cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ZONASI DAERAH RAWAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (CURANMOR) DI KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ANALYSIS Johan Wisma Anggoro; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1640.113 KB)

Abstract

ABSTRAKTindak pencurian kendaraan bermotor (curanmor) merupakan salah satu tindakan kriminal yang terjadi di setiap daerah terutama Kota Semarang, namun belum ada visualisasi kejadian curanmor ke dalam bentuk peta dari Polrestabes Kota Semarang, sehingga Metode Cluster Analisis dalam SIG dapat digunakan untuk menentukan dan menganalisis daerah rawan curanmor. Pada penelitian ini, dilakukan pemetaan daerah rawan curanmor di Kota Semarang dengan menggunakan tiga Metode Cluster Analisis, yaitu Kernel Density, K-Means dan K-Medoids. Metode Kernel Density adalah pengelompokan data berdasarkan kerapatan/density TKP dari tindak curanmor, metode K-Means adalah pengelompokan data berdasarkan centroid/pusat kejadian curanmor di tiap kelurahan, sedangkan metode K-Medoids adalah pengelompokan data berdasarkan nilai medoids yang di ambil dari objek data jumlah kejadian curanmor di tiap kelurahan. Hasil penelitian ini terdapat 1286 kasus curanmor yang terdiri dari 275 kasus pada tahun  2014, 424 kasus pada tahun 2015, 307 kasus pada tahun 2016, 161 kasus pada tahun 2017 dan 119 kasus pada tahun 2018. Daerah kerawanan dari metode Kernel Density, K-Means dan K-Medoids mempunyai hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil dari verifikasi menggunakan data kasus bulan Januari – April 2019, metode Kernel Density memiliki nilai verifikasi daerah rawan (tingkat kerawanan tinggi dan sedang)  yang paling besar dibanding dengan metode K-Means dan K-Medoids, yaitu 82,35%. Kata Kunci : Curanmor, K-Means, K-Medoids, Kernel Density, SIG.  ABSTRACTMotor vehicle theft (curanmor) is one of the criminal acts that occurred in each area, especially Semarang City, but there is no visualization of the event of curanmor in the form of maps from the Semarang City Polrestabes, so the Cluster Analysis Method in GIS can be used to determine and analyze vulnerable areas chancel. In this study, mapping of the area of hazard-prone areas in Semarang using three Cluster Analysis Methods, namely Kernel Density, K-Means and K-Medoids. Kernel Density method is a grouping of data based on the density of the crime scene from the act of curanmor, the K-Means method is grouping data based on centroids/center of curanmor events in each village office, while the K-Medoids method is grouping data based on medoids values taken from the number of data objects incidents of fraud in each village. The results of this study were 1286 cases of fraud consisting of 275 cases in 2014, 424 cases in 2015, 307 cases in 2016, 161 cases in 2017 and 119 cases in 2018. The area of vulnerability from the Kernel Density method, K-Means and K-Medoids have different results. Based on the results of the verification using case data for January - April 2019, the Kernel Density method has the highest value of verification of hazard areas (high and medium vulnerability) compared to the K-Means and K-Medoids methods, which is 82.35%. Keyword : Curanmor, K-Means, K-Medoids, Kernel Density, GIS.
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS DAERAH RESAPAN AIR (STUDI KASUS : KOTA PEKALONGAN) Niswatul Adibah; Sutomo Kahar; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.261 KB)

Abstract

Daerah resapan air di daerah perkotaan sangat penting keberadaannya, karena berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian tata air di kawasan perkotaan khususnya dalam pelestarian air tanah dan mencegah terjadinya banjir lokal. Namun dewasa ini, pembangunan telah mengalami kemajuan yang pesat dan menimbulkan perubahan fungsi penggunaan lahan yang berdampak pada permasalahan berkurangnya daerah resapan air di kawasan perkotaan seperti yang terjadi di Kota Pekalongan. Penelitian ini memanfaatkan aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menganalisis kondisi daerah resapan air di Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode supervised classification yang disertai dengan raster to polygon, metode skoring dan overlay peta-peta tematik. Hasil penelitian menunjukkan confusion matrix citra landsat di daerah penelitian sebesar 95,75 %. Hasil analisis kondisi daerah  resapan air di Kota Pekalongan yang mempunyai kondisi mulai kritis sebesar 4007,3702 ha (84%) dan daerah resapan air dalam kondisi agak kritis seluas 751,1084 ha (16%). Serta diperoleh hasil perhitungan nilai volume air larian pada tahun 2011 sebesar 55.028.378,9 m3 dengan nilai debit tampungan DASnya sebesar 148.219.200 m³/th. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan kondisi daerah resapan air di Kota Pekalongan secara umum dalam kondisi mulai kritis namun tidak rentan banjir Kata Kunci :  Daerah Resapan Air, Kota Pekalongan, Penginderaan Jauh dan  Sistem Informasi Geografis
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PERSEBARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Kasus : Kota Semarang) Yuliansyah Rachman Nur Rizky; Arief Laila Nugraha; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.238 KB)

Abstract

ABSTRAKKota Semarang sebagai ibukota dari provinsi Jawa Tengah menjadi acuan bagi Kabupaten/Kota lain dalam perkembangan di berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Dinas Pendidikan Kota Semarang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang pendidikan di wilayah Kota Semarang. Penyediaan informasi kepada masyarakat mengenai pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Atas, menjadi hal yang sangat penting guna mendukung kegiatan pelayanan Dinas Pendidikan Kota Semarang. Salah satu media penyampaian informasi yang lengkap dan dapat diakses dengan cepat di mana saja adalah dengan menggunakan website.Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu membantu dinas pendidikan terkait dalam menyediakan sarana informasi geografis pemetaan Sekolah Menengah Atas bagi masyarakat Kota Semarang.Objek penelitian ini yaitu berupa aplikasi sistem informasi tentang pemetaan persebaran Sekolah Menengah Atas ( SMA) di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.  Web-based GIS (WebGIS) adalah aplikasi sistem informasi geografis (SIG) yang terdistribusi dalam suatu jaringan komputer untuk mengintegrasikan dan menyebarluaskan informasi geografis secara visual pada World Wide Web.Hasil penelitian ini berupa sebuah aplikasi SIG berbasis web yang memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses sekolah – sekolah mana saja yang bisa dijadikan referensi untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk melihat data – data informasi yang terdapat di suatu sekolah sehingga bisa dijadikan suatu referensi informasi yang tentunya akan sangat berguna bagi masyarakat.Kata kunci : Pendidikan, Sekolah, SMA, WebGIS ABSTRACTSemarang city as the capital of Central Java was the reference for another City in developing various sectors including education. Semarang City Department of Education has the tasks of education services Semarang. Provision of information to the public about education, especially high school, becomes very important to support service activities from Semarang City Department of Education. One of the communication media that can be accessed quickly anywhere is the website. Based on these considerations we need an information system that is able to assist educational agencies in providing the meaning of mapping geographic information for Senior High School distribution in Semarang.The object of this study is an application of mapping information system about distribution of Senior High School in Semarang, Central Java. Web-based GIS (WebGIS) is an application of geographic information systems (GIS) which distributed in a computer network to integrate and disseminate geographic information visually on the World Wide Web. The results of this study is an  a web-based GIS application that makes it easy for the public to access the school which schools can be used as a reference for continuing education. In addition, this application can also be used to view the information contained in a school that could be used as a reference of information that would be very useful for the community.Keywords: Education, School, Senior High School, WebGIS
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TAMBAK TERHADAP PRODUKTIVITAS BUDIDAYA UDANG MENGGUNAKAN SIG (STUDI KASUS : KABUPATEN KENDAL) Setiaji, Krisna; Nugraha, Arief Laila; Firdaus, Hana Sugiastu
Jurnal Geodesi Undip Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.951 KB)

Abstract

Budidaya udang merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha peningkatan produktivitas dari perikanan tambak di daerah pesisir Kabupaten Kendal, hal ini karena daerah tersebut memiliki potensi yang baik dari segi kualitas airnya dan kondisi geogafis di sekitarnya. Untuk mempertahankan tingkat produksi dan memastikan pengembangan usaha budidaya tambak yang lebih baik, maka data informasi tentang kesesuaian lahan tambak sangatlah diperlukan. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk memetakan zona kesesuaian lahan tambak dan menganalisis tingkat produktivitas udang dari beberapa parameter spasial yang dikaji dalam penelitian ini. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi parameter non fisik dan fisik. Parameter non fisik menggunakan metode survei secara langsung untuk mendapatkan data kualitas air, seperti suhu, salinitas, keasaman/pH. Parameter fisik berupa data geografis, seperti jarak ke pantai,  jarak ke sungai, kelerengan, dan jenis tanah tidak dilakukan survei secara langsung dalam pengambilan data. Metode pembobotan yang digunakan berdasarkan analisis kesesuaian lahan, masing-masing parameter diberikan bobot dan skor yang nantinya dibagi menjadi beberapa kelas, hal ini agar lahan tambak yang akan dibangun sesuai dengan kriteria yang ditentukan sehingga dapat meningkatkan produktivitas budidaya udang. Hasil peta kesesuaian lahan tambak udang di Kabupaten Kendal didominasi dengan kategori cukup sesuai (S2) yang memiliki luas sebesar 108,622 ha atau 93,48% dari keseluruhan tambak udang yang ada. Tambak udang yang berada pada kategori sesuai bersyarat (S3) memiliki luas sebesar 7,573  ha atau 6,52%. Sedangkan untuk kategori sangat sesuai (S1) dan tidak sesuai (N) tidak ada. Berdasarkan survei kuisioner tingkat produktivitas udang hasil budidaya lahan tambak di Kabupaten Kendal dalam waktu 3 tahun, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesesuaian lahan tambak udang terhadap produktivitas di Kabupaten Kendal 71,43% berada pada kategori sesuai dan 28,57% berada pada kategori tidak sesuai. Wilayah yang sesuai yaitu pada Kecamatan Rowosari, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu. Wilayah yang tidak sesuai yaitu Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Kendal.
ANALISIS SEBARAN JENIS VEGETASI HUTAN ALAMI MENGGUNAKAN SISTEM PENGINDERAAN JAUH (Studi Kasus : Jalur Pendakian Wekas dan Selo) Yenny Paras Dasuka; Bandi Sasmito; Haniah Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.614 KB)

Abstract

ABSTRAKHutan merupakan salah satu pusat keanekaragaman jenis tumbuhan. Untuk lebih mengetahui keanekaragaman dan vegetasi suatu hutan, maka perlu dilakukan studi untuk mempelajari vegetasi hutan. Salah satunya adalah vegetasi hutan alami yang berada dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Luas kawasan hutan TNGMb berdasarkan hasil penataan batas kawasan hutan yang telah dilakukan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI sebesar ± 5.963,30 ha dengan panjang batas luar 147,49 km.Berdasarkan paparan diatas, penginderaan jauh merupakan salah satu solusi untuk pemantauan kawasan hutan yang sangat luas dan dapat digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kehutanan, baik jenis, maupun kerapatan vegetasinya menggunakan data citra satelit.Penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat 8 perekaman Bulan Juni Tahun 2015, diproses untuk menentukan nilai indeks vegetasi, luas dan kelas kerapatan vegetasi menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) di kawasan TNGMb dan sekitarnya. Sedangkan GDEM ASTER untuk menentukan nilai ketinggian dari vegetasi hutan alami tersebut. Sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk kegiatan pengelolaan kawasan TNGMb.Dari hasil penelitian, diperoleh luas kawasan TNGMb dalam batasan wilayah penelitian sebesar 16.768,83 ha yakni 3 kali lipat dari luas TNGMb berdasarkan dokumen Balai TNGMb 2014 sebesar ± 5.963,30 ha. Vegetasi yang dominan ditemukan di jalur pendakian Wekas dan Selo yaitu; Akasia, Tusam, Kesowo, Lamtoro Gunung, Sengon Gunung, Cemara Gunung, Tengsek, Cantigi dan Edelweiss. Kelas kerapatan vegetasi di kawasan TNGMb dibagi menjadi 5 kelas antara lain sangat jarang, jarang, sedang, rapat dan sangat rapat dengan nilai indeks vegetasi antara -0,005 sampai 0,85, sebaran jenis vegetasi berdasarkan nilai ketinggian berada pada rentang 1.803 – 3.109  mdpl, dan berdasarkan nilai indeks vegetasi berada pada rentang 0,535 – 0,801. Pada pengujian korelasi, hipotesis dan regresi antara nilai DEM dan nilai NDVI bersifat rendah dan berlawanan arah.Kata Kunci : GDEM ASTER, Landsat 8, NDVI, Penginderaan Jauh, Taman Nasional Gunung Merbabu, Vegetasi ABSTRACT Forests are one of the main diversity of plant species. To learn more about diversity and vegetation of  a forest, it is necessary to research  forest vegetation. Which one is the natural forest vegetation in the area of National Park of Mount Merbabu. Forest area of NPMm based on establishing forest boundaries that have been conducted by the Center for Forest Area Consolidation Region XI of ± 5963.30 ha with a length of 147.49 km outer limits. Based on the above presentation, remote sensing is one solution for monitoring forest area is very spacious and can be used to find out information about forestry, both varieties nor the vegetation density using satellite imagery. This study used a Landsat 8 satellite image recording in June 2015, are processed to determine the value of vegetation index, spacious and vegetation density classes using NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) and surrounding NPMm areas. GDEM ASTER used to determine the height values of the natural forest vegetation. So the results of this study are expected to provide information for management activities NPMm area.The results were obtained in the form of extensive NPMm area within the limits of study areas is about 16.768 hectares it is 3 times size of the NPMm based on documents from the NPMm  authority  2014 is ± 5963.30 hectares. The dominant vegetation found on Wekas and Selo hiking trail are namely Acacia, Pinus, Kesowo, Lamtoro Mountain, Sengon mountain, Pine mountain, Tengsek, Cantigi and Edelweiss.The class of vegetation density in the region divided into 5  classes among others very rare, rare, medium, dense and very dense with vegetation index values between -0.005 to 0.85, distribution of vegetation by height values are in the range of 1803-3109 meters above sea level, and based on the value of vegetation index in the range 0.535 to 0.801. In testing of the correlation, hypothesis and regression between the DEM and NDVI values are  low and opposite direction.Keyword : GDEM ASTER, Landsat 8, Merbabu Mountain National Park, NDVI, Remote Sensing, Vegetation
ANALISIS DAN VISUALISASI KESESUAIAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PURWOKERTO MENGGUNAKAN WEBGIS Naufal Humam Manshur; Arief Laila Nugraha; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.258 KB)

Abstract

ABSTRAKPurwokerto merupakan ibu kota dari Kabupaten Banyumas. Hal itu menjadikan Purwokerto sebagai pusat kegiatan utama di Kabupaten Banyumas sehingga tingkat pertumbuhan Kota Purwokerto lebih tinggi dibanding daerah di sekitarnya. Pembangunan perkotaan yang baik tetap harus memperhatikan aspek lingkungan, termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau menurut Peraturan Meteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Keberadaan RTH memiliki manfaat yang sangat penting bagi sebuah lingkungan perkotaan, terutama RTH taman. Penelitian ini menggunakan metode digitasi on screen pada Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menganalisis luasan RTH di Kota Purwokerto. Hasil visualisasi RTH dalam penelitian ini dipetakan dari hasil digitasi on screen citra SPOT 7 tahun 2019 dan ditampilkan dalam bentuk webGIS. Hasil penelitian ini adalah Kota Purwokerto memiliki luas total RTH sebesar 2.134,887 ha atau setara dengan 52,24% dari luas total Kota Purwokerto. Luas RTH Privat Kota Purwokerto sebesar 1.966,178 ha atau senilai 48,11% dari luas total Kota Purwokerto dan luas RTH Publik Kota Purwokerto sebesar 168,710 ha atau sama dengan 4,13% dari luas total Kota Purwokerto. Keseuaian RTH Privat terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 telah memenuhi dari batas minimal yaitu 10%. Sedangkan, keseuaian RTH Publik tidak memenuhi dari batas minimal yaitu 20%. Kesesuaian RTH Kota Purwokerto telah memenuhi dari batas minimal yaitu 30%. Luas RTH Taman Kota Purwokerto sebesar 8,889 ha atau senilai dengan 0,22% dari luas Kota Purwokerto. Ketersediaan RTH Taman ada yang telah memenuhi dan ada yang tidak memenuhi dari batas minimal jumlah penduduk. Hasil keseluruhan uji usability webGIS mendapat nilai 4,14/5,00 yang mana masuk dalam kategori Sangat Baik. Kata Kunci: ArcGIS Online, Ruang Terbuka Hijau, SIG, WebGIS, Website ABSTRACTPurwokerto is the capital of Banyumas Regency. That makes Purwokerto the main center of activity in Banyumas Regency so that the growth rate of the City of Purwokerto is higher than the surrounding area. Good urban development must still pay attention to environmental aspects, including Green Open Space (GOS). Green Open Space according to the Regulation of the Public Works Number: 05/PRT/M/2008 is an elongated area / pathway and / or grouped, the use of which is more open, a place to grow plants, both those that grow naturally and are intentionally planted. The existence of green space has very important benefits for an urban environment, especially green space parks. This study uses the digitization on screen method in the Geographic Information System (GIS) to analyze the area of green space in the city of Purwokerto. The results of the green space visualization in this study were mapped from the results of digitizing on screen SPOT 7 image in 2019 and displayed in the form of webGIS. The results of this study are Purwokerto City has a total green space area of 2.134,887 ha or equivalent to 52,24% of the total area of Purwokerto City. The area of Private Green Open Space of Purwokerto City is 1.966,178 ha or equal to 48,11% of the total area of Purwokerto City and the area of Public Open Space of Purwokerto City is 168,710 ha or equal to 4,13% of the total area of Purwokerto City. Suitability of Private Green Open Space to the Minister of Public Works Regulation Number: 05/PRT/M/2008 has met the minimum limit of 10%. Meanwhile, the suitability of public green open space does not meet the minimum limit of 20%. The suitability of GOS Purwokerto City has met the minimum limit of 30%. The Green Open Space of Purwokerto City Park is 8,889 ha or equal to 0,22% of the Purwokerto City area. The availability of green open space in the park has met and some has not met the minimum population limit. The overall results of the webGIS usability test scored 4,14/5,00 which is included in the Very Good category.
PERBANDINGAN KETELITIAN PERHITUNGAN VOLUME GALIAN MENGGUNAKAN METODE CROSS SECTION DAN APLIKASI LAIN (STUDI KASUS: BENDUNGAN PANDANDURI LOTIM) Ana Rosida; Sutomo Kahar; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1849.385 KB)

Abstract

Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal oleh orang-orang lapangan dengan Cut and Fill adalah bagian yang sangat penting baik pada pekerjaan pembuatan jalan,bendungan, bangunan, dan reklamasi. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis - garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang jalur proyek atau bangunan. Perhitungan galian dan timbunan dapat dilakukan dengan menggunakan peta situasi dengan metode penggambaran profil melintang sepanjang jalur proyek atau metode grid-grid (griding) yang meninjau galian dan timbunan dari tampak atas dan menghitung selisih tinggi garis kontur terhadap ketinggian proyek ditempat perpotongan garis kontur dengan garis proyek.Dalam survei rekayasa, penentuan volume tanah adalah suatu hal yang sangat lazim. Seperti halnya pada perencanaan pondasi, galian dan timbunan pada rencana irigasi, jalan raya, jalan kereta api, penanggulangan sepanjang aliran sungai, perhitungan volume tubuh bendung, dan lain-lain, tanah harus digali dan dibuang ke tempat lain atau sebaliknya.Pada tugas akhir kali ini penulis akan mencoba membuat perhitungan volume dengan menggunakan metode koordinat untuk perhitungan luas penampang dan metode prismoida untuk tubuh tanah pada Microsoft Office Excel dan perhitungan dengan beberapa aplikasi lainnya sebagai pembanding yang akhirnya akan dibandingkan dengan hasil akhir galian di lapangan. Penulis berharap nantinya hasil perhitungan ini akan dapat benar-benar di aplikasikan pada perhitungan galian di pekerjaan galian pada proyek-proyek yang membutuhkan.Kata kunci: galian dan timbunan, volume, metode koordinat, prismoida, aplikasi, hasil akhir galian
ANALISIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P2T) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KECAMATAN BANYUMANIK TAHUN 2016 Nurfika Maulina Larasati; Sawitri Subiyanto; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.123 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanah merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik dimasa sekarang maupun  yang akan datang. Tanah  tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal saja, namun juga memiliki fungsi ekonomi yaitu digunakan sebagai mata pencaharian baik digunakan untuk  bidang pertanian maupun persewaan seperti Indekos, kontrakan dan sejenisnya. Seiring dengan berjalannya waktu, suatu daerah pasti akan mengalami peningkatan jumlah penduduk. Maka dari itu, kebutuhan tanah akan semakin meningkat dan semakin beragam pemanfaatan dan penggunaan tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran penggunaan dan pemanfaatan tanah di kecamatan Banyumanik tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Ikonos tahun 2015 dan peta administrasi Kecamatan Banyumanik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Digitasi On Screen untuk membuat peta blok bidang tanah. Selanjutnya dilakukan identifikasi pada blok berupa data atribut penggunaan dan pemanfaatan dimana klasifikasi yang digunakan yaitu klasifikasi NSPK tematik BPN tahun 2012. Dalam penelitian tugas akhir ini diperoleh hasil berupa peta penggunaan dan peta pemanfaatan tanah Kecamatan Banyumanik. Penggunaan tanah di Kecamatan Banyumanik sebagian besar yaitu Hutan dengan luas sebesar 8595146,355 m2 atau 27,964 persen dari total keseluruhan luas Kecamatan Banyumanik. Sedangkan kelas penggunaan tanah yang paling kecil yaitu bengkel dengan luas sebesar 2022,711 m2 atau 0,007 persen dari total keseluruhan. Sedangkan kelas pemanfaatan tanah yang paling tinggi dari pengolahan yang telah dilakukan di Kecamatan Banyumanik yaitu kelas tidak ada pemanfaatan dengan luas sebesar 11312640,32  m2 atau 37,036 persen dari total keseluruhan luas Kecamatan Banyumanik karena di Kecamatan Banyumanik masih terdapat tanah kosong dan hutan. Sedangkan kelas pemanfaatan tanah yang paling kecil yaitu Pemanfaatan sarana perbengkelan dengan luas sebesar 2022,711 m2 atau 0,007 persen dari total keseluruhan.
PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEBARAN TOKO BATIK DI KOTA PEKALONGAN BERBASIS ANDROID Muhamad Salahuddin; Bambang Darmo Yuwono; Andri Suprayogi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.414 KB)

Abstract

ABSTRAKKota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa, dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut. Posisi geografis antara 6o 50’ 42" sampai dengan 6 o 55’ 44” Lintang Selatan dan 109 o 37’ 55” sampai dengan 109 o 37’ 55” - 109 o 42’ 19” Bujur Timur. Luas daerah Kota Pekalongan sekitar 45.25 Km2 atau sekitar 0.14 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Oleh karena itu, Kota Pekalongan diharapkan dapat memberikan informasi yang praktis dan informatif bagi para wisatawan, sehingga dapat menjadi daya tarik dan menambah jumlah wisatawan yang datang ke Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan data spasial dan non spasial berupa nama toko batik,  nama pemilik, nomor telepon, alamat, dan produk yang dijual dengan memanfaatkan popularitas smartphone Android sebagai program sistem informasinya. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan kerangka android SDK, bahasa pemrograman java dan PHP, MySQL sebagai basis data, dan peta Google. Hasil akhir dari penelitian ini adalah aplikasi Android sistem informasi persebaran toko batik di Kota Pekalongan yang berisi informasi dari tiap toko batik yang ada di Kota Pekalongan untuk memudahkan pencarian akan lokasi toko-toko batik yang ada di Kota Pekalongan.Kata Kunci : Kota Pekalongan, Aplikasi, Android.ABSTRACTPekalongan is located in the lowlands along the north coast of Java Island, at a height of approximately one meter above sea level. The geographical position of Pekalongan is between 6° 50' 42" to 6° 55' 44'' North Latitude and 109° 37' 55''to 109° 42' 19'' East Longitude.Pekalongan area of about 42.25 km2 or approximately 0.14% from the area of Central Java Province.Pekalongan is known by the nickname city of Batik, because batik Pekalongan has distinctive and varied livery. Therefore, Pekalongan is espected to provide a practical and informative information for tourists, so it can be an attraction and increase the number of tourists coming to Pekalongan. This research uses of spatial and non spasial data in the form of batik store name, the owner’s name, phone number, address, and products sold with using the popularity of android smartphone as a platform system information.This application was developed using an SDK Andoidframework, java and PHP programming languages, and MySQL as base data, and Google Maps. The final result of this research is the Android application of the distribution of batik store in Pekalongan is accompanied by information (as has been mentioned above) from each store for easier searching the location of the batik stores in PekalonganKeywords:Pekalongan City, Application. Android.
ANALISIS KESESUAIAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA MAGELANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Kevin Dio Maldini; Arief Laila Nugraha; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.029 KB)

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau mengelompok, tempat tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ketersediaan Ruang terbuka hijau di suatu wilayah dapat berfungsi sebagai paru-paru kota, untuk membuat perkotaan tetap indah dan tidak penuh dengan polusi udara. Setiap wilayah kota harus menyediakan RTH sebesar 30% dari luas wilayah, dimana 20% RTH publik dan 10% RTH privat.Pemetaan RTH diperlukan untuk mengetahui ketersediaan RTH pada suatu kota. Pada penelitian ini klasifikasi RTH publik Kota Magelang terdiri dari makam, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan sungai, jalur hijau listrik dan taman. Klasifikasi RTH privat Kota Magelang terdiri kebun dan pekarangan. Penelitian ini mengunakan citra Quickbird 2016 untuk mengetahui sebaran dan luasan RTH dengan interpretasi visual dan digitasi. Kemudian dilakukan topologi pada hasil digitasi dan validasi lapangan untuk melihat kesesuaian hasil digitasi terhadap kondisi di  lapangan. Proses tersebut menghasilkan peta RTH Kota Magelang dan dilakukan analisis terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 dan analisis terhadap RTRW Kota Magelang. Berdasarkan pengolahan citra resolusi tinggi, luasan RTH Kota Magelang sebesar 30,91 % yang terdiri dari RTH Publik sebesar 11,99 % dan RTH privat sebesar  18,93 %. Ketersediaan RTH klasifikasi taman Kota Magelang secara keseluruhan memenuhi luas minimal unit taman tiap kecamatan. Kesesuaian RTH Kota Magelang antara hasil digitasi dengan RTH pada RTRW yang sesuai sebesar 1.778.888,45 m2 dan tidak sesuai sebesar 4.097.082,44 m2.

Page 7 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue