cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 102 Documents
INVENTARISASI DAN UPAYA DISTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PRODUK PENELITIAN JURUSAN KIMIA Sukarmin, ; Mitarlis,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:  Pengembangan media pembelajaran kimia telah banyak dilakukan di Jurusan Kimia, bahkan pada tahun 2005 ditetapkan bahwa pengembangan media pembelajaran kimia sebagai salah satu program unggulan di prodi Pendidikan Kimia Unesa. Selanjutnya perlu dilakukan kegiatan inventarisasi dan upaya pendistribuasian media pembelajaran interaktif berbasis komputer produk penelitian Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Oleh karena itu tujuan kegiatan ini adalah: 1) Sebagai tujuan akademik, untuk memasyarakatkan hasil penelitian berupa CD Interaktif agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna (guru dan siswa); 2) Menambah nilai ekonomis terhadap produk penelitian sehingga dapat menambah kesejahteraan peneliti dan lembaga sebagai tujuan ekonomis dan pengembangan institusi; 3) Sebagai tujuan promosi, di dalam CD Interaktif akan disisipkan identitas lembaga, sehingga para pengguna (guru dan siswa) akan lebih mengenal keberadaan jurusan kimia khususnya dan UNESA pada umumnya.Berdasarkan hasil kegiatan dan pembahasan, maka melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa: Dengan penyebaran media pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Produk Penelitian Jurusan Kimia, 1) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna, yaitu guru dan siswa untuk menunjang proses pembelajaran, 2) dapat menambah nilai ekonomis produk penelitian yang akan menambah pendapatan peneliti dan pengembangan lembaga. Dan 3) melalui promosi dengan menyisipkan identitas lembaga pada produk media CD pembelajaran  yang dihasilkan, maka para pengguna media CD khususnya guru dan siswa akan lebih mengenal eksistensi Jurusan Kimia FMIPA Unesa dan Unesa pada umumnya.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN APLIKASI PROGRAM MICROSOFT OFFICE POWER POINT PADA MATERI TATA SURYA Supardiyono,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Telah dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif dengan aplikasi program microsoft office power point pada materi tata surya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media interaktif yang dapat digunakan untuk pembelajaran tata surya di kelas VII SMP dan mendeskripsikan kelayakan media pembelajaran interaktif dengan aplikasi program Microsoft Office Power Point pada materi tata surya kelas VII SMP. Penelitian ini menggunakan rancangan pengembangan perangkat model 4-D yang disarankan oleh Thiagarajan. Dari hasil validasi oleh dua dosen dan dua guru SMP diperoleh bahwa media yang telah dibuat sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran.  Hasil respon siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 89,25 % siswa menyatakan sangat setuju , sebanyak 9,65% menyatakan setuju dan hanya 1,09% yang menyatakan tidak setuju, dengan media interaktif yang dikembangkan.
PENGUASAAN TENTANG KETERAMPILAN METAKOGNISI GURU BIOLOGI SMA DI JEMBER Suratno,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: The research has been conducted the understanding of metacognitive skill senior high school biology teachers in Jember. Data collecting by using quesioner on June-August 2008, which consist of 80 biology teachers in Jember from 39 senior high school. Questioners which have been validated by experts (judgment experts) were employed as instruments of the research. The data analized by using quantitative descriptive support by Exel for Windows programm. The results of the research, the understanding of biology teachers about metacognition skills Senior high school biology teachers in Jember was very low. Senior high school biology teachers in Jember have not utilized the components of metacogniton skills for biology teaching-learning. 
