cover
Contact Name
Ulil Fauziyah
Contact Email
ulilfauziyah@pai.uin-malang.ac.id
Phone
+6285729510314
Journal Mail Official
mutaalim@uin-malang.ac.id
Editorial Address
Jalan Gajayana No.50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
ISSN : -     EISSN : 28286227     DOI : https://doi.org/10.18860/mjpai
Mutaallim Jurnal Pendidikan Agama Islam adalah sarana komunikasi dan publikasi ilmiah yang berasal dari hasil penelitian di bidang pendidikan agama Islam baik literatur library research maupun lapangan field research dengan berbagai pendekatan Jurnal ini terbit empat kali dalam setahun di bulan Maret Juni September dan Desember. Bahasa yang digunakan adalah Indonesia Inggris dan Arab. Mutaallim Jurnal Pendidikan Agama Islam dikelola oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Articles 90 Documents
KONSEP MODERASI BERAGAMA PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA Arsy, Dzikri Dinikal; Sa’adah, Nihayatus; Al Hakim, Tamara Diina
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i2.882

Abstract

Religious diversity in the archipelago is a gift in itself that should be understood by every citizen so that they can determine how to behave properly according to the situation and condition of the surrounding environment. Taking a stance cannot be done instantly without learning and understanding religious diversity itself. What kind of efforts will be chosen will then become the most important point in reducing and preventing major conflicts and divisions that are contrary to the ideals of this nation. There has been a lot of discussion about religious moderation as one of the keys to peace in the midst of diversity. Like the father of Indonesian education, Ki Hajar Dewantara through his writings and works about the world of education which does not specifically address the issue of religious moderation, but the meaning and implied message in it has an important influence as a supporter of the realization of religious moderation in Indonesia. Through his methods and literature research on his thoughts, we can see that family education, religious teaching in schools, forms of practice of etiquette and manners can open a way out of the impasse that has been faced so far so that what is expected from various moderation can produce maximum results. in the midst of this country's religious diversity. Abstrak Keberagaman beragama di bumi nusantara merupakan sebuah anugerah tersendiri yang seharusnya dipahami oleh setiap warga negara sehingga dapat menentukan cara bersikap yang baik sebagaimana situasi dan kondisi lingkungan sekitarnya. Pengambilan sikap tidak dapat dilakukan secara instan tanpa adanya upaya pembelajaran dan pemahaman akan keberagaman beragama itu sendiri. Upaya seperti apa yang akan dipilih kemudian menjadi poin terpenting dalam meredam dan mencegah konflik besar serta perpecahan yang bertolak belakang dengan cita – cita bangsa ini. Telah banyak perbincangan akan moderasi beragama sebagai salah satu kunci kedamaian di tengah keberagaman. Seperti halnya bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara lewat tulisan dan karya – karyanya tentang dunia pendidikan yang memang tidak spesifik menyinggung persoalan moderasi beragama namun makna dan pesan tersirat di dalamnya memiliki pengaruh penting sebagai penunjang terwujudnya moderasi beragama di Indonesia. Lewat metode dan riset pustaka terhadap pemikiran beliau dapat kita ketahui bahwasanya pendidikan keluarga, pengajaran agama dalam sekolah, bentuk praktik ilmu adab dan budi pekerti dapat membuka jalan keluar dari kebuntuan yang selama ini dihadapi, sehingga apa yang diharapkan dari moderasi beragam dapat membuahkan hasil yang maksimal di tengah keberagaman beragama negeri ini.
INKLUSIVISME PENDIDIKAN ISLAM (Studi Fenomenologi Atas Budaya Pesantren Bakti Luhur Kabupaten Malang) Tulus, Muhammad
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i1.1070

Abstract

Indonesia As a plural nation that has various nuances of pluralism which is manifested in ethnic groups with unique backgrounds of regional languages, traditions, customs, arts, culture, and religions respectively. So educational inclusiveness is important to be developed in every religious education institution, especially Islam, it must even be a priority goal that must be achieved. Pesantren has a very important role, apart from being a place to learn Islamic religious knowledge, it is also a place to foster mental and moral character. One of them is fostering the value of religious tolerance carried out by Kyai at the Bakti Luhur Islamic Boarding School, Malang Regency. The fostering of religious tolerance values ​​is carried out because of the emergence of various conflicts in Indonesia that originate from problems between religious communities. For this reason, fostering the value of religious tolerance is carried out at the Bakti Luhur Islamic Boarding School with the aim of educating and fostering the mental and morals of the students to become individuals who have good morals and have a tolerant attitude towards differences in people's lives, especially religious differences. The establishment of the Bakti Luhur Islamic Boarding School since 2006 did not necessarily run smoothly, because there were several groups who did not agree with the pesantren system. Because it is considered too liberal, violates the teachings of Islam and even some people disbelieve in the business. ABSTRAK Indonesia Sebagai bangsa plural yang memiliki berbagai nuansa kemajemukan yang mewujud dalam kelompok-kelompok etnis dengan kekhasan latar belakang bahasa daerah, tradisi, adat istiadat, seni, budaya, dan agama masing-masing. Maka inklusifitas pendidikan penting untuk dikembangkan disetiap lembaga pendidikan agama terkhusus Islam, bahkan harus menjadi tujuan prioritas yang harus di capai. Pesantren memiliki peranan yang sangat penting, selain sebagai tempat untuk belajar ilmu agama Islam, juga sebagai tempat membina mental dan akhlak. Salah satunya adalah pembinaan nilai toleransi beragama yang dilaksanakan oleh Kyai di Pesantren Bakti Luhur Kabupaten Malang. Pembinaan nilai toleransi beragama dilaksanakan karena munculnya berbagai konflik di Indonesia yang bersumber dari permasalahan antar umat beragama. Untuk itu pembinaan nilai toleransi beragama dilaksanakan di Pondok Pesantren Bakti Luhur dengan tujuan untuk mendidik dan membina mental dan akhlak para santri agar menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan memiliki sikap toleran terhadap adanya perbedaan di dalam kehidupan masyarakat, khususnya perbedaan agama. Berdirinya pesantren Bakti Luhur sejak 2006 ini tidak serta merta berjalan mulus, sebab ada beberapa golongan yang kurang setuju dengan sistem pesantren tersebut. Sebab dianggap terlalu liberal, menyalahi ajaran Islam bahkan beberapa orang mengkafirkan usaha tersebut.
FENOMENA PERGESERAN NILAI–NILAI RELIGIUS MAHASISWA PAI UIN MALANG AKIBAT KOREAN WAVE (K-POP DAN K-DRAMA) Zakiyah Z, Afaf; Rifqi, Naflah; Zaituni, Rohmatul Azizah
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i1.1082

Abstract

K-Pop and K-Drama, which were allegedly only dimensioned in the entertainment world, turned out to have implications for the religiosity of the audience. It has been proven that some acts of fanaticism shown by the fans resulted in the level of faith and the intensity of their worship decreasing. The spread of the Korean Wave (hallyu) which includes K-Pop and K-Drama is well packaged and visualized based on international standards, so that various demographic layers -including Islamic Religious Education students- can access it easily and at the same time enjoy it. With the increasing number of fans, the imperialism of the Korean Wave which is rooted in K-Pop and K-Drama has become a new wave of globalization The shift that arises is not only in the cultural aspect, a significant shift in religiosity is also rife. This study aims to determine the phenomenon of shifting religious values ​​due to the Korean Wave, especially K-Pop and K-Drama. This research uses an interview method with a qualitative descriptive approach. Subjects are students of Islamic Religious Education at the State Islamic University of Malang with an age category of 18 to 21 years. The results of this study showed that the subjects experience symptoms of decreased religiosity, including the intensity of studying religion is distracted by the intensity of enjoying Korean content, delaying prayers because watching idol concerts and K-Dramas, deepening the history of idols or Korean culture compared to Islamic Tarikh science, and also memorizing Korean songs more than Islamic songs. Some respondents even stated that they are more interested in learning Korean than Arabic. This phenomenon is a challenge for the world of Islamic education. However, this needs to be analyzed further in order to take lessons in Islamic da'wah both in the internal (Muslims) and external spheres. Abstrak K-Pop dan K-Drama yang disinyalir hanya berdimensi pada dunia hiburan ternyata telah mengimplikasi religiusitas para penikmatnya. Telah terbukti beberapa tindak fanatisme yang ditampakkan oleh para fans mengakibatkan kadar keimanan dan intensitas ibadah mereka menurun. Persebaran Korean Wave (hallyu) yang termasuk di dalamnya K-Pop dan K-Drama dikemas dengan apik dan divisualisasikan berdasar standar internasional, sehingga berbagai lapisan demografi -tak terkecuali mahasiswa Pendidikan Agama Islam- dapat mengaksesnya dengan mudah juga sekaligus menggemarinya. Pergeseran yang timbul tak hanya pada aspek budaya, pergeseran religiusitas yang signifikan juga marak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena pergeseran nilai-nilai religius akibat Korean Wave, khususnya K-Pop dan K-Drama. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Malang dengan kategori usia 18 sampai 21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala penurunan religiusitas, di antaranya intensitas mengkaji agama teralihkan dengan intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibanding dengan ilmu Tarikh Islam, lebih menghafal lagu-lagu Korea daripada lagu-lagu Islami, dan juga lebih tertarik belajar bahasa Korea dibanding bahasa Arab. Fenomena yang terjadi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Islam. Bagaimanapun hal ini perlu dianalisis lebih lanjut guna mengambil hikmah dalam dakwah Islam baik di lingkup internal (kaum muslimin) maupun lingkup eksternal.
TELAAH NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DALAM SERIAL ANIMASI UPIN-IPIN MUSIM SEPULUH A, Tania Nafida; Bayu H, Putri; Dzulfahmi, Adib
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i1.1083

Abstract

Religious moderation is an effort to deal with differences in religion. Religious moderation can be interpreted as a moderate attitude towards differences and diversity. Moderari religion means trying to take a middle or neutral position between two views or differences and is an attitude that seeks to listen to each other and can live in a society full of diversity properly. In this study, we will analyze the value of moderation in the animated series Upin-Ipin and relate it to the religious moderation manual issued by the Indonesian Ministry of Religion. This study aims to determine whether the value of moderation displayed in the animated series Upin-Ipin season ten "Pesta Cahaya" is in accordance with the indicators and limits of religious moderation set by the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia in its book. Moreover, this series has indirectly become the mecca of religious behavior for children in Indonesia as lovers of the animation. This research proves that the animated series Upin and Ipin Season Ten: Pesta Cahaya is included in moderation in accordance with the Ministry of Religion's moderation manual. This study uses a type of library research with content analysis in the form of a qualitative descriptive approach. Abstrak Moderasi beragama adalah salah satu upaya menghadapi perbedaan dalam beragama. Moderasi beragama dapat dimaknai sikap moderat terhadap adanya perbedaan dan keberagaman. Moderasi beragama berarti berusaha mengambil posisi tengah atau netral diantara dua pandangan atau perbedaan dan merupakan sikap yang berupaya untuk saling mendengarkan serta bisa hidup bermasyarakat yang penuh keberagaman dengan baik. Dalam penelitian ini, kita akan menganalisis nilai moderasi yang ada dalam serial animasi Upin-Ipin dan mengaitkannya dengan buku pedoman moderasi beragama yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakan nilai moderasi yang ditampilkan dalam serial animasi Upin-Ipin musim sepuluh “Pesta Cahaya” sudah sesuai dengan indikator serta Batasan moderasi beragama yang ditetapkan Kementerian Agama RI dalam bukunya. Terlebih lagi serial ini secara tidak langsung menjadi kiblat perilaku beragama bagi anak-anak di Indonesia selaku penikmat animasi tersebut. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa serial animasi Upin dan Ipin Musim Sepuluh: Pesta Cahaya termasuk dalam moderasi yang sesuai dengan buku pedoman moderasi Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research) dengan analisis isi (content analysis) berupa metode pendekatan deskriptif kualitatif.
ORTOGRAFI DAN UNIFIKASI AL-QUR’AN: Studi Buku Rekonstruksi Sejarah Al-Quran Karya Taufiq Adnan Amal Zahro, Latifatuz; Lahuddin, Mukhlishina; Nabila, Munadhil
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i1.1084

Abstract

Orthography refers to the description of the sounds of language used by humans in the form of writing or symbols. The difference and diversity of readings of the Qur'an that exist in society is the impact of orthography that triggers the emergence of efforts to classify qiraat and qurra' from each community. The orthography and unification of the Qur'an are important to discuss so that the readings in the Qur'an that are currently circulating are not in doubt about their authenticity. This study uses the book Reconstruction of the History of the Qur'an by Taufik Adnan Amal as the basis. It will also discuss further the development of orthography and unification, especially in the early days of orthography and unification. Abstrak Ortografi merujuk pada gambaran bunyi bahasa yang digunakan oleh manusia dalam bentuk tulisan atau lambang. Perbedaan serta keragaman bacaan al-Qur’an yang ada pada masyarakat adalah dampak dari ortografi yang memicu munculnya usaha pengklasifikasian qiraat dan qurra’ dari masing-masing masyarakat. Ortografi dan unifikasi al-Qur’an penting untuk dibahas supaya bacaan dalam al-Qura’an yang beredar sekarang tidak diragukan keauntentikasinya. Penelitian ini menggunakan buku Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an karya Taufik Adnan Amal sebagai landasannya. Serta didalamnya akan dibahas lebih lanjut mengenai perkembangan ortografi dan unifikasi terutama pada masa awal adanya ortografi dan unifikasi.
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ADAB SISWA DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Hidayat, Alfian
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i1.1104

Abstract

Discussions about education in today's era focus on learning and education not only on how students learn basic science and knowledge about the subjects they study, but problems regarding etiquette, behavior, manners, morals, etiquette are also a highlight that needs to be emphasized. Research This aims to form adab for students in improving the quality of Islamic education in Islamic education management. This study uses a qualitative research method, which in this study uses the library research method. The findings in the literature research show that ethics and morals are two components that every student must have. Even in the literature described, a teacher is required to have good ethics in the process of teaching and learning activities. learning process. One of the leading scholars Imam Ibn Qayyim rahimahullah said that, "the purpose of establishing adab in a human being is the creation of good morals." So it has become an obligation for every student who wants to study in order to achieve the success he dreams of, it should be accompanied by good etiquette, because that can improve the quality of internal and external Islamic educational institutions. Abstrak Pembahasan mengenai pendidikan di zaman dewasa ini fokus pembelajaran dan pendidikan tidak hanya pada bagaimana siswa mempelajari ilmu dasar dan ilmu pengetahuan tentang mata pelajaran yang ia pelajari namun permasalahan mengenai adab, tingkah laku, sopan santun, akhlak, adab juga menjadi sorotan yang perlu ditekankan, Penelitian ini bertujuan untuk membentuk adab bagi terhadap siswa dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan Islam di dalam manajemen pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana di dalam penelitian ini memakai metode kepustakaan (library research). Temuan pada penelitian kepustakaan menunjukkan bahwa etika dan akhlak yaitu dua komponen yang harus dimiliki oleh setiap anak didik. Bahkan dalam literatur yang diterangkan seorang guru wajib mempunyai etika yang baik dalam proses kegiatan belajar mengajar dan proses pembelajaran. Salah satu ulama terkemuka Imam Ibn Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa, “tujuan dibentuknya adab di dalam diri seorang manusia adalah terciptanya akhlak yang baik.” Maka demikian itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap peserta didik yang ingin menuntut ilmu guna mencapai kesuksesan yang diimpikan hendaknya disertai dengan adab yang baik, karena demikian itu dapat meningkatkan kualitas dari internal maupun eksternal kelembagaan pendidikan Islam.
URGENSI HISTORICAL THINKING SKILLS BAGI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Achmadin, Balya Ziaulhaq
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i2.1125

Abstract

Historical thinking skill is the ability to think historically related to how to identify in critical and deep thinking about history. This historical ability is important for students to have, because critical thinking is a representation of the universal, multicultural and democratic character of citizens. With this model of thinking development model, it is hoped that students can be more critical and thorough in determining life in the future. The pattern of developing historical thinking is adjusted to the age or level of education of the students. Learners are human beings who are in a state of resistance to development and growth, students are considered immature so they need guidance from parents and educators in the development process which is certainly at every level of education has its own educational focus according to the abilities of students whose ending when entering the age of late adolescence will there are cognitive, affective and psychomotor changes of learners which are obtained through the process of education and teaching at every level of education. Abstrak Historical thingking skill merupakan kemampuan berpikir historis yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi dalam berpikir kritis dan mendalam mengenai sejarah. Kemampuan kesejarahan ini penting dimiliki oleh peserta didik, karena berpikir kritis adalah representasi karakter warga negara yang universal, multikultural dan demokratis. Dengan model pengembangan berpikir model ini diharapkan agar peserta didik dapat lebih kritis dan teliti dalam menentukan kehidupan di masa mendatang. Pola pengembangan berpikir historis disesuaikan dengan usia atau jenjang pendidikan peserta didik. Peserta didik merupakan seorang insan yang berada dalam tahan perkembangan dan pertumbuhan, peserta didik dianggap belum dewasa sehingga perlu bimbingan orang tua maupun pendidik dalam proses perkembangannya yang pastinya dalam setiap jenjang pendidikan memimiliki fokus pendidikan tersendiri sesuai kemampuan peserta didik yang endingnya ketika memasuki usia remaja akhir akan terjadi perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik yang di peroleh melalui proses pendidikan dan pengajaran di setiap tingkatan pendidikannya.
PENDIDIKAN KARAKTER : Strategi Guru Dalam Pembentukan Karakter Nubuwwah Pada Siswa di Aqobah International School Jombang Zhulaikah, Nur Laila
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i2.1321

Abstract

Character can be interpreted as innate, heart, soul, personality, character, behavior, personality, nature, character, temperament, and character. For the discussion of the term character in Islam, it is related to the characteristics of the Prophet Muhammad SAW the uswatun hasanah, among the noble characteristics of the Prophet Muhammad are the characteristics of Shiddiq, amanah, fathonah, and tabligh. Teachers as educators are also expected to have the right strategy in shaping the character of students. This study aims to: (1) find out the description of the Nubuwwah Character as a teacher strategy in character building for students at Aqobah International School Jombang (2) find out the supporting and inhibiting factors in the implementation of the Nubuwwah Character formation strategy (3) find out the implications of the teacher's strategy in the formation of Nubuwwah Character in students at Aqobah International School Jombang The approach used in this research is a qualitative approach and the type of descriptive research. Primary data sources were taken from teachers at Aqobah International School Jombang, principals, teachers in the curriculum field, class X students. Data collection techniques in this study were based on interviews, observation and documentation. The data analysis technique uses the theory of Miles and Huberman. The results of this study indicate that: (1) the strategies used by teachers both in the field of subjects and in the field of curriculum a. Using appropriate learning media, b. Using exemplary methods, c. Training students' discipline during learning, d. Using school specialization/extracurricular methods, 5) Establishing open relationships (2) Nubuwwah character reflected in the learning process, namely Siddiq: Contribution spirit, honest in work, Amanah: Responsible for assignments or assignments, on time, Fathonah: Able to digest material (responsive), Tabligh: Communicative, helping friends, (3) Supporting factors of the application of teacher strategies in shaping the character of Nubuwwah in students include easy access to technology, teacher resources, system management at Aqobah International School Jombang, while the inhibiting factors include: come from the students themselves and the technical problems in implementing the strategy. Abstrak Guru sebagai pendidik sekaligus diharapkan memiliki strategi yang tepat dalam membentuk karakter kepada siswa.Untuk bahasan istilah karakter dalam agama Islam dihubungkan kepada sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW sang uswatun hasanah , diantara sifat atau karakter mulia Rasulullah SAW adalah sifat Shiddiq, Amanah, Fathonah, Dan Tabligh. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui strategi guru dalam pembentukan karakter Nubuwwah pada siswa di Aqobah International School Jombang (2) mengetahui implikasi dari strategi guru dalam pembentukan Karakter Nubuwwah pada siswa di Aqobah International School Jombang (3) mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan strategi pembentukan karakter Nubuwwah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles and Huberman. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa : (1) strategi yang dilakukan guru baik di bidang mata pelajaran maupun bidang kurikulum a. menggunakan media pembelajaran yang tepat, b.menggunakan keteladanan, c.melatih kedisiplinan siswa saat pembelajaran, d. menggunakan spesialisasi/ ekstrakurikuler sekolah, 5)Menjalin hubungan yang terbuka (2) Karakter Nubuwwah yang tercermin dari proses pembelajaran yakni Siddiq : Semangat kontribusi, jujur dalam berkarya, Amanah: Bertanggung jawab atas assignment atau tugas yang diberikan,tepat waktu Fathonah : Mampu mencerna materi (responsif), Tabligh : Komunikatif, saling membantu teman , (3) Faktor pendukung dari penerapan strategi guru dalam pembentukan karakter Nubuwwah pada siswa diantaranya kemudahan akses teknologi, sumber daya guru , manajemen sistem di Aqobah International School Jombang, sedangkan faktor penghambat diantaranya adalah berasal dari siswa itu sendiri dan masalah-masalah teknis dalam menerapkan strategi tersebut.
PENGARUH PROGRAM X-SCHOOL OLEH XK-WAVERS TERHADAP PEMBENTUKAN KESADARAN BERAGAMA ISLAM BAGI PECINTA KOREA Rafidatikna, Afifah; Amrullah, Abdul Malik Karim
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i2.1434

Abstract

This study analyzes the X-School Program on the formation of religious awareness for Korean lovers. The problem raised in this study is that many young Indonesians, the majority of whom are Muslims, actually show their alignment with Korean culture. Something that is actually entertainment is starting to be used as a new mecca in living life even though there are many teachings from Korean culture which in practice are actually contrary to Islamic teachings. This research utilizes a quantitative research approach with the type of ex post facto research. This study aims to determine the X-School program implemented by XK-Wavers, to explain the condition of Islamic awareness of Korean lovers who follow the X-School program, and to determine the effect of the X-School program on the formation of Muslim awareness of Korean lovers who follow the X-School program. -School. The findings in this study indicate that the X-School Program conducted by XK-Wavers is in the good category, the religious awareness of the alumni of the X-School program is categorized as good, and the X-School Program has an influence of 42.1% on the formation of Islamic awareness for alumni X-School program. Abstrak Penelitian ini menganalisis Program X-School tehadap pembentukan kesadaran beragama bagi pecinta Korea. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah karena banyaknya generasi muda Indonesia yang mayoritas adalah muslim justru memperlihatkan keberpihakannya pada budaya Korea. Sesuatu yang sejatinya hiburan mulai dijadikan sebagai kiblat baru dalam menjalani kehidupan meskipun terdapat banyak ajaran dari budaya Korea yang dalam praktiknya justru bertolak belakang dengan ajaran Islam. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program X-School yang dilaksanakan oleh XK-Wavers, untuk menjelaskan kondisi kesadaran beragama Islam pecinta Korea yang mengikuti program X-School, dan untuk mengetahui pengaruh program X-School terhadap pembentukan kesadaran beragama Islam pecinta korea yang mengikuti program X-School. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Program X-School yang dilakukan oleh XK-Wavers masuk dalam kategori baik, kesadaran beragama alumni program X-School dikategorikan baik, dan Program X-School memberikan pengaruh sebesar 42,1% terhadap pembentukan kesadaran beragama Islam bagi alumni program X-School.
PEMANFAATAN MEDIA TIK TOK DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 LAWANG Nadiva, Dewinta Nisa
Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/mjpai.v1i2.1457

Abstract

In the world of learning in this modern era, a variety of existing media is needed to be used properly. Because with the media in addition to making students unsaturated can also help their understanding of learning. One of the newly implemented media and few teachers is tik tok media. Where tik tok is a viral medium, which is now PAI teacher at SMAN 1 Lawang apply in helping lessons. The method used in this research is a type of qualitative research through a descriptive approach. In data collection researchers use methods of interviewing, observation and documentation. The results showed that: (1) Students are more responsive when asking and answering questions when using tik tok media. Even when they were told to make tik tok media, they were very enthusiastic even though it was related to the lesson. (2) In learning using tik tok media there are two factors, namely supporting factors and inhibitors. Supporting factors such as: mastery of a teacher's material, students are more excited, students are easy to accept and understand the material. (3) Inhibitory factors such as: the sound in the video suddenly disappears, the file is too large so it cannot be uploaded, tik tok video creation cannot be done at the time of learning. Abstrak Dalam dunia pembelajaran di era modern ini, diperlukan berbagai macam media yang ada untuk digunakan dengan baik. Karena dengan adanya media selain membuat siswa-siswi tidak jenuh juga dapat membantu pemahaman mereka terhadap pembelajaran. Salah satu media yang baru diterapkan dan sedikit guru yakni media tik tok. Dimana tik tok merupakan media viral, yang kini guru PAI di SMAN 1 Lawang menerapkan dalam membantu pelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan menunjukkan bahwa: (1) Siswa lebih tanggap ketika bertanya dan menjawab pertanyaan ketika menggunakan media tik tok. Bahkan mereka saat disuruh membuat media tiktok, mereka sangat antusias sekalipun berkaitan dengan pelajaran. (2) Di dalam pembelajaran menggunakan media tik tok terdapat dua faktor yakni faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung seperti: penguasaan materi seorang guru, siswa lebih bersemangat, siswa mudah dalam menerima dan memahami materi. (3) Faktor penghambatnya seperti: suara yang ada di video tiba-tiba hilang, file terlalu besar sehingga tidak dapat diupload, pembuatan video tik tok tidak dapat dilakukan pada saat pembelajaran.