cover
Contact Name
Sultan Tirta Mujtaba
Contact Email
sultanmujtaba.04@gmail.com
Phone
+62895384199272
Journal Mail Official
salingkajurnal@gmail.com
Editorial Address
Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra
ISSN : 02161389     EISSN : 26153963     DOI : https://doi.org/10.26499/salingka
Salingka, P-ISSN: 0216-1389, E-ISSN: 2615-3963 is a journal that publishes results of research focus on Identity in language and literature studies. This is including theoretical linguistics, applied linguistics, interdisciplinary linguistics, oral tradition, philology, semiotics, pure literature, applied literature, interdisciplinary literature, also literature and identity politics. Salingka is published twice a year, in August and December. Each article published in Salingka will undergo the assessment process by peer reviewers. Focuses on publishing the original research articles, review articles from contributors, and the current issues related to language and literature education, linguistics and literature specifically related to era 4.0. The main objective of Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is to provide a platform for the international scholars, academicians, and researchers to share contemporary thoughts in the fields. It also aims to promote interdisciplinary studies in language, language teaching, linguistics, and literature thus become the leading international journal in language, language teaching, linguistics, and literature in the world.
Articles 179 Documents
Pemberitaan kasus penembakan 6 laskar FPI pada detik.com: Analisis Wacana Kritis Zulianto, Roni Ardian
Salingka Vol 18, No 2 (2021): SALINGKA, Edisi Desember 2021
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v18i2.562

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana media masa detik.com mengonstruksi peristiwa penembakan 6 orang laskar FPI sesuai ideologi mereka dengan menggunakan satuan lingual berupa bahasa. Oleh sebab itu, untuk mengaji wacana dari media masa detik.com, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dengan teori tiga dimensi dari Fairclough dan Linguistik Sistemik Fungsional dari Halliday untuk membantu memperdalam analisis dimensi tekstual. Sementara itu, untuk mengumpulkan data, ada beberapa metode dan teknik yang digunakan, yaitu metode simak dengan teknik catat, dan untuk menganalisis data menggunakan metode padan pragmatik dengan teknik pilah unsur langsung. Dari hasil analisis, detik.com merekonstruksi peristiwa tersebut sebagai dampak dari penyelidikan dan tindakan dari FPI yang gegabah untuk menyerang petugas sehingga terjadi penembakan. 
TEKNIK AMPLIFIKASI DALAM PENERJEMAHAN STRUKTUR INFORMASI BAHASA JAWA DENGAN ABJAD ARAB PEGON KE DALAM BAHASA INDONESIA: STUDI KASUS TEKS SYARAH AL-HIKAM KARYA KYAI SHOLEH DARAT Amplification Technique in the Translation of Javanese Information Structure with Arabic Pegon alphabet into Indonesian Anis, Muhammad Yunus
Salingka Vol 20, No 2 (2023): SALINGKA, Edisi Desember 2023
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v20i2.1034

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian sinkronis deskriptif yang menjelaskan salah satu kajian produk penerjemahan dalam tataran mikro, yaitu teknik amplifikasi. Teknik amplifikasi merupakan teknik penerjemahan yang menambah detail informasi yang tidak terdapat dalam teks bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Dalam hal ini, teknik amplifikasi meliputi: (1) teknik parafrase, (2) teknik eksplisitasi, (3) teknik adisi, dan (4) teknik anotasi. Untuk melihat penerapan teknik amplifikasi dalam teks sumber dan teks sasaran, perlu diurai terlebih dahulu struktur informasi yang membentuk pesan dalam teks, yaitu konstruksi Tema dan Rema. Dalam kajian ini, tema dipahami sebagai titik anjak sebuah pesan yang sudah dipahami (informasi lama), sementara itu rema merupakan informasi baru. Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan teknik amplifikasi dalam struktur informasi yang ada dalam produk penerjemahan teks Syarah Al-Hikam karya Kyai Sholeh Darat dan bagaimana dampak dari teknik penerjemahan amplifikasi tersebut terhadap kualitas terjemahan. Data dalam penelitian ini adalah 163 klausa yang terdapat dalam teks sumber (Tsu) berbahasa Jawa yang ditulis dengan abjad Arab pegon, kemudian teks tersebut diterjemahkan ke dalam teks sasaran (Tsa) berbahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif kebahasaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Spradley, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik amplifikasi berpengaruh terhadap kualitas terjemahan, khususnya aspek akurasi terjemahan. Teknik amplifikasi dalam teks al-Hikam bahasa Jawa dengan abjad Arab Pegon cenderung berorientasi pada bahasa sasaran (Indonesia). Kajian ini diharapkan memberikan kontribusi pada penelitian bahasa lokal di Indonesia, khususnya dalam kajian linguistik dan penerjemahan.
PIRANTI KOHESI PADA KONJUNGSI: KAJIAN KASUS TULISAN MURID SEKOLAH DASAR DI BUKITTINGGI (Cohesion Markers on Conjunction: A Case Study on Elementary School Students Writtings in Bukittinggi) Indra, Yulino
Salingka Vol 14, No 2 (2017): Salingka, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v14i2.157

Abstract

AbstractThis research aimed at describing conjunctions functioning as cohesive device. Data weretaken from the writings of the fifth grade of the Bukittinggi’s elementary shool students. Thisresearch was a qualitative and quantitative analysis. The data were collected by using aserial picture. The students had to write a story based on the pictures. The data were proceesedby using 4 steps: (1) to read all the data and eliminate the texts containing the conjunctions,(2) to input the data into computer, (3) to classify data into four types of conjunction, and (4)to count the usage of conjunction for each types. Then, the data were analysed based on fourtypes of cohesive conjunctions proposed by Halliday and Hassan (1976), additive conjunction,adversative conjunction, causative conjunction, and temporal conjunction. The result of theresearch shows that on the additive conjunction type there were only conjunction dan (and)(98,85%) and atau (or) (1,15%).On the adverbial conjunctional type, it was found the usageof conjunction tetapi (88,88%), sedangkan (7,40%), and namun (3,70%). On the causalconjunction type, it was found karena (88,23%), makanya (5,88%), and sehingga (5,88%). Onthe temporal conjunction type, there were lalu (39,24%), kemudian (12,65%), setelah (21,51%),setelah itu (7,94%), sesudah (2,53%), sesudah itu (2,53%), sebelum(3,79%), dan sambil (10,12%). AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi sebagai piranti kohesi dalamwacana. Data diambil dari karangan murid kelas lima sekolah dasar di Bukittinggi. Penelitian inibersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan gambar berseri.Murid menulis karangan bahasa Indonesia dengan kalimatnya sendiri, namun harus merujuk padagambar berseri yang diberikan. Pengolahan data dilakukan dengan langkah: 1) membaca seluruhkarangan dan menandai teks yang mengandung kohesi konjungsi, 2) menginput data ke dalamkomputer, 3) mengelompokkan data berdasarkan tipenya, dan (4) menghitung jumlah setiap tipekonjungsi. Data kemudian dianalisis berdasarkan 4 tipe konjungsi yang dikemukakan oleh Hallidaydan Hassan (1976), yaitu konjungsi additif (penambahan), konjungsi adversatif (pertentangan),konjungsi kausatif (sebab akibat), dan konjungsi temporal (urutan waktu). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pada tipe konjungsi additif, konjungsi yang digunakan oleh murid-murid sekolahdasar di Bukittinggi adalah dan (98,85%) dan atau (1,15%). Pada konjungsi adversatif konjungsiyang digunakan adalah tetapi (88,88%), sedangkan (7,40%), dan namun (3,70%). Pada tipekonjungsi kausal, ditemukan konjungsi karena (88,23%), makanya (5,88%), dan sehingga(5,88%). Pada konjungsi temporal, konjungsi yang digunakan adalah lalu (39,24%), kemudian(12,65%), setelah (21,51%), setelah itu (7,94%), sesudah (2,53%), sesudah itu (2,53%),sebelum (3,79%), dan sambil sebanyak 8 buah (10,12%).Kata Kunci : wacana, kohesi, konjungsi, murid sekolah dasar
KONJUNGSI BAN DALAM TEKS CERITA BUKU MUATAN LOKAL BAHASA MADURA: ANALISIS SINTAKSIS-SEMANTIS Fadhilah, Nurul; Mubarokah, Qoniatul; -, Sumarlam
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.76

