cover
Contact Name
Ken Siwi
Contact Email
jarfismu@um-surabaya.ac.id
Phone
+6281259305093
Journal Mail Official
kensiwi@um-surabaya.ac.id
Editorial Address
Jl.Raya Sutorejo No.59, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah
ISSN : -     EISSN : 28290968     DOI : https://doi.org/10.30651/jar.v2i2
urnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU) adalah jurnal keilmuan fisioterapi yang diterbitkan oleh Prodi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. JarFisMU terinspirasi dari nama artificial intelegent dari film Iron Man, yang merupakan terobosan teknologi untuk mempermudah kehidupan manusia. Kami memiliki harapan agar jurnal ilmiah fisioterapi JarFisMU ini mampu berkontribusi untuk meningkatkan derajat kesehatan gerak pada pembacanya. JarFisMU berisi laporan research report, case review, maupun literature review dari bidang keilmuan fisioterapi, yaitu rumpun keilmuan praktis fisioterapi, modalitas fisioterapi, assesment-pemeriksaan dan edukasi, dalam ranah promotif-preventif-kuratif dan rehabilitatif. Setiap konten yang diterbitkan akan diseleksi dengan memperhatikan aspek kebaruan (novelty), keaslian (originality) dan aplikasi (usability). JarFisMU akan terbit sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Naskah yang akan diterbitkan di JarFisMU akan melalui proses review oleh dua orang reviewer yang pemilihannya ditentukan oleh editor. Naskah yang diterima untuk dipublikasikan adalah naskah yang telah diedit tata bahasa, tanda baca, gaya cetak dan formatnya menyesuaikan dengan kebijakan yang dimiliki oleh JarFisMU dan akan diterbitkan baik secara online maupun cetak.
Articles 88 Documents
KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ANALISA NYERI OTOT PADA PENYINTAS COVID-19 Siwi, Ken; Sameeh Abu Hilail, Hamzah
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21727

Abstract

Latar Belakang : Sejak wabah pandemi Covid-19 telah terjadi ledakan kasus infeksi di seluruh dunia yang signifikan dan memiliki efek sistemik pada berbagai organ-organ tubuh termasuk otot. Kerusakan otot yang dapat terjadi pada pasien Covid-19 mencakup berbagai tingkat keparahan, dari nyeri otot ringan hingga kondisi miopati yang parah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik individu dan analisa nyeri otot pada penyintas Covid-19. Metode : penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah penyintas Covid-19 yang memiliki keluhan nyeri otot dibeberapa bagian tubuhnya sejak terkonfirmasi Covid-19 hingga sudah sembuh dengan jumlah sampel sebanyak 456 orang yang berada di Indonesia dan Palestina. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data primer melalui kuesioner google form yang bisa diakses dan diisi oleh responden. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan Microsoft Office Excel untuk melihat distribusi penyakit penyerta, gejala, tingkat keparahan dari lokasi isolasi, kelemahan tubuh, timbulnya nyeri dan kebiasaan olahraga. Hasil : Penyintas Covid-19 yang memiliki keluhan nyeri otot pada beberapa bagian tubuhnya sebagian besar masuk dalam kategori berat badan berlebih dan tidak memiliki penyakit penyerta. Pada saat terkonfirmasi positif Covid-19 sebagian besar responden bergejala dan melakukan isolasi mandiri dirumah. Pasca sembuh dari Covid-19 sebagian besar responden merasakan tubuhnya menjadi melemah serta mudah lelah, dan didapati bahwa hampir seluruh responden tidak rajin melakukan olahraga. Kesimpulan : Terdapat berbagai karakteristik penyintas Covid-19 dengan keluhan nyeri otot.
EFEKTIFITAS PLAY EXERCISE DAN AKTIFITAS FISIK PADA ANAK STUNTING Rakasiwi, Andung Maheswara; Hermawan, Agung; Susanti, Nur; Adrianus, Philipus
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21728

Abstract

Latar Belakang : Stunting di Indonesia menjadi konsen pada isu Kesehatan saat ini. Dampak dari stunting akan mengganggu tumbuh kembang anak. Hal ini sangat membahayakan untuk generasi yang selanjutnya. Stunting di wilayah kabupaten Pekalongan merupakan salah satu stunting yang masih menjadi perhatian pemerintah daerah. Stunting dapat dicegah dan juga ditangani dengan langkah Kesehatan yang tepat, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah aktivitas fisik dan play exercise dalam penanganan anak stunting. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas play exercise dan aktivitasa fisik pada perkembangan anak stunting. Metode : Desain penelitian ini berupa kualitatif dengan eksperimental. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia 6 – 59 bulan di wilayah puskesmas karanganyar Kabupaten Pekalongan. Pengambilan sampel pada penelitian ini sejumlah 30 anak dengan kategori masuk dalam kriteria stunting, dimana dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan umur untuk menentukan IMT. Hasil : uji beda dengan paired sample t-test terdapat hasil signifikan dengan nilai p<0,05 hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pada berat badan anak sehingga indikator bahwa terdapat peningkatan asupan makanan yang diberikan dapat menurunkan kriteria anak stunting.. Kesimpulan : intervensi fisioterapi dengan pendekatan play exercise dan aktivitas fisik efektif pada anak stunting dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan.
ANALISIS EFEKTIVITAS HUKUM KEWENANGAN FISIOTERAPI DALAM PELAYANAN HOME CARE Handayani, Yuniar; Siwi, Ken
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21729

