cover
Contact Name
Yugni Maulana Aziz
Contact Email
yugnimaulana1@gmail.com
Phone
+6285888444240
Journal Mail Official
rumahbukusaf01@gmail.com
Editorial Address
Perumahan Persada Banten, Blok D3 No 1, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang-Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Sosial & Humaniora (Silatene)
ISSN : -     EISSN : 27765385     DOI : https://doi.org/10.53611/
Core Subject : Humanities, Social,
The Social Humanities Journal (Silatene) is a peer-reviewed journal published by the Suwaib Amiruddin Foundation (SAF). Published 2 (two) issues in a year (March & September). Jurnal Sosial & Humaniora (Silatene) publishes various concepts of thinking or ideas and research on the following topics 1). Sociology, 2). 3). Political Economy, 4). Public Policy, 5). Public Management, 6). Law, 7). Anthropology, 8). Politics, 9). Communication, 10). Government, 11). Development Community Empowerment and 12). Social Welfare. Silatene Journal is a peer-reviewed journal published by the Suwaib Amiruddin Foundation (SAF). Published 2 (two) issues in a year (April and October) with E-ISSN: 2776-5385.
Articles 31 Documents
Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Silvina, Silvina Gitamalia, Hasuri, Listyaningsih
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/2kdbvz77

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana implementasi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berdasarkan teori pendekatan kebijakan publik George Edward III yang meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian meliputi sivitas akademika dan nonakademisi sebanyak 27.494 orang, dengan sampel sebanyak 343 orang yang dipilih menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan uji hipotesis one-sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi peraturan tersebut kurang optimal, ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar -18,19 yang lebih kecil dari t tabel sebesar 1,649, dengan capaian hanya 65% dari target minimal 75%. Faktor penghambat utama adalah kendala komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi yang belum sepenuhnya teratasi.
Analisis Penggunaan Frasa Endosentrik Apositif pada Plang dan Spanduk di Kebun Binatang Ragunan Khusnun A’nillah, Khusnun A’nillah, Fannisa Akmal
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/vn0bcb19

Abstract

Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas gabungan kata nonpredikatif. Frasa endosentrik terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah frasa endosentrik apositif, yaitu frasa yang memiliki unsur yang diterangkan (D) dan unsur yang menerangkan (M) dengan distribusi yang sama. Penggunaan frasa ini sering ditemukan dalam berbagai bentuk komunikasi tertulis, salah satunya pada plang dan spanduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan frasa endosentrik apositif pada plang dan spanduk di Kebun Binatang Ragunan dengan pendekatan sintaksis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan metode distribusional untuk mengidentifikasi struktur frasa endosentrik apositif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frasa endosentrik apositif banyak digunakan dalam plang informasi sebagai bentuk keterangan tambahan yang memperjelas makna utama. Ditemukan bahwa penggunaan frasa ini berfungsi dalam memberikan kejelasan makna, mengurangi ambiguitas, serta meningkatkan efektivitas penyampaian pesan kepada pembaca. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa frasa endosentrik apositif cenderung digunakan dalam konteks peraturan, peringatan, dan informasi edukatif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap lingkungan kebun binatang. Dalam kajian linguistik, frasa endosentrik apositif memiliki distribusi yang khas dan sering ditemukan dalam berbagai konteks komunikasi. Studi ini memperkuat temuan sebelumnya mengenai pentingnya analisis frasa dalam sintaksis bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap kajian sintaksis dalam linguistik bahasa Indonesia serta menjadi acuan dalam analisis struktur bahasa pada media publik.
Implementasi Program Smart Village di Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Desa Sodong) Muhamad Rohaedi Rafliudin, Muhamad Rohaedi Rafliudin, Riny Handayani, Riswanda
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/jw5bgm86

Abstract

Desa sebagai aset vital pembangunan Indonesia harus menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan nasional. Dengan sebagian besar wilayah Indonesia yang terdiri dari daerah pedesaan, pembangunan desa dapat berdampak signifikan terhadap kemajuan nasional. Namun, tantangan seperti angka kemiskinan yang tinggi, keterbatasan infrastruktur, dan rendahnya literasi digital menghambat pembangunan. Program Desa Pintar yang memanfaatkan teknologi digital dipandang sebagai solusi transformatif untuk meningkatkan kesejahteraan pedesaan. Penelitian ini mengkaji implementasi program Desa Pintar di Kabupaten Tangerang dengan fokus Desa Sodong, menggunakan teori implementasi kebijakan George C. Edward III (komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi). Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan, dengan data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa meskipun aspek komunikasi dan disposisi relatif terlaksana dengan baik, tantangan masih ada pada optimalisasi sumber daya, koordinasi birokrasi, dan prosedur operasi standar (SOP). Kurangnya indikator keberhasilan yang jelas dan koordinasi yang terfragmentasi antara pemangku kepentingan menghambat efektivitas program. Rekomendasi meliputi penguatan infrastruktur digital, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan peningkatan koordinasi birokrasi untuk memastikan pembangunan Desa Pintar yang berkelanjutan. 
Representasi Konflik Budaya Terkait Pertentangan Nilai Adat dan Cinta Dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Aji, Irfan Aji Pratama
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/58k49468

Abstract

Konflik budaya merupakan salah satu tema yang sering muncul dalam karya sastra, karena budaya memiliki peran penting dalam membentuk identitas individu dan masyarakat. Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA menggambarkan pertentangan antara nilai adat Minangkabau dan cinta pribadi, terutama dalam hubungan antara Zainudin dan Hayati.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara fokus penuh pada karya sastra sebagai struktur yang jelas dengan koherensi yang melekat dengan memahami dan menginterpretasikan makna serta struktur internal karya sastra melalui analisis mendalam terhadap unsur-unsur intrinsiknya. Selain dari pada itu, penelitian ini juga akan menganalisis bagaimana konflik budaya pertentangan cinta dan nilai adat direpresentasikan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis objektif yang disajikan sebagai hasil penelitian. Selain dari pada itu, pendekatan analisis studi pustaka juga menjadi alat analisis yang digunakan dalam mengkaji pembahasan novel ini. Hasil dan pembahasan dalam novel ini adalah melalui analisis unsur-unsur intrinsik pada novel, terlihat bahwa HAMKA berhasil menggambarkan konflik budaya antara nilai adat dan cinta. Novel ini menunjukkan bagaimana adat yang kaku dapat menghalangi kebahagiaan individu, serta menyoroti perjuangan seseorang dalam menghadapi tekanan sosial dan budaya. Cinta adalah kekuatan universal yang melampaui batasan budaya, agama, dan perbedaan lainnya. Setiap agama mengajarkan cinta dan kasih sayang, menjadikannya elemen pemersatu umat manusia meskipun terdapat perbedaan keyakinan. Dalam hubungan lintas budaya, cinta memungkinkan individu untuk memahami, menghormati, dan merayakan perbedaan, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dan harmonis. Dengan demikian, cinta tidak dibatasi oleh budaya atau perbedaan lainnya, melainkan menjadi jembatan yang menyatukan manusia dalam keberagaman.
Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik di Desa Sorongan Kecamatan Cibaliung Jaka Permana
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/8xzhvm63

Abstract

Implementasi good governance merupakan bagian dari tujuan untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Good governcane memiliki prinsip – prinsip yakni prinsip akuntabilitas, prinsip transparansi, prinsip partisipasi dan prinsip aturan hukum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi prinsip – prinsip good governance dalam pelayanan publik di Desa Sorongan Kecamatan Cibaliung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan studi literatur. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa prinsip – prinsip good governance dalam pelayanan publik di Desa Sorongan Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang telah dilaksanakan dengan baik, walaupun masih ada yang belum maksimal. Hal – hal yang dapat mendorong terciptanya good governance yakni prinsip akuntabilitas oleh pemerintahan Desa Sorongan, prinsip partisipasi oleh masyarakat Desa Sorongan serta prinsip aturan hukum yang harus ditegakkan oleh aparat yang berlaku dan ketaatan akan hukum oleh pemerintah Desa Sorongan.
Strategi Adaptasi dan Pola Komunikasi Perempuan dalam Remarriage ( Pernikahan Ulang) : Studi di Kecamatan Malingping Rindiyani, Nopi
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/4c07wn95

Abstract

Fenomena remarriage atau pernikahan ulang semakin marak di Indonesia, khususnya di kalangan perempuan yang sebelumnya pernah menikah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pola komunikasi dan strategi adaptasi dijalankan oleh perempuan pelaku remarriage di Kecamatan Malingping. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam keluarga remarriage bersifat dinamis dan beragam, mencakup keterbukaan, asertivitas, empati, hingga kompromi dengan pasangan, anak, maupun keluarga besar. Strategi adaptasi yang ditemukan meliputi aspek psikologis, sosial, dan budaya, di mana dukungan emosional, penerimaan lingkungan, serta kemampuan mengelola konflik menjadi kunci utama keberhasilan. Hambatan yang muncul di antaranya adalah stigma sosial, perbedaan latar belakang, serta tantangan integrasi anak bawaan. Studi ini juga menegaskan pentingnya konsep diri (self-concept) dalam proses penyesuaian, di mana perempuan membangun kembali identitasnya melalui pengalaman, penilaian diri, dan harapan baru. Kesimpulannya, remarriage bukan hanya sekadar status baru, melainkan proses transformasi personal dan sosial yang memberi ruang bagi perempuan untuk bangkit, membangun hubungan harmonis, serta menciptakan keluarga yang lebih adaptif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi teoritis bagi kajian komunikasi keluarga sekaligus referensi praktis bagi pendampingan sosial.  
Strategi Adaptasi dan Pola Komunikasi Perempuan dalam Remarriage ( Pernikahan Ulang) : Studi di Kecamatan Malingping Rindiyani, Nopi
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): September
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/qxxn7k59

Abstract

Fenomena remarriage atau pernikahan ulang semakin marak di Indonesia, khususnya di kalangan perempuan yang sebelumnya pernah menikah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pola komunikasi dan strategi adaptasi dijalankan oleh perempuan pelaku remarriage di Kecamatan Malingping. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam keluarga remarriage bersifat dinamis dan beragam, mencakup keterbukaan, asertivitas, empati, hingga kompromi dengan pasangan, anak, maupun keluarga besar. Strategi adaptasi yang ditemukan meliputi aspek psikologis, sosial, dan budaya, di mana dukungan emosional, penerimaan lingkungan, serta kemampuan mengelola konflik menjadi kunci utama keberhasilan. Hambatan yang muncul di antaranya adalah stigma sosial, perbedaan latar belakang, serta tantangan integrasi anak bawaan. Studi ini juga menegaskan pentingnya konsep diri (self-concept) dalam proses penyesuaian, di mana perempuan membangun kembali identitasnya melalui pengalaman, penilaian diri, dan harapan baru. Kesimpulannya, remarriage bukan hanya sekadar status baru, melainkan proses transformasi personal dan sosial yang memberi ruang bagi perempuan untuk bangkit, membangun hubungan harmonis, serta menciptakan keluarga yang lebih adaptif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi teoritis bagi kajian komunikasi keluarga sekaligus referensi praktis bagi pendampingan sosial..
Implementasi Inlislite Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan Saidjah Adinda Kabupaten Lebak Rusito; Nia Kurniasari
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): September
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/v1g7sw10

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Implementasi Inlislite dalam Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan Saidjah Adinda Kabupaten Lebak. Metdepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan informan menggunakan tehnik purposive sampling dan analisis data menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Teori yang digunakan adalah teori Edward III (1980) dalam Subarsono (2022:90) tentang Implementasi Kebijakan Inlislite dilihat dari empat variabel yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur organisasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Implementasi Inlislite pada komunikasi antara pelaksana dan pemustaka sudah berjalan cukup baik namun masih bersifat satu arah. Sumberdaya implementasi inlislite masih ada keterbatasan seperti jaringan interner yang kurang stabil, perangkat komputer yang terbatas, dan keterampilan baik staf maupun pemustaka masih rendah. Disposisi atau sikap pelaksana terutama pada staf Perpustakaan Saidjah Adinda masih cenderung reaktif terhadap kendala teknis dan belum memiliki sistem pendampingan pengguna secara optimal. Struktur birokrasi dalam pengelolaan Perpustakaan Saidjah Adinda masih sederhana dan kurang mendukung optimalisasi inovasi digital. Secara keseluruhan Impleentasi Inlislite di Perpustakaan Saidjah Adinda telah memberikan dampak positif awal dalam sistem otomasi layanan tetapi belum berjalan secara optimal karena masih dihadapkan pada tantangan struktural, sumberdaya, dan budaya organisasi.
Revitalisasi Kelembagaan DPR Melalui Reformasi Tata Kelola Anggaran Dalam Perspektif Hukum Tata Negara Terhadap Isu Tunjangan DPR Restu Gusti Monitasari
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): September
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/z9yzmx48

Abstract

Penelitian ini mengkaji revitalisasi kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui reformasi tata kelola anggaran dalam perspektif hukum tata negara dengan fokus pada isu tunjangan yang memicu kontroversi publik. Kebijakan tunjangan yang dianggap tidak proporsional terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat telah menimbulkan krisis legitimasi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap DPR sebagai lembaga perwakilan. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kerangka normatif pengelolaan anggaran DPR, menganalisis implikasi hukum dan politik pemberian tunjangan, serta merumuskan rekomendasi reformasi yang spesifik dan konstitusional. Metode yang digunakan ialah penelitian hukum normatif-deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui analisis peraturan perundang-undangan, putusan Mahkamah Konstitusi, dan literatur akademik. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan antara norma hukum dan praktik, khususnya pada aspek transparansi, akuntabilitas, dan proporsionalitas. Secara hukum, tunjangan memiliki dasar sah namun berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan melemahkan fungsi pengawasan. Penelitian ini merekomendasikan reformasi tata kelola melalui transparansi, audit independen, regulasi internal, peningkatan kapasitas, serta partisipasi publik guna memulihkan kepercayaan.  
Sistem Kepartaian di Amerika Serikat dan Indonesia: Sebuah Studi Komparasi Politik Imron Wasi
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): September
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/xf5t1f90

Abstract

The party systems of the United States and Indonesia exhibit significant differences. However, both countries implement a presidential system of government and are also democratic. These differences in party systems can explicitly influence political systems, such as decision-making. In the Indonesian context, with its multi-party system, it is difficult for members and cadres of political parties in the legislature or parliament to secure political support for the government. This has implications for the formation of coalitions by the executive branch before competing in the electoral process. In contrast, in the United States, only two political parties represent the ideology of its people. This research method uses a qualitative descriptive approach with a preference-based approach, including sources such as scientific journals, books, research reports, and relevant research reports (Zed 2004). Furthermore, in analyzing the research object, the author uses the perspective presented by Heywood (2014) because it is relevant to the research object. Consequently, the multi-party system implemented in Indonesia, coupled with the presidential system, results in executive leaders building political alliances before the political arena begins. This is done to gain political support in parliament. There are only 580 seats available. In other words, it seems difficult for any candidate party running in the election to win the most votes. Deadlocked policies and programs are likely to occur if executive leaders lack parliamentary support, resulting in faltering political decisions. Meanwhile, the United States tends to be more stable, as there are only two political parties representing their respective ideologies. Nevertheless, political dynamics in the United States often give rise to their own dynamics.

Page 3 of 4 | Total Record : 31