cover
Contact Name
Firmansyah
Contact Email
panipahanf@gmail.com
Phone
+6281233282834
Journal Mail Official
jitp@uinsa.ac.id
Editorial Address
A. Yani Street
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Islamic Thought and Philosophy
ISSN : 28295625     EISSN : 28295323     DOI : https://doi.org/10.15642/jitp
Journal of Islamic Thought and Philosophy is a peer-reviewed journal by the Master of Aqidah and Islamic Philosophy Study Program at UIN Sunan Ampel Surabaya. This journal provides scientific publications for research related to the themes of Islamic thought and philosophy. Taking a broad view of the subject, the journal brings together all the disciplinary perspectives of Islamic scholarship and philosophy. Publishes peer-reviewed articles on historical, cultural, social, philosophical, social media, anthropological, literary, artistic and other aspects of Islamic theology, Islamic Philosophy, Islamic Theology, Islamic Thought. By promoting an understanding of diverse Islamic Theology, Islamic Philosophy, and Islamic Thought in thought, practice and in its cultural and social context, the journal aims to become one of the world’s leading platforms for new discoveries. and discussions from the fields of Islamic Thought, Islamic theology and Philosophy.
Articles 96 Documents
The Integration of Reason and Revelation in Addressing the Complexity of Contemporary Theology Mukminin, Moh. Amiril; Amin, Nasihun; Mukit, Abdul
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 3 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2024.3.2.231-251

Abstract

This research focuses on the response of Ilmu Kalam to contemporary theological challenges, particularly related to atheism, secularism, and modern scientific developments. The underlying concern of this study is how Ilmu Kalam can maintain its relevance in addressing increasingly complex theological issues amidst the advancements in science and the dominance of atheistic views in contemporary academic circles. This study adopts a qualitative approach with a literature review of the thoughts of key figures in Ilmu Kalam, alongside critiques of atheism and secularism, to analyze how Ilmu Kalam responds to contemporary theological challenges. The main finding of this research indicates that Ilmu Kalam continues to transform by integrating reason and revelation to address contemporary theological challenges, although it still faces obstacles in innovating and critically responding to modern issues.
Reconstruction of Artificial Intelligence Ethics in Tariq Ramadan's Perspective Wiwudha, Nayaka Inabhimantra; Bahri, Q'dham Zainal; Mutya, Pashya Nanda
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 3 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2024.3.2.252-272

Abstract

This research discusses AI Ethics, which arises from the rapid development of AI that creates various problems. Meanwhile, Tariq Ramadan's Ethical Concept, based on Maqashid Asy-Syari'ah, has pluralistic and inclusive values. This ethic becomes a new perspective that can be applied to AI. This research uses a qualitative approach with the library research method (literature sources). The research results show that AI is the ability of computational systems to perform tasks of human intelligence. AI was initially designed to resemble human intelligence as closely as possible, even to match it. AI has the potential to threaten human sustainability when it reaches the stage of superintelligence. The concept of friendly AI can reduce the risk of human extinction. The application of Ramadan's Ethics, based on Maqashid Asy-Syari'ah, which integrates socio-cultural and religious aspects, offers an AI ethics concept to be applied according to the context in which AI is needed. The framework of friendly AI proposed by Ramadan has its own uniqueness compared to Asimov's Laws, Yudkowsky's Utility, and social-friendly AI.
Transhumanism Ethics: A Critical Analysis of AI Technology Development and Its Implications for Humanity Huda, Achmad Nuril; Winarno, Agung; Yahya, Khoirul
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 3 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2024.3.2.273-292

Abstract

This study examines the ethics of transhumanism in the development of artificial intelligence (AI) technology and its implications for humanity through the perspective of Immanuel Kant’s deontological ethics. The research focuses on the threats to human dignity, moral autonomy, and social injustice arising from the application of transhumanism. Using a qualitative research method based on a literature review, the findings reveal that AI development within the framework of transhumanism tends to violate universal moral principles by treating humans as mere instruments for technological progress. Additionally, autonomous AI has the potential to eliminate human moral responsibility, increase dependency on technology, and deepen the inequality of access between affluent and under­pri­vileged groups. This study recommends AI development policies that emphasize respect for human dignity, moral autonomy, and equitable technology distribution to prevent the risks of dehumanization and social inequality.
Islam Kosmopolitan Gus Dur dalam Konteks Sosio-Keagamaan di Indonesia Siswanto, M.; Fakhruddin, M. Anas
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.1-26