Abstract

Latar Belakang : Kewenangan fisioterapi dalam pelayanan Home Care merupakan fondasi penting untuk memberikan pelayanan yang efektif dan berkelanjutan. Meskipun beberapa regulasi dan undang-undang telah ada, tantangan nyata muncul dalam memastikan bahwa kewenangan fisioterapi dapat diimplementasikan secara efektif di konteks Home Care. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap efektivitas hukum yang mengatur kewenangan fisioterapi dalam pelayanan Home Care. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pendekatan yuridis sosiologis. Penelitian ini dilaksanakan di Palembang dan Surabaya dengan jumlah responden sebanyak 25 fisioterapis yang melakukan pelayanan homecare. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner kemudian dianalisa dengan distribusi frekuensi analisis. Hasil : Hasil penelitian ini dapat diinterpresentasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan efektivitas hukum pelaksanaan kewenangan fisioterapis adalah efektif. Kesimpulan : Efektivitas hukum pelaksanaan kewenangan fisioterapis dalam pelayanan homecare di Surabaya dan Palembang adalah efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Efektifnya pelaksanaan assesmen fisioterapi. 2) Efektifnya pelaksanaan diagnosis fisioterapi. 3) Efektifnya pelaksanaan perencanaan intervensi fisioterapi. 4) Efektifnya pelaksanaan intervensi fisioterapi. 5) Efektifnya pelaksanaan evaluasi fisioterapi.
PENGARUH PEMBERIAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN STRETCHING PLANTAR FASCIA PADA PENDERITA FACIITIS PLANTARIS DI RSUD DR. HARJONO S PONOROGO Muhammad, Irfan; Budi Rahayu, Umi; Kingkinnarti
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21730

Abstract

Latar Belakang : Plantar fasciitis adalah degenarasi fasia plantar akibat robekan mikro yang berulang pada fascia yang menyebabkan reaksi inflamasi. Faktor resiko yang berhubungan dengan plantar fasciitis adalah indeks massa tubuh yang tinggi pada 45% dan 85% pasien yang menderita plantar faciitis dikarenakan calcaneal spur. Adanya kelainan bentuk kaki cavus (high arch) dapat mengakibatkan kontraktur pada fascia plantar dan deformitas yang menetap, adanya perubahan inflamasi pada plantar fascia akhirnya menimbulkan jaringan parut pada plantar fascia, sehingga dapat menyebab plantar faciitis. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi ultrasound dan stretching plantar fascia pada penderita faciitis plantaris. Metode : penelitian ini menggunakan studi case report. Pasien diberikan intervensi ultrasound dan stretching pada plantar fascia selama 2 minggu 3 kali pertemuan dengan dosis: duty factor 100%, tipe continous. Intensitas 0,6-1 w/cm2, frekuensi 3Mhz dengan waktu 2 menit dan dosis stretching pada plantar fascia dilakukan setiap hari 3 set 8 repetisi selama 5 menit. Hasil : pemberian intervensi ultrasound dan stretching pada fascia plantaris berpengaruh dalam menurunkan intensitas rasa nyeri, peningkatan fleksibilitas dan meningkatkan aktivitas fungsional. Kesimpulan : pada penderita faciitis plantaris pemberian intervensi ultrasound dan stretching pada fascia plantaris didapatkan penurunan intensitas rasa nyeri, peningkatan fleksibilitas dan peningkatan aktivitas fungsional, sehingga intervensi ini efektif untuk mengatasi faciitis plantaris yang disebabkan oleh calcaneal spur dan high arcus.
PENGARUH MODALITAS TENS DAN PELVIC TILTING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH Gerhanawati, Ifa; Siwi, Ken
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21737

