cover
Contact Name
Firmansyah
Contact Email
panipahanf@gmail.com
Phone
+6281233282834
Journal Mail Official
jitp@uinsa.ac.id
Editorial Address
A. Yani Street
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Islamic Thought and Philosophy
ISSN : 28295625     EISSN : 28295323     DOI : https://doi.org/10.15642/jitp
Journal of Islamic Thought and Philosophy is a peer-reviewed journal by the Master of Aqidah and Islamic Philosophy Study Program at UIN Sunan Ampel Surabaya. This journal provides scientific publications for research related to the themes of Islamic thought and philosophy. Taking a broad view of the subject, the journal brings together all the disciplinary perspectives of Islamic scholarship and philosophy. Publishes peer-reviewed articles on historical, cultural, social, philosophical, social media, anthropological, literary, artistic and other aspects of Islamic theology, Islamic Philosophy, Islamic Theology, Islamic Thought. By promoting an understanding of diverse Islamic Theology, Islamic Philosophy, and Islamic Thought in thought, practice and in its cultural and social context, the journal aims to become one of the world’s leading platforms for new discoveries. and discussions from the fields of Islamic Thought, Islamic theology and Philosophy.
Articles 96 Documents
Peran Imam Ghazali dalam Dunia Tasawuf Mashadi, Ahmad Aziz; Tasmuji, Tasmuji
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.2.275-290

Abstract

Pergulatan wacana tentang tasawuf cukup ramai, banyak tokoh-tokoh dan pemikiran bertebaran diantarannya adalah Imam Ghazalisalah satu tokoh tasawuf tertemuka di dunia Islam yang cukup berpengaruh sebab mengubah cara pandang tasawuf, yang memang pada masa itu dianggap keluar dari kaidah syariat Islam dan fiqih karena pratek dan statement cukup nyeleneh dikalangan orang awam bahkan para ulama-ulama fiqih tertemuka pada saat itu juga menfatwakan musyrik pada beberapa tokoh. Sehingga perlu adanya review ulang atau cara pandang tentang tasawuf Imam Ghazali yang mampu mendamaikan antara tasawuf dan syariat Islam.
Perkembangan Ekslusivisme dan Liberalisme dalam Sosio-Teologis di Indonesia Firmansyah, Firmansyah; Faizi, Moh.; Rahman, Anisur
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.95-121

Abstract

Artikel ini berupaya untuk menganalisis struktur sosio-teologis di Indonesia, yang di dalamnya terdpat faham eksklusivisme (tertutup) dan liberalisme. Kedua faham tersebut bertumbuh dinamis sebagai akibat dari problematika sosial media di tengah arus globalisasi dan fenomena krisis identitas yang dialami oleh masyarakat modern saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif, dengan model penelitian literer, yang mengandalkan literatur yang telah disediakan oleh media internet atau pun dalam bentuk cetak. Pendekatan yang digunakan yakni fenomenologi sosial dalam teori Stukturasi Anthony Giddens. Adapun temuan yang diperoleh dari penelitian, bahwa masyarakat dikendalikan oleh sistem sosial, dalam keputusan-keputusan yang dilakukannya, sebagai counter setiap individu harus menjadi aktor yang menentukan sebuah sistem, karena setiap individu memiliki otoritas tertinggi terhadap dirinya sendiri.
Paradigma Keilmuan Twin Towers UIN Sunan Ampel Surabaya Perspektif Michel Foucault Firdaus, Moh Fiqih; Maulana, Muhamad Abdul Khafid; Aris, Mustofa
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.122-146

Abstract

Artikel ini membahas paradigma twin towers sebagai konsep integrasi ilmu UIN sunan ampel surabaya, yang digunakan sebagai patron kurikulum dan pembelajaran di UINSA. Integrasi Ilmu merupakan pola dialektika antara ilmu umum dan agama, sehingga memperoleh pandangan baru yang bersifat dinamis. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualutatif dengan cara literer, dalam pendekatan disiplin dan kuasa perspektif Michel Foucault, yaitu sebuah pandangan bahwa manusia dikuasai oleh disiplin dan kuasanya sendiri. temuan yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa paradigma ialah sebuah pola sistematis yang membentuk sebuah pandangan baru yang mengarahkan hidup manusia, dengan kata lain dengan hal tersebut manusia dikuasai oleh lingkup tertentu sehingga menjadi robot yang tidak produktif dengan inovasi baru, namun bisa terjadi sebaliknya bahwa semakin manusia diatur dengan aturan-aturan dia akan semakin memberontak. Kata kunci: paradigma, Twin Towers, integrasi, Michel Foucault.
Islam Kosmopolitan Gus Dur dalam Konteks Sosio-Keagamaan di Indonesia Siswanto, M.; Fakhruddin, M. Anas
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.1-26

Abstract

Islam kosmopolitan yang digagas oleh Gus Dur menekankan pada esensi Islam, bukan pada simbol dan formalisme ajaran agama. Penelitian ini menggunakan riset kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode kualitatif, analisis filosofis yang kemudian dijadikan kesimpulan hasil penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa Gus Dur menempatkan ajaran Islam secara kontekstual, pemahaman al-Qur’an dan Hadits dipahami berdasarkan pada argumentasi logis dan sesuai konteks zaman. Islam kosmopolitan merupakan pemikiran Gus Dur yang berakar dari gagasan universalisme Islam, Pribumisasi Islam dan Pesantren sebagai Subkultur. Tiga akar inilah yang membangun lahirnya pemahaman Islam yang moderat, toleran, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ketika kosmopolitanisme Islam terwujud, maka mampu membangun pluralitas agama dan budaya, hilangnya batasan etnis, tegaknya keadilan, mampu mambangun kerjasama sosial antar agama, memberikan transformasi sosial kemasyarakatan serta membumikan Islam ramah.
Dualisme Sufistik Al-Qusyairi: Kritik atas Ajaran Panenteisme Tasawuf-Falsafi Andene, Kuri
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.73-94

Abstract

Perdebatan antara tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi terlihat jelas dalam perbedaan doktrin tauhidnya. Tasawuf falsafi membuat satu rumusan bahwa dalam diri manusia terdapat jiwa ketuhanan, sehingga manusia mampu menyatu dengan Tuhan. Doktrin ini tentunya ajaran tersebut dianggap salah oleh para penganut aliran tasawuf sunni. Jelas bahwa terdapat jarak yang tegas antara diri manusia dan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah yang Esa dan manusia sebagai makhluk ciptaan sangat membutuhkan yang Esa tersebut. inilah mengapa paham dualisme dalam memahami tauhid menjadi pijakan utama bagi para penganut tasawuf sunni, dan kemudian menjadi kritik utama terhadap para penganut tasawuf falsafi.
Kesaksian Fenomenologis dalam Q. S. Yasin Ayat 65 Perspektif John Langshaw Austin Muwahidah, Siti
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.50-72

Abstract

Artikel ini bermaksud untuk memahami bahasa kesaksian manusia di alam setelah kematian yang disebutkan dalam al-Qur’an surat Yasin Ayat 65. Terdapat tiga term yang terdapat pada ayat tersebut, pertama, mulut yang ditutup, kedua tangan yang berbicara, dan terakhir, kaki yang bersaksi. Penelitian ini dilakukan menggunakan motode diskriptif kualitatif dengan cara literer, sedangan pendekatannya menggunakan fenomenologi linguistik John Langshaw Austin, yaitu sebuah pendekatan filsafat bahasa biasa (ordinary language) yang memisahkan antara bahasa konstan dan pervormatif. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa bahasa adalah bunyi dan gerak, bahkan bunyi yang sunyi dan gerak yang diam adalah bahasa itu sendiri, sehingga tidak terdapat suatu apapun kecuali terjamah oleh bahasa. Kemudian, bahasa hanya mungkin dipahami jika memiliki simbol yang sama, seseorang tidak akan mengatakan sebuah kata pun kecuali telah pernah mendengarnya, sama seperti tangan yang berbicara secara pervormatif, hanya akan melakukan aksi atau reaksi susuai gerak yang pernah di alaminya, dan terkahir kaki sebagai tempat sumua organ tumbuh diatasnya
Fenomena Taqlid Digital dan Implikasinya dalam Bertauhid di Era Post Truth Fail, Moh.
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.27-49

Abstract

Taqlid dipahami sebagai dasar hukum dalam Islam. Masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan dan tidak mampu memahami tentang hukum Islam diperbolehkan bahkan diwajibkan mengikuti pedoman hukum kepada orang ahli hukum dalam Islam (Ulama). Mengikuti perkataan, pendapat dan keyakinannya atau perilaku ibadahnya. Taqlid bisa terjadi karena pertemuan antara orang awam dengan Ulama secara langsung atau penerimaan hukum orang awam dari ahli hukum Islam secara tidak langsung, tetapi melalui orang yang bisa dipercaya kebenarannya.Taqlid digital merupakan redefinisi dari taqlid konvensional dimana orang awam mengambil petunjuk hukum dari ahli hukum Islam secara bertemu langsung (offline) berkembang menjadi pengambilan hukum orang awam dari ahli hukum Islam secara tidak langsung (online ). Ulama memberikan fatwa dan masyarakat awam mengikuti pendapat dan praktek ritualnya. Era post truth memberikan kemudahan memetik hukum Islam melalui teknologi digital. Mulai obrolan biasa, dialog, diskusi, seminar (bahsul masail) sampai kesepakatan bersama (ijma’). Integrasi agama dengan teknologi digital menguatkan keyakinan masyarakat terhadap kebenaran Islam bahwa yang benar bukan hoax dan hoax bukan kebenaran. Taqlid digital meluruskan (cek fakta) tentang Islam, tentang dasar hukum peribadatan dan meluruskan tentang kebenaran masyarakat dalam bertauhid.
Eksistensi Manusia dalam Perspektif Jean Baudrillard Al-Ayyubi, M. Afif
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.1.147-169

Abstract

Kapitalisme menciptakan permainan-permainan tanda agar bisa mendominasi, menghegemoni bahkan memanipulasi hasrat konsumen sehingga budaya konsumerisme menjadi masif. Untuk mendapatkan gambaran pemikiran Jean Baudrillard tentang masyarakat konsumerisme secara mendalam, maka permasalahan dikerucutkan pada konsep masyarakat konsumerisme menurut Jean Baudrillard dalam tinjauan hipersemiotika. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), sumber primer diambil dari The Consumer Society karya Jean Baudrillard yang diterjemahkan oleh Wahyunto dan karya Jean Baudrillard lainnya. Data sekunder diambil dari bebagai referensi seperti buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan kajian ini. Data perimer dan sekunder diteliti dengan metode deskriptif, metode pemahaman (verstehen) dan interpretasi. Hasil penelitian ini berupa, konsep masyarakat konsumerisme di mana eksistensi manusia kini ditentukan oleh apa yang ia konsumsi. Fungsi utama objek-objek konsumsi bukan dari kegunaan atau manfaatnya melainkan lebih kepada fungsinya sebagai nilai tanda atau nilai simbolik yang disebarkan lewat berbagai media, berbagai budaya massa dan budaya populer. Berkumpulnya simbol-simbol baru membentuk dunia baru bagi masyarakat konsumsi yaitu hiperealitas. Hiperealitras kini menjadi tempat bagi manusia untuk bereksistensi dengan produk-produk bertanda yang ia konsumsi. Ketika manusia tidak mampu hadir dengan tanda yang ia inginkan, maka ia tidak mampu bereksistensi di dunia konsumerisme.
Peran dan Tantangan Teologi Islam di Era Post Truth Irama, Yoga; Hidayat, Elfada Adella
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.2.170-187

Abstract

Artikel ini membahas tentang teologi Islam di era post truth yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk seluruh pengguna media sosial dalam menangkal virus hoaks, yang mengandung unsur provokasi, dan menyebabkan kerugian bagi orang lain. Melalui metodologi kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan, penulis merumuskan masalah-masalah yang meliputi: (1) Bagaimana fenomena post truth yang muncul di media sosial?, (2) Bagaimana cara menemukan kebenaran yang ada di dalam era post truth melalui sikap-sikap yang tercermin dari Islam moderat?; hasil yang ditemukan dari penelitian ini menerangkan bahwa post truth muncul di media sosial ditandai dengan fenomena hoax, yang pada dasarnya adalah fenomena pudarnya orientasi kebenaran yang bersifat hakiki dan diganti dengan kebenaran yang bersifat semu atau tidak berdasarkan fakta. Akan tetapi setiap pengguna media sosial dapat menemukan kebenaran dengan mengedepankan sikap tasa>muh, tawa>zun, dan lebih menggunakan nalar kritis untuk menyikapi suatu informasi yang diterima.
Sosial Distancing dalam Pandangan Tasawuf Haji Abdul Malik Karim Amrullah Ilham, Robbi; Putra, Putra
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.2.212-229

Abstract

Sosial Distancing muncul belakangan ini sekitar Maret pertengan, tahun 2020. Merupakan perintah lansung dari pemerintah Indonesia berdasarkan saran medis dan ahli lainnya, dalam rangka mengurangi atau melawan penyebaran virus Covid 19.Adalah sebuah perintah untuk membatasi semua kegiatan kontak fisik atau membatasai kegiatan sosial.Efek dari Sosial Distancing berbagai macam pula, dari sisi ekonomi berdampak pemerosotan drastis, dari sisi Agama misalnya telah muncul pula Fatwa MUI anjuran untuk tidak shalat berjamaah bagi daerah yang susfeck.Bahkan kegiatan akademispun ditiadakan, sekolah dan perguruan tinggi diliburkan.Lalu, apakah kita berkeluh kesah dengan keadaan semacam ini?mencari kambing hitam untuk disalahkan, seperti Presiden Amerika yang mengatakan Covid 19 adalah Virus China? Sudah menjadi sifat manusia jika memiliki jalan keluar dari persoalan lantas menyalahkan orang lain, sifat binatang yang memang ada dalam tubuh kita. Maka penelitian ini fokus kepada, bagaimana sikap bijaksana yang akan ditelurkan oleh Taswuf melihat persolan kekinian? Sosial distancing merupakan keniscayaan dari wabah penyakit menular, krisis moneter keniscayaan dari disproduksi, kebodohan keniscayaan dari tutupnya kegiatan akademik. Dan sibuk memperbaiki diri merupakan sebuah keniscayaan dari seorang sufi.

Page 1 of 10 | Total Record : 96