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi dan makna dari penggunaan konjungsi ban. Data diperoleh dari teks cerita yang berada dalam buku muatan lokal Bahasa Madura tingkat SD dan SMP. Peneliti menggunakan pendekatan sintaksis dan semantis untuk menganalisis data dengan menerapkan teori inti mengenai konjungsi dan dari Gianto (1983). Hasil penelitian menunjukkan jika karakteristik sintaksis konjungsi ban dalam teks cerita ialah memiliki posisi tetap, berkonjungta dua atau lebih, serta terikat dengan konjungta-konjungta seperti kata, frasa, dan klausa. Dalam maknanya, konjungsi ban memiliki makna gabungan murni, evaluatif, amplikatif, parafrastif, sekuensial, kontrastif, paralel, syarat-akibat, sarana-hasil, kelonggaran-hasil, dan alasan-akibat. Selain itu, dalam bahasa Madura, penggunaan konjungsi ban memiliki keunikan pola yaitu maknanya dapat berubah menjadi oleh, dengan, dan dari yang dipengaruhi oleh pola struktur bahasa Madura itu sendiri.
LEKSIKON TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DALAM TUTURAN MASYARAKAT NIAS, SUMATERA UTARA: KAJIAN EKOLINGUISTIK (The Lexicon Of Traditional Herbal Medicine in Utterance Of Nias Community, North Sumatera: Ecolinguistics Studies) Gea, Titian Berkat; Rahardi, Kunjana
Salingka Vol 18, No 1 (2021): SALINGKA, Edisi Juni 2021
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v18i1.342

Abstract

Abstrak Pengalaman masyarakat leluhur Nias terhadap alam menciptakan beragam leksikon tumbuhan obattradisional dalam li niha (bahasa daerah Nias). Kearifan leluhurnya dalam menggunakan alamseharusnya tetap diteruskan oleh generasi penerus agar tetap menjadi kekayaan dan ciri khas yangmelekat bagi masyarakat Nias. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui leksikon tumbuhan obattradisional dan mendeskripsikan makna leksikon tumbuhan obat tradisonal yang digunakan dalamtuturan masyarakat Nias. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulandata berupa studi pustaka dan wawancara. Data berupa leksikon tumbuhan obat tradisional. Datadianalisis dengan tahapan: identifikasi data, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkanterdapat leksikon tumbuhan obat tradisional dalam bahasa Nias yaitu langu wato , giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawa danö, mbala. Sepuluh leksikontersebut ditemukan dalam tuturan masyarakat Nias dan mengandung makna teguran atau nasihat,sindiran, ajaran hidup, dan amarah atau kekesalan.Kata-kata kunci: ekolinguistik, leksikon, tumbuhan obat tradisional   Abstract The ancestral experience of Nias community on nature has created a variety of lexicons oftraditional herbal medicine in li niha (Nias regional language). Wisdom of ancestral in the useof nature should have been passed on by succeeding generations to remain a wealth andcharacteristic inherent to Nias community. The purpose of the study is to know about lexiconsof traditional herbal medicine and to describe the meaning of the lexicons of traditional ofherbal used in utterance of Nias community. The research using a qualitative approach withdata collection techniques of library studies and interviews. The research data is lexicons oftraditional herbal medicine. Data analyzed with steps: data identification, classification, andinterpretation. The research results show the lexicons of traditional herbal medicine in niasare langu wato, giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawadanö, mbala. Ten lexicon is found in utterance of Nias community and contains the sense ofreproof or advice, insinuation, life lesson, and anger or resentment.Keywords: ecolinguistic, lexicon, traditional herbal medicine 
ANALISIS WACANA PENGHAPUSAN MURAL “JOKOWI 404: NOT FOUND” MEDIA KOMPAS.COM EDISI AGUSTUS 2021 Hidayah, Shofiatul; Nuryantiningsih, Farida; Resticka, Gita Anggria
Salingka Vol 20, No 1 (2023): SALINGKA, Edisi Juli 2023
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v20i1.769

Abstract

Penelitian ini akan membahas analisis teks, analisis praktik wacana, dan analisis praktik sosiokultural dalam pemberitaan Kompas.com mengenai penghapusan mural “Jokowi 404: Not Found” sehingga dapat diketahui bagaimana tindakan dan tokoh-tokoh yang terlibat ditampilkan dalam teks berita tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian adalah teks berita yang dirilis oleh Kompas.com pada Agustus 2021. Analisis data menggunakan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Hasil analisis teks menunjukkan bahwa Kompas.com memanfaatkan bahasa untuk memberi pencitraan negatif kepada aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah. Analisis praktik wacana menunjukkan bahwa Kompas.com cenderung menampilkan penilaian dan tanggapan dari pihak-pihak yang kontra terhadap peristiwa tersebut sehingga menggiring pembaca pada opini yang negatif. Analisis praktik sosiokultural memperlihatkan bahwa Kompas.com menunjukkan eksistesinya sebagai media yang cepat dan tanggap dalam menginformasikan peristiwa yang bersifat aktual dan kontroversial.
MALAKOK SEBAGAI DASAR INTEGRASI OLEH ETNIS MINANGKABAU DI KABUPATEN DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT (Malakok as a Mean for Integrition by Minangkabau Ethnic in Dharmasraya Regency, West Sumatra) Syafyahya, Leni; Yades, Efri; Usman, Fajri
Salingka Vol 13, No 2 (2016): Salingka, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v13i2.129

Abstract

AbstractIn this paper, the authors explain the procession called malakok, signs used in the processionof malakok, and the meaning of the signs used in the procession of malakok in the DistrictDharmasraya. The method used in collecting the data was the receptive method and themethod consider ably. Methods of data analysis used the (conversion) method frontier. Inaddition, the data analysis stage also used the editing and coding stage. Based on data analysis,the procession should be conducted by the person who would do malakok, who went to theprospective adoptive parents with his motehr’s brother (mamak bladder). Then, the prospectiveadoptive parents will tell the news to ninik mamak in the village. Furthermore, Ninik mamak/ Datuak will select a certain day and place. Prior to implementation, early in the morning,the women cook a meal for the event in the evening. Event praying ceremoy /Baralek started,which were attended by the invited people, Datuak from other clan, and the youth in thearea. In this malakok procession, there would pasambahan speech be delivered. Tanda-marksused in the procession malakok as a condition for the implementation of this procession,among them, namely: a goat, gold, money, and successor agreement letters. The meaning ofall signs is validation and recognition of the existence of a person in the clan in an area. AbstrakDalam tulisan ini, penulis menjelaskan prosesimalakok, tanda-tanda yang digunakan dalam prosesimalakok, dan makna tanda-tanda yang digunakan dalam prosesi malakok di KabupatenDharmasraya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah metode simak dan metodecakap. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode padan. Di samping itu, tahap analisis datajuga dilakukan yakni editing dan koding. Berdasarkan analisis data, prosesi yang harus dilakukanoleh pihak yang akan malakok, yaitu mendatangi calon orang tua angkatdengan membawa mamakkandung (saudara laki-laki ibu). Kemudian, calon orang tua angkat akan memberitahukan kabartersebut kepada ninik mamak yang ada di kampung. Selanjutnya, ninik mamak/datuak akan memilihhari dan tempat yang ditentukan. Sebelum pelaksanaan, pagi-paginya para ibu memasak hidanganuntuk acara di malam harinya. Acara kenduri berdoa,mendoa/baralek, dimulai yang dihadiri olehmasyarakat, datuak dari suku lain, dan para pemuda di daerah tersebut. Dalam prosesimalakokini, ada pasambahan.Tanda-tanda yang digunakan dalam prosesimalakok sebagai syarat pelaksanaanprosesi ini, di antaranya, yaitu satu ekor kambing, emas, uang, dan surat perjajian. Makna darisemua tanda itu ialah pengesahan dan pengakuan tentang keberadaan seseorang dalam persukuandi suatu daerah.
Kesalahan Ejaan pada Cerita Pendek Karangan Siswa Kelas IX SMP dan Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar Mulyanto, Agus; Kusmayanti, Yuliana; Tiara, Eneng; Virbiansyah, Husznul; Alawiah, Irma; Malik, Miftahul
Salingka Vol 21, No 2 (2024): SALINGKA, Edisi Desember 2024
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v21i2.1089

Abstract

Tujuan   penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan frekuensi kesalahan ejaan pada cerita pendek karangan siswa kelas IX SMP Plus Al-Ghoniyyah, mengetahui faktor penyebab kesalahan tanda baca dan huruf kapital, serta memanfaatkan hasil analisis sebagai bahan ajar.  Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, teknik simak, baca, dan catat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua jenis kesalahan utama, yaitu kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital.   Kesalahan pada penggunaan tanda baca ditemukan sebanyak18,36% dan dinilai dalam kategori sangat baik.  Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital mencapai angka 81,36%, yang tergolong dalam kategori sangat buruk. Faktor penyebab kesalahan meliputi kurangnya pemahaman siswa terhadap aturan ejaan, rendahnya motivasi belajar siswa, dan metode pengajaran yang lebih menekankan pada teori jarang untuk melakukan praktik yang mendalam. Hasil kesalahan ejaan tersebut kemudian dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sebagai bahan ajar yang dikembangkan dalam bentuk lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD ini dilengkapi dengan materi pembelajaran terkait ejaan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa secara efektif. The purpose of this study was to describe the frequency of spelling errors in short stories written by grade IX students of SMP Plus Al-Ghoniyyah, to find out the factors causing punctuation and capitalization errors, and to utilize the analysis results as teaching materials. The research method used was descriptive qualitative, with data collection techniques through observation, listening, reading, and note-taking techniques. The results of the study showed that two main types of errors often occurred, namely errors in the use of punctuation and capitalization. Errors in the use of punctuation were found as many as 18.36% and were assessed in the very good category. On the other hand, errors in the use of capitalization reached 81.36%, which was classified as very bad. Factors causing errors include students' lack of understanding of spelling rules, low student learning motivation, and teaching methods that emphasize theory rather than in-depth practice. The results of this spelling error analysis were then utilized in the learning process as teaching materials developed in the form of student worksheets (LKPD). This LKPD is equipped with learning materials related to spelling and exercises to improve students' writing skills effectively.
Nuansa Makna Sinonim Verba Intransitif Berprefiks ter- yang Bermakna Inheren Perbuatan dalam Bahasa Indonesia naldi, Afri
Salingka Vol 15, No 2 (2018): SALINGKA, Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v15i2.148

Abstract

Sejumlah artikel tentang sinonim sudah pernah ditulis, namun belum memberikan penjelasan secara tuntas. Artikel tentang sinonim yang dilakukan oleh peneliti terdahulu hanya membahas unsur makna yang sama pada kata yang bersinonim, namun kurang mengkaji aspek nuansa makna. Penulisan artikel ini dilakukan untuk menjelaskan nuansa makna pasangan sinonim verba intransitif berprefiks ter- yang bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data penelitian adalah kalimat bahasa Indonesia yang berisi sinonim verba intransitif berprefiks ter- yang bermakna perbuatan. Sumber data penelitian adalah teks tulis bahasa Indonesia yaitu buku Teks Bahasa Indonesia, koran kompas, ujaran lisan pada acara berita liputan 6, dan intuisi peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak semua verba intransitif yang bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia mempunyai pasangan sinonim, (2) verba intransitif berprefiks ter- yang bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia mempunyai jenis sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak, dan (3) sebagian besar pasangan sinonim verba intransitif berprefiks ter- yang bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia memiliki perbedaan nuansa makna kognitif dan sebagian kecil bernuansa makna emotif.
KONSEP PROFESIONALISME ORANG BIAK DALAM CERITA RAKYAT “NEGERI SASORI, NEGERI KEHATI-HATIAN” Sriyono, NFN
Salingka Vol 11, No 01 (2014): SALINGKA, EDISI JUNI 2014
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v11i01.5

Abstract

Sastra lisan merupakan refleksi perilaku sehari-hari kehidupan masyarakat pendukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat cerminan konsep profesionalisme masyarakat Biak dalam cerita rakyat yang berjudul “Negeri Sasori Negeri Kehati-hatian”. Masyarakat Biak telah memiliki konsep profesionalisme seperti tecermin dalam cerita rakyat mereka. Melalui telaah sosiologi sastra atas karya tersebut, diketahui bahwa mereka telah mengenal profesi seperti: pemimpin, ahli pertanian, ahli berburu, ahli kelautan, ahli teknologi, diplomat, dan seniman. Konsep profesionalisme orang Biak dalam menjalankan profesinya, diajarkan secara tersirat lewat berpantang untuk melakukan sesuatu atau mengonsumsi sesuatu. Dari pantangan tersebut diajarkan sebuah cara bagaimana seseorang seharusnya menjalankan profesinya, serta kualifikasi apa saja yang harus dipenuhi agar mereka bisa menjalankan profesi tersebut dengan sikap profesional.

Page 1 of 18 | Total Record : 179