Abstract

Latar Belakang : Low Back Pain dapat menurunkan tingkat produktivitas kerja, 80% dari populasi dunia pernah mengalami Low back pain, terutama usia 30 sampai 50 tahun. Amerika Serikat mengeluarkan dana sebesar 15 juta dolar per tahun untuk mengatasi problematik nyeri akibat Low Back Pain. Penyebab Low back Pain sangat banyak di antaranya adalah trauma. Trauma yang menyebabkan pergeseran tulang vertebra lumbal ke arah depan yang disebut Spondylolithesis akan menyebabkan seseorang mengeluh nyeri dalam menggerakan punggungnya yang mengalami trauma juga dapat menimbulkan spasme otot punggung bawah dan keterbatasan gerak sendi lumbosakral.Dengan mengurangi nyeri dan spasme otot lumbal dapat membuat tubuh lebih mudah dalam melakukan suatu gerakan dengan nyaman dan mencegah cedera serta meningkatkan lingkup gerak sendi.pemberian Tens dan latihan pelvic tilting. Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian TENS dan latihan pelvic tilting terhadap penurunan nyeri otot punggung bawah. nyeri punggung bawah di ukur dengan VAS(visual analog scale). Metode : penelitian eksperimental lapangan subyek wanita usia 30-50 tahun. menggunakan rancangan pre test – post test grup design. Variabel penelitian ini menggunkan variabel bebas dengan latihan knee to chest dan pelvic tilting, sedangkan variabel terikat yaitu nyeri lumbal. Hasil : uji bebas kelompok 1 VAS (p=0,007) MST (p=0,007), Kelompok 2 VAS (p=0,017) MST (p=0,002), Kelompok 3 VAS (p=0,000) MST (p=0,005), uji beda antar kelompok K1-K2 VAS (p=0,516) MST (p=0,600), K1-K3 VAS (p=0,011) MST (p=0,056), K2-K3 VAS (p=0,003) MST (P=0,014). Kesimpulan : Dari ketiga kelompok tersebut hasil yang diperoleh bahwa untuk kelompok dengan aplikasi TENS latihan pelvic tilting sangat berpengaruh dibandingkan dengan melakukan salah satu saja latihan gerakan tersebut.
STUDI DESKRIPTIF PERMASALAHAN GERAK DAN FUNGSI PADA WANITA MENOPAUSE Faj'ri Romadhona, Nurul; Fauziah, Enny; Khairunnisa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21738

Abstract

Latar Belakang : Menopause dipicu oleh perubahan kadar hormon (estrogen dan progesteron). Penurunan tingkat sirkulasi estrogen menginduksi sindrom pramenopause, yang meliputi tanda, gejala, dan perubahan fisiologis yang terkait dengan menopause. Hot flashes (gelombang panas yang menjalar dari dada ke wajah), keringat malam, kekeringan vagina, inkontinensia urin, dan ketidakteraturan siklus menstruasi adalah beberapa gejala fisik yang mungkin menyertai menopause. Gejala menopause dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan dapat berlangsung dalam waktu singkat atau lama. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui permasalahan gerak dan fungsi yang dihadapi oleh wanita menopause. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan observasional, dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Teknik pengambilan sampel sejumlah 45 wanita menopause di lima wilayah kota di Indonesia.. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan wanita mengalami menopause sebagian besar pada usia 52-60 tahun. Terdapat permasalahan gerak dan fungsi sebagian besar terjadi pada wanita dengan keluhan nyeri pada sendi-sendi dan otot. Kesimpulan : Fase menopause mengakibatkan terjadinya perubahan emosional pada wanita dengan usia 46-50 tahun, wanita menikah, wanita berpendidikan non perguruan tinggi, wanita dengan pekerjaan tak terkategori dan pegawai swasta.
The Effect of Suspension Training and Dumbbell Training on Increasing Muscle Endurance in the Elderly ARTASONIA, LUCKYTA
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.22400

Abstract

Abstract To determine the difference in the provision of suspension training and dumbbell training on increasing muscle endurance in the elderly. This study is experimental which was conducted 2 times a week for 4 weeks at Perkumpulan Senam Lansia Kelurahan Cibubur. This study consisted of 20 people and was divided into two groups of 10 people each, namely treatment group I given Suspension Training and treatment group II given Dumbbell Training. Each group of muscle endurance improvement was measured with the Arm (Biceps) Curl Test and 30 Second Chair Stand Test. This research is experimental which was conducted 2 times a week for 4 weeks at Perkumpulan Senam Lansia Kelurahan Cibubur. This study consisted of 20 people and was divided into two groups of 10 people each, namely treatment group I given Suspension Training and treatment group II given Dumbbell Training. Each group increased muscle endurance measured by the Arm (Biceps) Curl Test and 30 Second Chair Stand Test. Results: In this study successfully showed that Suspension Training pre test ACBT mean ± SD is 18.60 ± 4.138, the results of the post test ACBT mean ± SD is 19.90 ± 4.202. Pre test 30s CST mean ± SD is 11.60 ± 1.838, the results of the post test 30s CST mean ± SD is 13.20 ± 2.486. In the Dumbbell Training study, the results of the ACBT pre test mean ± SD were 18.50 ± 4.275, the results of the ACBT post test mean ± SD were 19.50 ± 4.552. Pre test 30s CST mean ± SD is 11.40 ± 2.547, the results of the post test 30s CST mean ± SD is 12.40 ± 2.271. Both of these studies showed a significant increase in muscle endurance in the elderly between before and after treatment (p < 0.05). However, the difference test between Suspension Training and Dumbbell Training on increasing muscle endurance did not show a significant difference (p = 0.273). Suspension Training and Dumbbell Training can significantly increase muscle endurance in the elderly but the two methods do not show a significant difference in the results. Keywords: suspension training, dumbbell training, arm (biceps) curl test, 30 second chair stand test, elderly
THE EFFECT OF BODY MASS INDEX ON SCOLIOSIS IN CHILDREN AGE 4-6 YEARS IN THE KARTASURA REGION Naufal, Adnan Faris; Azizi, Laili Rahmawati
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.22584

Abstract

Background: Scoliosis is an S or C-shaped spinal deformity that can occur in early childhood. The prevalence of scoliosis in the world reaches 4.5%. The occurrence of scoliosis can be caused by various risk factors, one of which is body mass index. Body mass index is a measurement to identify nutritional status by measuring body weight and height. Objective: To obtain sources of information regarding the influence of body mass index on scoliosis in children aged 4-6 years. Method: This research uses a quantitative observational analytical research design with a causal relationship research approach. The sample population was 583 children. The sampling technique used probability sampling, namely proportional random sampling and a research sample of 86 children was obtained based on inclusion, exclusion and dropout criteria. Body mass index measurement identifies criteria based on age and gender with a Z-score. Scoliosis measurement using a scoliometer. Results: The binary logistic regression test stated that there was a significant influence between body mass index on scoliosis with a p-value of 0.047 (p<0.05). Conclusion: It can be concluded that there is a significant influence of body mass index on scoliosis in children aged 4-6 years with a role of 8.3% in increasing the scoliosis curve.
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post ORIF Fraktur Femur 1/3 Distal Dextra Dengan Cryotherapy dan Terapi Latihan Putri, Bona Medisa Caesarea
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.22870

Abstract

Latar Belakang : Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomordelapan. Kecelakaan juga dapat menimbulkan cedera, cedera yang sering terjadiyaitu fraktur. Fraktur ialah keadaan yang terjadi ketika rusaknya keutuhan dankekuatan tulang dikarenakan oleh trauma. Fraktur bisa terjadi pada bagian tulangmanapun, salah satunya tulang femur. Problematika yang dialami pasien yaituadanya edema, spasme otot, penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatanotot dan penurunan kemampuan fungsional seperti berjalan. Tujuan penulisan KTIini adalah untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Post ORIF FrakturFemur 1/3 Distal Dextra dengan Cryotherapy dan Terapi Latihan.Metode : Karya Tulis Ilmiah ini bersifat studi kasus, mengangkat kasus pasien danmengumpulkan data melalui proses Fisioterapi. Intervensi yang diberikan yaituCryotherapy dan Terapi Latihan.Hasil Penelitian : Setelah dilakukan Fisioterapi sebanyak 4 kali didapatkan hasiladanya penurunan edema dan spasme, peningkatan lingkup gerak sendi sertakekuatan otot dan aktivitas fungsional, seperti contoh pasien mampu berdiri statistanpa alat bantu jalan.Kesimpulan : Intervensi cryotherapy dan terapi latihan yang diberikan pada pasiendapat membantu menurunkan edema dan spasme otot serta meningkatkan lingkupgerak sendi, kekuatan otot dan aktivitas fungsional pasien.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS SINISTRA DENGAN ULTRASOUND, TRANCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ECCENTRIC STRETCHING Fahmayanti, Novita Dina
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.22896

Abstract

Latar belakang: Tendinitis supraspinatus adalah peradangan yang terjadi diarea tendon supraspinatus yang disebabkan oleh trauma yang terus menerus pada tendon dalam jangka waktu yang cukup lama. Problematika yang sering muncul adalah rasa nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi, menurunnya kekuatan otot dan gangguan fungsional aktivitas. Modalitas yang digunakan adalah ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation dan eccentric stretching. Tujuan: Tujuan penulisan ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri, menambah lingkup gerak sendi dan menambah kekuatan otot.Metode: Ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation dan eccentric stretching.Hasil: setelah dilakukan fisioterapi dengan intervensi ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation dan eccentric stretching sebanyak empat kalididapatkan hasil adanya pengurangan rasa nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak, penurunan spasme otot supraspinatus, peningkatan lingkup gerak sendi dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional. Kesimpulan: Penatalaksanaan ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation dan eccentric stretching terbukti dapat mengurangi rasa nyeri, penurunan spasme otot supraspinatus, peningkatan lingkup gerak sendi dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional.