cover
Contact Name
Suswandi
Contact Email
journal@mahad-aly.asadiyahpusat.org
Phone
+6282345757512
Journal Mail Official
suswandidaeng@gmail.com
Editorial Address
Jl Andi Unru Desa Ujung Baru Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan
Location
Kab. wajo,
Sulawesi selatan
INDONESIA
TAFASIR
ISSN : 3025583X     EISSN : 30249244     DOI : https://doi.org/10.62376/tafasir.v1i2
TAFASIR Jurnal Ilmu AlQuran dan Tafsir is a peer reviewed journal dedicated to the promotion and dissemination of scholarly research to encourage and promote the study of the Qur an Particular attention is paid to works dealing with Particular attention is paid to works dealing with religious and socio cultural studies using an interdisciplinary perspective The journal is published biannually in June and December by Mahad Aly Asadiyah Sengkang Indonesia
Articles 36 Documents
TARTIB SUWAR AL – QUR’AN Marlinda Marlinda
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.10

Abstract

Al-Qur’an mengandung segudang makna, yang atas dasar itulah peluang untuk mempelajari, memahami dan menhafal serta mengemalkannya. Kendala yang muncul adalah al-Qur’an tidak diturunkan disatu tempat dan kurung waktu yang berbeda-beda. Demikian penyebab pendapat ulama berbeda-beda terkait penyusunan dan penamaan surah-surah di dalam al-Qur’an, karena ulama tafsir berbeda pendapat seputar tartib suwar al-Qur’an (urutan surah al-Qur’an), Petunjuk langsung Rasulullah saw. yang dikenal dengan istilah tauqifi ataukah urutan surah itu merupakan ijtihad para sahabat. Sebagian ulama berpendapat bahwa tartib suwar al-Qur’an merupakan ijtihad para sahabat seperti yang anut Malik Ibn Anas dan diiyakan oleh Ibnu Faris. Sebagian lagi berpendapat bahwa tartib suwar al-Qur’an merupakan tauqifi dari Rasulullah saw.
Pendekatan Ma’na – Cum - Maghza atas Kisah Khaulah binti Tsa’labah (QS. Al-Mujadalah: 1-4) dalam Kaitannya dengan hak suara Perempuan di Indonesia Marlinda Marlinda; Iin Parninsih; Muhammad Alwi HS
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.22

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Pendekatan Ma’na-Cum-Maghza atas Kisah Khaulah Binti Tsa’labah (QS. Al-Mujadalah:1-4) dalam kaitannya dengan Hak Suara Perempuan di Indonesia. Ma’na-cum-maghza merupakan suatu konsep hermeneutika atau tafsir kontekstual yang dicetuskan oleh Sahiron Syamsuddin. Secara tidak langsung, Sahiron Syamsuddin memberikan tiga langkah metodis yang dapat ditempuh ketika menerapkan pendekatan ma’na-cum-maghza dalam memahami al-Qur’an. Pertama, melakukan analisa bahasa teks al-Qur’an, Kedua, penafsir harus memperhatikan konteks historis pewahyuan ayat-ayat al-Qur’an, baik itu bersifat mikro maupun bersifat makro. Ketiga, penafsir mencoba menggali maqhsad atau maghza al-ayat. Selanjutnya, penafsir kemudian akan mencoba untuk mengkontekstualisasikan maqhsad, atau maghza al-ayat dan menyesuaikannya dengana konteks saat ini. Berdasarkan Undang-undang Hak Suara Perempuan, maghza tentang kebebasan atau hak suara perempuan yang terdapat dalam QS. Al-Mujadalah: 1-4 mencapai relevansinya dengan kebebasan hak suara perempuan di Indonesia, Dengan demikian,  tradisi patriariki telah digugurkan, dan pada saat yang sama, suara laki-laki dan suara perempuan setara berdasarkan QS. Al-Mujadalah: 1-4 dan Undang-undang Republik Indonesia.  
Jamak Taksir dan Pemaknaannya dalam Surah al-Baqarah Syamsuddin Semmang; Muhammad Hasbi
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.18

Abstract

Penelitian ini  tentang Jamʻu al-Taksīr wa Maʻnahu fi Surah al-‎Baqarah. Pokok bahasan yang  dibahas dalam kajian tersebut adalah mengetahui hakikat Jam’ al-Taksir dan wujudnya dalam surah al-Baqarah, transformasi wujud mufrad menjadi Jam’ al-Taksir, dan memahami makna wujud mufrad. Dalam surah al-Baqarah terdapat dua jenis Jam’ al-Taksir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hakikat dan bentuk Jam’ al-Taksir serta perubahannya dari bentuk mufrad serta realisasi maknanya yang mencakup dua jenis Jam’ al-Taksir. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kualitatif yang menerapkan pendekatan linguistik dan ilmu tafsir. Data didapat dari berbagai literatur, terdiri dari sumber primer seperti al-Qur'an, kitab Nahwu yang membahas Jam’ al-Taksīr, dan kitab tafsir yang menjelaskan pola-pola Jam’ al-Taksir. Sumber sekunder, seperti majalah, artikel, atau karya ilmiah yang tidak langsung terkait dengan Jam’ al-Taksir, digunakan untuk melengkapi dan memperkuat penelitian ini.‎Hasil penelitian ini memberikan pemahaman bahwa hakikat Jam‘ al-Taksīr yaitu ketika telah melebihi angka dua maka dapat dikategorikan sebagai Jam‘ al-Taksīr yang tentunya berpatokan pada klasifikasinya yaitu Jam‘u Taksīr Qillah yang menunjukkan atau dimulai dengan bilangan tiga hingga sepuluh dan jam‘u taksīr kaṡrah yang  menunjukkan bilangan lebih dari 10 sampai tidak terbatas, jamʻu taksīr yang terdapat pada surah al-Baqarah yaitu berjumlah 153 pola dengan klasifikasi jamʻu taksīr qillah terdapat 30 bentuk yang disebutkan sebanyak 99 kali di dalam surah al-Baqarah dan jamʻu taksīr kaṡrah terdapat 62 bentuk yang disebutkan sebanyak 123 kali pada surah al-Baqarah, serta terdapat 3 lafaz mufrad yang ditemukan klasifikasi makna jamʻu taksīr-nya, jenis qillah maupun kaṡrah-nya dalam surah al-Baqarah yaitu lafazأَلْفٌ  dijamakkan pada lafazأُلُوْفٌ  dan آلَافٌ, lafazشَهْرٌ dijamakkan pada lafaz أَشْهُرٌ dan شُهُوْرٌ, dan lafaz أَخٌ dijamakkan pada lafazإِخْوَةٌ  dan إخْوَانٌ.
KAIDAH AL-TIKRAR DALAM AL-QUR’AN Dasmarianti Alimuddin
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.8

Abstract

Salah satu wujud dari mu`jizat al-Qur’an dapat ditinjau dari segi kebahasaan. Ini terlihat dari susunan kata dan kalimatnya yang sangat unik dan istimewa. Namun hal ini pun tidak luput dari kritikan para pengingkarnya yang berpendapat bahwa tidak jarang ditemukan adanya (tikrar) pengulangan dalam ayat-ayat al-Qur’an serta adanya kontradiksi-kontradiksi yang kesemuanya ini menafikan kemukjizatan al-Qur’an, Sehingga dibutuhkan penjelasan alasan pengulangan yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Analisis terhadap (tikrar) pengulangan yang terdapat di dalam Al-Qur’an dikaji dengan library research ( kajian Pustaka ). Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pengulangan di dalam Al-Qur’an memiliki tujuan dan kaidah tertentu salah satunya untuk menegaskan kalimat tertentu di dalam al-Qur’an.
Perubahan Perilaku Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an: Formulasi Pencegahan HIV/Aids Nur Winda; Andi Rezal Juhari; Andi Nida’ul Hasanah
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.14

Abstract

HIV/AIDS is no longer a rare disease, because the level of infection is widespread and a concern, which is one of the factors causing it is promiscuity. Therefore, Allah regulates his servants in the realm of association or behavior in order to avoid harm. This paper uses the thematic tafsir research method (maudu'i) which discusses the verse of the Qur'an related to changes in behavior to avoid HIV/AIDS, and is supported by arguments and facts that can be accounted for, as stated in QS. Ar-Rad verse 11 and QS Al-Isra verse 32. The implication of this research is that by applying health promotion strategies in the form of advocacy, partnership, and community empowerment, the community, especially adolescents who are vulnerable to falling into promiscuity, can be educated through socialization and procurement of pocket books as an indication of HIV/AIDS prevention.Keywords : Behavior change, Qur’an, HIV/AIDS
Nuzul Alqur’an dalam Tujuh Huruf Tarmizi Tarmizi Tahir; Dasma Dasmarianti
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.23

Abstract

Pembahasan mengenai tujuh huruf adalah perkara yang sulit, ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan makna tujuh huruf yang tertera dalam hadis Nabi Muhammad saw.., di antaranya: Tujuh macam Bahasa dari Bahasa-bahasa Arab mengenai satu makna, Tujuh macam Bahasa dari Bahasa-bahasa Arab dengan mana Alqur’an diturunkan, Tujuh wajah, Tujuh ikhtilaf, Tidak diartikan secara harfiah, Tujuh qiraat. Adapun hikmah diturunkannya Alqur’an dengan tujuh huruf adalah sebagai berikut: Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi, tidak bisa baca tulis dan belum terbiasa menghafal syari’at, apalagi mentradisikannya, Bukti kemukjizatan Alqur’an bagi naluri kebahasaan orang Arab, Kemukjizatan Alqur’an dalam aspek makna dan hukum-hukumnya.
TRADISI YASINAN PADA MALAM JUMAT (STUDI LIVING QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AS’ADIYAH SENGKANG) Tahir, Muhyiddin; Latif, Abdul; Baharuddin, Muhammad
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 2, No 2 (2024): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v2i2.44

Abstract

This article elaborates on the concept of the living Qur’an at the As'adiyah Islamic Boarding School in Sengkang, with a focus on analyzing the interaction between the As'adiyah community and the Qur'an in the tradition of Yasinan on Friday nights. This study is significant due to its connection to the history of the tradition and perspectives on its practice. Through qualitative research, the author aims to delve deeper into this tradition. The objectives of this study are: First, to understand the practice of the Yasinan tradition at the As'adiyah Islamic Boarding School in Sengkang. Second, to explore the purpose of the Yasinan tradition at the As'adiyah Islamic Boarding School in Sengkang. Third, to uncover the wisdom gained from the Yasinan tradition at the As'adiyah Islamic Boarding School in Sengkang.The method used in this study is qualitative descriptive research, where the researcher presents data and facts scientifically without influencing the subjects or objects of the study in any way. The results of the study indicate that the practice of the Yasinan tradition on Friday nights at the As'adiyah Islamic Boarding School in Sengkang has not been precisely determined in terms of its origin. Furthermore, the Yasinan practice is led by one person who recites Surah Al-Fatiha, followed by the recitation of Surah Ya-Sin.The goals and wisdom derived from the Yasinan tradition, when viewed from the perspective of the Qur'an, show no contradiction or prohibition. In addition to the focus on reward, there are personal and social benefits, including the fostering of unity and solidarity, which can enhance a strong sense of social responsibility.Keywords : (Living Qur’an, Yasinan, As’adiyah)
PENDEKATAN TAFSIR A. HASAN: ANALISIS TEKS Amir, Ahmad Nabil; Rahman, Tasnim Abdul
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 2, No 2 (2024): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v2i2.37

Abstract

This article examines the context and method of tafsir by A. Hasan Bandung (1887-1958) based on socio-cultural approaches and the essence of his juristic and hermeneutical views and epistemological postulate, which raises important aspects of socio-legal and ethical reform as its leading voice and proponent. This is highlighted from his interpretative work of Qur’anic exegesis such as Tafsir al-Furqan, Tafsir al-Hidayah, Tafsir Surah Yasin, al-Djawahir, as well as from his column in local magazine and journal such as Himayat al-Islam, Pembela Islam and etcetera. The research is qualitative in nature, of the type of literature/library research, and hermeneutical survey. The finding shows that A. Hasan has outlined an unprecedented method of contextual interpretation of the Qur’an that reflected his rational understanding of the text. This is manifested from his arguments that celebrated the views of classical and contemporary jurist on broad aspects of Islamic law, jurisprudence, speculative theology, philosophy, religious faith, spirituality and Shariah. His interpretation was intrinsically presented in the context of structural kalam in the form of question and answer that addresses and debates diverse communal issues. It reveals the strength of his views based on ijtihad (independent reasoning) that formulate the entire juristic opinion from broadly authoritative and argumentative construct of maslahah (the common good) dan maqasid syariah (the higher objective of Islamic law).
KONSEP AL-QUR’AN DALAM MENGHADAPI PELUANG DAN TANTANGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) Tahir, Tarmizi Tarmizi; Suswandi, Suswandi
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 2, No 2 (2024): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v2i2.45

Abstract

The development of Artificial Intelligence (AI) has brought significant impacts across various aspects of life, including education, economy, and socio-culture. This technology offers great opportunities, such as increased efficiency, accessibility, and innovation in various sectors. However, on the other hand, challenges such as the loss of emotional dimensions, ethical concerns, and the potential overdependence on technology raise various moral and spiritual questions. This article aims to examine the opportunities and challenges of AI from the perspective of the Qur'an, highlighting the core values that can guide Muslims in utilizing this technology wisely. Using a thematic interpretation approach, the article explores how the Qur'an provides relevant principles to maintain a balance between technological advancement and life's blessings. The results of this study are expected to provide insights and practical solutions for the Muslim community in facing the rapid era of digital transformation. Keywords: Qur'an, Artificial Intelligence, Digital Transformation.
NALAR SOSIAL-POLITIK PADA PENAFSIRAN SAYYID QUTHB TERHADAP QS. AL-NAS DALAM TAFSIR FI ZHILAL AL-QUR’AN HS, Muhammad Alwi
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 2, No 2 (2024): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62376/tafasir.v2i2.38

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap nalar sosial-politik dalam penafsiran Sayyid Quthb terhadap QS. Al-Nas, yang sekalipun terbatas pada analisis konten tetapi penulis berargumentasi bahwa konten tafsir tidak lepas dari pengaruh kondisi penafsirnya. Tulisan ini menggunakan metode deskripsi-analitis berdasarkan pendekatan kualitatif dalam mendiskusikan tafsiran Sayyid Quthb atas QS. Al-Nas. Dari sini, tulisan ini menemukan bahwa nalar sosial-politik Sayyid Quthb memposisikan QS. Al-Nas sebagai surah pertempuran, di mana umat beriman melawan setan. Penafsirannya mengarahkan kepada: (1) Pelaku kejahatan (musuh umat beriman) adalah setan -baik langsung iblis/jin, maupun dalam bentuk manusia. (2) Setan membisikkan kejahatan sebagai serangan kepada manusia yang tak terhenti selama kehidupan, dan bisikan setan yang paling berbahaya dilakukan oleh manusia. (3) Umat beriman dianjurkan senantiasa berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah SWT sebagai upaya strategi perlindungan dan perlawanan terhadap serangan setan.

Page 2 of 4 | Total Record : 36