cover
Contact Name
LIRA MUFTI AZZAHRI ISNAENI
Contact Email
liramuftiazzahri.isnaeni@gmail.com
Phone
+6285271651482
Journal Mail Official
liramuftiazzahri.isnaeni@gmail.com
Editorial Address
Jalan Mutiara Nomor 2 Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Riau
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
PLENARY HEALTH : Jurnal Kesehatan Paripurna
ISSN : -     EISSN : 30323266     DOI : https://doi.org/10.37985/plenaryhealth.v2i1.1005
Core Subject : Health, Science,
Plenary Health: Plenary Health Journal Is a journal that publishes the results of health research that is integrated with the health sector. This journal is useful for health workers in health offices, health centers, hospitals, health students, health teaching staff. Plenary Health: Plenary Health Journal accepts manuscripts in the form of research results in both Indonesian and English. Manuscripts accepted are manuscripts that have never been published before. We hope that our article is useful for the world of health sciences.
Articles 84 Documents
IDENTIFIKASI BAKTERI MRSA DAN KLEBSIELLA PNEUMONIA (ESBL) PADA ALAT VENTILATOR DI RUANG ICU RSUD X BATU Dyah Dwi Retnani; Yulia Ratna Dewi
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.630

Abstract

Nosocomial infections in the ICU, especially those associated with the use of ventilators, most commonly occur as nosocomial pneumonia, or Hospital Acquired Pneumonia (HAP). Bacteria responsible for these infections include Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Klebsiella pneumoniae producing Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), which are of major concern due to their resistance to various antibiotics. This research is a descriptive quantitative study using a cross-sectional approach. The study was conducted in August 2024 in the Intensive Care Unit (ICU) of X Batu Hospital. The subjects of this study are ventilators used in the ICU of X Batu Hospital. The data collection process began by taking samples using a swab method on various surfaces of the ventilators in the ICU. The swabs were then immediately planted on culture media. The culture media were incubated under specific conditions to allow bacterial growth. Once bacterial colonies grew on the culture media, gram staining was performed. The next step involved bacterial identification using the BD phoenix™ 100, which automatically identifies bacterial species. The data were analyzed descriptively by frequency to determine the prevalence of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Klebsiella pneumoniae (ESBL) bacteria growth. The study results showed no growth of MRSA and Klebsiella pneumoniae (ESBL) bacteria on ventilators before they were used by patients. However, Klebsiella pneumoniae (ESBL) growth was observed in 11.1% of ventilators used by patients in the ICU for more than 3 x 24 hours, excluding all other possible sources of infection prior to the patient's admission to the ICU.
ANALISIS UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA PASIEN SEPSIS DI RUMAH SAKIT UMUM DILI TIMOR-LESTE Celita Osório do Rosário; Yulia Ratna Dewi
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.631

Abstract

Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa dan menjadi beban penyakit global , sepsis adalah suatu disfungsi organ parah yang disebabkan oleh respon tubuh yang tidak teratur terhadap infeksi dengan penekanan baru pada kekebalan tubuh. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama manusia yang mampu beradaptasi dengan beragam inang dan kondisi lingkungan dan menyebabkan banyak infeksinsalah satunya penyebab utama rumah sakit dan infeksi yan didapat dari komunitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui sensitivitas antibiotik, antibiotik yang efektif dan tingkat resistensi Staphylococcus aureus terhadap berbagai antibiotik. Metode kuantitatif deskriptif non observasional dengan metode  random sampling, subjek yang digunakan 50 pasien, laki-laki 54%, wanita 46%, usia pada penelitian ini 1-17 tahun 82%, 18-30 tahun 2% dan 31-40 tahun 16%, Pasien sepsis yang positif Staphylococcus aureus sebesar 100%, uji sensitivitas antibiotik Cefoxitin resisten 24% sensitif 76, Clindamicin resisten 51% sensitif 95%, Erytromicin resisten 17% sensitif 84,  Cloxacilin resisten 19% sensitif 81%, Cefalexin resisten 25% sensitif 75% , Cotrimoxazole resiten 35% sensitif 65%, Tetracycline resisten 27% sensitif 73%, Vancomicin resisten 0% sensitif 100%, dan Penicilin resisten 100% sensitif 0%. Kesimpulan penelitian ini bakteri patogen yang banyak terinfeksi pasien sepsis  adalah Staphylococus aureus, sepsis banyak menyerang anak-anak faktor penyebabnya yaitu respon sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi, dan juga faktor lingkungan yang kurang bersih bisa menjadi salah satu penyebab sepsis. Hasil uji sensitivitas antibiotik Staphylococus aureus memiliki tingkat sensitivitas antibiotik yang sangat tinggi dikarenakan penggunaan antibiotik yang tepat dan  sesuai dengan profil sensitivitas dari bakteri dan antibiotik yang dipilih berdasarkan uji sensitivitas dari laboratorium.
HUBUNGAN STRESS DAN EMOTIONAL EATING DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI GIZI UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI TAHUN 2023 Priya Roziqil; Ade Dita Puteri
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.633

Abstract

Banyaknya mahasiswa yang mengalami permasalahan status gizi baik gizi kurang ataupun lebih yang dialami oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengubah perilaku makannya karena beberapa faktor yaitu emosiol, cemas, lelah, sedih dan frustasi sedangkan emotional eating terbukti berhubungan dengan bermacam masalah kesehatan seperti tingkat indeks massa tubuh yang tinggi, diabetes dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan emotional eating dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2023. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-24 November 2023 dengan sampel nya sebanyak 109 responden menggunakan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan microtoise, timbangan digital dan kuesioner. Analisis data yang digunakan mencangkup analisis univariat stres 68.8%, emotional eating 67,0% dan status gizi 65,1% sedangkan variabel bivariat menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value stres 0,014 dan emotional eating = 0,003 yang berarti ada hubungan antara stress dan emotional eating dengan status gizi pada mahasiswa program studi gizi di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2023. Diharapkan instansi pembelajaran khususnya Universitas Pahlawan dapat memberikan penyuluhan terbaik terkait status gizi pada mahasiswa.
ANALISA FAKTOR RISIKO TERHADAP BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE PADA PASIEN SEPSIS DI RUMAH SAKIT UMUM TIMOR-LESTE Humbelina Menezes; Emma Ismawatie
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.634

Abstract

Sepsis merupakan akibat dari respon infeksi yang mengakibatkan kegagalan regulasi dan kegagalan fungsi organ sehingga mengancam kehidupan manusia. Sepsis dapat disebabkan oleh bakteri gram negative ( Pseudomonas sp , Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli), bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan jamur, merupakan organisme yang paling sering diidentifikasi. Faktor risiko yang diduga berperan terhadap kejadian sepsis antara lain: usia, jenis kelamin, tempat berobat, riwayat penyakit ginjal kronis, riwayat diabetes melitus, riwayat HIV, riwayat penyalahgunaan alkohol, riwayat kemoterapi. Sepsis dimulai ketika kuman penyebab infeksi memasuki aliran darah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya faktor risiko yang berhubungan dengan bakteri Klebsiella pneumoniae pada pasien Sepsis. Metode kuantitatif deskriptif non observational dengan menggunakan random sampling. Subjek penelitian sebesar 50 sampel dengan usia anak-anak (64,0%), remaja (24,0%) dan dewasa (12 ,0%) yang terindikasi positif sepsis, dengan instrument data rekam medis pada tahun 2023-juli 2024, pasien terdiri dari 80% perempuan dan 20,0% laki-laki.Hasil analisis statistik uji Chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara faktor risiko pada bakteri klebsiella pneumoniae terhadap pasien sepsis .Berdasarkan uji multivariant yang menunjukkan urutan variabel independent yang pengaruh secara dominan terhadap variabel dependen seperti jenis kelamin dengan nilai sig. P-value 0.031<0.05 Bahwa ada hubungan secara parsial dengan kultur darah sepsis, umur dengan nilai sig.p-volume 0.010<0.05 dan riwayat penyakit mempunyai nilai sig.p-volume 0.07<0.05 ada hubungan faktor risiko terhadap sepsis, penderita sepsis pada penelitian ini banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan.
ANALISIS PERBEDAAN KADAR HBA1C TERHADAP PENUNDAAN WAKTU DI LABORATORIUM FORTUNA MOJOKERTO Rudiharto Rudiharto
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.636

Abstract

Pemeriksaan  HbA1c memainkan peran kunci dalam pengelolaan diabetes mellitus. Idealnya pemeriksaan HbA1c dilakukan sesegera mungkin. Namun kenyataan dilapangan pemeriksaan HbA1c sering mengalami penundaan pemeriksaan yang disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu tantangan utama dalam pengujian HbA1c adalah stabilitas sampel yang diperiksa pada suhu ruang (18–25°C). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar Hemoglobin A1c (HbA1c) yang penundaan waktu antara pengambilan sampel darah dan pengukuran di Laboratorium Fortuna Mojokerto. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan diLaboratorium Fortuna Mojokerto mulai bulan Juli 2024. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus peserta prolanis yang memeriksakan HbA1C di Laboratorium Fortuna Mojokerto yang diambil secara purposive sampling sebanyak 30 orang. Sampel darah pasien diabetes mellitus yang diperoleh dilakukan pemeriksaan HbA1c secara langsung, dilakukan penundaan 10 jam dan dilakukan penundaan selama 24 jam. Data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisa menggunakan uji One Way Anova. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata hasil pemeriksaan HbA1C secara langsung sebesar 8.65%, penundaan pemeriksaan 10 jam sebesar 8.75%, penundaan pemeriksaan 24 jam sebesar 8.88%. Hasil analisa data menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar HbA1C yang dilakukan pemeriksaan segera, penundaan 10 jam dan penundaan waktu 24 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas sampel pemeriksaan HbA1c yang disimpan pada suhu ruang (20-25°C) mampu bertahan selama 24 jam.
PROFIL SITOLOGI EFUSI PLEURA MALIGNA DI RSUD DR SOEDONO MADIUN PERIODE TAHUN 2021-2023 Budi Setiawan; Yulita Maulani
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.637

Abstract

Pleural effusion is a common symptom resulting from various diseases, and malignant pleural effusion occurs when cancer cells are present in the fluid. Determining the cause can be challenging due to the wide range of potential primary tumors. Cytological analysis is essential for diagnosing pleural effusion. This study aimed to identify the cytological profile of malignant pleural effusion at Dr. Soedono General Hospital, Madiun, from 2021 to 2023. It used a retrospective descriptive design, analyzing medical records of patients diagnosed with malignant pleural effusion during this period. Data was sourced from the hospital's Laboratory Information Systems program, and descriptive frequency analysis was applied. The results showed that out of 158 patients diagnosed with pleural effusion, 147 (93.04%) had non-neoplastic effusion, and 11 (6.96%) had neoplastic effusion. Among the neoplastic cases, 8 (5.06%) were confirmed as malignant pleural effusion, with adenocarcinoma being the most common cause, identified in 5 patients (62.50%).
PREVALENSI ESCHERICHIA COLI PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RS GUIDO VALADARES TAHUN 2021 – 2022 Ana Paula Pereira Saldanha; Emma Ismawatie
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.639

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu kondisi infeksi yang ditandai dengan tumbuh dan berkembang biaknya bakteri pada saluran kemih, termasuk infeksi pada parenkim ginjal hingga kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang signifikan. Setiap tahun sekitar 150 juta orang di seluruh dunia didiagnosis menderita infeksi saluran kemih. Dimana prevalensinya sangat bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin, perempuan lebih sering terkena ISK dibandingkan laki-laki karena perbedaan anatomi keduanya. Infeksi saluran kemih adalah penyebab utama dari berbagai kondisi nyeri dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi Escherichia coli pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RS Guido Valadares tahun 2021 – 2022. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif tanpa observasi langsung, data diperoleh dari penelusuran data sekunder dengan menggunakan teknik sampling. menggunakan pengambilan sampel acak sederhana. Analisis data dilakukan melalui tabulasi dan hasilnya dipresentasikan dalam tabel. Dari penelitian tersebut diketahui prevalensi pasien infeksi saluran kemih di RS Guido Valadares tahun 2021-2022 sebesar 1, 7% dengan total pasien positif Escherichia coli sebanyak 85 orang. Infeksi saluran kemih lebih umum dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria sebesar 62, 35% dan paling banyak ditemukan pada rentang usia. >30 tahun sebesar 81, 39%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi Infeksi pada saluran kemih tertinggi terjadi dalam rentang waktu tahun 2022 (70, 58%) dan jenis kelamin yang paling rentan terkena infeksi saluran kemih adalah perempuan dan usia >30 tahun. 
TINGKAT PREVALENSI CAMPAK PADA ANAK YANG TERINFEKSI DARI TAHUN 2019-2023 DI LABORATORIUM DILI TIMOR LESTE Alberina DC Vieira; Yoki Setyaji
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.640

Abstract

Campak adalah penyakit virus yang sangat menular dan menyerang sistem pernapasan penyakit ini juga dapat menular  disebabkan oleh morbilivirus, salah satu jenis virus campak yang termasuk dalam famili Paramyxovirus dan genus Morbilivirus.Sebagai penyebab penyakit campak yaitu  gejala umum infeksi campak termasuk demam, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ruam kulit. Ruam biasanya muncul sekitar 14 hari setelah kontak dengan virus, mulai dari bagian kepala sebelum menyebar ke anggota tubuh. Penyakit ini menular melalui udara atau kontak langsung dengan sekret hidung dan tenggorokan dari individu yang terinfeksi. Tujuan dari peneletian ini untuk mengetahui  jumlah prevalensi infeksi campak pada anak di Timor Leste Periode 2019 - 2023. Metode yang digunakan dari penelitian ini dengan mengunakan data sekunder,deskriptif dan non observasional, penelitian ini digunakan untuk menggambarkan atau menguraikan suatu fenomena yang ada dalam suatu populasi tanpa adanya pengamatan langsung terhadap subjek penelitian.Tempat  dan Waktu peneletian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Nasional  Dili, Timor Leste Pada bulan Agustus-September 2024. Populasi dalam peneletian ini adalah seluruh anak yang terduga terinfeksi campak di Laboratorium Kesehatan Nasional Dili Timor Leste pada tahun 2019-2023 dengan jumlah populasi 1027.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Total sampling. Variabel bebas dalam peneletian ini adalah nilai prevalensi, Variabel terikat adalah penyakit campak.Dari hasil presentase 2019-2023 didapatkan hasil positif  sebesar 49(4.77%),Negatif 960(93.48%) dan Borderline 18(1,75%)Secara keseluruhan, persentase kumulatif dari tahun 2019 hingga 2023 mencapai 100%.
PERBEDAAN HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN HEMATOLOGY ANALYZER DAN HB METER DI KLINIK MORIS FOUN TIMOR-LESTE Ibonia de Sousa A.Barreto; Kunti Dewi Saraswati
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.641

Abstract

Hemoglobin (Hb) adalah elemen krusial dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh serta membawa karbondioksida dan proton untuk dikeluarkan melalui sistem pernapasan. Pengukuran kadar hemoglobin sangat penting untuk mendeteksi prevalensi anemia, yang berisiko tinggi pada ibu hamil, terutama yang kekurangan zat besi. Kadar hemoglobin ideal pada ibu hamil adalah 11 g/dl, sedangkan anemia terdeteksi jika kadar Hb berada di antara 10 g/dl hingga 10,9 g/dl. Timor-Leste, bersama Papua Nugini, memiliki tingkat kematian ibu tertinggi di Asia, yaitu 215 per 100.000 kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar hemoglobin pada ibu hamil menggunakan hematology analyzer dan Hb meter di Klinik Moris Foun, Timor-Leste. Metode yang digunakan adalah deskriptif konvensional dengan data primer. Populasi  penelitian terdiri dari 30 ibu hamil yang diperiksa kadar hemoglobin di Klinik Moris Foun selama Juni-Juli 2024. Pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan darah dan persetujuan dari responden melalui informed consent dengan total responden 30. Variabel yang diteliti adalah perbedaan hasil pengukuran kadar hemoglobin antara hematology analyzer dan Hb meter, dengan kadar hemoglobin sebagai variabel bebas. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan didapatkan nilai uji paired sampel t-test diperoleh nilai signifikansi 0,402 yang lebih besar dari (p>0.05) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua metode pengukuran tersebut.
FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Musthofia, Raja Alimatul; Widawati, Widawati; Gustiana, Etry
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v2i1.642

Abstract

 Stunting  merupakan suatu kondisi yang muncul akibat gizi buruk kronis, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimana pada saat ini terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat. Beberapa faktor yang mempengaruhi stunting  adalah BBLR, kebiasaan makan dan asupan energi.  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan BBLR, kebiasaan makan dan asupan energi balita dengan kejadiaan stunting  pada balita. Jenis penelitian adalah penelitian kuatitatif menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan case control yaitu variabel independen (BBLR, kebiasaan makan dan asupan energi) dan variabel dependen (stunting) diteliti secara bersamaan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023. Populasi pada penelitian ini 333 balita. Jumlah sampel kasus diambil secara total sampling berjumlah 24 balita dan jumlah sampel kontrol secara systematic random sampling berjumlah 24 balita. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara, pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner SQ FFQ. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat dengan uji Chi Square. Hasil Analisa univariat diperoleh 19 (39,6%) balita memiliki BBLR, 32 (66,7 %) balita memiliki kebiasaan makan tidak baik, 27 (56,2¬ %) balita memiliki asupan energi kurang, dan 24 (50%) balita menderita stunting. Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan antara asupan energi (p= 0,004) dengan kejadian stunting  dan tidak ada hubungan antara BBLR, kebiasaan makan dengan kejadian stunting. Berdasarkan penelitian ini diharapkan balita dapat meningkatkan asupan energi dan memperbaiki kebiasaan makan.