Abstract

Islam kosmopolitan yang digagas oleh Gus Dur menekankan pada esensi Islam, bukan pada simbol dan formalisme ajaran agama. Penelitian ini menggunakan riset kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode kualitatif, analisis filosofis yang kemudian dijadikan kesimpulan hasil penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa Gus Dur menempatkan ajaran Islam secara kontekstual, pemahaman al-Qur’an dan Hadits dipahami berdasarkan pada argumentasi logis dan sesuai konteks zaman. Islam kosmopolitan merupakan pemikiran Gus Dur yang berakar dari gagasan universalisme Islam, Pribumisasi Islam dan Pesantren sebagai Subkultur. Tiga akar inilah yang membangun lahirnya pemahaman Islam yang moderat, toleran, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ketika kosmopolitanisme Islam terwujud, maka mampu membangun pluralitas agama dan budaya, hilangnya batasan etnis, tegaknya keadilan, mampu mambangun kerjasama sosial antar agama, memberikan transformasi sosial kemasyarakatan serta membumikan Islam ramah.
Fenomena Taqlid Digital dan Implikasinya dalam Bertauhid di Era Post Truth Fail, Moh.
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.27-49

Abstract

Taqlid dipahami sebagai dasar hukum dalam Islam. Masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan dan tidak mampu memahami tentang hukum Islam diperbolehkan bahkan diwajibkan mengikuti pedoman hukum kepada orang ahli hukum dalam Islam (Ulama). Mengikuti perkataan, pendapat dan keyakinannya atau perilaku ibadahnya. Taqlid bisa terjadi karena pertemuan antara orang awam dengan Ulama secara langsung atau penerimaan hukum orang awam dari ahli hukum Islam secara tidak langsung, tetapi melalui orang yang bisa dipercaya kebenarannya.Taqlid digital merupakan redefinisi dari taqlid konvensional dimana orang awam mengambil petunjuk hukum dari ahli hukum Islam secara bertemu langsung (offline) berkembang menjadi pengambilan hukum orang awam dari ahli hukum Islam secara tidak langsung (online ). Ulama memberikan fatwa dan masyarakat awam mengikuti pendapat dan praktek ritualnya. Era post truth memberikan kemudahan memetik hukum Islam melalui teknologi digital. Mulai obrolan biasa, dialog, diskusi, seminar (bahsul masail) sampai kesepakatan bersama (ijma’). Integrasi agama dengan teknologi digital menguatkan keyakinan masyarakat terhadap kebenaran Islam bahwa yang benar bukan hoax dan hoax bukan kebenaran. Taqlid digital meluruskan (cek fakta) tentang Islam, tentang dasar hukum peribadatan dan meluruskan tentang kebenaran masyarakat dalam bertauhid.
Kesaksian Fenomenologis dalam Q. S. Yasin Ayat 65 Perspektif John Langshaw Austin Muwahidah, Siti
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.50-72

Abstract

Artikel ini bermaksud untuk memahami bahasa kesaksian manusia di alam setelah kematian yang disebutkan dalam al-Qur’an surat Yasin Ayat 65. Terdapat tiga term yang terdapat pada ayat tersebut, pertama, mulut yang ditutup, kedua tangan yang berbicara, dan terakhir, kaki yang bersaksi. Penelitian ini dilakukan menggunakan motode diskriptif kualitatif dengan cara literer, sedangan pendekatannya menggunakan fenomenologi linguistik John Langshaw Austin, yaitu sebuah pendekatan filsafat bahasa biasa (ordinary language) yang memisahkan antara bahasa konstan dan pervormatif. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa bahasa adalah bunyi dan gerak, bahkan bunyi yang sunyi dan gerak yang diam adalah bahasa itu sendiri, sehingga tidak terdapat suatu apapun kecuali terjamah oleh bahasa. Kemudian, bahasa hanya mungkin dipahami jika memiliki simbol yang sama, seseorang tidak akan mengatakan sebuah kata pun kecuali telah pernah mendengarnya, sama seperti tangan yang berbicara secara pervormatif, hanya akan melakukan aksi atau reaksi susuai gerak yang pernah di alaminya, dan terkahir kaki sebagai tempat sumua organ tumbuh diatasnya.
Dualisme Sufistik Al-Qusyairi: Kritik atas Ajaran Panenteisme Tasawuf-Falsafi Andene, Kuri
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.73-94

Abstract

Perdebatan antara tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi terlihat jelas dalam perbedaan doktrin tauhidnya. Tasawuf falsafi membuat satu rumusan bahwa dalam diri manusia terdapat jiwa ketuhanan, sehingga manusia mampu menyatu dengan Tuhan. Doktrin ini tentunya ajaran tersebut dianggap salah oleh para penganut aliran tasawuf sunni. Jelas bahwa terdapat jarak yang tegas antara diri manusia dan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah yang Esa dan manusia sebagai makhluk ciptaan sangat membutuhkan yang Esa tersebut. inilah mengapa paham dualisme dalam memahami tauhid menjadi pijakan utama bagi para penganut tasawuf sunni, dan kemudian menjadi kritik utama terhadap para penganut tasawuf falsafi.
Perkembangan Ekslusivisme dan Liberalisme dalam Sosio-Teologis di Indonesia Firmansyah, Firmansyah; Faizi, Moh.; Rahman, Anisur
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.95-121

Abstract

Artikel ini berupaya untuk menganalisis struktur sosio-teologis di Indonesia, yang di dalamnya terdpat faham eksklusivisme (tertutup) dan liberalisme. Kedua faham tersebut bertumbuh dinamis sebagai akibat dari problematika sosial media di tengah arus globalisasi dan fenomena krisis identitas yang dialami oleh masyarakat modern saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif, dengan model penelitian literer, yang mengandalkan literatur yang telah disediakan oleh media internet atau pun dalam bentuk cetak. Pendekatan yang digunakan yakni fenomenologi sosial dalam teori Stukturasi Anthony Giddens. Adapun temuan yang diperoleh dari penelitian, bahwa masyarakat dikendalikan oleh sistem sosial, dalam keputusan-keputusan yang dilakukannya, sebagai counter setiap individu harus menjadi aktor yang menentukan sebuah sistem, karena setiap individu memiliki otoritas tertinggi terhadap dirinya sendiri.
Paradigma Keilmuan Twin Towers UIN Sunan Ampel Surabaya Perspektif Michel Foucault Aris, Mustofa; Firdaus, Moh Fiqih; Maulana, Muhamad Abdul Khafid
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.122-146

Abstract

Artikel ini membahas paradigma twin towers sebagai konsep integrasi ilmu UIN sunan ampel surabaya, yang digunakan sebagai patron kurikulum dan pembelajaran di UINSA. Integrasi Ilmu merupakan pola dialektika antara ilmu umum dan agama, sehingga memperoleh pandangan baru yang bersifat dinamis. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualutatif dengan cara literer, dalam pendekatan disiplin dan kuasa perspektif Michel Foucault, yaitu sebuah pandangan bahwa manusia dikuasai oleh disiplin dan kuasanya sendiri. temuan yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa paradigma ialah sebuah pola sistematis yang membentuk sebuah pandangan baru yang mengarahkan hidup manusia, dengan kata lain dengan hal tersebut manusia dikuasai oleh lingkup tertentu sehingga menjadi robot yang tidak produktif dengan inovasi baru, namun bisa terjadi sebaliknya bahwa semakin manusia diatur dengan aturan-aturan dia akan semakin memberontak.
Eksistensi Manusia dalam Perspektif Jean Baudrillard Al-Ayyubi, M. Afif
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.147-169

Abstract

Kapitalisme menciptakan permainan-permainan tanda agar bisa mendominasi, menghegemoni bahkan memanipulasi hasrat konsumen sehingga budaya konsumerisme menjadi masif. Untuk mendapatkan gambaran pemikiran Jean Baudrillard tentang masyarakat konsumerisme secara mendalam, maka permasalahan dikerucutkan pada konsep masyarakat konsumerisme menurut Jean Baudrillard dalam tinjauan hipersemiotika. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), sumber primer diambil dari The Consumer Society karya Jean Baudrillard yang diterjemahkan oleh Wahyunto dan karya Jean Baudrillard lainnya. Data sekunder diambil dari bebagai referensi seperti buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan kajian ini. Data perimer dan sekunder diteliti dengan metode deskriptif, metode pemahaman (verstehen) dan interpretasi. Hasil penelitian ini berupa, konsep masyarakat konsumerisme di mana eksistensi manusia kini ditentukan oleh apa yang ia konsumsi. Fungsi utama objek-objek konsumsi bukan dari kegunaan atau manfaatnya melainkan lebih kepada fungsinya sebagai nilai tanda atau nilai simbolik yang disebarkan lewat berbagai media, berbagai budaya massa dan budaya populer. Berkumpulnya simbol-simbol baru membentuk dunia baru bagi masyarakat konsumsi yaitu hiperealitas. Hiperealitras kini menjadi tempat bagi manusia untuk bereksistensi dengan produk-produk bertanda yang ia konsumsi. Ketika manusia tidak mampu hadir dengan tanda yang ia inginkan, maka ia tidak mampu bereksistensi di dunia konsumerisme.

Page 5 of 10 | Total Record : 96