cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ANALISIS PERSEBARAN BIDANG TANAH TERDAFTAR DAN BELUM TERDAFTAR TERHADAP PEMANFAATAN TANAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) ( Studi Kasus : Kecamatan Kota Kendal Tahun 2015) Triwibowo, Wenang; Subiyanto, Sawitri; Sasmito, Bandi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.424 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanah merupakan sumber utama kesejahteraan dan kehidupan masyarakat, oleh karena itu penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah harus optimal. Perwujudan penggunaan dan pemanfaatan tanah yang optimal tersebut dapat dilakukan melalui penyusunan rencana tata ruang yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Kecamatan Kota Kendal merupakan wilayah yang memiliki perkembangan yang sangat dinamis, karena selain fungsinya sebagai kawasan pertanian dan pemukiman, Kecamatan Kota Kendal juga merupakan kawasan pendidikan. Mengingat pentingnya hal tersebut diatas, maka akan dilakukan penelitian mengenai analisis persebaran bidang tanah terdaftar dan belum terdaftar terhadap pemanfaatan tanah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta administrasi Kecamatan Kota Kendal, citra GeoEye-1 tahun 2013 dan sebaran persil BPN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi pada obyek bidang tanah berupa poin penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil peta yang akurat dan teliti mengenai sebaran bidang tanah lengkap dengan penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah secara lengkap khususnya di Kecamatan Kota Kendal. Pemanfaatan tanah di Kecamatan Kota Kendal sebagian besar dimanfaatkan untuk produksi pertanian, baik pemanfaatan tanah untuk bidang yang terdaftar atau belum terdaftar kurang lebih memiliki persentase total sebesar 79,48 %. Sedangkan untuk tanah yang belum dimanfaatkan memiliki persentase terkecil dibandingkan luasan pemanfaatan lain yaitu sebesar 0,039 %. Kata Kunci: Bidang Tanah, GeoEye-1, Pemanfaatan Tanah, Penggunaan Tanah, SIG.  ABSTRACT Soil is the main source of welfare and community life, therefore the use of land and utilization must be optimal. Embodiment of use and optimal utilization of land which can be done through the preparation of spatial plans that integrate the principles of sustainable development. Kendal City District is an area that has developed very dynamic, because its function as an agricultural and residential area, Kendal City District is also an education area. Given the importance of the above, it will do research on the analysis of the distribution of land parcels registered and not registered on the utilization of the land using geographic information system (GIS).The data which were used in this study are a map of Kendal City District, GeoEye-1 images 2013 and BPN Land Parcels. A method used in this study is an identification of land area objects that are in the form of land use and utilization. This study was conducted to obtain accurate results and a thorough map of the distribution of land parcels complete with the land use and utilization especially in sub Kendal City District. Land use in the Kendal City District, mostly used for agricultural production, better utilization of land for fields registered or not registered or less have the total percentage of 79,48%. As for the land that has not been used has the smallest percentage than others, namely the extent of utilization of 0.039 %. Keywords : Geographic Information Systems, GeoEye-1, Land use,  Parcel, Utilization  *) Penulis, Penanggung Jawab
Peta Persebaran Industri Batik Di Kota Surakarta Berbasis Website Bondan Arum Kusumahati; Sutomo Kahar; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.87 KB)

Abstract

Surakarta atau yang terkenal dengan Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah. Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka Kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di sekitarnya.Salah satu bisnis yang paling diminati adalah bisnis industri batik. Batik Surakarta adalah warisan budaya yang menjadi identitas Kota Surakarta. Promosi kebudayaan yang gencar dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan mengadakan beberapa event besar menjadikan industri batik di Kota Surakarta  berkembang pesat dan beberapa diantaranya menjadi objek pariwisata.Penelitian ini menganalisis tentang persebaran industri batik di Kota Surakarta dengan memanfaatkan Google Map dan berbasis Website. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan kerangka website HTML, MySql dengan fitur phpMyAdmin sebagai basis data, dan GPS navigasi sebagai penentuan posisi koordinat.Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa aplikasi persebaran industri batik di Kota Surakarta berbasis website berdasarkan posisi, kemudian dilengkapi dengan peta, produk dan fitur lainnya.Kata kunci : Batik Surakarta, peta persebaran, Web, Google Maps
ANALISIS EFEKTIVITAS RUANGAN KULIAH DI KAMPUS TEKNIK GEODESI UNIVERSITAS DIPONEGORO BERDASARKAN PARAMETER KAPASITAS, SUARA DAN PENCAHAYAAN RUANGAN Ryadi, Michael Vashni Immanuel; Wijaya, Arwan Putra; Suprayogi, Andri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.685 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam lingkungan kampus Departemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, sivitas akademika sering menggunakan ruangan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk kegiatan kuliah. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan ruangan untuk perkuliahan adalah kapasitas, kebisingan, kejelasan percakapan dan pencahayaan ruangan. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan jumlah ruangan yang tersedia untuk kegiatan kuliah perlu dilakukan suatu studi untuk menganalisa efektivitas dari penggunaan ruang kuliah tersebut.Perkembangan teknologi pemetaan kini semakin mendukung untuk melakukan pemodelan objek secara tiga dimensi. Metode pemodelan objek secara tiga dimensi yang dapat dikembangkan adalah metode Close Range Photogrammetry atau fotogrametri rentang dekat. Model tiga dimensi ruangan yang telah terbentuk akan disederhanakan menjadi batas ruangan yang akan digunakan dalam penilaian ruangan. Pada penelitian ini, penilaian efektivitas ruangan didasarkan pada hasil pengukuran antropometri untuk analisis kapasitas, pengukuran akustik untuk analisis kebisingan dan kejelasan percakapan serta pengukuran pencahayaan ruangan untuk analisis pencahayaan ruangan.Hasil dari penelitian ini adalah penilaian tingkat efektivitas ruangan pada lima ruangan kuliah di kampus Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Tingkat efektivitas yang diperoleh adalah sedang dan kurang efektif. Ruangan dengan tingkat efektivitas sedang terbesar adalah ruang C.102 dengan presentase 85,3% sedangkan ruang dengan tingkat efektivitas kurang efektif terbesar adalah ruang B.301 dengan presentase 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk untuk melakukan penambahan daya lampu pada seluruh ruangan dan penambahan pengeras suara di ruangan B.301.
IDENTIFIKASI MANIFESTASI PANAS BUMI DENGAN MEMANFAATKAN KANAL THERMAL PADA CITRA LANDSAT (Studi Kasus : Kawasan Dieng) Bram Ferdinand Saragih; Yudo Prasetyo; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.709 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu negara yang masih menggunakan sumber energi fosil sebagai sumber energi utama. Namun ketersediaan sumber energi fosil tersebut pastinya akan habis bila digunakan terus menerus. Selain sumber energi fosil yang melimpah, Indonesia juga dianugrahi sumber energi baru dan terbarukan. Sumber energi tersebut seperti air, panas bumi, biomassa, surya, angin, hingga uranium. Panas bumi yang ada di Indonesia diperkirakan menjadi yang terbesar ketiga di dunia. Hal tersebut erat kaitannya dengan posisi Indonesia dalam kerangka tektonik dunia. Dataran tinggi Dieng merupakan sebuah komplek gunung berapi, berbentuk dataran luas dengan panjang kurang lebih 14 km, lebar 6 km dan memanjang dari arah Barat Daya – Tenggara. Ketersediaan energi panas bumi tidak lepas dengan penampakan manifestasi yang ada dipermukaan. Manifestasi panas bumi dipermukaan berupa solfatar, fumarol, tanah beruap panas, sinter silika dan alterasi hidrotermal. Semua manifestasi permukaan tersebut memiliki suhu yang relatif lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya. Metode penginderaan jauh sangat efektif dalam menemukan manifestasi panas bumi mengingat daerah penelitian mencakup wilayah yang cukup luas. Hasil pengolahan citra landsat kanal termal akan menghasilkan titik – titik panas yang menunjukkan keberadaan manifestasi panas. Namun titik – titik panas yang didapat tidak semua merupakan manifestasi panas bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan titik panas yang berupa manifestasi panas bumi dan yang bukan merupakan manifestasi panas bumi.Hasil pengolahan citra landsat pada penelitian ini menunjukkan suhu terendah 11,180 0C pada citra landsat tahun 2006 dan suhu tertinggi 39,671 0C pada citra landsat tahun 2014. Rentang suhu manifestasi panas bumi yang terekam pada penelitian ini berada pada suhu 25,271 0C sampai dengan 39,671 0C. Ditinjau dari tingkat konsistensi penampakan panas manifestasi panas bumi pada penelitian ini maka manifestasi yang secara konstan menunjukkan produksi panas adalah Kawah Sileri dan Kawah Condrodimuko. Luas manifestasi yang terdeteksi oleh citra landsat lebih luas dari 30 m x 30 m sesuai dengan resolusi spasial kanal termal citra landsat. Kata Kunci : Manifestasi, Landsat, Penginderaan Jauh, Panas Bumi, Titik Panas.ABSTRACT          Indonesia is one country that still uses fossil energy sources as a primary energy source. However, the availability of fossil energy sources is surely will be depleted when used continuously.In addition to the abundant fossil energy sources, Indonesia is also gifted new and renewable energy sources. The energy sources such as water, geothermal, biomass, solar, wind, up to uranium. Geothermal energy in Indonesia is estimated to be the third largest in the world. It is closely related to the position of Indonesia in the tectonic framework of the world. Dieng Plateau is a complex of volcanoes, vast plains shaped with a length of approximately 14 km, 6 km wide and extends from the Southwestern - Southeast. The availability of geothermal energy is not separated by a manifestations exist on the surface. Surface geothermal manifestations such as solfatar, fumaroles, hot steamy soil, silica sinter and hydrothermal alteration. All the manifestations of the surface has a relatively higher temperature then the surrounding environment.             Remote sensing method is very effective in finding geothermal manifestations considering the research area covering a large area. Landsat image processing result of thermal band will generate hot spots that indicates the exist of geothermal manifestations. But the hot spots that gained are not all as  geothermal manifestations. Therefore it needs separation of the hot spots in the form of geothermal manifestations and not a manifestation of geothermal.             Landsat image processing results in this research showed the lowest temperature is 11,180 0C on Landsat imagery in 2006 and the highest temperature is 39,671 0C on Landsat imagery in 2014. The  temperature range of geothermal manifestation which is recorded in this research is at 25,271 0C up to 39,671 0C. According to the level of consistency hot sightings from  geothermal manifestations in this research, the manifestations of which are constantly showing the heat production is Sileri Crater and Condrodimuko Crater. Size manifestation that was detected by Landsat imagery wider than 30 m x 30 m in accordance with a spatial resolution of thermal band Landsat image.Keywords : Geothermal, Hot Spot, Manifestation, Landsat, Remote Sensing.*)Penulis, Penanggung Jawab
KAJIAN AKURASI PENENTUAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus Kabupaten Lampung Timur) Victor Andreas Tarigan; Bandi Sasmito; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.987 KB)

Abstract

Garis pantai adalah garis imajiner yang menunjukkan pertemuan pantai (daratan) dan air (lautan). Walaupun secara periodik permukaan air laut selalu  berubah suatu tinggi muka air tertentu yang tetap harus dipilih untuk menjelaskan posisi garis pantai. Seiring berkembangnya teknologi, penginderaan jauh dapat digunakan untuk penentuan garis pantai. Metode penginderaan jauh dapat dilakukan dengan cepat dan menjangkau daerah yang luas.Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dilakukan dengan mengaplikasikan rumus BILKO, AGSO dan Tresholding untuk membedakan daratan dan lautan. Penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat ini dilakukan dengan mendigitasi batas antara air dan daratan.  Penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran metode terestris dilakukan dengan menginterpolasi titik-titik data kedalaman, sehingga terbentuk DEM, dari DEM tersebut akan dibentuk kontur sesuai jam perekaman citra yakni + 0,688 untuk 27 Agustus 2017 dan + 0,611 untuk 12 September 2017.Hasil akhir penelitian ini menunjukkan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan citra Landsat dan langkah-langkah penentuan garis pantai menggunakan data pengukuran dengan metode terestris. Akurasi garis pantai dari data citra Landsat terhadap garis pantai dari data pengukuran metode terestris dihitung berdasarkan PERKA BIG No 15 Tahun 2014. Metode pengapilkasian rumus BILKO memiliki ketelitian horizontal sebesar 27,712 untuk 27 Agustus 2017 dan 28,209 untuk 12 September 2017. Metode pengapilkasian rumus AGSO memiliki ketelitian horizontal sebesar 28,407 untuk 27 Agustus 2017 dan 29,555 untuk 12 September 2017. Metode Thresholding memiliki ketelitian horizontal sebesar 22,481 untuk 27 Agustus 2017 dan 23,799 untuk 12 September 2017. Bedasarkan nilai ketelitian horizontal, ketiga metode tersebut masuk kedalam kelas 2 pada skala 1 : 100.000.
PENENTUAN POSISI STASIUN GNSS CORS UNDIP EPOCH 2015 DAN EPOCH 2016 BERDASARKAN STASIUN IGS DAN SRGI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GAMIT 10.6 Hapsari, Widi; Yuwono, Bambang Darmo; Amarrohman, Fauzi Janu
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.837 KB)

Abstract

ABSTRAK Kegiatan penentuan posisi titik-titik control geodetik seiring dengan berjalannya waktu, telah beralih menggunakan GPS (Global Positioning System). Pembangunan sistem kerangka dasar nasional tersebut memanfaatkan dari aplikasi GPS yaitu CORS (Continuously Operating Refference Station). Titik control geodetik di Indonesia, direalisasikan dalam skala regional, nasional maupun global  digunakan dalam bidang survey dan pemetaan, studi land subsidence, studi plate motion, gempa bumi, dll. Diperlukan pendefinisian stasiun dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan berulang karena sifat stasiun CORS yang dinamis.Pada penelitian ini melakukan pendefinisian ulang stasiun GNSS CORS UDIP pada epoch 2015 serta 2016, dengan menggunakan 9 titik ikat stasiun IGS (CNMR, COCO, DARW, IISC, PBRI, PIMO, TOW2, XMIS, dan YARR) serta 8 titik ikat stasiun SRGI (CBTL, CMAG, CMGL. CPAC, CPWD, dan CSEM) untuk mendefinisikan posisi dan kecepatannya. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6.Hasil dari penelitian ini adalah koordinat stasiun CORS UDIP dengan ketelitian terbaik, yaitu koordinat kartesian, dengan nilai X -2210748.65826 m ± 2.11 mm, nilai Y 5931893.19583 m ± 4.40 mm, dan nilai Z -777746.10639 m ± 1.27 mm. Serta kecepatandengan ketelitian terbaik yaitu Vx -0.02258 m ±3.53 mm, Vy -0.01065 ±6.52 mm, Vz -0.01089 ±2.36 mm. Kata Kunci :GAMIT 10.6, Kecepatan, Penentuan Posisi, Stasiun CORS,  ABSTRACT Positioning geodetic control points time by time, has switched using GPS (Global Positioning System). The development of the basic framework of national system of GPS applications takes advantage of using CORS (Continuously Operating Refference Station). Geodetic control points in Indonesia, realized in regional scale, national and global are used in the field of surveying and mapping, land subsidence studies, studies of plate motion, earthquake, etc. In this case, required of defining stations with high precision and repeatedly because the dynamic nature of CORS stations.In this research, doing redefinition station GNSS CORS UDIP the epoch at 2015 and 2016, using a nine point stations of IGS (CNMR, COCO, DARW, IISC, PBRI, PIMO, TOW2, XMIS, and YARR) and as well eight points of station SRGI ( CBTL, CMAG, CMGL. CPAC, CPWD, and CSEM) to defined the position and velocity. Processing data using GAMIT 10.6 scientific software.The results of this researchwere UDIP CORS station coordinates with the best accuracy, the cartesian coordinates, with the value of X -2210748.65826 m ± 2:11 mm, the value of Y 5931893.19583 m ± 4:40 mm, and the value of Z -777746.10639 m ± 1:27 mm. And as well the velocity rates with the best accuracy were Vx -0.02258 m ±3.53 mm, Vy -0.01065 ±6.52 mm, Vz -0.01089 ±2.36 mm. Keywords : CORS Station, GAMIT 10.6, Positioning, Velocity rate*) Penulis, Penanggung jawab
PENGAMATAN GPS UNTUK MONITORING DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.5 Ali Amirrudin Ahmad; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.179 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah tentang pengamatan GPS untuk monitoring deformasi bendungan Jatibarang menggunakan software GAMIT 10.5. Batasan masalah dari penelitian ini adalah bendungan Jatibarang yang berlokasi di kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan GPS dual frequency pada enam titik pantau yang terletak di bendung utama. Pengolahan data pengamatan menggunakan Scientific Software GAMIT 10.5. Penelitian dilakukan selama tiga periode: Maret, April dan Mei 2014. Tujuan dari penilitian antara lain mengetahui kondisi deformasi yang terjadi di Bendungan Jatibarang, mengetahui cara monitoring deformasi bendungan secara teliti menggunakan alat ukur GPS dual frequency dan mengetahui ketelitian pengolahan data GPS yang menggunakan Scientific Software GAMIT 10.5 pada monitoring deformasi. Tinjaun pustaka yang digunakan dalam penelitian ini antara lian bendungan, deformasi, GPS, metode monitoring deformasi bendungan, prinsip monitoring deformasi bendungan dengan GPS, TEQC (Translation, Editing and Quality Check) dan GAMIT/GLOBK. Pelaksanaan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan pengamatan survei GPS dan pengolahan data dengan metode post-processing. Setelah melalui pengolahan GAMIT dan GLOBK maka didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat pada sumbu X = 0,879 mm, sumbu Y = 0,614 mm dan sumbu Z = 1,114 mm Sehingga kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bendungan Jatibarang mengalami perubahan koordinat secara numeris. Namun saat diuji statistik dengan selang kepercayaan 95%, dinyatakan bahwa keenam titik monitoring bendungan tidak mengalami pergeseran koordinat secara signifikan. Jadi bendungan Jatibarang tidak mengalami deformasi.Kata kunci: bendungan, deformasi, GPS, GAMIT AbstractThis research is about a monitoring GPS to monitor the deformation in Jatibarang dam located at Gunung Pati, Semarang, Central Java using GAMIT 10.5 software.  The research method is using GPS dual frequency at six points of monitoring which located at the main dam. The technique of analyzing data in this research is using Scientific Software GAMIT 10.5. This research takes in three times period starts from March, May, and finish in April 2014. The research has some purposes and the first purpose is to know the deformation situation that occurred in Jatibarang dam, the second is to find out how to monitor the deformation in Jatibarang dam carefully by using GPS dual frequency, and the third purpose is to know a precision in analyzing data with using Scientific Software GAMIT 10.5 on deformation monitoring. The researcher takes the overview of the libraries in his research such as Dam, Deformation, GPS, The method of monitoring dam deformation, the principles of monitoring dam deformation by using GPS, TEQC (Translation, Editing and Quality Check) and GAMIT/GLOBK.  The implementation of this research includes collecting of data by using monitoring to survey GPS and analyzing data with using post-processing method. After analyzing GAMIT and GLOBK then it gets an displacement coordinate value with averages displacement coordinate value on X axis = 0,879 mm, Y axis = 0, 614 mm and Z axis = 1, 114 mm , hence the final conclusion of this research is Jatibarang dam experienced displacement coordinate value in numerical. The resulted test statistically with reliance up to 95% that six monitoring points of the dam are not have displacement point significantly. The conclusion of this research is Jatibarang dam is not deformed.Keywords: dam, deformation, GPS, GAMIT
ANALISIS PERBANDINGAN MODEL GENANGAN TSUNAMI MENGGUNAKAN DATA DEM ASTER, SRTM DAN TERRASAR (Studi Kasus: Kabupaten Pangandaran) Anang Ikhwandito; Yudo Prasetyo; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.179 KB)

Abstract

ABSTRAKPesisir Kabupaten Pangandaran merupakan wilayah di Indonesia yang pernah mengalami bencana tsunami. Tsunami tersebut terjadi pada tanggal 17 juli 2006 dengan jumlah korban sekitar 700 orang. Secara umum pesisir Kabupaten Pangandaran memiliki karakteristik yang rentan terhadap limpasan gelombang tsunami. Kerentanan yang tinggi tersebut dikarenakan sebagian besar wilayah pesisir Pangandaran merupakan wilayah pariwisata, oleh karena itu diperlukan upaya mitigasi bencana untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dapat dilakukan dengan pembuatan model genangan tsunami. Pemodelan genangan tsunami menggunakan formulasi yang dikembangkan Berryman (2006) dengan mempertimbangkan tiga parameter utama yaitu topografi, koefisien kekasaran permukaan dan ketinggian tsunami di garis pantai. Parameter topografi menggunakan DEM ASTER 30 meter, SRTM 30 meter dan TerraSAR 9 meter, sedangkan koefisien kekasaran diperoleh dari tutupan lahan yang dihasilkan dengan klasifikasi terbimbing dengan menggunakan Citra Landsat-8 tahun 2016. Penelitian ini menggunakan dua ketinggian tsunami yaitu 8 dan 15 meter sesuai dengan data historis tsunami Kabupaten Pangandaran. Berdasarkan pemodelan yang dibentuk, diperoleh luas terdampak yang dihasilkan model genangan dari DEM ASTER untuk tinggi tsunami 8 dan 15 meter yaitu 1600,98 dan 4279,23 hektar, model genangan dari DEM SRTM untuk tinggi tsunami 8 dan 15 meter yaitu 1703,02 dan 4027,33 hektar dan model genangan dari DEM TerraSAR yaitu 1348,59 dan 2025,35 hektar. Model genangan tsunami terbaik yaitu model yang dihasilkan berdasarkan DEM TerraSAR, dimana model tersebut baik secara visual maupun kemiripan dengan kejadian tsunami di Kabupaten Pangandaran. Tingkat visual pada pemodelan genangan tsunami dipengaruhi oleh resolusi spasial data yang digunakan. Sedangkan pada kemiripan tsunami terdapat pada model genangan tsunami dari DEM TerraSAR dengan tinggi tsunami 15 meter. Model tersebut memiliki selisih kedalaman tsunami terkecil pada titik validasi yakni 0,5 meter.Kata Kunci: DEM, Pangandaran, Tsunami ABSTRACTCoastal Pangandaran Regency is an area in Indonesia that had experienced a tsunami disaster. The tsunami occurred on 17 July 2006 with a casualty of about 700 people. In general, coastal Pangandaran Regency has characteristics that are vulnerable to runoff of  tsunami wave. The high vulnerability due to most of the coastal area of Pangandaran is a tourism area, therefore it takes disaster mitigation efforts to reduce the losses incurred. One of the tsunami disaster mitigation efforts can be done by making tsunami inundation model. Tsunami modeling using developed formulation by Berryman (2006) with considering three main parameters: topography, coefficient of surface roughness and tsunami height at coastline. Topographic parameters using ASTER DEM 30 meters, SRTM 30 meters and TerraSAR 9 meters, while coefficient of surface roughness obtained from land cover produced by supervised classification process using Landsat-8 Image 2016. This study used two tsunami heights of 8 and 15 meters according with historical data of tsunami of Pangandaran Regency. Based on the formed model, the result of impacted area produced by the inundation model from DEM ASTER for tsunami height 8 and 15 meter is 1600,98 and 4279,23 hectare, the inundation model from DEM SRTM for tsunami height 8 and 15 meter is 1703.02 and 4027.33 hectares and the inundation models of DEM TerraSAR are 1348.59 and 2025.35 hectares. The best tsunami inundation model is a model based on TerraSAR DEM, in which the model is both visually and resemblance to the tsunami event in Pangandaran Regency. The visual level on tsunami inundation modeling is influenced by the spatial resolution of the data used. Meanwhile, the tsunami similarity is in the tsunami inundation model from DEM TerraSAR with a tsunami height of 15 meters. Where the model has the smallest tsunami depth difference at the validation point of 0.5 meters.Keywords: DEM, Pangandaran, Tsunami
PENGAMATAN GPS UNTUK MONITORING DEFORMASI BENDUNGAN UNDIP Yusuf, Muhammad Adnan; Yuwono, Bambang Darmo; Prasetyo, Yudo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.145 KB)

Abstract

ABSTRAK Bendungan merupakan salah satu sarana multifungsi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan jika mendapatkan tekanan maka akan mengalami perubahan dimensi ataupun bentuk. Seperti halnya yang dialami bendungan, jika tubuh bendungan mendapatkan tekanan dari efek loading air danau bendungan. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan akan dapat mengalami deformasi. Maka dari itu perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan melakukan pemantauan deformasi secara berkala.Dalam penelitian ini, metode pengukuran deformasi yang digunakan adalah metode pengukuran relatif dengan alat ukur GPS dual frequency pada sembilan titik pengamatan yang terletak di bendungan utama. Karakteristik deformasi yang dikaji besar pergeseran dan kecepatan pergeseran pertahun. Software yang digunakan untuk pengolahan data GPS adalah perangkat lunak GAMIT 10.5. Penelitian dilakukan selama tiga periode : Maret, April dan Mei 2015.Hasil pergeseran rata-rata yang terjadi pada sumbu X = 0,726 ± 0,362 mm, sumbu Y = 0,561 ± 0,364 mm dan sumbu Z = 1,471 ± 0,657 mm dan rata-rata nilai perkiraan kecepatan pergeseran titik pengamatan pertahun pada sumbu X = 4,006 ± 2,133 mm/tahun, sumbu Y = 2,971 ± 1,502 mm/tahun dan sumbu Z = 7,961 ± 3,602 mm/tahun. Kata Kunci : Bendungan, Deformasi, GAMIT dan GPS  ABSTRACT Dam is one multifunctional tools which has an important role in human life. If a building  is under pressure, it will change the dimensions of shape. As well as the dam, if the construction of it gets pressure from the dam lake water loading effect, as the result, the dam construction will be throug deformation. Therefore it is necessary for the maintenance and tendance by conducting periodic deformation monitoring.The research method is using differential positioning method with GPS dual frequency at nine points of monitoring which located at the main dam. The deformation characteristic which are examined are the amount of the displacement value and the displacement speed per year. The technique of analyzing data in this research is using Scientific Software GAMIT 10.5. This research takes on three times period starts from March, April, and finishing May 2015.The  mean result that occurs on the X axis = 0.726 ± 0,362 mm, Y axis = 0.561 ± 0,364 mm and Z axis = 1,471 ± 0,657 mm and the average value of the speed observation point per year on the X axis = 4,006 ± 2,133 mm/year, the Y axis = 2,971 ± 1,502 mm/year and the Z axis  = 7.961 ± 3,602 mm/year. Keywords:  Dam, Deformation, GAMIT and GPS*) Penulis Penanggung Jawab
PENGARUH FENOMENA EL NINO DAN LA NINA PADA PERSEBARAN CURAH HUJAN DAN TINGKAT KEKERINGAN LAHAN DI PULAU BALI Gabriel Yedaya Immanuel Ryadi; Abdi Sukmono; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.571 KB)

Abstract

Variabilitas persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut secara spasiotemporal merupakan salah satu dampak dari El Nino dan La Nina selain kekeringan lahan. Dalam dunia pertanian diperlukan strategi untuk menghadapi dampak dari El Nino dan La Nina. Salah satu strategi yang dikembangkan adalah pembuatan pola tanam. Pada penelitian ini menganalisis pengaruh dari El Nino dan La Nina terhadap tingkat kekeringan lahan, persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut. Metode pengolahan yang digunakan adalah komposit data citra harian untuk data suhu permukaan laut dan curah hujan, sedangkan untuk pengamatan kekeringan lahan menggunakan metode NDDI (Normalized Difference Drought Index) dan VHI. Analisis pengaruh fenomena El Nino dan La Nina menggunakan analisis statistik regresi linier. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh El Nino dan La Nina terhadap persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut memiliki hubungan searah yaitu jika suhu permukaan laut tinggi maka curah hujan juga tinggi. Selain itu, pada penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari perubahan indeks ONI sebagai indikator El Nino dan La Nina terhadap perubahan luas kekeringan lahan dengan besar pengaruh sebesar 86%. Kata Kunci: ENSO, Kekeringan lahan, Pengindraan jauh  ABSTRACT Variability in spatial distribution of rainfall and sea surface temperature is one of the effects of El Nino and La Nina besides land drought. In agriculture world, a great strategy is needed to deal with the impact of the El Nino and La Nina. One strategy developed was the making of cropping patterns. In this research analyze the influence of El Nino and La Nina on land drought, the distribution of rainfall and sea surface temperature. The processing method used is composite daily image data for sea surface temperature and rainfall data, then for drought observation using NDDI (Normalized Difference Drought Index) and VHI (Vegetation Health Index) methods. For influence analyze of El Nino and La Nina phenomenon using linier regression analyze. The results of this study indicate the effect of El Nino and La Nina on the distribution of rainfall and sea surface temperature has a direct relationship if the sea surface temperature is high then rainfall is also high. In addition, in this study concluded that there is an effect from changes of the ONI index as an El Nino and La Nina indicator for changes in the area of dry land with a value of influence is 86%.

Page 10 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue