cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Nexus Kedokteran Komunitas
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 306 Documents
Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tipe Diagnosis, dan Hasil Pengobatan Tuberculosis Paru Lansia Di Puskesmas Sibela Andre Christiawan S; Frizka Aprilia; Marcell Claudio; Yuyun Suci M; Sumardiyono .; Anjang Kusuma Netra
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan secara global di dunia dan menyebabkan tingkat morbiditas pada jutaan orang setiap tahunnya. Saat ini, diperhitungkan 3.800 pasien TB meninggal setiap hari atau 2-3 pasien meninggal setiap menit karena TBC ini (WHO, 2013). Menurut Rahmatullah (1994) dalam buku Nugroho (2007) tuberkulosis pada lanjut usia ternyata masih cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kasus TB pada lansia. Melalui penelitian ini, diharapkan akan diketahui karakteristik usia, jenis kelamin, tipe diagnosis, dan hasil pengobatan penderita tuberculosis paru pada lansia di wilayah Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Metodologi : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional deskriptif non-eksperimental. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 April 2018 di Puskesmas Sibela. Didapatkan data dari setiap pasien tuberculosis, termasuk usia, jenis kelamin, tipe diagnosis, dan hasil pengobatan dari setiap warga yang menderita tuberculosis paru. Sekitar 26 pasien terinfeksi tuberculosis paru dengan 11 pasien adalah lansia.Hasil : Pada penelitian ini terdapat 11 subject penelitian lansia yang menderita TB paru. Proporsi pasien lansia laki-laki (81,82%) lebih banyak dari pasien perempuan (18,18%). Kelompok usia dengan pasien terbanyak adalah kelompok usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun (45,46%). Pasien dengan tipe diagnosis terkonfirmasi bakteriologis lebih banyak dibandingkan dengan pasien terdiagnosis klinis. Hasil pengobatan tertinggi adalah pasien dinyatakan sembuh (54,55%), terdapat pasien yang dinyatakan pengobatan lengkap dan pindah berobat. Tidak ada pasien putus berobat maupun pasien meninggal.Kesimpulan : Proporsi tertinggi penderita TB pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sibela adalah jenis kelamin laki-laki kelompok usia 45-59 tahun, tipe diagnosis terkonfirmasi bakteriologis, dan hasil pengobatan dinyatakan sembuh.Kata kunci: Lung Tuberculosis, Geriatrics, Diagnosis type, Treatment outcome
Analisis Sederhana Terhadap Gambaran Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Simo tahun 2016-2019 Christa Edo N; Daffa Satya W; Dirgantara Fathurrizkie H; Fadia Yuda M; Golda Law S; Amandha Boy Timor; Ninuk Sri Sunarsi; Sumardjo .
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Angka kejadian DBD di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan jumlah kasus pada tahun 2017 sebanyak 68.407 kasus, dan 493 meninggal dunia. Kecamatan Simo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang masih mempunyai angka kejadian DBD yang tinggi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan untuk menggambarkan kejadian kasus DBD di Kecamatan Simo menurut orang, lokasi, dan waktu.Hasil: Persebaran penyakit DBD di Kecamatan Simo tidak merata di setiap desanya. Desa dengan jumlah kasus tertinggi adalah desa Pelem (9 kasus). Angka penemuan DBD mengalami penurunan dari tahun 2016 (22 kasus) hingga tahun 2018 (15 kasus), tetapi kembali melonjak pada trimester pertama tahun 2019 (27 kasus). Incidence rate kasus DBD megalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2018 menjadi 29,2 per 100.000 penduduk. Angka ini telah memenuhi target IR DBD di Indonesia yaitu sebesar kurang dari 49 per 100.000 penduduk. Sebagian besar penderita DBD di Kecamatan Simo diperankan oleh laki-laki (57,69%)Kesimpulan: Kecamatan Simo merupakan daerah yang masih mengalami kejadian DBD dengan pola kejadian pada tahun 2016-2018 dan trimester pertama 2019. Kejadian DBD paling tinggi terjadi pada tahun 2016 dengan Desa Pelem sebagai penyumbang kasus DBD tertinggi di Kecamatan Simo. Kata Kunci: Dengeue Hemoragic Fever, Simo Distric, epidemiological investigation
Sikap dan Pengetahuan Ibu Tentang Faktor Ketidaknaikan Berat Badan Balita di Dusun Pojok, Kecamatan Mojogedang Abi Prasetya; Abraham Emzura M; Afif Luthfi A; Ahmad Akbar R. M; Thalia Amila E; Bulan Kakanita H; Ibnu Ridwan
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSPendahuluan: Ketidaknaikan berat badan selama satu bulan atau lebih merupakan salah satu faktor resiko gizi kurang atau buruk pada balita yang masih menjadi masalah prominen baik di Indonesia maupun di dunia. Menurut WHO, sekitar 69 juta anak mengalami kekurangan gizi dan menurut Kemenkes 17,8% anak berstatus Gizi Kurang dan Gizi Buruk. Di Kecamatan Mojogedang sendiri dari 432 balita, 119 balita berat badannya masih tidak naik dari bulan lalu. Studi ini bertujuan sejauh mana sikap dan pengetahuan ibu yang berkaitan dengan ASI, MPASI, dan gizi pada balita.Metode: Studi ini menggunakan desain studi epidemiologi deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Responden berupa ibu dengan anak balita yang berat badannya tidak naik 2 bulan terakhir dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Responden berjumlah 17. Penelitian dilakukan di Posyandu Dusun Pojok Kecamatan Mojogedang, bulan April 2019. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner .Analisis data bersifat dekriptif.Hasil: Terdapat 17 responden ibu/wali dari balita yang tidak naik berat badan. Semua ibu (100%) memberikan ASI eksklusif, terdapat 13 ibu (76,5%) yang memberikan ASI sampai balita berusia 2 tahun, dan terdapat 14 ibu (82,4%) yang sudah memberikan MPASI sejak balita berusia 6 bulan. Namun hanya 1 ibu (5,9%) yang memberikan MPASI yang sesuai dengan prinsip 4 bintang.Kesimpulan: Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa menderita suatu penyakit dapat menjadi salah satu alasan ketidaknaikan berat badan balita. Selain itu sikap dan pengetahuan ibu dalam pemberian MPASI juga dinilai masih kurang. Kedua hal ini mungkin saling berkaitan dan mempunyai peran dalam ketidaknaikan berat badan balita.Kata Kunci: Complementary feeding, exclusive breastfeeding, toddler, weight, mothers behavior
Hubungan Antara Jentik Nyamuk dengan Angka Kejadian DBD di Kecamatan Cepogo Achmad Faisol Mubaroh; Adnan Himawan; Agung Ryan Bayu Saputra; Ahmad Zulfikar Murad; Amanda Rizka Putri; Sutartinah .; Noor Alifah Yunita
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran hubungan antara jentik jentik nyamuk dengan kejadian DBD di Kecamatan Cepogo, Boyolali. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan populasi dalam penelitian ini adalah semua perwakilan dari anggota keluarga kecamatan cepogo. Cara pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat untuk mengetahui distribusi tiap variabel yang diteliti dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan ? = 0,05. Hasil: Didapatkan hasil p value = 0,281. Hasil menunjukkan tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan dari jentik jentik nyamuk dengan kejadian DBD di Kecamatan Cepogo.Kesimpulan: Tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan dari jentik jentik nyamuk dengan kejadian DBD di Kecamatan Cepogo. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil lebih banyak sampel, menggunakan metode quisioner untuk memperoleh informasi lebih banyak, dan memperpanjang waktu penelitian agar hasil di dapat mencermikan keadaan di populasi dengan lebih akurat.Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever, mosquito larvae, family members
Pengaruh Pengetahuan Keluarga Tentang Tuberkulosikks terhadap Penemuan Dini Tuberkulosis di Kecamatan Jaten Gunawan Wibisono; Fajar Taufik Nurseha; Firmansyah .; Ghazi Wira Samahita; Nabila Putri Maharani; Maryani .; Agus Supatdyatmo; Iwan Christiawan
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.Penemuan tersangka kasus tuberkulosis adalah salah satu indikator evaluasi upaya menanggulangi tuberkulosis paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan keluarga tentang TB terhadap penemuan dini TB di wilayah kecamatan Jaten dan Puskesmas Jaten II dan sekitarnya. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observatif. Responden penelitian adalah anggota keluarga penderita TB atau penderita TB kecamatan Jaten Puskesmas Jaten II. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner pengetahuan mengenai TB dengan konsekutif sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan memiliki pengetahuan baik (58%) dan Kurang (42%) mengenai TB dan hasil deteksi penemuan TB didapatkan mayoritas BTA >+1 (Terlambat). Kesimpulan : Dari data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang TB tidak berhubungan positif dengan keberhasilan penemuan dini kasus TB. Disarankan perlunya melakukan pendekatan edukatif dan psikologi pada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam membantu penemuan kasus TB secara aktif dan melakukan upaya menghilangkan stigma TB pada masyarakat. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat untuk mengetahui distribusi tiap variabel yang diteliti dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan ? = 0,05. Didapatkan hasil p value = 0,214. Hasil menunjukkan tidak ditemukannya Pengaruh yang signifikan dari Pengetahuan Keluarga Tentang Tuberkulosis terhadap Penemuan Dini Tuberkulosis di Kecamatan Jaten.Kata Kunci : Early TB Detection,TB knowlodge, family members
Hubungan Keberadaan Jentik Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali Fandi Muhammad Nugroho; Gusti Fikrifauzi Alimmahiransyah; Hansel Deltino Bandaso; Ihsany Arafiasetyanto Prihadi; Devina Ravelia Tiffany Subroto; Yeni Maharani; Endang S. R; Sri Hayati; Sumardjo .
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada tahun 2019, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali ditemukan 16 kasus DBD dengan 3 diantaranya meninggal dunia. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan jentik nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.Metode : Penulis melakukan survei jentik untuk melihat Angka Bebas Jentik (ABJ) jumlah responden yang pada tempat penampungan air di rumahnya terdapat jentik nyamuk dan menderita DBD sebanyak 8 responden, ada jentik nyamuk tetapi tidak menderita DBD sebanyak 62 responden, tidak ada jentik nyamuk tapi menderita DBD sebanyak 0 responden, tidak ada jentik nyamuk dan tidak menderita DBD sebanyak 125 responden. Fisher Exact Test digunakan sebagai uji alternatifChi Square untuktabel silang (kontingensi) 2 x2 dengan ketentuan, sampel kurang atau sama dengan 40 dan terdapat sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5. Uji Fisher Exact juga dapat digunakan untuk sampel kurang dari 20 dalam kondisiapapun (baik terdapat sel yang nilai E-nya kurang dari 5 ataupun tidak). Asumsidari uji iniadalah data yang akan diuji mempunyai skala pengukuran nominal.Hasil : Diperoleh hasil p < 0.0001 pada Fisher Exact Test.Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keberadaan jentik memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya penyakit DBD di Kecamatan Sawit, Boyolali.Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever, Aedes aegypti, Mosquito Larvae, Sawit Subdistrict
Surveilans Kasus Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Boyolali I Difa Ananda Safira; Elisabeth Nova K; Emillie Sugarcia; Ersha Nabilla M; Siti Munawaroh; Noor Alifah
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia, dimana jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2019 sebanyak 13. 683 kasus. Kota boyolali terjadi peningkatan insidensi penyakit DBDMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder tentang demam berdarah di Puskesmas Boyolali I. Data primer juga digunakan dalam penyelidikan epidemiologi (PE).Hasil: Didapatkan hasil sesuai teori kecuali untuk prevalensi jenis kelamin Kesimpulan: Berdasarkan pengolahan analisis data penderita DBD yang terdaftar di Puskesmas Boyolali I memiliki mayoritas usia 0-14 tahun yang merupakan usia sekolah. Tidak ditemukan prevalensi dalam jenis kelamin, dan penderita banyak ditemukan di desa/kecamatan Banaran. DBD sebanyak 69,2%. Gejala klinis terbanyak adalah demam, mual muntah, pendarahan, dan pembesaran hati.Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever, Health Risk, Fever, Epidemiology
Analisis Surveilan Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Plupuh 2 Sragen Rifqi Anugrah Hanami Putra; Salmaa Nurul Aulia D; Stefanus Aria Anjasmara; Sutan Kahfi Alif W; Tiffany Satiadarma; Paryanti .; Sumardiyono .; Nengah Adnyana OM
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi ISPA di Indonesia berada di tingkat 9.3 %. Sementara di Provinsi Jawa Tengah, prevalensi penyakit ISPA sebanyak 8,7%. Sebanyak 25% kasus ISPA terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun dan pada usia di atas 5 tahun prevalensi ISPA sebanyak 10%. Insiden lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan periode Januari-Desember 2018 dengan kejadian ISPA. Metode: Penelitian menggunakan metode observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja dari Puskesmas Plupuh 2 Sragen dari Laporan program P2 ISPA Puskesmas Plupuh 2 Sragen selama tahun 2018. Sampel diambil dari data program P2 ISPA Puskesmas Plupuh 2 Sragen dengan dilakukannya perekapan pada data. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Januari adalah bulan dengan angka kejadian ISPA tertinggi, prevalensi kejadian ISPA tertinggi pada anak berusia dibawah lima tahun, dan distribusi tertinggi pada jenis kelamin lakilaki.Kesimpulan: ISPA merupakan penyakit paling sering yang terdapat di Puskesmas Plupuh 2. Usia balita lebih sering terkena ISPA dibandingkan usia dewasa. Sementara itu distribusi jenis kelamin terhadap ISPA lebih disebabkan pengaruh aktivitas. Januari merupakan periode(waktu) dimana ISPA paling sering terjadi.Kata kunci: ARI, age, period of time, gender
Hubungan Sanitasi Rumah dengan Angka Bebas Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Banyuanyar Surakarta Sumardiyono .; Adji Danarto; Rafael Bagus Yudhistira; Erinda Kusuma Wardani; Auliya Bintan Nuriana; Aisyah Nooratisya; Alfin Rizki Ramadhan
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan yang terdapat di Banyuanyar. Tingkat sanitasi dipercaya memiliki hubungan dengan kejadian DBD di Banyuanyar.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus kendali. Pengambilan sampel dilakukan dengan acak, data diolah dengan menggunakanan uji chi square.Hasil: hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan nilai p= 0,001 yang berarti p<0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jamban sehat dan kejadian balita stunting di kelurahan banyuanyar.Simpulan: Faktor faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian DBD adalah jentik pada bak mandi kain yang menggantung. Sebaliknya faktor yang tidak mempengaruhi adalah keberadaan jentik pada tempat minum burung dan keberadaan kontainer bekas.Kata kunci: Home sanity, Incidency of DBD, Larvae of Aedes Aegypti
Analisis Faktor Risiko Kejadian BBLR pada Kehamian Aterm di Puskesmas Sragen pada Tahun 2018 Ummu; Vivienne Tjung; Windy Patadungan; Yuan Vira; Zalfa Luthfiyah; Nengah Adnyana OM
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Bayi dengan BBLR memiliki tingkat kematian neonatus yang tinggi. Angka kejadian BBLR yang ditemukan dari data Puskesmas Sragen pada Tahun 2018 sebesar 24 (4,6%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko tertinggi yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR pada kehamilan aterm di Puskesmas Sragen pada tahun 2018. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Hasil: Pada 24 sampel BBLR yang didapatkan, faktor risiko multipara (62,5%) memiliki proporsi yang lebih besar pada kejadian BBLR. Kesimpulan: Analisis bivariat chi square menunjukkan ibu dengan risiko tinggi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian BBLR. Perhitungan Risiko Relatif (RR) menunjukkan faktor risiko PEB memiliki peluang yang tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.Kata Kunci : LBW, Multipara, Severe preeclampsia