cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
PENGARUH RUANG, MEDIA DAPERIODE SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEMENYAN (Styrax benzoin Dryand) Eliya Suita
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.4 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.45-52

Abstract

Benih kemenyan mempunyai kadar air awal yang tinggi yaitu rata-rata sekitar 45%, menunjukkan bahwa jenis ini termasuk jenis rekalsitran yang tidak tahan terhadap pengeringan dan tidak dapat disimpan pada suhu rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ruang simpan, media simpan dan periode simpan yang terbaik berdasarkan nilai daya berkecambah benih kemenyan. Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial, dengan 3 faktor meliputi ruang simpan (ruang kamar, ruang AC), media  simpan (kontrol, arang, serbuk sabut kelapa) dan periode simpan ( 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan masing-masing sebanyak 50 butir benih. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas benih kemenyan dapat dipertahankan dengan menyimpan benihnya dengan media simpan arang atau tanpa media (kontrol) dalam ruang kamar  selama 6 minggu dengan daya berkecambah yang dicapai masing-masing sebesar 90,67 % dan 86,67 % pada kadar air 40, 18 % dan 22,87 %. Benih kemenyan sebelum ditabur sebaiknya disimpan dulu di ruang kamar untuk menghilangkan dormansi embrio dan mengembangkan embrio benihnya agar siap berkecambah.
VARIASI PERTUMBUHAN BIBIT MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula) ASAL CABUTAN UNTUK PEMBANGUNAN TANAMAN PANGKAS Mashudi Mashudi; Dedy Dwi Nur Cahyono
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.51-61

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui variasi pertumbuhan dan daya pertunasan bibit meranti tembaga asal cabutan dari dua populasi dengan kondisi berbeda sebagai materi untuk pembuatan tanaman pangkas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang yang terdiri dari 2 faktor, yaitu asal populasi (Muara Wahau dan Berau, Kalimantan Timur) dan pohon induk (20 pohon induk dari Muara Wahau dan 14 pohon induk dari Berau). Dalam penelitian ini faktor pohon induk bersarang (nested) dalam faktor asal populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asal populasi dan pohon induk berpengaruh sangat signifikan terhadap parameter  yang  diamati,  yaitu  tinggi,  diameter  batang,  jumlah  percabangan,  jumlah  tunas  dan  panjang  tunas. Populasi Muara Wahau menghasilkan rata-rata pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah percabangan, jumlah tunas dan panjang tunas lebih baik dari populasi Berau. Bibit-bibit terbaik dalam pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah percabangan, jumlah tunas dan panjang tunas didominasi oleh pohon induk dari populasi Muara Wahau.
PERBANYAKAN VEGETATIF MAHONI (Swietenia macrophylla King) DENGAN CARA STEK PUCUK Hani Sitti Nuroniah; Yeni Nuraeni; Rina Bogidarmanti
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.721 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2018.15.1.57-66

Abstract

ABSTRACTMahogany (Swietenia macrophylla) plantations are threatened by shoot borer (Hypsiyla robusta), therefore the resistance of mahogany plants to shoot borer become a priority for the establishment of mahogany plantations. Elite trees that have resistance to shoot borer could be found through genetic selection of mahogany population in the field.  Propagation of these elite trees should be prepared by vegetative propation to ensure that the mother plant’s characteristics were inherited. Vegetative propagation of mahogany was conducted by cuttings. The experiment design consisted of split plot in randomly group with 4 medias and 3 IBA treatments; repeated 3 groups with 15 seedlings per experimental unit. Cutting materials were collected from one year old seedlings. Successful cutting was determined by these parameters: percentage of rooted cuttings, numbers of root, root length, shoot length, root biomass, and shoot biomass. The results showed that media factor had significant effect to cuttings, while soaking cutting material in growth regulators gave no significant effect. The highest percentage of rooted cutting was produced by media cocopeat+husk (2:1, v/v) by 93%. The greatest number of roots were generated using rice husk and coconut+husk (2:1, v/v) by 4.5 strands of roots. The longest root was produced using media soil by length 86 mm. Based on these cutting parameters, cocopeat+husk is the most optimal media for mahogany cuttings.Keywords: cuttings, mahogany, rooting media ABSTRAKPenanaman mahoni terancam oleh serangan hama penggerek pucuk Hypsipyla robusta, sehingga pencarian mahoni yang memiliki sifat resisten menjadi prioritas dalam pengembangan mahoni. Seleksi genetik dari populasi mahoni di lapangan yang terbukti memiliki ketahanan terhadap Hypsipila adalah salah satu cara untuk memperoleh pohon unggul mahoni. Perbanyakan bibit dari pohon unggul harus dilakukan secara vegetatif agar anakan memperoleh sifat unggul dari induknya. Pada penelitian ini, perbanyakan vegetatif pada spesies mahoni (Swietenia macrophylla) telah dilakukan dengan cara stek pucuk. Rancangan penelitian menggunakan split plot dalam rancangan acak kelompok dengan petak utama jenis media yang terdiri atas 4 jenis media, anak petak konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu 3 konsentrasi IBA, dan dikelompokan menjadi 3 kelompok. Bahan stek diambil dari pucuk anakan umur 1 tahun. Keberhasilan stek pucuk dilihat dari parameter persentase berakar, jumlah akar, panjang akar, panjang tunas, biomassa akar, dan biomassa pucuk. Faktor media berpengaruh nyata terhadap proses stek, sedangkan pemberian IBA dengan cara perendaman basal tidak memberikan pengaruh nyata. Persentase berakar  tertinggi dihasilkan dari media campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebesar 93% atau lebih tinggi 16% dibandingkan media kontrol (tanah). Jumlah akar terbanyak dihasilkan dari media arang sekam dan campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebanyak 4,5 helai atau naik sebesar 47% dibandingkan kontrol. Panjang akar tertinggi dihasilkan oleh kontrol (media tanah) dengan nilai 86 mm. Berdasarkan parameter pertumbuhan stek, media sabut kelapa+sekam (2;1, v/v) merupakan media yang paling optimal untuk stek pucuk mahoni.Kata kunci: mahoni, media perakaran, stek pucuk 
ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN DIPTEROKARPA DENGAN TEKNIK SILIN (STUDI KASUS PT. SARI BUMI KUSUMA, KALIMANTAN BARAT) Dhany Yuniati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.4.239-249

Abstract

Pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan teknik SILIN berkaitan dengan investasi dalam jangka waktu pengusahaan yang panjang. Diperlukan analisis kelayakan finansial dan ekonomi untuk mengetahui manfaat bagi perusahaan dan masyarakat secara luas serta analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan pembangunan hutan tanaman dipterokarpa terhadap berbagai kemungkinan dan perubahan pada arus biaya atau pendapatan. Mengacu kepada suku bunga sebesar 6,4%, untuk analisis finansial dan 4,04% untuk analisis ekonomi penelitian ini menganalisa kelayakan dari pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan teknik SILIN di PT. Sari Bumi Kusuma (PT. SBK). Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa dari empat skenario penilaian, tiga diantaranya secara finansial pembangunan hutan tanaman dipterokarpa di PT. SBK layak untuk diusahakan sedangkan satu skenario dimana pendapatan yang diperoleh dari tebangan dijalur tanam tidak layak untuk diusahakan. Sedangkan dari hasil analisis ekonomi pembangunan hutan tanaman dipterokarpa layak untuk diusahakan dari semua skenario pendapatan yang ada. Nilai yang paling tinggi baik dari hasil analisis finansial maupun ekonomi ditunjukkan oleh skenario dimana pendapatan diperoleh dari tebangan persiapan, jalur tanam dan jalur antara dengan nilai NPV Rp. 3.274.809.355.926, BCR 2.02 dan IRR 19% untuk analisis finansial dan NPVRp.11.484.650.969.272,BCR3.77 dan IRR108% untu kanalisis ekonomi. Hasil analisis sensitivitas finansial menunjukkan skenario perhitungan dimana pendapatan yang diperoleh dari tebangan di jalur tanam tidak kuat menghadapi penurunan hasil sebanyak 15% dan 30%. Sedangkan skenario perhitungan dimana pendapatan yang diperoleh dari tebangan di jalur tanam dan jalur antara tidak kuat menghadapi penurunan hasil sebanyak 30% tetapi masih cukup kuat menghadapi penurunan hasil sebanyak 15%. Hasil analisis sensitivitas ekonomi menunjukkan bahwa penurunan hasil sebanyak 30%, pembangunan hutan tanaman dipterokarpaceae tetap memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas.
AKTIVITAS ANTAGONISME IN VITRO Trichoderma harzianum DAN Trichoderma pseudokoningii TERHADAP PATOGEN LODOH Pinus merkusii1) Achmad Achmad; S. Hadi S. Hadi; S. Harran S. Harran; E. Gumbira Sa'id; B. Satiawiharja B. Satiawiharja; M. Kosim Kardin
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.664 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.5.233-240

Abstract

Studi pengendalian hayati in vitro terhadap serangan patogen lodoh pada semai Pinus merkusii telah dilakukan di laboratorium Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dari bulan Februari 1996 hingga April 1997. Perolehan fungi fatogenik penyebab lodoh di lakukan melalui isolasi dari benih dan dari potongan pangkal batang kecambah P. merkusii yang menunjukkan gejala terserang lodoh dengan teknik tanam langsung. Fungi antagonis diisolasi dari benih dan tanah yang diambil dari daerah perakaran semai P. merkusii yang terserang lodoh. Hasil uji antagonisme dengan metode langsung menunjukkan bahwa Trichoderma harzianum menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum hingga 28.75 % dan 27.33 % berturut-turut pada PDA dan MEA, sedang terhadap R. solani penghambatannya sebesar 11.88 % dan 9.38 % berturut-turut pada PDA dan MEA. Penghambatan T. pseudokoningii terhadap pertumbuhan F. oxysporum pada MEA mencapai 24.38%, sedang pada PDA sebesar 13.96%. terhadap R. solani. T. pseudokoningii menghambat hingga 8.75% dan 9.37% berturut-turut pada PDA dan MEA. Kedua jenis fungi antagonis menghasilkan kitinase, dan T. harzianum lebih intensif mendegradasi kitin pada medium dibanding T. pseudokoningii. Mekanisme antagonistik yang berperan adalah mikoparasitism yaitu pelilitan dan penjepitan hifa R. solani berturut-turut oleh T. harzianum dan T. pseudokoningii serta penetrasi hifa R. solani oleh hifa T. harzianum, dan antibiosis yang diduga melibatkan aktivitas kitinase kedua jenis fungi antagonis.
PERTUMBUHAN STEK JABON MERAH ([Roxb.] Havil) Anthocephalus macrophyllus PADA BERBAGAI MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH Danu Danu; Kurniawati Purwaka Putri; Atok Subiakto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.086 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.2.123-130

Abstract

Tanaman jabon merah ( (Roxb.) Havil) merupakan jenis alternatif yang diprioritaskan Anthocephalus macrophyllus dalam pembangunan hutan tanaman penghasil kayu. Teknik perbanyakan vegetatif merupakan salah satu alternatif untuk memperbanyak jenis tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa media dan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan stek jabon merah. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama media stek terdiri atas 4 taraf yaitu media pasir, zeolit, campuran serbuk sabut kelapa + arang sekam padi (2:1,v/v), serbuk sabut kelapa + sekam padi (2:1;v/v); dan faktor kedua zat pengatur tumbuh terdiri atas 4 taraf yaitu kontrol, 0 ppm,500 ppm, 750 ppm, dan 1.500 ppm. Setiap perlakuan diulang 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 20 stek. Bahan stek yang digunakan adalah bagian pucuk asal anakan umur enam bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk perbanyakan tanaman jabon merah dengan bahan stek dari induk tanaman berumur muda dapat dilakukan menggunakan media pasir tanpa diberi zat pengatur tumbuh, pada media dengan diberi zat pengatur tumbuh ziolit 500 ppm, pada media serbuk sabut kelapa + arang sekam padi bisa diberi zat pengatur tumbuh 750 ppm, sedangkan pada media serbuk sabut kelapa + sekam padi diberi zat pengatur tumbuh 1.500 ppm.
STUDI SUMBER PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN DAN RESPON MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN GAMBUT DI AREAL MAWAS KALIMANTAN TENGAH Acep Akbar; Sumardi Sumardi; Ris Hadi; Purwanto Purwanto; M. Sambas Sabarudin
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.5.287-300

Abstract

Aktivitas pencegahan kebakaran hutan rawa gambut perlu didasari oleh adanya pengetahuan tentang profil manusia pengguna api rutin di lahan yang identik dengan sumber-sumber api pemicu kebakaran. Pengetahuan tersebut berguna untuk mengarahkan pembinaan pencegahan kebakaran yang dilakukan oleh pemerintah sehingga tepat sasaran. Respon masyarakat terhadap jenis-jenis inovasi pencegahan kebakaran yang diterapkan perlu digali agar tercipta peluang kolaborasi antara pihak pemerintah atau pengelola dengan masyarakat target sehingga proses peningkatan kesadaran, kesiagaan dan difusi inovasi dapat berjalan secara cepat. Melalui penelitian survey opini publik di lima desa contoh sekitar hutan konservasi Mawas diKalimantan Tengah diketahui bahwa sumber api rutin berasal dari petani ladang dan penangkap ikan, sedangkan pengguna api lain bersifat tidak rutinya itu petani rotan, pencarirotan, pencari kulit gemor, dan pencari madu, pengayu, penambang emas, dan pengrajin perahu klotok. Kegiatan pencegahan yang mendapat respon masyarakat adalah semua pola penyuluhan dan penerapan teknologi yang umum dilakukan dalam pencegahan kebakaran kecuali persiapan lahan tanpa bakar dan pola tanam agroforestry. Disimpulkan bahwa aktivitas pencegahan kebakaran jika dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat sekitar hutan terutama dengan petani ladang dan penangkap ikan berpotensi menurunkan frekuensi terjadinya kebakaran.
PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT TUMOR (Uromycladium tepperianum (Sacc.) Mc. Alpin) PADA SENGON (Falcataria mollucana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) DI PANJALU KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT Illa anggraeni; Benyamin Dendang; Neo Endra Lelana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.713 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.5.273-278

Abstract

Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) merupakan salah satu jenis pohon yang saat ini telah dikembangkan dalam skala usaha, namun permasalahan yang dihadapi ialah adanya serangan penyakit karat tumor yang disebabkan oleh fungi Uromycladium tepperianum (Sacc.) Mc. Alpin. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian agar kerugian yang ditimbulkan tidak semakin besar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas belerang, kapur dan garam dalam mengendalikan penyakit karat tumor di Panjalu Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Penelitian menggunakan enam perlakuan dengan individu yang diberi perlakuan sebanyak 10 pohon per perlakuan. Pengendalian dilakukan menggunakan belerang, kapur dan garam. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah P0 = kontrol, P1 = belerang, P2 = kapur, P3 = kapur : belerang (1:1) (b/b), P4 = belerang : garam (10:1) (b/b), P5 = Kapur : garam (10:1) (b/b), P6 = belerang : kapur : garam (10:10:1) (b/b). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P4 dan P5 mempunyai persentase penghambatan tertinggi dan paling banyak menekan rata-rata jumlah karat tumor. Namun demikian, secara statistik nilai ini tidak berbeda dengan perlakuan P2 dan P6.
PENGEMBANGAN METODE PENILAIAN KESEHATAN HUTAN RAKYAT SENGON (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) Rahmat Safe'i; Hardjanto Hardjanto; Supriyanto Supriyanto; Leti Sundawati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.781 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.3.175-187

Abstract

Kriteria dan indikator, khususnya kesehatan hutan untuk Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) baru dikembangkan terhadap hutan alam dan hutan tanaman; sedangkan untuk hutan rakyat belum dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon ( (Miq.) Falcataria moluccana Barneby & J.W. Grimes) berbasis indikator indikator ekologis kesehatan hutan. Studi kasus ini dilakukan pada klaster plot Forest Health Management (FHM) hutan rakyat monokultur sengon di Wilayah Provinsi Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan hutan rakyat sengon dapat dinilai dengan menggunakan metode FHM dengan indikator prioritas adalah produktivitas, kualitas tapak, dan vitalitas. Dalam pengembangan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon dapat menggunakan nilai tertimbang dan nilai skor darimasingmasing indikator prioritas tersebut.
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI HUTAN RAKYAT KAYU PULP DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU Yanto Rochmayanto; Alfrida Limbong
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2013.10.2.73-83

Abstract

Hutan rakyat (HR) kayu pulp kurang diminati oleh masyarakat karena harga yang kayu di tingkat petani rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga pokok produksi HR kayu pulp. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau pada HR Acacia mangium. Struktur biaya produksi dianalisis dengan metode analisis biaya dan harga pokok produksi dianalisis dengan metode full costing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi HR kayu pulp sebesar Rp 26,835,845,-/ha pada tingkat suku bunga 10%. Biaya produksi didominasi oleh biaya pemanenan (57.57%) dan biaya penanaman (19.66%). Harga pokok produksi HR kayu pulp bervariasi antara Rp 196.139,15/m - Rp. 240.051,92/m sesuai tingkat suku bunga (7.5-15%). Upaya untuk memperbaiki harga kayu pulp hutan rakyat diperlukan efisiensi, input teknologi, kebijakan stimulasi dan intervensi.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue