cover
Contact Name
IQBAL KHOLIDI
Contact Email
iqbalkholidi@nurulqadim.ac.id
Phone
+6285232388454
Journal Mail Official
iqbalkholidi@nurulqadim.ac.id
Editorial Address
Ma'had Aly Nurul Qadim, Dusun Krajan, Kalikajar Kulon, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291
Location
Kab. probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Published by Ma'had Aly Nurul Qadim
ISSN : 30475341     EISSN : 30470099     DOI : -
Al Qadim. Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir adalah wadah intelektual yang didedikasikan untuk memahami, menganalisis, dan menggali kekayaan pemahaman tafsir dan ilmu terkait dalam tradisi Islam. Jurnal ini membuka pintu bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi kontribusi dan wawasan mereka dalam merespons berbagai isu terkini yang terkait dengan tafsir Al Quran dan ilmu yang terkait.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 22 Documents
Diskursus Konsep Budak Dalam Kajian Fiqh Klasik Perspektif Tafsir Ar-Razi dan Tafsir Al-Qurthubi Al-Qindi; Agus Supriyadi
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep budak Perspektif Tafsir Ar-Razi dan Tafsir Al-Qurthubi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) analisis data penelitian ini menggunakan metode tafsir tahlili. Kesimpulan dari penelitian ini ialah Pertama, menurut Ar- Razi perbudakan adalah sebuah kondisi per individual maupun sistem yang pada tempo dulu bisa diperlakukan dengan keinginan pihak majikan yang akhirnya pada masa Islam datang sistem itu perlahan direkonstruksi untuk tidak menjadi relevan. Kedua, sementara menurut pandangan Tafsir Al-Qurthubi adalah seseorang yang tidak bisa memenuhi hak dirinya sendiri dan bisa dijual-belikan, dipekerjakan dan bahkan digauli tanpa adanya akad nikah, tetapi tanpa menafikan adanya unsur-unsur berbuat baik dan tetap mempunyai etika dalam bermu’asyarah dengannya. Pada akhirnya tujuan Islam adalah tetap tidak menjadikannya relevan. Ketiga, perbedaan penjelasan antara Tafsir Ar-Razi dan Al-Qurthubi hanyalah masalah secara detail tentang kriteria budak yang bisa digunakan untuk membayar kafarat dan tidaknya, selebihnya dalam masalah relevansi nya maupun kontekstualiasi kedua Ulama ini sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan yang telah dijelaskan dalam Islam khususnya Al-Qur’an 
Tafsir Maqasidi Muhammad Talbi dan Abdul Mustaqim sebagai Pendekatan Alternatif dalam Menafsirkan Al-Qur’an Kholidi, Iqbal
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karena al-Qur'an shahih likulli zaman wa makan, hendaknya al-Qur'an dimaknai secara tepat sesuai dengan tuntutan kehidupan. Pada dasarnya kehidupan telah berubah dalam berbagai situasi dan kondisi, diantaranya dalam gaya hidup, hubungan antarmanusia, globalisasi, migrasi, kemajuan ilmu teknologi dan pengetahuan. Modernisasi telah menimbulkan permasalahan serius terkait Al-Qur’an sebagai sumber utama yurisprudensi Islam yang muncul “tidak dapat dijalankan”, kecuali oleh segelintir umat Islam. Jika tidak dilakukan penafsiran ulang terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, besar kemungkinan fikih Islam akan ditolak, dianggap tidak relevan, dan kontra-produktif terhadap kebutuhan hidup. Untuk dapat melakukan penafsiran ulang diperlukan pendekatan penafsiran Maqashidi dalam menafsirkan Al-Qur’an khususnya pada ayat-ayat etika-hukum. Ada dua implikasi signifikan dalam pendekatan penafsiran maqashidi; pertama, paradigma tafsir maqashid adalah pola pikir dan cara pandang terhadap Al-Qur’an serta penafsirannya dengan konsep maqashid al-shari’ah sebagai titik tolaknya. Konsep maqashid menjadi landasan utama dalam penalaran dan yang membentuk sistem penafsiran. Kedua, metode penafsiran pendekatan maqashidi menekankan pada tiga pilar, yaitu kesadaran sejarah (al-wa’yu al-tarikh), kesadaran teoritis (al-wa’yu al-nazhari), kesadaran praksis (al-wa’yu al-nazhari). Secara praktis, langkah-langkah penafsiran maqashidi adalah kontekstualisasi, dekontekstualisasi, dan rekontekstualisasi
Moderasi Islam: Membangun Sunni-Syiah yang Harmoni Musolli; Ismail Marzuki
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh masyarakat Kampung Arab Bondowoso yang dihuni oleh dua ideologi berbeda, yakni sunni dan syiah dapat hidup berdampingan secara harmonis, selain juga berupaya mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan kedua kelompok tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, interview, dan telaah dokumen. Adapun hasil dari penelitian ini ialah bahwa pola hubungan harmonisasi masyarakat sunni dan masyarakat syiah di Kampung Arab Bondowoso dibangun berdasarkan kontak sosial dan komunikasi yang intensif. Sementara faktor yang mempengaruhi harmonisasi sunni-syiah di Kampung Arab Bondowoso antara lain karena adanya ikatan kekeluargaan/persaudaraan yang begitu kuat, semangat gotong toyong yang luar biasa, menjunjung tinggi sikap demokratis, dan lain sebagainya.
Tren Outfit Of The Day Dan Kaitannya Dengan Tasyabbuh Bil Kuffar (Analisa QS. Al-Baqarah Ayat 104 Dalam Kajian Tafsir Ibnu Katsir) Syaiful Anam; Munawwarah
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Munculnya ide tasyabbuh ini, karena banyaknya fenomena yang tersebar luas dikalangan remaja tentang K-Pop. Tanpa disadari kecintaannya terhadap K-Pop dapat menimbulkan penyerupaan terhadap non-Muslim, dan menghawatirkan keislamannya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian terkait tren OOTD (outfit of the day) dan kaitannya dengan tasyabbuh bil kuffar dengan fokus kajian: 1 Bagaimana tabayyun tren OOTD (outfit of the day) dan kaitannya dengan tasyabbuh bil kuffar (Analisa QS. Al-Baqarah ayat 104 dalam kajian tafsir Ibnu Katsir?, dan 2. Bagaimana standarisasi tren OOTD (outfit of the day) dan kaitannya dengan tasyabbuh bil kuffar (Analisa QS. Al-Baqarah ayat 104 dalam kajian tafsir Ibnu Katsir? Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif, yang mana datanya bersumber dari pustaka (library research), dan menggunakan metode tahlili dan ijmali. Hasil penelitin ini berdasarkan tafsir yang dikaji ialah bahwa dalam surat Al-Baqarah ayat 104 ini menunjukan bahwa tasyabbuh adalah meniru pada segala sesuatu yang termasuk ciri khas non-Muslim, baik ditinjau dari segi akidah , adat-istiadat, pribadatan, dan hal-hal yang bertentangan dengan nash-nash serta prinsip syariat, atau dihawatirkan akan membawa kerusakan. Tidak dikatakan tasyabbuh, selama tidak memakai atau melakukan sesuatu yang merupakan “ciri khas” agama (non-Muslim) dan tidak ada tujuan apapun.
Hikmah Adanya Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an Babun Najib; Moh Rokib
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menggali hikmah di balik keberadaan ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat dalam Al-Quran. Pendekatan yang digunakan adalah studi kepustakaan, di mana penulis dengan tekun mencari, mengumpulkan, dan menganalisis informasi dari berbagai sumber. Al-Quran berperan sebagai penjelas dan panduan, memuat ayat-ayat muhkam yang memberikan kejelasan. Selain itu, Al-Quran juga diakui sebagai mukjizat dan karya sastra terbesar dalam sejarah manusia, mengandung ayat-ayat tersirat atau mutasyabih yang menjadi subjek yang tak pernah habis untuk dikaji. Ayat-ayat muhkam dan mutasyabih saling melengkapi, membawa hikmah dan nilai-nilai pendidikan yang tak terbatas. Memahami keduanya seolah-olah membuka pintu pemahaman terhadap hikmah dalam wahyu Al-Quran itu sendiri.  
Interaksi Dengan Al-Qur’an Melalui Metode Tafsir Tematik Perspektif Yusuf Al-Qardhawi Humaidi; Iqbal Kholidi
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 1 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tafsir tematik Al-Qur'an merupakan metode penafsiran yang melibatkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang terkait dengan tema tertentu. Pendekatan ini menjadi semakin penting dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Dalam era informasi dan globalisasi, interpretasi tema Al-Qur'an dapat memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang berkembang di berbagai belahan dunia. Metode tafsir tematik juga dapat disusun secara praktis dan sistematis dengan mengikuti kronologis turunnya ayat-ayat tersebut, sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman dengan menyesuaikan diri dengan segala tempat, situasi, dan kondisi.Salah satu tokoh yang memberikan ide dan teknik solusi dalam memahami teks Al-Qur'an adalah Yusuf al-Qardhawi. Ia menekankan pentingnya mendapatkan pemahaman yang baik dan menyeluruh dengan menghindari interpretasi tekstual yang sempit dan tidak berdasar. Artikel ini merupakan sebuah kajian literatur yang berfokus pada metode al-Qardhawi dalam memahami teks Al-Qur'an. Pendekatan tafsir tematik yang diperkenalkan oleh al-Qardhawi memungkinkan para pembaca Al-Qur'an untuk memahami pesan-pesan Al-Qur'an secara lebih luas dan relevan dengan konteks kontemporer.
Analisis Fenomena Serangan Fajar melalui persepektif Al-Qur’an dan Hukum Negara Indonesia Naila Abidah; Muhammad Rifa’i Subhi
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 2 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur'an, kitab suci Islam, menekankan pentingnya keadilan, kasih sayang, dan perlindungan kehidupan. Undang-undang tersebut melarang pengambilan nyawa orang yang tidak bersalah dan menekankan perlunya pembelaan diri hanya jika ada ancaman yang sah terhadap nyawa atau harta benda seseorang. Dalam konteks serangan fajar, perspektif Al-Qur'an menyatakan bahwa serangan tersebut salah secara moral dan etika, karena serangan tersebut melibatkan penargetan yang disengaja terhadap orang-orang yang tidak bersalah, dan hal ini dilarang oleh Al-Qur'an. Sedangkan, dalam hukum negara Indonesia juga telah menjelaskan bahwa serangan fajar atau politik uang adalah perbuatan yang dilarang karna ini adalah salah satu dari bentuk korupsi. Pemilihan Umum merupakan salah satu bentuk ekspresi hak dan kedaulatan  rakyat yang harus diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Hal ini perlu disadari dengan baik guna mewujudkan konteks negara demokrasi berdasarkan  Pancasila dan hukum. Kesimpulannya, fenomena serangan dini hari merupakan suatu kekhawatiran serius yang mengancam keamanan dan stabilitas masyarakat. Dari sudut pandang Al-Quran, serangan-serangan seperti itu salah secara moral dan etika, karena serangan-serangan tersebut sengaja menargetkan orang-orang yang tidak bersalah. Hukum negara Indonesia juga melarang pengambilan nyawa orang yang tidak bersalah dan menekankan pentingnya pertahanan diri. Oleh karena itu, penting bagi lembaga penegak hukum dan masyarakat untuk bekerja sama untuk mencegah dan menyelidiki serangan tersebut, memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Konsep Perbuatan Manusia dalam Teologi Islam dan Interpretasinya terhadap Takdir Perspektif KH. Bahauddin Nur Salim Muthia, Nimas Nadia Wafiq; Subhi, Muhammad Rifai
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 2 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan teologi dalam kajian perbuatan manusia smembahas tentang kebebasan atau keterpaksaan manusia untuk melakukan perbuatannya sendiri, serta pandangan tentang batasan penempatan diri manusia dalam melakukan perbuatan atas kehendak Tuhan. Aliran Jabariyah, memandang manusia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan perbuatannya sendiri, karena hal itu adalah takdir tuhan. Sedangkan aliran Qadariyah memandang bahwa manusia sendirilah yang menentukan perbuatannya, bukan tuhan. iskursus dan dialektika tentang hal ini, terus marak sejak zaman klasik Islam hingga zaman modern sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud memaparkan berbagai pandangan ulama klasik yaitu muktazilah dan asy’ariyah dalam menanggapi berbagai problematika persoalan perbuatan manusia beserta kaitannya dengan keimanan terhadap qadla dan qadar. Yang kemudian dikomparasikan dengan perspektif ulama kontemporer masa kini, yaitu KH. Bahauddin Nur Salim. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis library research (penelitian kepustakaan). Dengan menelusuri data kepustakaan, meliputi buku, artikel dan jurnal, penulis mengobservasi data-data yang telah terkumpul. Selain itu, penulis juga mengkomparasikan data dari platform Youtube untuk memahami perspektif ulama KH. Bahauddin Nur Salim mengenai perbuatan manusia terhadap interpretasi takdir yang dibahas di penelitian ini. Selanjutnya, pengolahan data dilakukan dengan menginventarisasi dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul untuk kemudian dilakukan pendeskripsian secara sistematis dan objektif. Hasilnya, pendapat Gus Baha, memaparkan tentang Ketetapan Allah (taqdir), bahwa segalanya adalah kehendak Allah. Tentang kemaksiatan, kita diperintah untuk taat terhadap perintah Allah, yaitu membencinya. Sekaligus tetap yakin, bahwa hal tersebut adalah tetap dalam kehendak Allah. Menurut Gus Baha, kita tidak perlu terlalu banyak tanya untuk kelogisan hal tersebut, karena hal tersebut termasuk hukum tauhid.
Peranan Ilmu Al-Qur'an dalam Penafsiran Ayat-Ayat Mutasyabihat Zaneta, Ariella; Muhamad Rifa’i Subhi
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 2 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini fokus pada penafsiran ayat mutashabihat dalam Al-Qur’an yang merupakan aspek penting dalam tafsir Islam. Ayat-ayat mutasyabihat merupakan ayat-ayat yang mempunyai makna berbeda-beda dan memerlukan pendekatan ilmiah untuk memahami pesan-pesannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan: (1) Bagaimana ilmu Al-Qur’an membantu mengungkap makna ayat mutashabihat? (2) Apa yang menyebabkan salah tafsir? (3) Mengapa penting memahami ilmu Al-Qur’an dalam menjelaskanayat Al-Qur’an yang sulit? (4) Bagaimana pemanfaatan ilmu Al-Qur’an dapat menjelaskan ayat-ayat ini? (5) Bagaimana perbedaan cara memahami ayat-ayat kompleks mempengaruhi pemahaman Al-Qur’an secara keseluruhan?Metode penelitian yang digunakan adalah identifikasi dan analisis literatur ilmiah yang relevan, termasuk tafsir Al-Qur’an kuno dan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilmu Al-Qur’an sangat penting dalam menafsirkan ayat-ayat mutesyabihat dan memberikan metode yang jelas. Dalam menjelaskan kedua ayat penjelas ini digunakan kaidah tafsir tafsir dan ilmu retorika. Mengetahui bahasa Arab, konteks sejarah dan susunan kata dalam Al-Qur’an adalah kunci untuk menafsirkan dengan benar makna ayat. Para penafsir harus menggunakan pendekatan yang berbeda terhadap ilmu Al-Qur’an untuk menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat. Dengan demikian, pengetahuan Al-Qur’an memberikan umat Islam pemahaman yang mendalam dan praktis tentang pesan-pesan Al-Qur’an, yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Penerapan Pendidikan Karakter Religious dan Mandiri pada Santri Baru di Lingkungan Pondok Pesanten Al- Fusha Pekalongan Saputri, Ayu Meilani; Subhi, S.Pd.I., M.Pd., Dr. Muhamad Rifa’i; Pais Ainul Yaqin
Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir Vol 1 No 2 (2024): Al-Qadim - Jurnal Tafsir dan Ilmu Tafsir
Publisher : ejournal.nurulqadim.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren is an Islamic educational institution that has developed into a national educational system. Islamic boarding schools have greatly aided the growth and development of Islam. Pesantren education maintains characteristics such as religious and independent attitudes. The Al-Fusha Islamic boarding school in Kedungwuni, Pekalongan, is the subject of this study. The purpose of this investigation is to find out how Islamic boarding schools instill religious and independent qualities in students. Using qualitative descriptive research, this study found character education in Al-Fusha Islamic boarding schools. The results show that Islamic boarding schools teach students to be religious and independent in their daily activities.

Page 1 of 3 | Total Record : 22