cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GNSS METODE RTK-NTRIP PADA STASIUN CORS UNDIP, STASIUN CORS BPN KABUPATEN SEMARANG, DAN STASIUN CORS BIG KOTA SEMARANG Rizki Widya Rasyid; Bambang Sudarsono; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.841 KB)

Abstract

 ABSTRAKTanah merupakan sumberdaya yang penting dalam menunjang kehidupan dan penghidupan manusia, sehingga segala sesuatu yang menyangkut tanah akan selalu mendapat perhatian. Namum dewasa ini seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan GNSS metode RTK-NTRIP untuk mendapatkan informasi mengenai posisi secara cepat dan tingkat akurasi yang tinggi.Dalam penelitian ini kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran bidang tanah dengan kriteria kondisi daerah terbuka dan daerah yang memiliki banyak obstruksi menggunakan GNSS metode RTK-NTRIP pada stasiun CORS UNDIP, stasiun CORS BPN Kabupaten Semarang dan stasiun CORS BIG Kota Semarang yang selanjutnya hasil dari pengukuran bidang tanah tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran bidang tanah dengan metode terestris dengan menggunakan Total Station.Perbandingan pengukuran bidang tanah dengan metode rapid static dan metode RTK-NTRIP berdasarkan posisi horizontal (X,Y) diperoleh rata-rata kesalahan pergeseran nilai jarak atau lateral terkecil sebesar 0,305 m dengan nilai standar deviasi ( S) sebesar ± 0,499 m pada base station BPN Kabupaten Semarang, berdasarkan jarak antar titik diperoleh rata-rata kesalahan jarak antar titik terkecil sebesar 0,262 m dengan nilai standar deviasi ( D) sebesar ± 0,495 m pada base station BIG Kota Semarang, dan berdasarkan luas bidang tanah diperoleh rata-rata kesalahan luas bidang tanah terkecil sebesar 3,837 m² dengan nilai standar deviasi ( L) sebesar ± 6,503 m² pada base station BPN Kabupaten Semarang. Akurasi dari pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode RTK-NTRIP terhadap pengukuran terestris menggunakan Total Station berdasarkan posisi horizontal (X,Y) diperoleh nilai standar deviasi ( S) terkecil sebesar ± 0,422 m pada base station BIG Kota Semarang, berdasarkan jarak antar titik diperoleh nilai standar deviasi ( D) terkecil sebesar ± 0,322 m pada base station BPN Kabupaten Semarang, dan berdasarkan luas bidang tanah diperoleh nilai standar deviasi ( L) terkecil sebesar ± 5,331 m² pada base station BIG Kota Semarang.Berdasarkan uji t (Distribusi Student) dengan selang kepercayaan 95 %, hasil pengukuran GNSS dengan metode RTK-NTRIP memenuhi standar toleransi ukuran luas berdasarkan Peraturan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kata Kunci : Bidang Tanah, GNSS, CORS, NRTK, RTK-NTRIP ABSTRACTLand is an important resource in supporting human life and livelihood, so that everything related to the land will always get attention. but today along with the development of science and technology advances, the act of measuring and mapping land parcels can be done using GNSS RTK-NTRIP methods to obtain information about the position quickly and a high degree of accuracy.In this research activity undertaken is the land plots measurement with criteria conditions of open areas and areas that have a lot of obstruction using GNSS RTK-NTRIP methods on base station CORSUNDIP, base station CORS BPN District Semarang, and base station CORS BIG Semarang City, and using GNSS rapid static methods which further results from the measurement land plots compared with the results of the measurement land plots with terrestrial methods using a Total Station.Comparative measurements of land plots by the method of rapid static and method of RTK-NTRIP by the horizontal position (X, Y) obtained an average error value shifts distance or smallest lateral of 0,305 m with a standard deviation scores (σS) around ± 0.499 m at the base station BPN District Semarang, based on the distance between the point obtained an average error distance between the smallest point of 0.262 m with a standard deviation (σD) around± 0,495 m at the base stationBIG Semarang City, and based on areas of land plots obtained an average smallest error areas of land plots of 3.837 m² with a standard deviation (σL)around± 6.503 m² at the base station BPN District Semarang. Accuracy of measurement plots using the RTK-NTRIP against the terestrial measures using Total Station based on the horizontal position (X,Y) obtained value of the smallest standard deviation (σS)around± 0.422 m at the base station BIG Semarang City, based on the distance between the point obtained value of the smallest standard deviation (σD)around± 0.322 m at the base station BPN District Semarang, and based on areas of land plots obtained value of the smallest standard deviation (σL)around± 5,331 m² at the base station BIG Semarang City.By t test (Student Distribution) with 95% confidence level, the results of measurement using GNSS RTK-NTRIP methods meet the standards of tolerance spacious plots under The Rules of The National Land Agency (BPN). Keyword : Land Plots, GNSS, CORS, NRTK, RTK-NTRIP*) Penulis, Penanggung jawab
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TAMBAK MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah) Diah Ratna Setianingrum; Andri Suprayogi; Hani'ah ,
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.304 KB)

