulkan data secara cross-sectional. Lokasi penelitian berada di area kerja Puskesmas Arjasa, Jember. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari hingga Maret tahun 2025 di Puskesmas Arjasa. Populasi dan sampel yang dianalisis dalam studi ini terdiri dari 20 bayi yang mengalami stunting. Uji yang diterapkan adalah uji Mann-Whitney Test dengan analisis univariat dan multivariat. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan nilai U = 12,000, Z = -3,464, dan p = 0,001 (p < 0,05), yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan dalam pemberian KIE tentang MP-ASI terhadap perubahan berat badan pada baduta stunting usia 6-24 bulan Di UPTD Puskesmas Arjasa, Jember.
Analisis Hasil Skrining Kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM) terhadap Status Kebugaran Karyawan di Puskesmas Penjaringan Sasraningrat, R Muh Ihsan
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1008

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman kesehatan global yang terus meningkat, menyumbang 74% kematian di dunia dan berdampak pada produktivitas tenaga kerja, termasuk di Indonesia. Karyawan institusi kesehatan seperti Puskesmas memiliki risiko tinggi terhadap PTM akibat beban kerja dan gaya hidup, bahkan berisiko 1,5 kali lebih tinggi dibanding populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil skrining kesehatan PTM dengan status kebugaran karyawan di Puskesmas Penjaringan. Menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional, penelitian ini melibatkan 91 dari 112 karyawan (ASN dan Non-ASN) yang telah menjalani skrining dan pengukuran kebugaran. Data sekunder tahun 2024 digunakan untuk analisis.Hasil menunjukkan bahwa status gizi berhubungan signifikan dengan kebugaran jasmani (p = 0,021), dengan individu bergizi tidak normal memiliki risiko 3,83 kali lebih besar mengalami kebugaran tidak baik. Sebanyak 88,5% karyawan dengan status gizi tidak normal terbukti memiliki kebugaran rendah. Interaksi antara jenis kelamin dan status gizi merupakan faktor paling signifikan yang memengaruhi kebugaran (p = 0,018; OR = 33,127), mengindikasikan pentingnya pendekatan berbasis gender. Sementara itu, tekanan darah dan gula darah sewaktu tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap kebugaran (p = 0,677 dan p = 1,000), serta usia dan status kepegawaian tidak terbukti sebagai confounder. Kesimpulannya, status gizi dan interaksi gender-gizi merupakan indikator utama kebugaran. Disarankan integrasi lintas program untuk skrining berkelanjutan, konseling, rujukan, dan pengembangan "rapor kesehatan karyawan" berbasis mobile.
Sistematic Literature Review: Pertimbangan Teknik Anestesi Pada Hip Surgery Lawryna, Therresia Agnes; Sudarmono, Andang
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1010

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji berbagai teknik anestesi yang dapat digunakan dalam pembedahan pinggul. Fokus penelitian ini adalah berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan teknik anestesi pada pembedahan pinggul. Data ilmiah yang relevan dengan tujuan penelitian dikumpulkan, dievaluasi, dan disintesis melalui metode Sistematic Literature Review (SLR). Penelitian ini juga memaparkan hasil temuan peneliti di Rumah Sakit yang disesuaikan dengan topik pembahasan. Kesimpulan yang didapatkan adalah neuraksial anestesi menjadi teknik yang banyak digunakan dalam pembedahan pinggul karena memberikan kontrol nyeri yang efektif dan menurunkan risiko komplikasi respiratori namun perlu diperhatikan bahwa teknik anestesi harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien, durasi operasi, dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Hubungan Usia dan Lama Puasa dengan Kejadian Hipotensi Pada Pasien dengan Anestesi Spinal di RSUD Kardinah Tegal Alfarizi, M Rizqy Diaz; Sukmaningtyas, Wilis; Safitri, Maya
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1014

Abstract

Hypotension is the most common complication that occurs following spinal anesthesia and can be influenced by various factors, including age and the duration of preoperative fasting. Untreated hypotension may lead to decreased tissue perfusion, reduced consciousness, organ ischemia, and even shock. This study aims to determine the relationship between age and fasting duration with the incidence of hypotension in patients undergoing spinal anesthesia at Kardinah Regional Hospital, Tegal. A quantitative approach was employed using a descriptive correlational design with a cross-sectional method. A total of 98 respondents were selected through purposive sampling. Data were collected using observation sheets and analyzed using the Chi-Square test. The results showed that the majority of respondents were in the 46–55 year age group (43.9%) and had fasted for more than 8 hours (58.2%). A total of 64.3% of respondents experienced hypotension after spinal anesthesia. Statistical analysis revealed a significant relationship between age and the incidence of hypotension (p = 0.000), as well as between fasting duration and the incidence of hypotension (p = 0.000). It can be concluded that the older the patient and the longer the fasting duration, the higher the risk of developing hypotension.
Studi Fenomenologis Transformasi Digital dan Dampak Sosial Budaya di Laboratorium Kesehatan Klinik Suhardin, Mien Asrha; Adam, Arlin; Alim, Andi
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1023

Abstract

Transformasi digital di sektor kesehatan telah membawa perubahan besar tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga pada dinamika sosial dan budaya kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif tenaga laboratorium dalam menghadapi peralihan dari sistem manual ke sistem digital di Laboratorium Klinik RSJPD Oputa Yi Koo, Kota Kendari. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif-fenomenologis. Informan dipilih secara purposive, yaitu empat tenaga laboratorium yang telah mengalami masa transisi digital dan terlibat aktif dalam penerapannya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi meningkatkan efisiensi kerja, mempercepat proses pengolahan data, dan mempermudah integrasi informasi. Namun, proses ini juga menimbulkan tantangan, seperti kecemasan teknologi (tech anxiety), gangguan teknis sistem, dan penurunan intensitas interaksi sosial. Perubahan budaya kerja juga tampak dari bergesernya pola kerja yang sebelumnya fleksibel menjadi lebih kaku dan terdokumentasi secara sistemik. Fenomena ini mencerminkan bahwa transformasi digital tidak hanya bersifat prosedural, melainkan juga struktural dan kultural. Oleh karena itu, keberhasilan digitalisasi sangat bergantung pada kesiapan psikologis, sosial, dan kompetensi adaptif tenaga kerja. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pendekatan humanistik dalam manajemen perubahan digital di institusi kesehatan.
Hubungan Konsumsi Ultra Processed Food (UPF) Dengan Status Gizi pada Siswa Kelas XI Jurusan IPC di SMAN 1 Kadugede Tahun 2025 Cahyani, Mila
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1026

Abstract

Perubahan pola makan yang terjadi secara global telah memicu peningkatan konsumsi makanan Ultra Processed Food (UPF). Gaya hidup modern yang semakin praktis turut mendorong kecenderungan masyarakat, termasuk remaja untuk lebih sering mengonsumsi jenis makanan seperti UPF. Remaja termasuk kelompok usia yang cukup rawan mengalami masalah gizi, karena berada pada fase pertumbuhan yang pesat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi UPF dengan status gizi pada siswa kelas XI Jurusan Ilmu Pengetahuan Campuan (IPC) di SMAN 1 Kadugede. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Mei 2025. Data dikumpulkan melalui cara mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, serta kuesioner SQ-FFQ untuk satu bulan terakhir. Hasil pada penelitian ini yang dilakukan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat konsumsi Ultra Processed Food (UPF) dengan status gizi siswa kelas XI jurusan IPC di SMAN 1 Kadugede dengan P-value 0,001. Semakin tinggi tingkat konsumsi UPF semakin besar pula proporsi remaja yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
Hubungan Durasi Operasi terhadap Kejadian Waktu Pulih Sadar Pasien Pasca Anestesi Umum di Ruang Pemulihan RSUD Dr. Soedirman Kebumen Giffari, Aidil; Yudha, Magenda Bisma; Triana, Noor Yunida
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1028

Abstract

Anestesi umum merupakan prosedur yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan nyeri secara sentral, diperlukan untuk kenyamanan pasien selama pembedahan. Salah satu komplikasi yang kerap terjadi pasca anestesi umum adalah keterlambatan pulih sadar, yang dapat meningkatkan risiko gangguan jalan napas, hipoksemia, hingga komplikasi neurologis. Durasi operasi menjadi salah satu faktor yang diduga mempengaruhi waktu pemulihan kesadaran. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel sebanyak 90 pasien pasca operasi dengan anestesi umum di ruang pemulihan RSUD dr. Soedirman Kebumen diambil menggunakan teknik consecutive sampling sesuai kriteria inklusi. Variabel independen adalah durasi operasi (≤60 menit dan > 60 menit), sedangkan variabel dependen adalah waktu pulih sadar (≤ 15 menit dan >15 menit) yang diukur menggunakan lembar observasi Aldrete Score. Analisis data dilakukan dengan uji Fisher’s Exact Test (p < 0,05). Mayoritas pasien menjalani operasi singkat ≤60 menit (61,1%) dan mengalami pulih sadar cepat ≤ 15 menit (56,7%). Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara durasi operasi dengan kejadian waktu pulih sadar (p = 0,000), di mana operasi dengan durasi > 60 menit cenderung meningkatkan risiko pemanjangan waktu pulih sadar. Durasi operasi berhubungan signifikan dengan waktu pulih sadar pasien pasca anestesi umum. Disarankan tenaga anestesi mempertimbangkan durasi pembedahan dalam perencanaan anestesi dan melakukan pemantauan ketat pada pasien dengan operasi berdurasi panjang untuk meminimalkan risiko keterlambatan pulih sadar.
Evaluasi Program Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Lampaseh Kota Banda Aceh Ramadhani, Putri Nur; Bella, Natha; Wartini, Sari; Fahdhienie, Farrah; Maidar, Maidar
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1042

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Puskesmas sebagai layanan kesehatan primer memiliki peran penting dalam pengendalian hipertensi melalui deteksi dini, pengobatan, dan edukasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program penanggulangan hipertensi di Puskesmas Lampaseh, Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan penanggung jawab program, observasi fasilitas, serta analisis data sekunder tahun 2022–2024. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program hipertensi di Puskesmas Lampaseh telah berjalan cukup baik. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan secara rutin, dan distribusi obat antihipertensi seperti Amlodipin dan Captopril sebagian besar berjalan lancar, meskipun terdapat kendala keterlambatan distribusi pada tahun 2023. Jumlah pasien hipertensi mengalami fluktuasi dari 442 pasien pada tahun 2022 menjadi 406 pasien pada 2023, dan menurun menjadi 404 pada tahun 2024. Edukasi kepada pasien mengenai kepatuhan minum obat dan perubahan gaya hidup terus ditingkatkan. Namun, masih diperlukan penguatan kapasitas layanan dan komunikasi dengan pasien untuk meningkatkan efektivitas program. Pelaksanaan program hipertensi di Puskesmas Lampaseh cukup efektif, namun masih memerlukan perbaikan dalam hal distribusi obat dan edukasi berkelanjutan. Peningkatan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan keterlibatan aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai pengendalian hipertensi yang optimal.
Pengaruh Leader-Member Exchange (LMX) Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Work Engagement di Rumah Sakit X Munsir, Noviani; Niartiningsih, Andi
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 2 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i2.1051

Abstract

Leader-Member Exchange dan work engagement merupakan dua faktor penting yang saling berkaitan dalam menentukan pencapaian kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Leader-Member Exchange (LMX) terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit X dengan work engagement sebagai variabel mediasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, melibatkan 157 karyawan sebagai responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh langsung leader-member exchange terhadap kinerja karyawan dengan Koefisien Jalur sebesar 0.126, pengaruh langsung leader-member exhange terhadap work engagement dengan Koefisien Jalur sebesar 0.431, pengaruh tidak langsung leader-member exhcange terhadap kinerja karyawan melalui work engagement dengan Koefisien Jalur sebesar 0.238 dan jalur yang paling efektif adalah work engagement terhadap kinerja karyawan sebesar Koefisien Jalur 0.553 Disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit agar lebih menanggapi dan memberi dukungan terhadap bawahannya agar terciptanya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan sehingga bawahan sehingga mampu mengembangkan sikap positif yang dimiliki dalam bekerja.