cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
AL-Fikr
ISSN : 14112140     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Al-Fikr diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Al-Fikr diterbitkan pertama kali bulan juni 1996 dengan nama jurnal al Fikr : World Journal for Islamic Studies kemudian berubah pada tahun 2002 dengan nama al-Fikr : Jurnal Pendidikan Islam. Al-Fikr adalah jurnal terakreditasi nasional melalui Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendiknas RI. Nomor 51/DIKTI/Kep/2010 tanggal 5 Juli 2010
Arjuna Subject : -
Articles 202 Documents
Peran Pengkaji Hadis dalam Menjaga Eksistensi Sunnah Radhie Munadi
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem of Hadith, if parsed, includes many things, from the authenticity of which many orientalists have been challenged, to expanding to transmission (isnad), the history of changing the verbal tradition in codification into hadith texts, to problem understanding and meaning. This problem occupies an important position as well as substantively giving spirit, reevaluation and reinterpretation of various understandings and interpretations of hadith, including differences in the practice of a hadith. So the role of hadith reviewers is needed so that from maintaining the integrity of the hadith to the level of practice, the hadith or sunnah is maintained. So this research tries to provide scientific treasures in an effort to maintain the existence of the sunnah.   
Berjabat Tangan dalam Perspektif Hadis (Suatu Kajian Maanil Hadis) Radhie Munadi
AL-Fikr Vol 23 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam membentuk sebuah kondisi yang kondusif melalui bersalaman atau berjabat tangan bahwa manusia bersalaman mempunyai beberapa maksud: pertama, untuk meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan. Kedua, sebagai tanda sebuah persahabatan. ketiga, karena mereka sudah lama tak jumpa. Keempat, untuk mempererat silaturrahmi. Maka dari itu kalau jika ingin semakin kuat persatuan dan semakin kokoh pebanyaklah bersalaman.Bersalaman (Musa>fahah) bukan adat tetapi, anjuran dari Nabi Muhammad saw., yang mana balasannya akan diampuni dosa-dosa sebelum berpisah. Penelitian ini memilih kitab Sunan Abu> Da>wud karena kitab tersebut salah satu dari Kutub al-Sittah yang pasti menjadi rujukan pertama untuk mencari hadis selain S{ah}i>h} al-Bukha>ri dan S{ah}i>h} Muslim serta menurut para ulama termasuk urutan nomor tiga tingkat keshah}ih}an serta keh}ujjahannya. Penelitian ini mencoba memberikan khazanah baru terhadap makna bersalaman itu sendiri dengan pendekatan ma’ani al-hadisKata Kunci: Ma’ani al-Hadis, Perspektif Hadis, Berjabat TanganIn establishing a conducive condition through shaking hands that humans shake has several purposes: first, to apologize for the mistakes he has made. Second, as a sign of friendship. third, because they haven't seen each other for a long time. Fourth, to strengthen friendship. Therefore, if you want to get stronger and stronger, shake hands.               Shaking hands or Musafahah is not a custom, but a recommendation from the Prophet Muhammad, in which sins will be forgiven before parting. This study chose the book Sunan Abu Dawud because the book is one of the Kutub al-Sittah which must be the first reference to look for hadith other than Sahih al-Bukhari and Sahih Muslims and according to the scholars including the number three level of authenticity.This study tries to provide a new treasure for the meaning of shaking hands it self with the ma'ani al-hadith.Keywords: Ma’ani al-Hadis, hadith perspective, shaking hands
PENGARUH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL Guruh Ryan Aulia
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The National Education of Indonesia has many kind of problems such as the lack of country affection attitude and social concern attitude of the students. This research aims to analyze the effect of civic’s education learning result on social concern attitude toward the 12th grade students of SMA N 4 Medan year 2017 – 2018. This research used quantitative method with the model of double variable relation. The research populations were the all students of 12th grade in SMA N 4 Medan. The samples used in this research consisted of 34 respondents and they were defined based on simple random sampling technique. Based on the research result, it shows that the social concern attitude of 12th grade students in SMA N 4 Medan are in the excellent category for 41, 17 %, good category for 17, 06 % and fair category for 11, 77 %. The effect of civic education learning result on the social concern attitude towards the 12th grade students in SMA N 4 Medan showed the significant effect result. From the calculation, the obtained result was 14,562 of t count value which was bigger than t table, 2,037. It can be concluded that the country affection attitude can be obtained through cognitive aspect, affective aspect, and psychomotor aspect. Moreover, it is also needed to pay full attention to the indirect aspect, for example social media, mass media and electronic media so the shaped positive attitude will not change into negative attitude.  
Pemanfaatan Media Sosial untuk Berdakwah PRADITYA MER HANANTO
AL-Fikr Vol 23 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:Indonesia sebagai negara keempat berpopulasi terbanyak di dunia memiliki penganut agama Islam sebanyak 87%, pengguna internet aktif sebanyak 73%, pengguna media sosial sebanyak 61% dan menggunakan telepon genggam untuk akses internet sebanyak 125%. Kondisi ini ideal untuk berdakwah menggunakan media sosial dalam upaya mencapai pasar umat. Contoh pendakwah yang diambil adalah influencer Felix Siauw yang memiliki keunikan sendiri dalam pemanfatan atribut yang ia miliki.Kata Kunci: Media Sosial, Dakwah, Felix Siauw Abstract:Indonesia as fourth largest population country in the world had 87% Islam’s believers, 73% active internet users, 61% social media users and 125% mobile phone users to access internet. This condition is ideal to do a da’wah (preaching in Islamic term) using social media as a way to get believer market. The preacher used as example is an influencer Felix Siauw who have his uniqueness utilising his own attribute.Key Words: Social Media, Da’wah, Felix Siauw
SAHIFAH; EMBRIO PEMBUKUAN HADIS Muhammad Ali Ngampo
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bentuk awal hasil dari kodifikasi tersebut adalah S}ah}i>fah, kemudian s}ah}i>fah–s}ah}i>fah tersebut dibukukan ke dalam kitab–kitab hadis, yang hingga sekarang digunakan para ulama untuk menetapkan atau mengambil sebagai hujjah kedua setelah Al Quran. Maka penting untuk meneliti tentang keadaan shahifa ini. Penelitian menemukan bahwa para sahabat dan tabiin menjadi satu-satunya agen, yang dengan perantaraan mereka pengetahuan andal mengenai diri nabi saw. (sunnah) dan al-Qur’an dapat ditransmisikan. Artinya, tanpa peran aktif mereka dalam proses perekaman dan penyebaran hadis -salah satunya dengan membuat sahifah-, maka sangat boleh jadi seluruh jejak sunnah akan hilang, tanpa dikenali oleh generasi sesudahnya. Sahifah yang di tulis pada masa Nabi sangat berpengaruh terhadap munculnya berbagai macam kitab hadis, kemunculan kitab hadis memudahkan para peneliti hadis karena kitab-kitab tersebut telah disusun berdasarkan tema-tema tertentu sedangkan shahifah yang dulu ditulis oleh para sahabat masih dalam bentuk catatan prbadi dan belum dikelompokkan berdasarkan tema.
PENAFSIRAN BIL RA’YI ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW. Rusmin Abdul Rauf
AL-Fikr Vol 23 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk meneliti metode penafsiran pada zaman Nabi Muhammad Saw. Baik penafsiran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ataupun oleh para sahabat. Pada saat wahyu masih turun, Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabatnya makna dari pada ayat Al Quran, akan tetapi tidak semua ayat dijelaskan secara terperinci oleh Nabi Muhammad saw. Sahabat memahami ayat al Quran dari penjelasan Nabi Muhammad Saw dan juga dari pemahaman mereka sendiri. Karena al Quran turun sesuai dengan Bahasa mereka. Peneliti menemukan bahwa sahabat pun melakukan penafsiran secara bil ra’yi. Walaupun demikian tafsiran sahabat akan dikonfirmasikan kepada Nabi Muhammad. Ada yang kemudian diluruskan oleh Nabi Muhammad Saw dan ditunjukkan makna yang benar dan ada pula yang dibenarkan oleh Rasulullah dan tidak menyalahkannya. Peneliti menyimpulkan bahwa penafsiran dengan pendapat atau bil ra’yi memiliki akar sejak zaman Nabi Muhammad Saw.
HAK-HAK BURUH DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI SAW. Tasmin Tangngareng
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel  ini, mengkaji tentang hak-hak buruh dalam perspektif  hadis nabi saw. Hadis yang berkaitan dengan hak buruh, sering digunakan sebagai dasar ataupun dalil dalam permasalahan pengupahan dan perlindungan buruh, oleh karena itu, peneliti memandang perlu untuk meneliti hadis yang berkaitan dengan hal tersebut dari sudut kualitas dan analisis pemahaman hadis nabi.Penelitian ini adalah penelitian hadis bersifat penelitian library research  dengan menggunakan metode  maudu’i .Selanjutnya menganalisis hadis-hadis yang kualitasnya sahih, baik dari segi sanad maupun matan,sehngga dapat dijadikan sebagai hujjah dalam beragama, dengan melalui pendekatan historis, sosiologis dan teologis normatif. Hasil kajian yang diperoleh dari penelitian ini adalah ditemukan tiga hadis terkait tentang hak-hak buruh, yaitu hadis tentang perlindungan buruh dengan kualitas hadis sahih, hadis tentang menyegerakan pembayaran upah buruh dengan kualitas hadis hasan lighairi dan hadis tentang membayar upah buruh dengan kualitas shahih lighairi. Pada hadis hak perlindungan buruh terkandung didalamnya tiga nilai sebagai konsep dasar hak buruh yaitu nilai-nilai persaudaraan, persamaan, kemanusiaan. Sedangkan pada hadis tentang membayar upah buruh harus adil dan dapat diterima kedua belah pihak antara majikan atau pemodal dan buruh. Implikasi dari penelitian ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui tentang larangan maupun perintah nabi Muhammad saw, dengan tujuan untuk memberikan hak yang selayaknya atau melindungi buruh dari kezaliman majikan atau pemodal
Metodologi Ilmu Hadis (Suatu Analisis Pemikiran Arifuddin Ahmad tentang Metodologi Pemahaman Hadis) Marhani Malik; Muh.Yusuf Pawellangi
AL-Fikr Vol 23 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan pentingnya metodologi Ilmu Hadis dalam memahami Hadis Nabi saw. dan menganalisis pemikiran Arifuddin Ahmad tentang pemahaman Hadis (kajian Ilmu Ma’a>ni al-Hadi@s) dalam memahami Hadis Nabi saw. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa perlu Metodologi Ilmu Hadis (kajian Ilmu Ma’a>ni al-Hadi@s) untuk memahami Hadis Nabi saw.,  dan Arifuddin Ahmad mempergunakan tiga pendekatan dalam memahami Hadis Nabi saw, yaitu  analisis tekstual, intertekstual dan kontekstual.
REKONSTRUKSI PEMAHAMAN “PEREMPUAN DICIPTAKAN DARI TULANG RUSUK “(Analis pendekatan intertekstual) Fadhlina Arief Wangsa; Muadilah Hs. Bunganegara
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perempuan merupakan salahsatu makhluk mulia yang diciptakan oleh Allah swt. yang hak dan kewajiban disetarakan dengan laki-laki dihadapan penciptanya. Akan tetapi, sejak zaman pra Islam perempuan seringkali dianggap rendah dan lemah, terkadang ketika terlahir bayi perempuan maka akan dikubur hidup-hidup karena dianggap sebagai aib keluarga, dan hal demikian berubah ketika datangnya ajaran Islam. Penciptaan perempuan telah disebutkan didalam sebuah hadis bahwa “perempuan itu tercipta dari tulang rusuk”. Hal demikian memberikan pengaruh kepada perempuan yang terkadang diperlakukan seenaknya oleh lelaki, karena merasa laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Akan tetapi, pada zaman dahulu sampai sekarang, manusia keliru memaknai hadis tersebut.  Sehingga, sangat perlu mendeskripsikan makna hadis “perempuan diciptakan dari tulang rusuk”, agar perempuan-perempuan memiliki derajat yang sama dengan lelaki, yaitu dapat menjalankan hak dan kodratnya dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis pendekatan intertekstual, yaitu mengumpulkan informasi dari beberapa literature yang relevan agar dapat dibuktikan keakuratan suatu penelitian, dan tidak terjadi pemahaman yang keliru terhadap pemahaman hadis. Dengan demikian, ditengah banyaknya manusia yang keliru terhadap pemaknaan hadis tersebut dan banyaknya kaum perempuan yang dianggap rendah, penelitian ini hadir sebagai upaya merekonstruksi pemahaman yang terkandung dari hadis “perempuan tercipta dari tulang rusuk”. Makna hadis tersebut ialah sifat wanita yang seperti tulang rusuk, yaitu lemah lembut. Sehingga dengan mengetahui makna hadis tersebut, tidak ada lagi perlakuan seenaknya kepada perempuan, sehingga laki-laki pun lebih menghargai sekaligus menghormati wanita melalui rahmat  ajaran Islam yang senantiasa disebarkan, salahsatunya penerapan keadilan antara laki-laki dan perempuan sesuai hak dan kodratnya.
SYIAH SUNNIٍ; SEBERAPA BESAR PELUANG AT TAQARUB DIANTARA KEDUANYA Rusmin Abdul Rauf
AL-Fikr Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara garis besar umat Islam terbagi ke dalam dua golongan besar, yaitu Syiah dan Sunni. Perbedaan Syiah dan Sunni telah tejadi sejak abad-abad pertama peradaban Islam. Maka muncullah ide At Taqarub baena Syiah wa Sunni. Berbagai usaha telah dilakukan untuk merealisasinya. Oleh karena itu, artikel ini mengkaji tentang bagaimana peluang terwujudnya At Taqarub antar syiah dan Sunni. Kajian ini menggunakan kajian Pustaka, dengan meneliti karya-karya tulis dari kedua aliran untuk mencari kemungkinan terjadinya At Taqarub. Penulis menemukan bahwa perbedaan antara syiah dan sunni sangat besar bahkan sudah sampai kepada masalah-masalah ushuli. Karena itu, At Taqarub antara keduanya tidak bisa terjadi tanpa ada konpromi terhadap masalah aqidah.