Abstract

AbstrakKesesuaian lahan merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan kegiatan budidaya tambak di wilayah pesisir. Budidaya tambak memiliki komponen keruangan serta perbedaan karakteristik biofisik dan sosial-ekonomi dari setiap lokasi. Banyak tambak intensif belum memanfaatkan kelebihan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam melakukan pemilihan lokasi dan pengelolaan budidaya, dimana hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari kegagalan usaha.Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengambilan data parameter kualitas air (keasaman/pH, suhu, salinitas, oksigen terlarut/DO, nitrat, dan fosfat). Untuk analisis kesesuaian lahan tambak menggunakan metode skoring, parameter kualitas air masing-masing diberi bobot dan skor yang kemudian dibedakan menjadi 4 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S1 (Sangat Sesuai), S2 (Cukup Sesuai), S3 (Sesuai Bersyarat), dan N (Tidak Sesuai).Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa lahan tambak di Kecamatan Brangsong berada di kelas S1 (Sangat Sesuai) dan S2 (Cukup Sesuai), dengan luas S1 sebesar 85,41 ha (39,68%) dan S2 129,84 ha (60,32%). Dari perhitungan persentase jumlah produksi ikan per luas wilayah tambak menunjukkan bahwa tambak di Kecamatan Brangsong cocok untuk budidaya lele. Namun, dengan perawatan tambak yang memadai, tambak di Brangsong sangat potensial untuk budidaya bandeng dan udang yang bernilai ekonomis tinggi. Ditinjau dari data jumlah produksi ikan tahun 2009-2012 menunjukkan produksi ikan tidak mengalami kenaikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain : kondisi area tambak yang kotor, kondisi ekonomi petani tambak yang kurang memadai, dan kondisi cuaca yang buruk.Kata kunci : SIG, kesesuaian lahan, budidaya tambak                                            Abstract                                   Land suitability is one aspect that determines the success of ponds aquaculture activities in the coastal areas. Ponds aquaculture has a spatial component and differences in the biophysical and socio-economic characteristics of each location. Many intensive ponds have not taken advantage of Geographic Information System (GIS) in site selection and management of cultivation, where it is important to avoid business failure.This study used a survey method for data retrieval of water quality parameters (acidity/pH, temperature, salinity, dissolved oxygen/DO, nitrate, and phosphate). For pond land suitability analysis using scoring method, water quality parameters were each given weights and scores then divided into 4 land suitability classes namely S1 (Highly Suitable), S2 (Moderately Suitable), S3 (Suitable Conditional), and N (Not Suitable).The results obtained showed that the ponds in coastal areas of Brangsong District are in class S1 (Highly Suitable) and S2 (Moderately Suitable), with an area of S1 85,41 ha (39,68%) and S2 129,84 ha (60,32%). From the calculation of the percentage of the total production of fish per pond area indicates that ponds in the Brangsong District suitable for catfish farming. However, with adequate treatment ponds, ponds in Brangsong are potential for aquaculture of milkfish and shrimp with high economic value. Judging from the data on the number of fish production in 2009-2012 showed no increase on  fish production. Some of the factors that influence it, among others : the conditions of the dirty ponds ares, the economic condition of farmers embankment inadequate, and adverse weather conditions.Keywords : GIS, land suitability, ponds aquaculture*)Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS POLA PERSEBARAN KLOROFIL-A, SUHU PERMUKAAN LAUT, DAN ARAH ANGIN UNTUK IDENTIFIKASI KAWASAN UPWELLING SECARA TEMPORAL TAHUN 2003-2016 (Studi Kasus : Laut Halmahera) Indah Purwanti; Yudo Prasetyo; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.506 KB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang luas dan memiliki sumber daya laut yang sangat potensial salah satunya ialah sumber daya perikanan. Laut Halmahera yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik memiliki kondisi perairan yang dinamis. Agar kegiatan penangkapan ikan lebih optimal diperlukan teknologi yang tepat untuk menentukan lokasi potensial tempat berkumpulnya ikan salah satunya dengan menggunakan citra satelit Aqua MODIS untuk menentukan parameter upwelling (klorofil-a, dan suhu permukaan laut (SPL)), serta citra Quickscat untuk mendapatkan data arah dan kecepatan angin.             Metode pengolahan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman ENVI IDL untuk mengolah data angin, SPL dan klorofil-a dari tahun 2003-2016 sehingga didapatkan nilai sebaran klorofil-a, SPL, dan angin secara klimatologi. Data klimatologi tersebut dianalisis secara spasial untuk melihat pola upwelling yang terjadi pada setiap musim. Selanjutnya dilakukan perhitungan kriteria upwelling untuk mengetahui kekuatan upwelling setiap bulannya. Selanjutnya dilakukan uji korelasi untuk mengetahui kekuatan hubungan antar parameter serta uji validasi untuk mendapatkan peta tematik sebaran klorofil-a dan SPL pada saat terjadi fenomena upwelling.                Fenomena upwelling di Laut Halmahera terjadi pada musim timur yakni pada bulan Juni hingga Agustus dimana puncak upwelling terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan tersebut kandungan klorofil-a mencapai 0,440 mg/m3, kecepatan angin sebesar 5,757 m/s dan suhu permukaan turun hingga mencapai 29,014oC. Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa antar parameter upwelling tersebut memiliki hubungan yang kuat. Klorofil-a dengan angin memiliki nilai korelasi sebesar 0,615 dan klorofil-a dengan SPL memiliki nilai korelasi sebesar -0,734.
ANALISIS POTENSI PENINGKATAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BERDASARKAN PETA ZONA NILAI TANAH (ZNT) (Studi Kasus : Kec. Sidomukti, Kota Salatiga) Riana Kristiani Priskila Putri; Sawitri Subiyanto; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.848 KB)