KREATIFITAS SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL TERBUKA Siti Khabibah,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Gambaran yang tampak dalam bidang pendidikan, pembelajaran menekankan lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar untuk soal-soal yang diberikan. Proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatihkan. Padahal kreativitas sangatlah bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, namun tidak mudah untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan sekaligus melatih siswa berpikir kreatif. Banyak sekali kendala yang harus dihadapi. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa adalah Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka. Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka adalah model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas siswa, karena model tersebut menggunakan soal-soal terbuka dalam Lembar Aktivitas Siswa, yaitu soal-soal yang mempunyai lebih dari satu jawaban benar. Berdasar analisis data yang dilakukan diperoleh (a) Pada LAS 1, hanya sebanyak 10 siswa dari 38 siswa, yaitu sekitar 26,3% siswa yang mampu membuat cerita yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa rendah. (b) 100% siswa bisa memenuhi permintaan dari LAS 2.  Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa dengan soal terbuka, sehingga kreativitas siswa sudah mulai meningkat.  (c) Pada LAS 3, sebanyak 34 siswa dari 38 siswa, yaitu sekitar 89,5% siswa sudah menunjukkan kreativitasnya dalam menemukan persamaan linier satu variabel serta menyebutkan komponen-komponenya.(d) Sebanyak 32 siswa dari 38 siswa atau sekitar 84,2 % siswa telah kreatif. (e) Sebagian besar siswa mengalami peningkatan kreativitas. Hal ini tampak dari hasil pengerjaan LAS 5a (iv) ke LAS 5b (i), yaitu sebanyak 34 siswa dari 36 siswa, atau sekitar 94,4 % siswa menunjukkan hasil yang cukup baik pada saat mengerjakan LAS 5b.Berdasar pada pembahasan di atas, menunjukkan bahwa kreativitas siswa kelas VII  SMP Negeri 30 dalam menyelesaikan soal terbuka cukup tinggi.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Pramonoadi,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian yang telah dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan penelitian eksperimental dengan desain Control Group Pretest Posttest. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa dan mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan  kontekstual. Hal ini dilator belakangi bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan umumnya masih berpusat pada guru. Model pembelajaran cenderung menitikberatkan pada komunikasi searah, aktivitas siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar kurang dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Populasi penelitian ini adalah kelas X sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-3 dan X-7 yang ditentukan secara random. Penelitian dimulai dengan memberikan pre-test pada sampel penelitian, selanjutnya dilakukan kegiatan pembelajaran dan observasi. Pada akhir kegiatan penelitian dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan uji-t. dari pengujian hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata (uji  t dua pihak) diperoleh nilai thitung = 2,167. Sedangkan nilai ttabel dari daftar tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = 61 didapat nilai  = 2,00. Berdasarkan perbandingan kedua nilai tersebut menunjukkan bahawa thitung > ttabel. Dari pengujian ini dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan kontekstual berbeda dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan pembelajaran penemuan terbimbing tanpa pendekatan kontekstual. Sedangkan dari pengujian hipotesis dengan uji  t satu pihak diperoleh nilai thitung = 2,167 dan ttabel dari daftar tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = 61 didapat nilai  = 1,67. Sehingga terlihat bahwa pada kelas kontrol   kelas eksperimen memilki thitung > ttabel . Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen  n bahwa penerapan pembelajaran penemuan terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.  Dari angket diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan kontekstual adalah positif.
MEMPERTAHANKAN PROFESIONALISME GURU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA Achmad Lutfi,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Hasil angket peserta continuing Education (2009) terhadap, 76 peserta guru SD Surabaya menunjukkan 85 % peserta menyatakan belum mengenal model pembelajaran inovatif. Guru yang sudah mengenal Model Pembelajaran Inovatif adalah guru muda dengan pengalaman  antara 1 – 5 tahun. Hanya 60 % guru peserta menyatakan sudah pernah mengikuti pelatihan pembelajaran pada 5 tahun terakhir namun sebagian besar (65 %) menyatakan tidak menerapkan setelah pelatihan dengan alasan tidak ada dorongan untuk menerapkan, tidak ada teman guru yang membantu, tidak ada dorongan dari kepala sekolah. Hasil angket terhadap 82 peserta PLPG Kimia tingkat SMA (2008) menyatakan materi diklat Model Pembelajaran Inovatif (MPI) sebagai materi diklat yang paling dirasakan banyak manfaatnya (79 %), demikian juga guru Kimia MA peserta diklat tahun 2008 menyatakan  urutan pertama sebagai materi yang banyak manfaatnya (82%)  dari 29 peserta. Hasil angket peserta pesertadiklat PLPG Kimia SMA (2009) sebanyak 86 % dari 52 peserta menyatakan materi Model Pembelajaran Inovatif sebagai materi yang paling disukai akan manfaatnya. Demikian juga peserta PLPG Kimia MA yang berjumlah 35 peserta menyatakan materi Model Pembelajaran Inovatif sebagai favorit  untuk diterapkan di tempat bekerja. Hasil wawancara dan angket terhadap anggota MGMP Kimia Kota Surabaya (2009) menunjukkan Model Pembelajaran Inovatif belum sepenuhnya bisa dilaksanakan bahkan sebagian besar guru (80%, dari 62 guru) menyatakan tidak melakukan bahkan tetap seperti semula dengan alasan sulit tanpa bantuan teman, atau dosen dan kecil dukungan dari kepala sekolah. Jumlah terlalu besar, menyebar, beban guru cukup berat dan dana terbatas. Guru terutup atas keterbatasannya. Alternatif:  LS berbasis sekolah atau LS berbasis sejumlah sekolah MGMP atau berbasis Wilayah disesuaikan kondisi daerah yang akan dibina. Tempat pelaksanan di mana saja, tidak terikat lokasi, bisa tanpa meninggalkan tugas, melibatkan teman sejawat, dan perlu komitmen pimpinan sekolah. Karakteristik LS, ada kolaborasi sesama guru, tidak mengganggu tugas guru, beaya relatif kecil, berlangsu terus menerus.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA DAN GAMBARAN KEMAMPUAN IPA SISWA KELAS VIII DI SMP N 21 SURABAYA Eko Hariyono Wiwien Maryuni,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP N 21 Surabaya adalah belum dapat diterapkannya dengan baik keterampilan proses sains dan kerja ilmiah siswa. Kondisi tersebut didasarkan pada beberapa alasan, antara lain:  kurang difahaminya tahapan-tahapan keterampilan proses sains oleh guru, sehingga tidak sedikit guru yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi IPA terutama dalam menerapkan keterampilan proses sains dan kerja ilmiah dalam pembelajaran IPA. Hal ini berpengaruh pada siswa sehingga kurang terampil dalam melaksanakan kegiatan ilmiah, keterampilan berpikir kritis rendah, penguasaan konsep IPA lemah, kurang terampil dalam menggunakan alat-alat IPA dan kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.Penelitian ini bersifat kualitatif untuk menggambarkan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan kemampuan IPA siswa kelas di SMPN 21 Surabaya yang meliputi keterampilan proses sains dan kerja ilmiah dan kemampuan menggunakan beberapa alat ukur IPA.Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran secara umum sudah cukup baik namun masih perlu untuk ditingkatkan terutama dalam mengintegrasikan keterampilan proses sains dan kerja ilmiah, proses sains dan kerja ilmiah siswa masih renda terutama pada aspek merumuskan simpulan dan membuat prediksi beberapa alat ukur IPA belum dapat digunakan dengan baik, masih dijumpai indikasi miskonsepsi pada beberapa konsep IPA dan belum mampu menggunakan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan upaya-upaya bagi guru untuk lebih terampil dalam melaksanakan proses pembelajaran yang diorientasikan pada keterampilan proses sains dan kerja ilmiah.
Pemanfaatan Hasil Revisi Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Masriyah,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:Hasil revisi Taksonomi Bloom  menunjukkan perubahan yang penting, yakni dalam revisi taksonomi itu digunakan dua dimensi yang memperlihatkan keterkaitan antara proses kognitif (sebagai dimensi-1) dan pengetahuan (sebagai dimensi-2). Sistem hirarkhis yang digunakan dalam Bloom dari C1 sampai C6 merupakan salah satu dimensi dalam klasifikasi tersebut, yaitu dimensi proses kognitif. Hanya saja dalam dimensi proses kognitif, pada taksonomi yang baru mengalami revisi yaitu: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi dan Menciptakan.Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran akan lebih mudah dan terbantu jika guru tersebut mampu dan mau memanfaatkan hasil revisi taksonomi Bloom dalam proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi proses dan hasil pembelajarannya dengan melengkapi Tabel yang memadukan dimensi 1 dan dimensi 2 dari hasil revisi Taksonomi Bloom. Hal ini disebabkan karena dengan melengkapi Tabel tersebut dengan tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan kegiatan asesmennya, maka seorang guru bisa mengaitkan antara ketiganya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, pengisian Tabel tersebut sekaligus akan membantu guru dalam mengembangkan RPP dan instrumen penilaiannya.
PENGARUH PENERAPAN RESITASI PADA MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA TAHUN PERTAMA BERSAMA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA Dwikoranto,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pada tahun pertama bersama, mahasiswa semua jurusan di FMIPA, termasuk mahasiswa dari jurusan MATEMATIKA memperoleh matakuliah dasar Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II. Menjadi tantangan bagi dosen-dosen muda pengajar Fisika Dasar agar penguasaan konsep yang akan diterima oleh mahasiswanya maksimal. Dengan keterbatasan waktu dan peralatan laboratorium yang ada, maka dosen tersebut harus inovatif dalam pembelajarannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penguasaan konsep fisika  mahasiswa jurusan Matematika dengan  resitasi dalam setiap tugasnya dan tanpa resitasi dalam setiap tugasnya. Selanjutnya diselidiki apakah penguasaan konsep fisika mahasiswa jurusan Matematika yang diberi resitasi lebih baik daripada  tanpa resitasi dalam setiap tugasnya. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan membandingkan satu kelas kontrol (kelompok mahasiswa yang tanpa resitasi dalam setiap tugasnya) dan satu kelas eksperimen (kelompok mahasiswa dengan resitasi dalam setiap tugasanya).  Penelitian ini dilakukan di jurusan jurusan Matematika dengan resitasi dalam setiap tugasnya dan tanpa resitasi dalam setiap tugasnya. Kemudian dari hasil analisis selanjutnya yakni uji satu pihak (uji pihak kanan) pada taraf signifikansi yang sama diperoleh t1 = 5,82 lebih dari  2,42.  Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep fisika mahasiswa jurusan Matematika dengan resitasi lebih baik daripada tanpa resitasi pada mata kuliah Fisika Dasar.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH FISIKA ZAT PADAT MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI UM MALANG Parno,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:  Fisika Zat Padat (FZP) merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa prodi Fisika.  Pembelajaran tahun 2005/2006, yang menggunakan diktat kuliah yang disusun oleh dosen  pembimbing dan disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta evaluasinya menggunakan soal obyektif, menghasilkan prestasi belajar yang  yang masih rendah,  yaitu 42,51.  Dengan metode  pembelajaran  yang sama, tahun2006/2007 dikembangkan modul sebagai pendamping diktat kuliah, juga menghasilkan prestasi belajar masih rendah, yaitu 44,36. Pembelajaran tahun 2007/2008 menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah, juga belum mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Alternatif solusinya adalah pada tahun 2008/2009 pembelajarannya menggunakan model Student Team Achievements Divisions  (STAD) dalam kegiatan Lesson Study  (LS). Desain penelitian  ini adalah pre-eksperimental rancangan pra-post tes dalam satu kelompok. Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  (1)  deskripsi  proses pembelajaran model  STAD  dalam  kegiatan  LS  pada  matakuliah FZP dengan alokasi waktu 3 js/minggu adalah (a) persiapan perkuliahan (tahap  Plan LS); (b) pertemuan awal: tes awal, memaparkan tujuan matakuliah FZP, kuliah singkat tentang pembelajaran model STAD dan pembentukan kelompok heterogen; (c) pembelajaran model STAD, yang mana pada satu pertemuan di separoh pertemuan total diselenggarakan tahap Do dan See  LS, dan penyebaran angket respon mahasiswa pertama, serta hasil diskusi refleksi langsung   diimplementasikan pada pertemuan selanjutnya selama separoh pertemuan total; dan (c)  pertemuan  akhir:  tes  akhir  dan penyebaran  angket  respon  mahasiswa  kedua;  (2) pembelajaran  model  STAD dalam kegiatan  LS  dapat  meningkatkan  gain  score  pretes-postes  prestasi  belajar  mahasiswa dalam  matakuliah FZP, yang  ditandai oleh  gain  score  ternormalisasi  rata-rata pada pembelajaran materi bagian II sesudah kegiatan LS (<g >= 0.78 berkategori tinggi) lebih tinggi daripada pada materi bagian I sebelum LS (<g >= 0.47 berkategori medium); dan(3) pembelajaran matakuliah FZP dalam kegiatan LS memperoleh  respon positip mahasiswa pada pembelajaran materi  bagian  II  sesudah kegiatan  LS  (93,24%) lebih tinggi daripada pada materi bagian I sebelum LS (90,74%).

Page 1 of 11 | Total Record : 102