cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Gedung Graha Medika Lt. 1, Ruang 104
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Brawijaya
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 02169347     EISSN : 23380772     DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb
Core Subject : Health,
JKB contains articles from research that focus on basic medicine, clinical medicine, epidemiology, and preventive medicine (social medicine).
Articles 782 Documents
Laporan Kasus: Diagnosa Sindrom Loeffler dan Nekatoriasis Duodenum Berdasarkan Endoskopi Rahmawati, Yuni; Mustika, Syifa; Ahmad, Harijono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.363 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.13

Abstract

Nekatoriasis adalah infeksi cacing tambang yang disebabkan oleh Necator americanus dan terdistribusi luas ke seluruh daerah di negara tropis dan subtropis. Larva migran cacing ini dapat menyebabkan gejala pneumonitis yang disebut sindrom Loeffler. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya telur cacing dalam tinja, tetapi bisa juga tidak terdiagnosis terutama pada kasus infeksi yang ringan. Pada kasus ini  pria, 60 tahun, suku Jawa, petani, dirawat di rumah sakit karena anemia gravis , sesak napas, melena selama 1 minggu. Foto polos dada menunjukkan infiltrat di paracardial kanan dan kiri. Laboratorium menunjukkan eosinofilia masif, kadar hemoglobin sangat rendah (1,7g/dL), hypochrom mikrositik, penurunan saturasi besi, penurunan kadar albumin. Analisa pada tinja tidak menunjukkan adanya infeksi parasit, hasil endoskopi menunjukkan ulkus gaster duodenum multipel, banyak cacing ditemukan pada duodenum , ukuran 1 cm dan teridentifikasi sebagai Necator americanus. Keluhan pasien membaik  setelah transfusi darah dan pemberian  pirantel pamoat selama 3 hari. Kasus  ini menggambarkan adanya infeksi berat cacing tambang (Necator americanus) yang ditandai dengan  gejala anemia berat, dispepsia, perdarahan saluran cerna bagian atas,  disertai wheezing, rhonki dan infiltrat di area paracardia kanan dan kiri. Analisis tinja metode hapusan langsung menunjukkan tidak adanya infeksi parasit, namun pemeriksaan endoskopi menunjukkan ada banyak infestasi cacing Necator americanus pada duodenum. Hal tersebut mungkin disebabkan karena analisa sampel tinja terbatas pada metode hapusan langsung. Pasien diterapi berdasarkan klinis, temuan endoskopi, dan   menunjukkan respon klinis yang baik.Kata Kunci: Anemia, endoskopi, melena, Necator Americanus , sindrom  Loeffler
Insiden dan Gambaran Klinis Hepatitis Akibat Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang Rifai, Achmad; Herlianto, Budi; Mustika, Syifa; Pratomo, Bogi; Supriono, Supriono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1078.681 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.14

Abstract

 Hepatitis akibat obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan ancaman yang serius terhadap pengendalian penyakit tuberkulosis. Namun belum ada data yang representatif mengenai hal tersebut dalam suatu populasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran klinis dan mengevaluasi efek dari terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang pada tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong-lintang (cross sectional) yang melibatkan sebanyak 460 pasien tuberkulosis (TB) yang menerima directly observed treatment strategy (DOTS). Dari hasil penelitian diperoleh 25 pasien yang mengalami hepatitis akibat OAT dengan nilai insiden sebesar 5,4%. Gejala-gejala yang paling sering timbul adalah rasa mual dan muntah (48%). Terjadi hepatitis ringan (20%), sedang (48%), berat (4%), dan sengat berat (4%). Sebanyak 60% tanpa penyakit penyerta. Efek Hepatitis yang menyebabkan pemberhentian OAT sementara sebesar 56% kasus dan yang tetap meneruskan OAT sebesar 44% kasus,  rata-rata durasi terapi hepatitis akibat Obat Anti Tuberkulosis adalah 18 hari. Hepatitis akibat OAT dapat mempengaruhi angka keberhasilan (outcome) terapi. Adanya insiden hepatitis akibat OAT dan besarnya populasi Hepatitis tersebut di Rumah Sakit Saiful Anwar menunjukkan bahwa mendeteksi efek negatif dari terapi OAT sangatlah penting.Kata Kunci: Anti-tuberculosis drug induced liver injury (ATLI), Obat Anti Tuberkulosis (OAT), tuberkulosis paru
Pengaruh Artemisin dan Moringa terhadap Derajat Parasitemia, Kadar Malondialdehyde serta Histopatologi Otak Mencit Malaria Hernowati, Tinny Endang; Fitri, Loeki Enggar; pertiwi, resti anggun
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No. 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.02.6

Abstract

Salah satu bentuk infeksi malaria berat adalah malaria serebral ditandai dengan respon inflamasi berlebih dan peningkatan jumlah pembuluh darah di jaringan otak sehingga menyebabkan terbentuknya radikal bebas secara berlebihan. Ekstrak daun Kelor (Moringa oleifera) berpotensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang diharapkan dapat bekerja sebagai terapi adjuvant untuk kombinasi dengan artemisin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kombinasi Artemisin dan ekstrak daun Moringa oleifera terhadap derajat parasitemia, kadar MDA dan gambaran histopatologi pada jaringan otak mencit yang diinfeksi P.berghei. Penelitian ini merupakan True Experimental Design. Sampel penelitian yang digunakan adalah mencit galur BALB/c. Bedasarkan hasil analisis Post Hoc pada hari ke-3 dan ke-7, terdapat perbedaan rerata derajat parasitemia, kadar MDA, dan jumlah pembuluh darah di jaringan otak yang bermakna antara kontrol positif dan semua perlakuan (p<0,05). Pada kelompok yang diterapi Artemisin, didapatkan derajat parasitemia yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif (p<0,05), namun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kombinasi (p<0,05). Rerata kadar MDA turun signifikan pada hari ke 7 terutama pada kelompok kombinasi dosis tertinggi (p=0,000) dibandingkan dengan hari ke 3. Pada pengamatan jumlah pembuluh darah di jaringan otak mencit didapatkan bahwa pada hari ke 7 terjadi penurunan signifikan pada jumlah pembuluh darah di kelompok kombinasi dibandingkan kelompok Artemisin. Dapat disimpulkan kombinasi Artemisin dan ekstrak daun Moringa oleifera lebih baik menurunkan derajat parasitemia, kadar MDA dan jumlah pembuluh darah di jaringan otak mencit dibandingkan dengan terapi artemisin saja.Kata Kunci: Derajat parasitemia, histopatologi otak, malaria, Malondialdehyde
Pengaruh Antosianin Ubi Ungu terhadap TNF-α, Apoptosis dan Memori Spasial Hipokampus Tikus Model Diabetes Melitus Darwatik, Darwatik; Ratnawati, Retty; Rianawati, Sri; Sarwono, Imam
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2018.030.01.3

Abstract

Hiperglikemia pada diabetes melitus menyebabkan penurunan fungsi memori spasial. Terapi yang efektif terhadap gangguan fungsi kognitif akibat hiperglikemia yang sampai saat ini masih dalam perdebatan, menjadikan pendekatan pencegahan menjadi pilihan. Ubi ungu (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman tradisional yang mengandung antosianin, sebagai antiinflamasi, antioksidan, berhubungan dengan peningkatan signalling neuronal otak dalam memperbaiki fungsi memori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian antosianin ubi ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap ekspresi TNF-α, apoptosis dan fungsi memori spasial tikus wistar/(Rattus novergicus) model diabetes melitus. Pendekatan ekperimental dilakukan dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, antosianin dosis 10, 20, dan 80mg/kgBB selama 6 minggu. Ekspresi TNF-α dan apoptosis diukur menggunakan imunohistokimia, fungsi memori spasial dengan Morris water maze test. Dosis Antosianin 80mg/kgBB menurunkan ekspresi TNF-α dan apoptosis secara bermakna dibandingkan kontrol positif (p=0,028, p=0,025). Dosis 10 dan 20mg/kgBB menurunkan waktu tempuh Morris water maze hari ke 54 pada semua kuadran secara bermakna dibandingkan kontrol positif (p=0,000). Pemberian antosianin dosis 80mg/kgBB menurunkan ekspresi TNF-α dan apoptosis sel hipokampus, antosianin dosis 10 dan 20mg/kgBB menurunkan waktu tempuh Morris water maze pada tikus wistar/Rattus novergicus model diabetes melitus.
Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) Menginduksi Apoptosis pada Sel Kanker Servik HeLa melalui Peningkatan Kadar Protein p53 Permatasari, Happy Kurnia; Kusuma, Ihda Dian; Mayangsari, Elly
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.03.4

Abstract

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara. Kanker ini terkait dengan infeksi persisten virus yaitu Human Papillomovirus (HPV). Virus ini mengekspresikan protein onkogenik virus yaitu protein E6 dan E7 yang terkait dengan proses karsinogenesis. Salah satu mekanisme onkogenik virus ini adalah pengikatan protein p53 yang menginduksi degradasi oleh protein E6, mengakibatkan efek anti-apoptosis dan proliferasi sel secara terus menerus. Minyak cengkeh yang mengandung senyawa aktif eugenol telah dilaporkan memiliki efek anti kanker pada beberapa kanker. Namun, mekanisme minyak cengkeh yang terkait dengan penghambatan kanker servik masih belum jelas. Penelitian ini, untuk mengkaji efek minyak cengkeh dari Syzygium aromaticum dalam efek pro-apoptosis sel kanker servik HeLa terkait dengan kadar protein p53. Tingkat apoptosis diamati dengan pewarnaan dengan Annexin-V dan PI dan dilakukan dengan metode flow-cytometry. Dilakukan pengecatan immunohistokima untuk melihat ekspresi caspase-3 aktif untuk mengonfirmasi sel yang apoptosis, sedangkan kadar protein p53 dievaluasi dari lisat sel menggunakan ELISA protein p53. Hasil studi menunjukkan bahwa minyak cengkeh memiliki efek pro-apoptosis, berkaitan dengan kadar protein p53, pada sel kanker serviks secara in vitro.
Moringa oleifera Meningkatkan Fungsi Memori pada Tikus Model Kurang Energi Protein Illiandri, Oski; Widjajanto, Edi; Mintaroem, Karyono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.827 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.3

Abstract

ABSTRAKMalnutrisi mempunyai pengaruh negatif  terhadap pertumbuhan dan perkembangan  janin,  khususnya pertumbuhan otak. Gangguan pertumbuhan otak serta perkembangannya dapat menyebabkan disfungsi pada penyimpanan informasi dan proses recalling, sehingga konsekuensinya akan terjadi gangguan memori. Kerusakan oksidatif merupakan salah satu jalur penyebab yang baru dikemukakan sebagai hipotesis penyebab kerusakan otak akibat malnutrisi pada tikus. Asupan nutrisi  yang  rendah  dapat menurunkan  kadar  antioksidan  pada  tikus  otak,  kemudian  akan menyebabkan  gangguan memori  yang progresif. Moringa oleifera merupakan  sebuah  tanaman  yang populer akhir-akhir  ini untuk digunakan sebagai tambahan makanan yang mengandung antioksidan di beberapa negara miskin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh   bubuk ekstrak Moringa oleifera terhadap perbaikan fungsi memori pada tikus dengan kekurangan energi protein. Pada penelitian ini digunakan tikus wistar sebanyak 20 ekor, yang dibagi kedalam 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol diet malnutrisi, kelompok diet normal, kelompok diet malnutrisi yang mendapatkan tambahan  diet  bubuk  daun Moringa  oleifera  dengan  dosis  180 mg,  kelompok  diet  malnutrisi  yang  mendapatkan tambahan diet bubuk daun Moringa oleifera dengan dosis 360 mg, dan kelompok diet malnutrisi yang mendapatkan tambahan diet bubuk daun Moringa oleifera dengan dosis 720 mg. Uji Morris watermaze digunakan untuk mengukur perbaikan memori, sedangkan metode xanthin oxidase digunakan untuk mengukur kadar antioksidan otak. Potongan hipokampus diambil sepanjang 5 s.d. 6 mm pada rostral sulcus cerebrocerebelaris. Penelitian  ini dapat membuktikan bahwa bubuk ekstrak daun Moringa oleifera mampu meningkatkan kadar antioksidan SOD pada otak tikus dan mampu memperbaiki  fungsi memori pada kekurangan energi protein. Kata Kunci: Kelor, malnutrisi, M. Oleifera, morris watermaze  test, superoxide dismutase
PENINGKATAN KADAR LEPTIN DENGAN PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) MELALUI AKTIVASI PEROXISOME PROLIFERATOR-ACTIVATED RECEPTOR gamma (PPARγ) PADA KULTUR PREADIPOSIT KELINCI Indra, Muhammad Rasjad
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 21, No 2 (2005)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.806 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2005.021.02.4

Abstract

ABSTRACT For the past three decades, PUFA has been recognized as importnant energy sources and cell membrane component. PUFA also plays key roles in many cellular events such as gene regulation and leptin activation. The role of this fatty acid is still unknown especially in vitro. The purpose of this research was to examine the effect of PUFA of the corn oil in increasing leptin concentration by PPARγ activation. Preadipocyte culture from rabbit was incubated by PUFA of corn oil. PUFA have been given on doses 0, 4, 8 and 16 µM. PPARγ protein and leptin levels were analyzed by ELISA. PPARγ expression  was  analyzed  by  immunocytochemistry.  The research  result  showed  that  every  treatment  has  increased PPARγ levels inconsistently. PPARγ concentration increased significantly on 4 µM PUFA treatment compared to control, 8 and 16 µM PUFA of corn oil. But there were no significant difference between control and 8 µM PUFA treatments. Leptin levels increased significantly between administration on 4 µM PUFA and 16 µM PUFA of corn oil administration. Leptin levels was not significantly different between control and 8 µM PUFA. There was also strong correlation between PPARγ expression and leptin levels. PUFA of corn oil increases leptin levels through PPARγ activation. Key words: PUFA, preadipocyte, leptin, PPARγ
AKURASI METODE RADIOKOLLOID DAN BLUE DYEDALAM MENDETEKSI LIMFONODI SENTINEL PADA KANKER PAYUDARA STADIUM DINI Yueniwati, Yuyun; Yulisa, N. Diana; Iskandar, Arief
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 23, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.094 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2007.023.01.5

Abstract

reast cancer incidence varies in many countries but in general increases. This research aimed to find  out the accuracy of radiocolloid (lymphoscintigraphy and gamma probe) as well as blue dye method in detecting sentinel node in the early stage breast cancer. Diagnostic examination was conducted on 163 nodes of 14 patients cross sectionally, comparing the accuracy of radiocolloid and blue dye methods with  histopathologic method as the gold standard. Subject characteristics were female, aged 39-53, mostly menopause, multipara and breast-feeding. Primary tumors were mostly found in the right, upper lateral quadrant, T2, histopathologic results showed that all were of invasive ductal carcinomas and 71.4% cases were lymphatic emboli. The detection of sentinel node with lymphoscintigraphy had 81.8% accuracy,sensitivity 90.4%, specificity 73.2%, NPV 98.1%, false-negative1.8% and kappa value 0.37. Detection using gamma probe resulted in 79% accuracy, sensitivity 90.4%, specificity 67.6%, NPV 97.9%, false-negative 2% and kappa value 0.31.
Ekstrak Metanol Daun Kelor Mempengaruhi Ekspresi p53 Mukosa Kolon Tikus yang Diinduksi DMBA Rahmahani, Fitria Nurindro; Indra, Mohamad Rasjad; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 4 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.635 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2013.027.04.5

Abstract

Protein p53 berperan pada jalur respon stres yang mencegah pertumbuhan dan survival sel-sel yang memiliki potensikeganasan dan banyak diekspresikan pada sel yang mengalami mutasi dan stres genotoksik. Penelitian ini bertujuanmengetahui pengaruh ekstrak metanol daun Moringa oleifera terhadap jumlah epitel yang mengekspresikan p53 padamukosa kolon Rattus novergicus strain wistar jantan yang diinduksi DMBA. Penelitian ini merupakan penelitianeksperimental dengan rancangan post test control group design yang menggunakan 20 ekor tikus wistar jantan yangdibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok I diberi diet normal tanpa DMBA dan ekstrak metanol daun Moringaoleifera selama 105 hari. Kelompok II diberi diet normal dan DMBA 10 mg/kgBB/hari per oral selama 45 hari, dilanjutkandengan diet normal saja selama 60 hari. Kelompok III-V diberi diet normal dan DMBA 10 mg/kgBB/hari per oral selama 45hari, dilanjutkan dengan diet normal dan ekstrak metanol daun Moringa oleifera dalam berbagai dosis (20, 40, dan 80mg/kgBB/hari) per oral selama 60 hari. Jumlah epitel yang mengekspresikan p53 pada mukosa kolon tikus dihitungmenggunakan metode imunohistokimia. Analisis data menggunakan metode One Way ANOVA diikuti dengan uji post hocTukey menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Moringa oleifera memberikan pengaruh yang signifikan terhadapjumlah epitel yang mengekspresikan p53 (p=0,042) (dari 12 sel pada kelompok II menjadi 5 sel pada kelompok IV per60.000 sel). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak metanol daun Moringa oleifera dapat menurunkan jumlah epitelyang mengekspresikan p53 pada mukosa kolon tikus wistar jantan yang diinduksi DMBA.Kata Kunci: Daun Moringa oleifera, DMBA, ekstrak metanol, p53
Efek Ekstrak Kulit Manggis terhadap Ekspresi Protein Bcl-2 dan Jumlah Sel Mati Tubulus Ginjal Tikus yang Diinduksi Formalin Marfuati, Nanik; Sarjadi, Sarjadi; Winarto, Winarto; Djamitun, Kis
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.461 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.02.4

Abstract

Kulit manggis mengandung antioksidan yang melindungi terhadap kerusakan sel. Formalin masih disalahgunakan sebagai pengawet makanan yang merupakan sumber oksidan. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh ekstrak kulit manggis (EKM) terhadap ekspresi protein Bcl-2 dan jumlah kematian sel tubulus ginjal tikus akibat formalin. Sebanyak 18 tikus Wistar jantan diberi formalin 200mg/kgBB/hari melalui sonde 2 minggu; dibagi 3 kelompok; K tanpa EKM; P1 dan P2 diberi EKM 200 dan 400mg/kgBB/hari seminggu. Dilakukan penilaian ekspresi protein Bcl-2 dan jumlah kematian sel tubulus ginjal tikus. Data dianalisis dengan One Way ANOVA. Analisis ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan ekspresi protein Bcl-2 (p=0,006) dan kematian sel tubulus ginjal (p=0,005) antara ketiga kelompok. Ekspresi protein Bcl-2 dan kematian sel tubulus ginjal P2 secara signifikan lebih rendah dibanding K. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan EKM 400mg/kgBB/hari selama 1 minggu menurunkan ekspresi protein Bcl-2 dan memperbaiki kerusakan sel tubulus ginjal yang diinduksi formalin.Kata Kunci: Bcl-2, formalin, manggis, kematian sel tubulus ginjal 

Page 6 of 79 | Total Record : 782