cover
Contact Name
LIRA MUFTI AZZAHRI ISNAENI
Contact Email
liramuftiazzahri.isnaeni@gmail.com
Phone
+6285271651482
Journal Mail Official
liramuftiazzahri.isnaeni@gmail.com
Editorial Address
Jalan Mutiara Nomor 2 Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Riau
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
PLENARY HEALTH : Jurnal Kesehatan Paripurna
ISSN : -     EISSN : 30323266     DOI : https://doi.org/10.37985/plenaryhealth.v2i1.1005
Core Subject : Health, Science,
Plenary Health: Plenary Health Journal Is a journal that publishes the results of health research that is integrated with the health sector. This journal is useful for health workers in health offices, health centers, hospitals, health students, health teaching staff. Plenary Health: Plenary Health Journal accepts manuscripts in the form of research results in both Indonesian and English. Manuscripts accepted are manuscripts that have never been published before. We hope that our article is useful for the world of health sciences.
Articles 84 Documents
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS HAND SANITIZER DAN SABUN ANTISEPTIK DALAM MENGURANGI BAKTERI PADA TANGAN TENAGA KESEHATAN Serafim Da Costa
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.645

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas pembersih tangan dan sabun antiseptik dalam mengurangi keberadaan bakteri di tangan para profesional kesehatan. Mengingat tingginya kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit akibat kebersihan tangan yang tidak memadai, diperlukan pendekatan yang lebih efektif untuk menjaga kebersihan tangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematis, dengan memeriksa literatur dan jurnal relevan yang diterbitkan antara tahun 2021 dan 2024. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sabun antiseptik lebih berhasil dalam mengurangi bakteri dibandingkan dengan pembersih tangan, meskipun pembersih tangan lebih nyaman digunakan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pekerja kesehatan dalam memilih metode yang paling tepat untuk menjaga kebersihan tangan dan meminimalkan risiko infeksi.
ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS PEWARNAAN PAPANICOLAOU DAN GIEMSA PADA BILASAN BRONKUS KARSINOMA PARU Wiwi Wiwi; Yulita Maulani
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.646

Abstract

Kanker karsinoma paru merupakan jenis kanker yang berasal dari sel paru-paru dan sering dikaitkan dengan paparan zat berbahaya seperti asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia beracun lainnya. Sitologi pencucian bronkus melibatkan beberapa tahapan, salah satunya adalah proses pewarnaan. Pewarnaan yang baik menghasilkan kontras yang jelas antara inti sel dan sitoplasma. Ada beberapa metode pewarnaan yang digunakan untuk sampel pencuci bronkus, antara lain Giemsa, Diff-Quick, dan Papanicolaou. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 30 sampel cucian bronkial dari Laboratorium Patologi Anatomi RSPAD Gatot Soebroto, yang diperoleh dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel yang telah diwarnai kemudian diamati dan analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil pewarnaan bronchial wash menunjukkan bahwa pewarnaan Papanicolaou memberikan persentase sebesar 96,6% dan pewarnaan Giemsa memberikan persentase sebesar 53,7%. Pengamatan kualitas pencucian bronkial dengan menggunakan uji statistik menunjukkan nilai signifikan <0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas pewarnaan Papanicolaou dan Giemsa pada sediaan pencuci bronkial.
ANALISIS PEMERIKSAAN SITOLOGI PADA PASIEN LIMFADENITIS TUBERKULOSIS DENGAN METODE (FNAB) DI HOSPITAL NACIONAL GUIDO VALADARES Ines Imaculada Ximenes Magno; Yulita Maulani
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.647

Abstract

Tuberkulosis ialah penyakit infeksi disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini penelitian non-ekperimental serta menggunakan pasien Limfadenitis Tuberkolosis sebagai subjek. Rancangannya merupakan penelitian deskriptif analitik serta pengumpulan data secara restrospektif. Sumber data menggunakan data sekunder di peroleh dari rekam medis hasil pemeriksaan FNAB pada pasien serta memiliki riwayat limfadenitis Tuberkulosis di Laboratorium HNGV. Analisis data menggunakan Analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh demografik pasien,Berdasarkan Usia, Pada Pemeriksaan Sitologi Di Laboratorium HNGV, Di Unit Patologi Anatomi Dari Bulan April-Julli,2024 Menunjukan di Usia Dewasa Dan Muda, Dengan sebesar 22,78%, 21,51%,Anak Dan Usia Lanjut 16,45% 13,92% Dan Remaja Serta Balita Dengan Persentase 12,65%.Pada penelitian ini Reactive Limfoide Hyperplasia sangat banyak melalui pemeriksaan selama bulan Januari-November tahun 2023, terdapat 31 pasien  (39,24%) kemudian diikuti Limfadenitis Tuberkulosis, sebanyak 30 pasien (37,97%),Granuloma Infection 7 pasien (8,86%), Metastase dengan 6 pasien (7,59%), Lympoma 3 pasien (3,79%) dan Abcess 2 pasien (2,53%) yang menunjukan angka yan lebih kecil
KONTRIBUSI FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA 30-60 TAHUN : STUDI KASUS DI HOSPITAL NASIONAL GUIDO VALADARES Manuel de Castro
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.648

Abstract

Tujuan dalam penelitian yaitu menganalisis faktor genetik yang berkontribusi pada penyakit kanker payudara pada wanita usia 30-60 tahun di Rumah Sakit Guido Valadares, Dili, Timor-Leste.Metode yang dipakai observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dari pasien yang memenuhi kriteria inklusi.Dari rekam medis data didapatkan dan menggunakan uji statistik chi-square untuk analisis data..Penelitian menunjukkan hasil dengan adanya hubungan signifikan antara faktor genetik dengan kejadian kanker payudara, terutama pada pasien dengan riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara. Faktor-faktor lain seperti usia menarche, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan gaya hidup juga ditemukan berpengaruh. Pembahasan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor genetik memiliki kontribusi penting dalam perkembangan kanker payudara, yang diperparah oleh faktor hormonal dan tidak sehatnya gaya kehidupan .Dalam penelitian,peneliti berharap dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai pentingnya deteksi dini dan penanganan kanker payudara berdasarkan faktor risiko genetik, serta mendukung upaya pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif di Timor-Leste.
ANALISIS KADAR HEMOGLOBIN PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU YANG MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT DILI TIMOR-LESTE Silvia Fernanda Soriano Bento; Yulita Maulani
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.653

Abstract

Penelitian ini berrtujuan untuk merngertahui kadar hermoglobin pada pernderrita tuberrkulosis paru yang merngkonsumsi obat anti tuberrkulosis di rumah sakit Dili,Timor-Lerster. Pernerlitian ini merrupakan pernerlitian derskriptif analitik. Perngumpulan data  dilakukan sercara rerstrosperktif mernggunakan sumberr data serkunderr yang diperrolerh dari data rerkam merdik hasil permerriksaan kadar hermoglobin pada pernderrita tuberrkulosis paru yang merngkonsumsi obat anti tuberrkulosis.Pernerlitian ini dilakukan di Hospital Nasional Guido Valadarers Timor Lerster pada bulan Juni-Agustus 2024 derngan samperl serbanyak 80 rerspondern. Instrumern yang digunakan dalam pernerlitian ini adalah rerkam merdik pasiern. Analisa data yang digunakan dalam pernerlitian ini adalah analisa univariat yang digunakan untuk mernderskripsikan data yang dilakukan pada tiap variaberl dari hasil pernerlitian. Hasil pernerlitian didapatkan dermografi pasiern, jernis kerlamin laki-laki 43 pasiern ( 53.8% ) perrermpuan 37 pasiern ( 46.3% ).Berrdasarkan umur 10-30 tahun dergan total 33 pasiern ( 41,3% ),31-60 tahun derngan total 29 pasiern ( 39.3% ),>60 tahun ker atas derngan total 18 pasiern ( 22,5% ).Berrdasarkan kadar hermoglobin normal 17 pasiern ( 21.3% )  kadar hermoglobi9n dibawah normal 63 pasiern ( 78.8 % ).Berrdasarkan jernis kerlamin derngan kerterrangan kadar hermoglobin,jernis kerlamin laki-laki derngan kadar hermoglobin dibawah normal 35 pasiern ( 81.4% ) dan kadar hermoglobin normal 8 pasiern ( 18.7% ).Berrdasarkan umur derngan kadar hermoglobin,10-30 tahun kadar hermoglobin dibawah normal 27 pasiern ( 81.3% ) dan kadar hermoglobin normal 6 pasiern ( 18.2% ),31-60 tahun kadar hermoglobi dibawah normal 24 pasiern ( 82.8% ) dan kadar hermoglobin normal 5 pasiern ( 17.2% ).>60 tahun ker atas kadar hermoglobin dibawah normal 12 pasiern ( 66.7% ) dan kadar hermoglobin normal 6 pasiern ( 18.2% ).
HUBUNGAN DEFISIENSI KADAR VITAMIN D PADA PENYAKIT AUTOIMUN Sukina Sukina; Yoki Setiaji
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.654

Abstract

Vitamin D diketahui sebagai immunomudulator. Pada beberapa penelitian menunjukkan kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan derajat keparahan penyakit pada pasien dengan penyakit autoimun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status vitamin D pada pasien autoimun dan hubungan kadar vitamin D dengan aktivitas penyakit pada pasien autoimun di RSAM. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Terdapat 95 subyek dalam penelitian ini dengan rentang usia 12-60 tahun. Variabel bebas adalah kadar vitamin D (25(OH)D) yang didapat dari status rekam medik, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu defisiensi, insufisiensi dan sufisiensi. Variabel terikat adalah aktivitas penyakit autoimun yang diperoleh dari   dokumentasi catatan medis pasien. Hubungan antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji SPSS dengan metode Kruskal-Wallis test. Subyek penelitian berjumlah 95 pasien autoimun. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 24 orang (25,2%), wanita 71 orang (74,8%). Rerata kadar vitamin D pada pasien autoimun adalah 27,26 ng/mL. Pasien yang mengalami defisiensi kadar vitamin D sebanyak 40 orang (42,1%), insufisiensi sebanyak 20 orang (21,1%) dan sufisiensi vitamin D sebanyak 35 orang (36,8%). Dari analisis data didapatkan nilai Asymp Sig. <.001 yang berarti H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan defisiensi kadar vitamin D pada penyakit autoimun. Kadar vitamin D yang rendah bisa didapatkan pada semua usia, baik pria maupun wanita dan defisiensi vitamin D mempunyai hubungan yang signifikan terhadap penyakit autoimun, sehingga penting untuk menjaga kadar vitamin D berada pada kondisi normal.
HUBUNGAN HASIL TB PCR DAN PEMERIKSAAN BTA PADA PASIEN DENGAN KLINIS TUBERKULOSA DI BALKESMAS MAGELANG Dony Munarko; Yoki Setyaji
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.655

Abstract

Pemeriksaan sputum smear untuk mengidentifikasi AFB masih menjadi metode diagnostik utama untuk menegakkan diagnosis di negara-negara beban, namun WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler dengan menggunakan metode Xpert MTB/RIF assay. Meski dianjurkan, pemeriksaan dengan metode Xpert MTB/RIF memiliki keterbatasan yaitu tidak dimaksudkan untuk menilai keberhasilan pengobatan dan hasil negatif tidak menutup kemungkinan seseorang mengidap TBC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil PCR TB dengan pemeriksaan AFB pada pasien tuberkulosis klinis di Bapelkes Magelang. Penelitian dilakukan pada bulan September 2024 dengan 43 responden. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Pendekatan analitik dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan jumlah laki-laki sebanyak 28 responden (65,12%) dan perempuan sebanyak 15 responden (34,88%). Karakteristik usia dewasa (15-59 tahun) terbanyak yaitu sebanyak 24 orang (55,81 orang), usia lanjut sebanyak 10 orang (23,26 orang). Hasil pemeriksaan PCR dan BTA TB menunjukkan hasil yang sama yaitu 29 hasil negatif (67,44%) dan 14 hasil positif (32,56%). Kesimpulan hasil penelitian setelah dilakukan analisis statistik menunjukkan p-value sebesar 0,000 < 0,005 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hasil PCR TB dengan pemeriksaan BTA.
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA TERHADAP METODE PCR (GENEXPERT) PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU Helio Reinaldo da Silva; Yulita Maulani
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.656

Abstract

Menurut WHO, tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Sebagian besar penyakit ini menyerang diwilayah berkembang. Tuberculosis merupakan penyakit yang dapat menular yang diakibatkan dari bakteri Mycobacterium Tuberkulosis,bakteri ini lebih banyak menyerang paru-paru (Tuberkulosis paru),serta bisa menyerang bagian tubuh lainnya (Tuberkulosis ekstraparu), Tujuan penelitian ialah memperoleh perbandingan hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA terhadap metode pcr ( genexpert ) pada pasien tuberculosis dengan metode Random sampling/ acak sederhana yang menjelaskan tentang perbandingan antara variabel hasil pemeriksaan BTA metode mikroskopis dan Genexpert pada penderita TB paru yang menggunakan pendekatan cross sectional yaitu Dimana data diambil dari rekam medis sesuai dengan variabel yang diteliti Dari hasil pengamatan pada sputum suspek tuberkulosis paru yang telah periksa dan didapatkan hasil pada jenis kelamin Pria dan Wanita tidak seimbang yaitu pria 48 orang ( 64,0% ) dan Wanita 27 orang atau 36,0% ,positif terbanyak 21 orang atau 28,0% dan ditemukan hasil Negatif sebanyak 54 orang (72,0%), pemeriksaan GeneXpert/TCM ditemukan MTB Detected sebanyak 29 orang (38,7%) dan tidak di temukan (MTB Not Detected) sebanyak  46 orang (61,3%).
ANALISIS HUBUNGAN MUTASI GEN EGFR DENGAN METASTASIS ORGAN LAIN PADA ADENOKARSINOMA PARU Rianto Intan Kusumo; Yulia Ratna Dewi
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.658

Abstract

Setiap tahun ada lebih dari 8 juta orang meninggal akibat kanker di seluruh dunia. Kanker paru menjadi faktor penyebab kematian akibat kanker yang paling umum terjadi. Kanker paru dibagi menjadi dua golongan, yaitu karsinoma paru bukan sel kecil (Non-Small Cell Lung Cancer, NSCLC) dan karsinoma paru sel kecil (Small Cell Lung Cancer, SCLC). Non-Small Cell Lung Cancer terbagi menjadi karsinoma sel besar, karsinoma sel skuamosa, dan adenokarsinoma. Subtipe kanker paru yang paling sering ditemukan yaitu adenokarsinoma. Penelitian berupa deskriptif korelasi dengan desain cross-sectional. Dengan mengambil data sekunder pasien pemeriksaan mutasi gen EGFR dengan diagnosis kanker paru jenis Adenokarsinoma. Uji Chi-Square digunakan untuk menilai korelasi mutasi gen EGFR dengan metastasis organ lain pada pasien adenokarsinoma paru. Hasil penelitian menunjukkan pasien dengan hasil mutasi gen EGFR Detected yang hasil histopatologi/sitopatologinya mengalami metastasis sebesar 19,1% dari semua penderita yang didiagnosa adenokarsinoma paru. Sementara yang Not Detected ada 4,4% yang mengalami metastasis. Berdasarkan uji Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,087 (>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara mutasi gen EGFR dengan metastasis organ lain pada adenokarsinoma paru.
HUBUNGAN ANTARA KADAR SERUM HBSAG DENGAN HBV DNA PADA PASIEN HEPATITIS B KRONIS Roid Roid; Yulia Ratna Dewi
Plenary Health : Jurnal Kesehatan Paripurna Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/plenaryhealth.v1i3.659

Abstract

Hepatitis virus diperkirakan menjadi penyebab utama 1,4 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia, baik akibat infeksi akut maupun kondisi yang terkait seperti kanker hati dan sirosis. Dari kematian tersebut, sekitar 47% disebabkan virus Hepatitis B, 48% virus Hepatitis C dan sisanya virus Hepatitis A dan virus Hepatitis E. Seseorang dinyatakan mengidap Hepatitis B bila dalam pemeriksaan serologi didapatkan HBsAg reaktif. Patofisiologi Hepatitis B kronik ditandai dengan naik turunnya tingkat replikasi virus hepatitis B dan aktivitas penyakit hepar. HBV DNA merupakan pemeriksaan baku emas untuk mendiagnosis Hepatitis B dan kadarnya dijadikan acuan untuk memulai terapi antivirus pada pasien Hepatitis B kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar serum HBsAg dengan HBV DNA pada pasien Hepatitis B Kronis. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah data 36 sampel yang merupakan data sekunder dengan tehnik purposive sampling periode Januari 2021 sampai dengan Mei 2024 di Laboratorium Pramita Jakarta. Pengolahan data menggunakan analisis SPSS v.27. Hasil penelitian berdasarkan kelompok jenis kelamin didapatkan 22 sampel (61,1%) adalah laki-laki, berdasarkan kelompok umur didapatkan rerata subjek yaitu 44,2 tahun. Pada kelompok korelasi HBsAg dengan HBV DNA didapatkan hasil P  > 0,05, tidak ada hubungan antara HBsAg dan HBV DNA pada pasien Hepatitis B Kronis.