cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 67 Documents
PENGGUNAAN STRATEGI REFRAMING UNTUK MEMBANTU SISWA MENGURANGI PERASAAN CEMAS KETIKA BERTANYA DI KELAS Dian Oktaviana, ; Titin Indah Pratiwi,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan strategi reframing untuk membantu siswa untuk mengurangi kecemasan saat bertanya di kelas. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan skor kecemasan saat bertanya di kelas antara sebelum dan sesudah diberi penggunaan strategi reframing. Penelitian ini menggunakan pendekatan pre- test and post-test one group design. Subyek penelitian adalah enam siswa kelas VIII.1  MTs Nurul Abror Kraksaan Probolinggo yang memiliki tingkat kecemasan bertanya dalam kategori tinggi. Metode pengumpulan data yang sdigunakan adalah angket yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan saat bertanya di kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah tes tanda. Hasil analisis tes menunjukkan perbedaan antara pre-test dan post-test. Hasil perhitungan diperoleh X = 0 dan N = 6. Di dapat £l = 0,016 harga ini lebih kecil dari „Ö = 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada perubahan yang signifikan terhadap pengurangan tingkat kecemasan bertanya  di depan kelas  antara sebelum dan sesudah penggunaan strategi reframing. Jadi  penggunaan strategi reframing menunjukkan perbedaan yang positif yaitu menurunnya tingkat kecemasan saat bertanya di kelas  pada siswa setelah diberikan perlakuan
STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT Yuni Nur Faridah, ; Retno Tri Hariastuti,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan strategi pengubahan pola berpikir dalam mengurangi kecemasan siswa dalam mengemukakan pendapat. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimen berupa one group pre-test dan post-test design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban check list yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan dalam mengemukakan pendapat. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa yang memiliki kategori tinggi pada kecemasan dalam mengemukakan pendapat. Teknik analisis yang digunakan adalah uji tanda. Hasil analisis uji tanda menunjukkan perbedaan antara pre-test dan post-test. Hasil perhitungan diperoleh X = 0 dan N = 6, didapat P = 0,016. Harga ini lebih kecil dari 0,05 dengan demikian penggunaan strategi pengubahan pola berpikir menunjukkan perbedaan yang positif yaitu menurunnya tingkat kecemasan dalam mengemukakan pendapat pada siswa setelah diberikan perlakuan.
PENGGUNAAN MEDIA BONEKA DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER DI SEKOLAH DASAR Elisabeth Christiana,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bimbingan karir di sekolah dasar (SD) diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Pemanfaatan media pembelajaran berupa  boneka diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa dengan layanan informasi yang diberikan. Keuntungan penggunaan boneka sebagai media BK adalah:tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang terlalu rumti,.tidak banyak memakan tempat, tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan memainkanny,dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan menambah suasana gembira.Berawal dari ketetarikan inilah, pemahaman informasi karier dapat ditingkatkan,   sehingga tujuan bimbingan karier yaitu membantu siswa agar mampu merencanakan dan memutusan pilihan karier kelak dapat tercapai
Konseling Komprehensif Mengatasi Tindak Kekerasan Terhadap Anak Perempuan Najlatun Naqiyah,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling komprehensif adalah pertemuan tatap muka antara konselor dan klien untuk membantu mengatasi kekerasan seksual. Konseling komprehensif merupakan layanan bantuan bagi individu oleh konselor profesional untuk membantu individu memecahkan masalah kekerasan yang dihadapi oleh perempuan. Konseling komprehensif menggunakan  kerjasama antar pihak terkait antara konselor, orang tua korban, lembaga bantuan hukum, tokoh masyarakat, pengadilan, kepolisian  dan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)  Puan Amal Hayati Syaqo Al-Jailani Rangkang – Kraksaan Probolinggo pada tahun 2009-2010. Peneliti melakukan konseling individu dalam membantu korban yang mengalami tindak kekerasan seksual. Tujuan konseling komprehensif adalah membantu korban menemukan insight (pengertian) akan masalahnya dan membantu klien membuat keputusan. Temuan dari riset ini bahwa konseling komprehensif dengan metode kerjasama konselor, orang tua, dokter di rumah sakit, polisi, advokat serta pengadilan dapat meningkatkan kekuatan diri korban mengatasi kekerasan seksual. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode study kasus dengan teknik eksplanatoris. Hasil generalisasi dari penelitian ini (1).Modus pelaku kejahatan seksual menggunakan ancaman pembunuhan dalam menekan anak-anak dan perempuan korban kekerasan sehingga anak-anak dan perempuan cenderung tertutup (2). Kejahatan seksual yang menimpa mengancam anak-anak perempuan yang lemah (3). Bantuan konseling komprehensif dapat mengatasi trauma bagi anak-anak dan perempuan, (4) Kerjasama antara konselor dan klien serta orang tua dengan pemegang kebijakan dapat menguatkan klien untuk membuat keputasan yang tepat bagi kelangsungan hidup lebih baik.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA AUTIS MELALUI PERMAINAN "GOBAK SODOR" DALAM BIMBINGAN KELOMPOK Fifi Khoirul Fitriyah,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to know whether there is a significant increase the social interaction ability score of autism students after the use of ¡§Gobak Sodor¡¨ game in group guidance. This research uses a one-group pretest-posttest design. The subject of this research is two autistic students in inclusive school of SMP Galuh Handayani Surabaya selected with a purposive sample technique. The reason the researchers chose subjects of this study is that two students had lower social interaction ability. In addition, they do not have a personality disorder characterized by the following characteristics: excessive dependence, and excessive fear, deep sadness, exploitative behavior, uncontrolled anger, and if their problems are handled they will not be satisfied. Data collection technique of this research uses observation and data analysis uses the sign test. Result of data analysis showed that £l > „Ö or 1 > 0.05 so that Ho is refused and Ha is reseived, it can be concluded that the research hypothesis is accepted or there is a significant increase in score of social interaction skills of autism students after the use ¡§Gobak Sodor¡¨ game in group guidance.
PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah, ; Mochamad Nursalim,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimental berupa one group pretest-posttest design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban checklist yang digunakan untuk mengetahui skor minat belajar siswa. Subyek penelitian ini adalah 10 siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo yang memiliki kategori rendah pada skor minat belajar. Teknik analisis yang digunakan adalah uji-bertanda Wilcoxon. Data perhitungan diperoleh T hitung = 0, sedangkan Ttabel untuk N=10 dan taraf signifikansi 5% sebesar 8. Maka, Thitung lebih kecil dari Ttabel. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika” dapat diterima.
FREKWENSI PEMUNCULAN PERILAKU YANG TIDAK DIINGINKAN PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH Rachma Hasibuan, ; Ika Wahyuningsih,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk menemukan variable-varibel yang menjadi korelat pemunculan perilaku yang tidak diinginkan pada anak autis di sekolah, yang dapat menjadi bahan pertimbangan di dalam merumuskan formula treatment/ intervensi yang tepat dalam menekan/ meredusir frekwensi pemunculan perilaku yang tidak diinginkan pada anak autis. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan ‘survey’ dan ‘expost pacto’ dengan design korelasional. Hasil penelitian menunjukan: (1) Ada variasi perilaku yang tidak diinginkan yang muncul pada anak autis di sekolah, antara lain mengoceh, stimulasi gerakan, termenung/menyendiri, agresifitas (memukul, menendang dan mencubit payu dara terapis); jalan jinjit, perhatiannya cepat beralih. (2) Frekwensi perilaku tidak diinginkan yang paling sering muncul di sekolah adalah mengoceh, melambai-lambaikan tangan tanpa tujuan,  jalan jinjit dan agresifitas. (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin anak dengan pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah  (r = 0,25, a = 0,05). (4) Tidak terdapat hubungan antara  makanan yang dikonsumsi dengan pemunculan perilaku tidak diinginkan di sekolah (a = 0,05   r =  0, 25  tidak signifikan ). (5) Tidak terdapat hubungan antara usia anak dengan pemunculan perilaku tidak diinginkan di sekolah (a = 0,05 r = 0,12 tidak signifikan). (6) Tidak terdapat hubungan antara pembelajaran yang dilaksanakan dengan pemunculan perilaku tidak diinginkan di sekolah (a = 0,05  r = 0,21 tidak signifikan). (7) Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah (r = 0,16). (8) Ada hubungan antara suasana rumah dengan pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah  (r  = - 0,26).  (9) Tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan pola asuh orang tua. Secara faktual hasil penelitian menunjukkan  r   =  0,12 . (10) Hubungan antara jumlah anak dalam keluarga dengan pola asuh orang tua. Hasil analisis menunjukkan korelasi sebesar  r  =  0,05 pada a = 0,05. (11)  Tidak ada hubungan antara urutan anak dalam keluarga dengan pola asuh sekolah (r  =  0,09).   (12)  Tidak ada hubungan antara ruang terapi/belajar dengan pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah. r = - 0,04.  (13) Tidak ada hubungan antara jenis kelamin guru/terapis dengan pemberian terapi  r = - 0,04.  (14)  Tidak ada hubungan antara media dengan pembelajaran/ terapi ( r = - 0,20).  (15) Ada hubungan antara waktu belajar dengan pemberian terapi (r  =  0,41).  (15) Tidak ada hubungan antara suhu ruang dengan pemberian terapi  (r  =  0,15).  (16) Tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan suasana rumah  (r  = - 0,16).  (17) Ada hubungan antara status ekonomi dengan suasana rumah (r  =  0,28 pada  a = 0,05).  (18)  Tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan suasana rumah (r  =  0,17).  (19)  Tidak ada hubungan antara urutan anak dengan suasana rumah (r  = - 0,26).  (20)  Pola asuh orang tua ternyata tidak ada yang signifikan dengan tingkat pendidikan orang tua  sesuai analisis (r  =  0,07).   (21) Ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan sosial ekonomi  (r = 0,73).  (22)  Faktor-faktor yang berkontribusi secara berarti bagi pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah. Berdasarkan hasil analisis faktor yang berkontribusi secara berarti terhadap pemunculan perilaku yang tidak diinginkan di sekolah adalah  suasana rumah (r  =  - 0,26.)
PENGGUNAAN STRATEGI RELAKSASI UNTUK MEMBANTU SISWA MENGURANGI PERASAAN CEMAS DALAM SITUASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL Fitri Rochaini, ; Titin Indah Pratiwi,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perubahan yang signifikan pada kecemasan komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberikan strategi relaksasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan one group pre-test and post-test design.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengukur tingkat kecemasan komunikasi interpersonal. Hasil analisis membuktikan adanya perbedaan yang signifikan pada ukuran tingkat kecemasan komunikasi interpersonal siswa pada taraf á = 0,05. Kecemasan komunikasi interpersonal cenderung berubah dari tinggi menjadi rendah setelah diberi bantuan melalui penerapan strategi relaksasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengurangan skor kecemasan komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberikan strategi relaksasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi relaksasi dapat mengurangi  kecemasan komunikasi interpersonal.
Peningkatan Kemampuan Guru Pembimbing Menyusun RPBK dan Penerapannya dengan Memanfaatkan Media Koran Dan TIK melalui Diskusi teman Seprofesi Yuddo Suswanto,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan guru pembimbing di SMPN 2 senduro dalam menyusun RPBK dengan memanfaatkan media cetak dan TIK dirasakan masih belum maksimal. Berkenaan dengan materi layanan yakni nilai-nilai budi pekerti luhur dengan memanfaatkan media layanan khusunya media cetak koran dan TIK hampir belum tersentuh. Media TIK yang dimaksud adalah Lap Top dan LCD. Setelah diberikan perlakuan dalam dua siklus oleh peneliti melalui diskusi memberikan hasil cukup memuaskan. Penyusunan RPBK mengalami peningkatan cukup baik. Untuk penerapan RPBK dalam layanan informasi cukup efektif. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan persentase ketuntasan klasikal.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERPRESTASI KURANG (UNDERACHIEVER) Eko Abdul Surozaq,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skor motivasi belajar siswa berprestasi kurang (underachiever) pada siswa kelas X – D SMA Negeri 3 Tuban antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan konseling kelompok realita.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian one group pre-test and post testdesign. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas X-D SMA Negeri 3 Tuban yang terkategori memiliki motivasi belajar rendah dan berprestasi kurang (Underachiever)Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar kurang dan siswa berprestasi kurang (underachiever) adalah metode dokumentasi, angket dan metode wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik non parametric dengan uji tanda. Dari hasil analisis menggunakan uji tanda diketahui  ñ = 0,016 lebih kecil dari  á = 0,05 menunjukkan adanya perbedaan skor motivasi belajar siswa berprestasi kurang (underachiever)antara sebelum dan sesudah penerapan konseling kelompok realita. Skor motivasi belajar rendah siswa berprestasi kurang (underachiever) berkurang setelah adanya perlakuan.  Maka dapat disimpulkan bahawa penerapan konseling kelompok realita dapat digunakan untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi kurang (underachiever)  siswa kelas X-D SMA Negeri 3 Tuban. Dan sebagai data tambahan, dari hasil angket tentang motivasi belajar rendah siswa berprestasi kurang (underachiever) , diketahui bahwa kebanyakan sebab siswa kurang termotivasi belajar dan berprestasi kurang karena masalah pribadi dan masalah sekolah. Dari hasil wawancara dengan guru BK, dapat diketahui sebab siswa motivasi rendah dan mengalami siswa berprestasi kurang (underachiever) adalah karena memiliki masalah ipribadi ajakan teman untuk tidak mengikuti kelas/pelajaran, dan masalah sekolah khususnya cara mengajar guru atau tidak suka dengan guru,dan lain sebagainya. Dan dari hasil angket angket evaluasi pemberian perlakuan diketahui bahwa antusias siswa dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok juga sangat tinggi, mereka merasa senang dan banyak mengambil manfaat dari kegiatan tersebut