cover
Contact Name
Ronal Kurniawan
Contact Email
kurniawanronal09@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agiotech@stedca.com
Editorial Address
Jl. Garuda II No.2, Kel. Labuh Baru Timur, Kec. Payung Sekaki Kota Pekanbaru, 28292 Indonesia
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Agriculture and Biological Technology
ISSN : -     EISSN : 30320208     DOI : https://doi.org/10.61761/agiotech
Core Subject : Science, Social,
Journal of Agricultural and Biological Technology (AGIOTECH) aims to promote interdisciplinary research and to foster collaboration among researchers from diverse backgrounds. AGIOTECH is committed to publishing high-quality, original research that makes a significant contribution to the fields of science, biological science, technology, environment, and engineering. Agriculture Research Areas (Not Limited) Agronomy Agricultural Biotechnology Agricultural Sciences Agriculture Chemistry and Soil Science Plant Science (Plant production, Physiology, Plant Breeding and Genetics, Field Crops, Horticulture, Plant protection, Plant biochemistry, Plant genomics etc.) Plant Molecular Biology Plant Nutrition Post-Harvest Technology Tissue Culture Technology Seed Technology Soil Science Forestry Climate Change Water Management Bioinformatics and system biology Landscape Architecture Biological Technology Research Areas (Not Limited) Biologists Biology, Molecular Biology and Molecular genetics Zoology (Animal breeding, genetics and biotechnology etc.) Cells Biology Biometry and Genetics Biodiversity The Environment Genes and Society Molds and Fungi Virology, microbiology, and bacteriology Biological Control Cloning Evolution, etc.
Articles 20 Documents
Karakterisasi dan Uji Kemampuan Fungi Pelarut Posfat dan Kalium Mudrikah, Siti; Ayu, Intan Putri Puspitaning; Rahmatullah, Rifki
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.15-21

Abstract

Fosfor dan kalium adalah unsur hara makro penting bagi tanaman, namun sering kali tidak tersedia dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman di tanah. Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Fungi pelarut fosfor (P) dan kalium (K) merupakan mikroorganisme yang berperan dalam meningkatkan ketersediaan kedua unsur hara ini dengan mengubah bentuknya menjadi lebih mudah diserap tanaman. Pendekatan biologis ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia, terutama pada lahan masam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi makroskopis dan mikroskopis fungi pelarut P dan K serta mengetahui indeks kelarutan fosfat dan kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter morfologi fungi pelarut P dan K mencakup warna koloni depan hitam di tengah dan putih di tepi, warna belakang kuning tua, diameter koloni ±5 cm, bentuk koloni tak beraturan, dan tekstur halus seperti kapas. Indeks pelarutan fosfat dan kalium masing-masing adalah 2,35 dan 2,23, yang tergolong dalam kategori intermediate. Fase adaptasi dimulai pada 0 jam hingga 24 jam, fase pertumbuhan awal antara 24 hingga 48 jam, fase logaritmik antara 48 hingga 144 jam, dan fase pertumbuhan lambat antara 168 hingga 216 jam, dengan fase stasioner belum terbentuk
Karakterisasi Bakteri Perakaran Vegetasi Kedelai, Singkong dan Rumput Mudrikah, Siti; Sari, Intan Nirmala; Rahmatullah, Rifki; Estiningtyas, Rizki
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.6-14

Abstract

Tanah merupakan faktor lingkungan yang penting, sebab selain mempunyai hubungan timbal balik dengan tanaman yang tumbuh diatasnya, tanah juga memiliki hubungan timbal balik dengan mikroba tanah yang ada di dalamnya. Isolat bakteri yang diisolasi dari sumber isolat dari tanah dengan vegetasi berbeda yaitu kedelai dengan kode isolat K1104 (1), K2106 (2), rumput dengan kode isolat R2104 (2) dan singkong dengan kode isolat S2104 (1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode Isolat K1104 (1) memiliki bentuk sel coccus, Gram negatif, memiliki enzim katalase, enzim dehidrogenase, bersifat motil, obligate aerob, tidak memiliki enzim urease serta tidak dapat memfermentasikan karbohidrat, dapat tumbuh direntan suhu 27-37 oC dan pH 3-9 serta dapat tumbuh pada kadar salinitas 2% dan 5%. Isolat K2106 (2) bentuk sel basil, Gram negatif memiliki enzim katalase, enzim dehidrogenase, bersifat motil, obligate aerob, tidak memiliki enzim urease serta tidak dapat memfermentasikan karbohidrat, dapat tumbuh direntan suhu 27-37 oC dan pH 3-9 serta dapat tumbuh pada kadar salinitas 5%. Isolat R2104 (2) bentuk sel coccus, Gram positif memiliki enzim katalase, enzim dehidrogenase, bersifat motil, Fakultatif anaerob, tidak memiliki enzim urease serta dapat memfermentasikan karbohidrat, dapat tumbuh direntan suhu 5-37 oC dan pH 6-9 serta dapat tumbuh pada kadar salinitas 2%. Isolat S2104 (1) bentuk sel coccus, Gram negatif memiliki enzim katalase, enzim dehidrogenase, bersifat motil, obligate aerob, tidak memiliki enzim urease serta tidak dapat memfermentasikan karbohidrat, dapat tumbuh direntan suhu 27-37 oC dan pH 6-9 serta dapat tumbuh pada kadar salinitas 2%.
Pemanfaatan Rumput-Rumputan dalam Pencegahan Penyakit pada Ikan: Review Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Karsih, Okta Rizal; Gusriansyah, Dimas
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.1-5

Abstract

Kajian ini mengeksplorasi potensi rumput-rumputan sebagai alternatif antibiotik dalam pengendalian infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan. Intensifikasi budidaya ikan telah meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, sementara penggunaan antibiotik sintetis menimbulkan masalah resistensi dan dampak lingkungan. Analisis literatur dari jurnal-jurnal (2016-2024) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam rumput-rumputan, termasuk flavonoid, saponin, dan tanin, memiliki aktivitas antibakteri melalui berbagai mekanisme seperti penghambatan sintesis peptidoglikan dan perusakan membran sel bakteri. Studi molekuler mengungkapkan efek positif ekstrak rumput-rumputan terhadap sistem imun ikan dan penghambatan gen virulensi bakteri. Standardisasi ekstrak, kontrol kualitas, dan evaluasi keamanan menjadi aspek kritis dalam pengembangan produk. Dari segi ekonomi, pemanfaatan rumput-rumputan menawarkan keunggulan biaya dan potensi pemberdayaan masyarakat melalui budidaya. Pengembangan teknologi ekstraksi yang efisien dan ekonomis diperlukan untuk optimalisasi pemanfaatan. Kajian ini menyimpulkan bahwa rumput-rumputan memiliki potensi signifikan sebagai agen antibakteri alami dalam akuakultur, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk aspek keamanan dan efektivitasnya
Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) terhadap Berbagai Dosis Pupuk Futura Batubara Anwar, Nadia Rahmi; Deviona, Deviona; Nelvia, Nelvia
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.22-30

Abstract

Peningkatan produktivitas kedelai di Indonesia dapat dilakukan melalui penggunaan varietas unggul yang adaptif terhadap kondisi lahan lokal dan pemupukan yang efektif untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik, seperti Futura Batubara, menjadi pilihan yang baik karena meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Penelitian ini memberikan informasi penting mengenai varietas dan dosis pupuk yang optimal untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon pertumbuhan dan hasil enam varietas kedelai terhadap berbagai dosis pupuk Futura Batubara. Penelitian dilakukan menggunakan desain faktorial 6x5 dengan rancangan petak terbagi (RPT) pola acak lengkap. Faktor yang diuji meliputi varietas kedelai dan interaksi varietas dengan dosis pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Dering 1, Malika, Argopuro, Dena 1, dan Detam 1 memberikan respon terbaik terhadap dosis pupuk 200 kg.ha-1, 600 kg.ha-1, dan 800 kg.ha-1, sementara varietas Demas 1 menunjukkan respon terbaik pada dosis 400 kg.ha-1. Varietas Detam 1 menunjukkan kandungan protein tertinggi pada semua perlakuan dosis Futura Batubara.
Pengaruh berbagai Konsentrasi Ekstrak Pisang Raja terhadap Pertumbuhan Eksplan Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata L) Rahmayenti, Selvia
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.31-33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi ekstrak pisang raja terhadap pertumbuhan eksplan tanaman pisang barangan (Musa acuminata L) pada media MS.  Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan balai penelitian buah tropika, solok. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial, yaitu berbagai konsentrasi ekstrak pisang raja (Faktor EP) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan EP0 = kontrol (tanpa ekstrak pisang), EP1 = 50 g/L media MS, EP2 = 100 g/L media MS, EP3 = 150 g/L media MS, EP4 = 300 g/L media MS. maka terdapat 20 unit percobaan, setiap unit percobaan terdiri dari 4 eksplan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi ekstrak pisang raja memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter umur muncul tunas. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan EP1 = 50 g/L media MS, yaitu umur muncul tunas 7.25 hari
Potensi Tanaman Sagu (Metroxylon sagu) di Kabupaten Kepulauan Meranti : Tinjuan Literatur Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal; Karsih, Okta Rizal; Apriliani, Elisa; riswan, M.
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.34-39

Abstract

Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah penghasil sagu terbesar di Indonesia, dengan potensi produksi yang diperkirakan mencapai hampir 3,92 juta ton beras sagu pada tahun 2040. Selain sebagai sumber pangan, sagu juga menghasilkan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk bernilai seperti pakan ternak, pupuk organik, dan bioenergi, yang mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Namun, pemanfaatan sagu masih dihadapkan pada kendala rendahnya nilai tambah produk, keterbatasan teknologi pengolahan, serta akses pasar yang terbatas. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi agronomis, sosial-ekonomi, dan lingkungan dari sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam pengembangannya. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan menganalisis berbagai literatur relevan antara tahun 2010 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sagu memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan dengan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan perekonomian lokal. Namun, pengembangannya memerlukan peningkatan teknologi pengolahan, dukungan infrastruktur, dan penguatan akses pasar. Sagu juga memiliki peluang sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan, khususnya bioetanol. Untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga penelitian, pelaku usaha, dan masyarakat lokal dalam meningkatkan nilai tambah produk dan pengembangan industri berbasis sagu.
Madu Kelulut dan Kesejahteraan Masyarakat: Analisis Potensi Pengembangan di Kepulauan Meranti Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Karsih, Okta Rizal; Riswan, M.
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.40-45

Abstract

Literatur review ini mengkaji potensi madu kelulut (Trigona spp.) yang dihasilkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Indonesia, sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi dengan manfaat kesehatan yang beragam. Melalui pendekatan literatur review komprehensif, penelitian ini menganalisis karakteristik biologis lebah kelulut, sifat fisikokimia madu yang dihasilkan, serta konteks ekologis yang mendukung budidaya lebah ini di kawasan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa madu kelulut memiliki kandungan antioksidan tinggi, serta aktivitas antibakteri dan anti diabetes yang signifikan. Karakteristik madu kelulut dipengaruhi oleh faktor ekologis setempat, terutama keberadaan tanaman kelapa sebagai sumber nektar dan polen yang berlimpah. Budidaya lebah kelulut telah terbukti memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan produk bernilai tambah dan pemberdayaan kelompok tani. Simpulan, madu kelulut dapat menjadi tidak hanya sumber peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal tetapi juga kontributor penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan produk kesehatan alami Indonesia
Potensi Bioremediasi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Ekosistem Perairan: A Review Karsih, Okta Rizal; Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Riswan, M; Gusriansyah, Dimas
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.46-51

Abstract

Pencemaran perairan global membutuhkan solusi remediasi efektif dan berkelanjutan. Eceng gondok (Eichhornia crassipes), meski dikenal sebagai gulma invasif, memiliki potensi signifikan sebagai agen fitoremediasi berkat karakteristik pertumbuhan cepat, biomassa tinggi, sistem perakaran ekstensif, dan toleransi besar terhadap berbagai polutan. Kemampuan fitoremediasi eceng gondok mencakup akumulasi logam berat hingga 6.000 mg/kg berat kering, pengurangan hidrokarbon minyak bumi hingga 79%, dan penyerapan nutrisi berlebih dari perairan eutrofik. Mekanisme utama meliputi fitoekstraksi, fitostabilisasi, rizofiltrasi, dan fitodegradasi, dengan efisiensi yang dipengaruhi oleh pH, suhu, dan konsentrasi polutan. Tantangan penerapan skala besar meliputi sifat invasif yang dapat mengganggu ekosistem akuatik dan kebutuhan manajemen intensif. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengoptimalkan efisiensi dan keberlanjutan eceng gondok sebagai teknologi hijau dalam pemulihan perairan tercemar
Manfaat Tanaman Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus): Studi Literatur Rizvi, Fharisa Nabila; Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal; Karsih, Okta Rizal
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.52-55

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, termasuk tanaman obat tradisional yang telah lama digunakan secara empiris oleh masyarakat. Salah satu tanaman potensial adalah kumis kucing (Orthosiphon aristatus), yang dikenal memiliki efek diuretik dan berbagai manfaat farmakologis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan senyawa aktif dalam daun kumis kucing dan potensinya sebagai alternatif pengobatan alami, khususnya sebagai agen diuretik. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur ilmiah terbitan 2018–2025. Hasil kajian menunjukkan bahwa senyawa seperti asam litospermat I, dikafeoil tartarat, dan ortositonon C dalam kumis kucing memiliki energi ikatan lebih rendah dibandingkan obat sintetik seperti furosemide dan acetazolamide, yang menandakan afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor diuretik. Selain itu, kumis kucing juga bermanfaat dalam mengatasi gangguan ginjal, hipertensi, rematik, dan asam urat melalui aktivitas flavonoid dan glikosida. Dari sisi ekonomi, tanaman ini mudah dikembangkan dan memiliki prospek pemasaran yang baik melalui sistem distribusi lokal. Dengan demikian, kumis kucing berpotensi dikembangkan sebagai fitofarmaka diuretik berbasis herbal yang aman dan terjangkau
Optimalisasi Potensi Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera) di Lahan Pasang Surut Tembilahan: Tantangan dan Peluang Pembangunan Berkelanjutan Gusriansyah, Dimas
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.56-60

Abstract

Kabupaten Indragiri Hilir, khususnya Kecamatan Tembilahan, merupakan salah satu daerah sentra produksi kelapa di Indonesia, dengan luas areal kelapa yang mencapai lebih dari 400.000 hektar. Tanaman kelapa tidak hanya menjadi komoditas unggulan pertanian, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam perekonomian masyarakat lokal. Artikel ini bertujuan untuk meninjau potensi agronomis, sosial-ekonomi, dan tantangan pengembangan tanaman kelapa di Tembilahan berdasarkan tinjauan literatur terkini. Melalui pendekatan studi pustaka, ditemukan bahwa kelapa berpotensi dikembangkan ke arah industri hilir seperti kelapa parut kering, minyak kelapa murni (VCO), dan arang tempurung. Namun, tantangan struktural seperti harga jual yang rendah, konversi lahan, serta keterbatasan teknologi masih menghambat optimalisasi potensi ini. Diperlukan sinergi antara pemerintah, petani, dan pelaku industri untuk meningkatkan nilai tambah kelapa dan menjadikan Tembilahan sebagai pusat pengembangan industri kelapa nasional.

Page 2 of 2 | Total Record : 20