Abstract

ABSTRAKNilai Jual Objek Pajak (NJOP) selama ini digunakan sebagai dasar dalam pengenaan PBB. Proses penentuan NJOP haruslah sesuai dengan ketentuan nilai pasar wajar (NPW), jadi pemerintah tidak salah jika berharap bahwa NJOP adalah sama dengan nilai pasar. Tetapi kenyataannya NJOP seringkali tidak sesuai dengan NPW, hal ini mendasari semakin berkembangnya sistem penilaian harga pasar menggunakan Peta Zona Nilai Tanah (ZNT). Peta ZNT adalah peta yang menggambarkan suatu zona geografis yang terdiri atas sekelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang dibatasi oleh batas penguasaan atau pemilikan objek pajak dalam satu wilayah administrasi desa atau kelurahan. Pembuatan peta ZNT memerlukan data berupa harga tanah yang berdasarkan nilai pasar sebagai informasi tekstualnya.  Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan harga tanah berdasarkan NJOP dan berdasarkan harga pasar sehingga dapat diketahui peningkatan harga tanah yang bisa didapatkan. Metode penilaian yang digunakan adalah penilaian masal, dengan pendekatan perbandingan penjualan, dimana faktor penentu nilai tanah hanya dibatasi pada faktor lokasi dan aksesibilitas. Dari hasil penelitian ini diperoleh jumlah Zona Nilai Tanah sebanyak 58 zona. Peningkatan NJOP berdasarkan harga pasar yang tertinggi mencapai 1.563%, dimana nilai tanah berdasarkan data NJOP sebesar Rp. 64.000, sedangkan nilai tanah berdasarkan harga transaksi sebesar Rp. 1.064.000, sehingga kenaikannya mencapai Rp. 1.000.000. Sedangkan peningkatan harga yang terendah adalah 57%, dimana nilai tanah berdasarkan data NJOP sebesar Rp. 464.000, sedangkan nilai tanah berdasarkan harga transaksi sebesar Rp. 729.000, sehingga kenaikannya mencapai Rp. 265.000. Tinggi rendahnya peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lokasi dan akses jalan.Kata Kunci : Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR), Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Zona Nilai Tanah (ZNT)ABSTRACTTax Object Sales Value (NJOP) has been used as a basis for the imposition of tax on land and building. NJOP determination process must be suitable with the provisions of the fair market value (NPW), so the government consider that NJOP is equal to the market value. But the fact is NJOP often incompatible with NPW, it underlies the development of a scoring system using the market value of the Land Value Zone (ZNT) Map. ZNT map is a map that describes a geographical zone made up of a group of objects that have a single tax Indicative Value Average (NIR) which is bounded by the limits of ownership or control rights of tax object in the administrative area of the village or villages. Making of ZNT map requires data such as land values which are based on market value as textual information. This study aimed to compare the value of land based on NJOP and based on market value so increasing land value can be obtained. The assessment methods used are mass appraisal with the sales comparison approach, where the deciding factor is only limited to the value of the land on the location and accessibility factors. The results of this study show the amount of land value zone as much as 58 zones. NJOP increased based on the highest market value reached 1.563%.  It is caused by the value of land based on NJOP data Rp. 64.000 while the value of the land based on the transaction value Rp. 1.064.000, so the increase reached Rp. 1.000.000. While the lowest value increase is 57%. The land value based on NJOP data Rp. 464.000, while the value of the land based on the transaction value Rp. 729.000, so the increase reached Rp. 265.000. The level of this increase is influenced by location and access road factors.Keywords: Indicative Value Average (NIR), Land Value Zone (ZNT) Map, Tax Object Sales Value (NJOP)   *) Penulis, Penangungjawab
ANALISIS AKURASI DEM dan FOTO TEGAK HASIL PEMOTRETAN dengan PESAWAT NIR AWAK DJI PHANTOM 4 (Studi Kasus : Bukit Perumahan Permata Hijau Tembalang Semarang) Dito Seno Aji; L.M. Sabri L.M. Sabri; yudo Prasetyo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.807 KB)

Abstract

ABSTRAK Pemetaan dan pengukuran tinggi diperlukan dalam perencanaan sebuah proyek pembangunan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Perencanaan sebuah proyek pembangunan tentunya sangat memperhatikan efisiensi waktu, tenaga dan biaya agar seluruh pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar,  berhasil dan sesuai rencana. Perkembangan dalam dunia teknologi juga sangat berpengaruh pada dunia survei dan pemetaan. Teknologi harus dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia agar mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu contoh perkembangan teknologi pemetaan adalah digunakannya Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk kegiatan survei dan pemetaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi DEM dan foto tegak hasil pemotretan udara dengan UAV DJI PHANTOM 4. Proses ekstraksi DEM dan orthofoto dibagi menjadi 3 metode pengolahan yaitu pengolahan dengan densitas point cloud low, medium dan high. Hasil pengolahan foto udara dari ketiga metode ini dibandingkan dengan hasil pengukuran lapangan, kemudian dihitung signifikansi perbandingan dari ketiga metode tersebut menggunakan uji F.Berdasarkan perhitungan CE90 dan LE90 menurut Peraturan Kepala BIG Nomor 15 Tahun 2014 produk peta yang dihasilkan masuk dalam skala 1:1.000 kelas 3. Hasil perhitungan selisih jarak antara ukuran objek pada foto tegak hasil ekstraksi dengan pengukuran lapangan standar deviasi densitas low 0,0546, densitas medium 0,0183 dan densitas high 0,008. Hasil perhitungan selisih tinggi antara titik uji pada DEM hasil ekstraksi dengan pengukuran lapangan standar deviasi densitas low 0,563, densitas medium 0,380 dan densitas high 0,367.
PENENTUAN KOMPONEN KOMPONEN PASANG SURUT DARI DATA SATELIT JASON DENGAN ANALISIS HARMONIK METODE KUADRAT TERKECIL Bernadet Srimurniati Ningsih; Sutomo Kahar; LM. Sabri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.832 KB)

Abstract

Aplikasi satelit altimetri salah satunya adalah mengamati fenomena pasut laut. Teknologi satelit altimetri menjawab tantangan akan pemenuhan kebutuhan data pasut dalam skala yang luas. Tetapi dalam pengolahannya membutuhkan strategi yang tepat terutama yang berkaitan dengan koreksi-koreksi satelit altimetri seperti tidak diterapkannya koreksi pasut dalam penentuan komponen-komponen pasut. Dalam tugas akhir ini, akan dibahas penggunaan data satelit altimetri Jason dengan analisis harmonik teknik kuadrat terkecil untuk menentukan komponen-komponen pasang surut di perairan Indonesia.
PEMETAAN SEKTOR EKONOMI INFORMAL PENDUKUNG KEGIATAN CIVITAS ACADEMICA DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG Ridho Alfirdaus; Arwan Putra Wijaya; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.239 KB)

Abstract

ABSTRAKSektor ekonomi adalah salah satu sektor yang mendukung kegiatan masyarakat dalam bertukar kebutuhan hidup. Sektor ekonomi dibagi menjadi sektor ekonomi formal dan sektor ekonomi informal. Kecamatan Tembalang adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, yang sejak tahun 1996 menjadi area perluasan Universitas Diponegoro (UNDIP). Pada awalnya kawasan ini berupa area kebun dan pertanian, ketika Universitas Diponegoro mulai membangun kampus pertamanya di Tembalang, kawasan ini berkembang pesat dan saat ini menjadi semakin padat sehingga perlu fasilitas penunjang untuk mendukung kegiatan civitas academica UNDIP sebagai penduduk. Salah satu sektor ekonomi pendukung kegiatan adalah sektor ekonomi informal, yang juga ikut bertambah seiring bertambahnya tahun, oleh karena itu perlu diadakan penelitian.Metode dalam penelitian ini diawali dengan survei lapangan dengan menggunakan hand phone dan bantuan software MAPPT untuk mendapatkan data koodinat dan wawancara untuk mendapatkan data atribut setiap sektor ekonomi informal tahun 2011 dan 2016. Data hasil survei lapangan selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan ArcGIS dan metode nearest neighbourhood sehingga dapat mengetahui pola persebaran dan kondisi sektor ekonomi setiap kategori.Hasil penelitian terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu pada pola persebaran sektor ekonomi informal secara kesuluruhan, pola persebaran sektor ekonomi informal setiap kategori, dan pola persebaran sektor ekonomi berdasarkan jarak terhadap centroid kampus UNDIP. Semua analisis menunjukan hasil pola persebaran yang mengelompok, dan mempunyai arah pertumbuhan ke tenggara, dengan pergeseran centroid standard deviation ellips adalah 67,36015 m.Kata Kunci : Nearest neighbourhood, Pola Persebaran, Sektor ekonomi informal, Software MAPPT, Standard Deviation EllipsABSTRACT Economic sector is one of sector which supporting activities' people exchanging living needs. Being divided economic sector become formal economic sectors and informal economic sectors. District Tembalang is one sub-district in the city of Semarang, Central Java Province, since 1996 become expansion area Diponegoro University (UNDIP). Initially this region is form gardens and agricultural areas, when the Diponegoro University start building its first campus in Tembalang, this area was growing rapidly and at present becomes solid so necessary support facilities to support the activities of the academic community UNDIP as a resident. One of supporting economic sector is informal economic sector, which also increases exponentially year, therefore it is necessary to study. The method in this research begins with a field survey using hand phone and software help MAPPT to get data coodinates and interview to get the attributes of each sector of the informal economy in 2011 and 2016. The results of data collection was processed and analyzed using ArcGIS and nearest neighbourhood methode so known distribution pattern and economic sector conditions every category. The results of the analysis is divided into three main sections, they are at the pattern of spread of the informal economy as a whole, the pattern of spread of the informal economy every category, and the distribution pattern of economic sectors based on the distance to the centroid of Diponegoro University campus. All results of the analysis showed that clumped distribution pattern, and have a direction of growth to the southeast, with a standard deviation ellipse centroid shift is 67,36015 m.Keywords: Distribution Pattern, Informal Economic Sector, MAPPT Software, Nearest Neighbourhood, Standard Deviation Ellips
Pembuatan Peta Jalur Pendakian Gunung Ciremai Hasbie Rachmat Bachtiar; Bambang Sudarsono; Sutomo Kahar
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.619 KB)

Abstract

ABSTRAKGunung Ciremai adalah gunung api tertinggi di Jawa Barat, dengan ketinggian 3078 Mdpl. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Goa Walet. Kini gunung Ciremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar. Sebagai salah satu gunung terpopuler di Indonesia dan tertinggi di Jawa Barat, gunung Ciremai merupakan salah satu gunung yang banyak diminati oleh para pendaki dari dalam negri maupun mancanegara, karena terkenal dengan jalur extrimnya yaitu jalur Linggarjati.Dalam pendakian gunung memerlukan peta pendakian yang menyimpan informasi tentang gunung yang didaki. Ketika sedang mendaki gunung pendaki tidak dapat membawa informasi dalam bentuk soft copy. Hal ini dikarenakan minimnya ketersediaan teknologi. Penyajian data dalam bentuk hard copy merupakan solusi untuk permasalahan tersebutPembuatan peta jalur pendakian gunung Ciremai ini dilakukan untuk menyajikan informasi tentang pendakian gunung ciremai secara lengkap, akurat dan sistematis. Penyajian informasi ini berupa buku saku panduan mendaki gunung Ciremai dan peta jalur pendakian gunung Ciremai. Penyajian informasi seperti ini merupakan salah satu solusi untuk menjawab permasalahan tersebut.Kata kunci: Gunung Ciremai, Buku saku panduan mendaki gunung Ciremai, Peta jalur pendakian gunung Ciremai. ABSTRACTCiremai mountain is the highest volcano in West Java, with an altitude of 3078 mdpl. This mountain has a double crater. Western crater radius of 400 meters is truncated by the eastern crater radius of 600 meters. At an altitude of about 2,900 meters above sea level on the southern slopes of the former eruption points are called Goa Walet. Now Ciremai mountain belongs to the National Park area of Mount Ciremai (TNGC), which has a total area of about 15,000 hectares. As one of the most popular mountain in Indonesia and the highest in West Java, Ciremai mountain is one of the many mountain climbers of demand by domestic and foreign, because it is famous for the track Linggarjati extreme lane.In mountaineering ascent requires a map that stores information about the mountain climb. When was climbing a mountain climber can not carry information in soft copy. This is due to the lack of availability of technology. Presentation of data in hard copy form is a solution to these problems.The development climbing lane map of Ciremai mountain was conducted to provide information about mountain climbing Ciremai complete, accurate and systematic. The presentation of this information in the form of a pocket book climbing guide of Ciremai mountain and the development climbing lane map of Ciremai mountain. Presentation of information like this is one of the solutions to these problems.Keywords: Mount Ciremai, Pocket book climbing guide of Ciremai mountain, Climbing lane map of Ciremai mountain.
WEBGIS PENENTUAN JALUR HOTEL TERDEKAT DARI KAWASAN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Kota Semarang) Gilang Diva Pradana; Andri Suprayogi; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.177 KB)

Abstract

ABSTRAKKebutuhan akan lokasi penginapan saat sedang bermain di daerah pariwisata sangatlah penting bagi para wisatawan, tidak semua wisatawan menggunakan jasa travel untuk pergi ke sebuah daerah pariwisata, banyak juga yang kesulitan mencari hotel untuk mereka menginap terutama hotel yang dekat dengan daerah pariwisata yang mereka kunjungi, seperti pada Kota Semarang yang merupakan ibu kota Jawa Tengah yang memiliki beragam obyek wisata yang disuguhkan mulai dari obyek wisata alam seperti pantai atau goa, maupun obyek wisata buatan seperti puri maerokoco, tentu saja ini membuat banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Semarang .Dengan menggunakan fungsi Pgrouting yang ada pada PostGIS terutama pada penerapan algoritma dijkstra dengan data jalan yang sudah di buat mulai dari penambahan kolom data yang dibutuhkan oleh Pgrouting seperti kolom source, target, cost dan reverse cost maka dapat dibuat sebuah sistem pencarian rute yang telah terintegrasi dengan Geoserver sebagai perantara interaksi antara halaman interface peta Openlayer dengan PostgreSQL.Hasil Penelitian ini adalah sebuah web yang memiliki beberapa interface pengenalan Kota Semarang dan halaman peta yang memiliki fungsi untuk mencari hotel terdekat berdasarkan jumlah hotel yang diingin serta fungsi pencarian rute dengan algoritma dijkstra, setelah web dibuat lalu dilakukan beberapa uji yaitu uji tampilan browser dengan hasil seluruh browser dan perangkat yang digunakan dapat membuka tampilan web dengan baik, uji validitas dengan hasil perbedaan dengan uji lapangan yaitu untuk jarak 148 m dan waktu sebanyak 72 detik dan untuk uji usability dilakukan dengan menyebar quisioner  dengan hasil akhir kenyamanan sebanyak 81%, kemudahan sebanyak 76%, pemahaman fitur 75%, kebermanfaatan 77% dan kebutuhan akan aplikasi ini 78%.
ANALISIS PERUBAHAN LUAS DAN POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen Kota Semarang Jawa Tengah) Dian Ayu Saraswati; Sawitri Subiyanto; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.57 KB)

Abstract

ABSTRAKJumlah penduduk dan aktivitas pembangunan yang semakin meningkat menuntut ketersediaan lahan terutama lahan permukiman dan fasilitasnya juga meningkat pesat, sedangkan ketersediaan lahan terbatas. Ketidakseimbangan akan hal tersebut memungkinkan terjadinya pemusatan permukiman di daerah/ wilayah tertentu yang kemudian akan membentuk pola persebaran permukiman tertentu dan berbeda-beda, terjadinya kenaekaragaman pola persebaran permukiman sebagai wujud persebaran penduduk yang tidak merata. Sehingga dibutuhkan informasi mengenai perubahan penggunaan lahan dan pola persebaran permukiman dalam kaitannya dengan  tata guna lahan pada perencanaan kota.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan interpretasi penggunaan lahan pada peta Rupabumi tahun 1992 dan Citra SPOT 6 tahun 2014 yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis tetangga terdekat untuk mengetahui pola persebaran permukiman.Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis didapatkan perubahan luas lahan permukiman di Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Gunungpati dan Mijen tahun 1992 sampai tahun 2014 mengalami perubahan sebesar 1.466,837 Ha, sedangkan lahan non permukiman mengalami perubahan sebesar 2.617,194 Ha. Pola persebaran acak mengalami perubahan sebesar 167,1764 Ha, sedangkan pola persebaran mengelompok mengalami perubahan sebesar 1.326,2547 Ha. Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Citra SPOT 6, Pola Persebaran Permukiman, Analisis Tetangga Terdekat ABSTRACTThe increasing of population and development activities demands the availability of land, especially land settlements and facilities are also increasing rapidly whereas the availability of land are limited. The imbalance would it enable the concentrations of settlements in some areas or regions which is will form a specific and different distribution pattern settlements. The diversity of distribution patterns of settlements are happened as a form of uneven population distribution. So that required an information regarding changes in land use and the distribution pattern of settlements in relation to land use in urban planning.This study using a remote sensing technique method and geographic information system with the interpretation of land use on Topographicmap in 1992 and SPOT Image 6  year 2014 which was then analyzed using the nearest neighbor analysis to determine the distribution pattern of settlements. Based on the data processing and result analysis obtained changes in land settlement in the district of Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen from 1992 to 2014 change in amount of 1.466,837 hectares, while non-residential land change in amount of 2.617,194 hectares. Random distribution pattern changed in amount of  167,1764 hectares, whereas the clump distribution pattern changed in amount of  1.326,2547 hectares. Keywords : Land Use Changes, SPOT 6 Imagery, The Distribution Pattern of Settlement, Nearest Neighbor Analysis *) Penulis, Penanggungjawab

Page 6 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue