cover
Contact Name
Agus Santosa
Contact Email
medisainsjurnal@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
medisainsjurnal@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kampus II Jl. Soeparjo Roestam Km 7 PO BOX 229 Purwokerto 53186 Telp (0281) 6844252
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
MEDISAINS
ISSN : 16937309     EISSN : 26212366     DOI : -
Core Subject : Health,
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu kesehatan merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, riset, teknologi dan inovasi dibidang kesehatan yang diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember). Jurnal Medisains adalah jurnal peer reviewed dan Open-Access yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan di terbitkan dibawah Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Arjuna Subject : -
Articles 245 Documents
Improper social distancing practices: sample cases in Indonesia Santosa, Agus
MEDISAINS Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v18i2.8415

Abstract

Social distancing is not always understood well by common people. The media's inaccurate information and the minimum of the government socialization create an excessive fear for specific groups. Then, the practices of social or physical distancing go beyond its real objectives
Pengaruh pengobatan alternatif sebagai faktor penyebab keterlambatan penanganan medis penderita kanker payudara di Puskesmas lumbir kabupaten Banyumas Mambodiyanto, Mambodiyanto; Maharani, Prima
MEDISAINS Vol 14, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v14i3.1612

Abstract

Latar Belakang: Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang bisa menimpa semua orang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), kematian yang disebabkan kanker meningkat dari tahun ke tahun. Keterlambatan penderita melakukan pengobatan medis menyebabkan terapi semakin sulit dan ketahanan hidup menurun pada stadium lanjut. Penggunaan pengobatan alternatif, tingkat pengetahuan, grade, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, jarak tempat tinggal ke puskesmas, dan rasa takut berobat dinilai berkaitan dengan keterlambatan pengobatan Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pengobatan alternatif merupakan faktor penyebab keterlambatan penanganan medis pada penderita kanker payudara di banyumas Metode Penelitian: Subjek dalam penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara yang berobat di Puskesmas Lumbir tahun 2015. Yang terdiri dari 47 penderita kanker payudara yang mengalami keterlambatan pengobatan medis sebagai kelompok kasus dan 53 penderita kanker payudara yang tidak mengalami keterlambatan pengobatan medis sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol. Proses pengambilan data melalui proses wawancara dan rekam medik. Penderita datang dalam stadium lanjut (stadium III dan IV) dinilai terlambat melakukan pengobatan. Analisis dilakukan secara bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik Hasil Penelitian: Dari penelitian diketahui bahwa penggunaan pengobatan alternatif (OR= 4,053; 95% Cl = 1,719 – 9,555; p = 0,001) dan tingkat pengetahuan rendah (OR = 2,930; 95% Cl= 1,080 – 7,898; p = 0,035) merupakan pengaruh yang berhubungan signifikan dengan keterlambatan pengobatan medis pada kanker payudara dalam analisis regresi logistik. Hasil ini telah menganalisis pengaruh faktor lain yaitu tingkat penghasilan, grade, tingkat pendidikan, rasa takut berobat, dan jarak tempat tinggal ke Puskesmas Kesimpulan: Penggunaan pengobatan alternatif berpengaruh terhadap keterlambatan penderita kanker payudara melakukan pengobatan
From global to local action: rise from the pandemic, an efforts to increase routine immunization coverage Purwito, Dedy
MEDISAINS Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v20i1.13586

Abstract

Since the first vaccine was developed (1796; smallpox vaccine), the world has seen its impact on health and well-being. Vaccines are one of the most influential scientific innovations of all time, helping to protect generations of people from infectious diseases throughout their lives. Parents need not worry too much about their children suffering from a deadly disease that has plagued previous generations because of vaccines. However, a top-down approach is needed so that vaccination becomes necessary for every people worldwide.
SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Santosa, Agus; Rusmono, Widi
MEDISAINS Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v14i2.1653

Abstract

Latar Belakang: Kondisi hyperglikemi kronis pada penderita diabetes melitus menyebabkan komplikasi yang mengenai hampir setiap sistim organ, salah satunya aterosklerotik sehingga penderita DM akan berisiko mengalami komplikasi Pheriperal Arterial Disease (PAD) ekstremitas bawah yang berakibat pada kakunya arteri sehingga terjadi peningkatan tahanan pembuluh darah dan menurunkan tekanan volume pada ekstremitas bawah. Peningkatan tahanan pembuluh darah arteri dapat terlihat dari nilai Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) >1,2 secara terus menerus dan secara berlahan-lahan turun 0,05. Tekanan brachial menurun secara signifikan pada pasien diabetes yang telah melakukan senam kaki sebanyak 4 kali seminggu p
Web-based self-mental health screening and emotional mental problem management in incarcerated juvenile Nugroho, Prasetyo Aji; Rungreangkulkij, Somporn
MEDISAINS Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v21i2.16950

Abstract

Background: In Indonesia, The Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) is a standard for emotional mental problems screening in incarcerated. However, according to the Ministry of Law and Human Rights regarding the Standards of Health and Care Services Based on Information Technology, there is no information about mental health self-screening computerize-based. During incarceration, incarcerated adolescents have more significant emotional mental problems than adolescents in the community. Therefore, the focus of developing mental health screening applications is juvenile incarceration, but not limited to adolescents in the community.Purpose: The study aims to develop an application for the early detection of emotional mental problems in juvenile offenders that can be monitored by staff, and the juveniles can manage their mental health status during incarceration.Method: This study conducted the ADDIE model, namely, Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation.Results: An application called MyBehave, a web application-based using the computer, has been created, which has a feature of detecting emotional mental problems and management of emotional mental problems through mental health promotion while in incarceration. Users can carry out early detection independently, and the staff can monitor the development activities to improve mental health. The results of trials conducted on juvenile incarcerated found that this application system was more effective than the manual.Conclusion: This application is helpful for health workers in incarceration in conducting early detection of emotional mental problems and promoting mental health for juvenile incarcerated. This application was cost-effective (paperless), easy to access, can store vast amounts of database information, repeat over time, and does not need clinical training.
Status gizi pra hamil berpengaruh terhadap berat dan panjang badan bayi lahir Ningrum, Ema Wahyu; Cahyaningrum, Etika Dewi
MEDISAINS Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v16i2.3007

Abstract

Latar Belakang: Status gizi pra hamil yang salah satu indikatornya dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) secara internasional dianggap sebagai gold standar dan sudah ditetapkan secara baku penambahan berat badan ibu selama kehamilan kedepan. Kurang kepedulian ibu sebelum hamil untuk memeriksakan status gizinya masih sangat kurang, hal ini berakibat tidak terdeteksinya ibu sebelum hamil tersebut mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap bayi saat hamil kelak.Tujuan: Mengetahui pengaruh status gizi pra hamil dengan indikator IMT terhadap berat badan dan panjang badan bayi lahirMetode: Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatiff, dengan pendekatan retrospektif study. Penelitian ini dilakukan Puskesmas Padamara Kabupaten Purbalingga, dengan jumlah sampel sebanyak 30 ibu dan bayi baru lahir. Data status gizi pra hamil, berat badan bayi dan panjang badan bayi diambil dari buku KIA responden dan dianalisis dengan menggunkan uji R2 padaanalisis regresi linier sederhanaHasil: Rata-rata IMT prahamil ibu 22.3±3.9kg/m2 dengan IMT terkecil 17kg/m2 dan IMT terbesar 30 kg/m2. Rata-rata berat badan bayi lahir 2800±390.8gram dengan berat badan terendah 2200 gram dan terbesar 3800 gram. Rata-rata panjang badan bayi lahir 48.3±1,4cm dengan panjang badan terpendek 46 cm dan terpanjang 50 cm. Ada hubungan antara IMT prahamil terhadap berat badan bayi lahir sebesar (r=0.938; r2=0.880; p<0.01). Ada hubungan antara IMT prahamil terhadap panjang badan bayi u lahir sebesar (r=0.876; r2=0.767; p<0.01)Kesimpulan: Status gizi pra hamil berpengaruh besar terhadap berat badan dan panjang badan bayi lahir. Status gizi pra hamil berpengaruh 88% terhadap berat badan bayi dan 76% terhadap panjang badan bayi lahir.
A situational analysis of model holistic-comprehensive and integrated approaches to handling stunting in Buleleng Regency, Bali, Indonesia Setiawan, Komang Hendra; Hartono, Made Sugi; Budiarta, I Wayan; Wirabrata, Dewa Gede Firstia; Sekarini, Ni Nyoman Ayu Desy
MEDISAINS Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v22i2.23375

Abstract

Background: Policies and strategies for handling stunting cases effectively and efficiently vary in different regions, depending on their situation and conditions. There has yet to be an empirical study of stunting management with a holistic-comprehensive and integrated approach in Indonesia, especially in Buleleng Regency, Bali. Thus, conducting initial research to analyze the policy and determine the right stunting management strategy to implement is essential.Purpose: This study aims to map stunting cases, explore their causal factors, analyze the suitable policy model for overcoming stunting and describe the effective and efficient stunting management strategy in Buleleng Regency based on a holistic, comprehensive, and integrated approach.Methods: This is a situation analysis case study. Respondents were stunted children and related governmental agencies in Buleleng Regency, Bali. The incidence of stunting, risk factors suspected as the cause, policy models and appropriate stunting handling strategies were analyzed in depth using qualitative and quantitative methods.Results: There were 1040 cases of stunting in the regency, with the highest cases in Banjar District. Significant risk factors influencing the stunting incidence in the region include the lack of good complementary feeding (OR: 2.6722; p <0.05) and low family income (OR: 7.6667; p <0.0001). The results of the analysis of stunting handling policies, based on a holistic-comprehensive and integrated approach model by regional needs, are categorized into two policy areas: Policies in the Medical and Non-Medical fields. In contrast, the handling strategy is divided into two stages: the screening and the handling stages.Conclusion: Poor-quality complementary foods and low family income are the main risk factors for high stunting rates in Buleleng Regency, Bali. These factors must be considered in an effective and efficient policy and strategy model for handling stunting cases in the regency.
Abdominal stretching to reduce premenstrual syndrome: a case series Rohmah, Yuni Khoiriyatul Mujtahidah; Mukhoirotin, Mukhoirotin
MEDISAINS Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v18i1.6930

Abstract

Background: cases of premenstrual syndrome (PMS) among teenagers living in Hurun Inn Boarding School at the Pondok Pesantren Darul 'Ulum Jombang are quite a lot. In the 60 teenagers get surveyed, there were 22 (36.67%) people who experienced PMS. It means the problems need acute treatment to overcome.Case presentation: This case study reports the effectiveness of giving abdominal stretching to ten teenagers who have PMS at the boarding school. The results showed a decrease in the PMS scale from a severed level (70%) to a medium-scale (60%) in the first cycle of menstruation and a mild level (60%) in the second cycle.Conclusion: Abdominal stretching can reduce PMS symptoms.
GAMBARAN FAKTOR RESIKO INSIDENSI ABORTUS DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Yanti, Linda
MEDISAINS Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v13i2.1603

Abstract

Latar belakang: Abortus di Indonesia masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Insidensi abortus setiap tahun di Indonesia terjadi sekitar 2 juta kasus, yang artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup. Di profinsi Jawa Tengah selama tahun 2010 terdapat 5017 kasus yang tercatat di seluruh rumah saki-rumah sakit pemerintah di provinsi Jawa Tengah Tujuan: Untuk mengetahui gambaran faktor resiko insidensi abortus di RSUD RAA Soewondo Pati Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif dengan desain studi survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami abortus di RSUD RAA Soewondo Pati Tahun, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 120 responden. Analisa data yang digunakan untuk mengetahui gambaran faktor resiko insidensi abortus menggunkan analisis deskriptif. Hasil: Insidensi abortus berdasarkan faktor resiko umur kehamilan rata-rata terjadi di usia kehamilan 12,57 Minggu. Insidensi abortus berdasarkan faktor resiko umur ibu rata-rata terjadi di usia 26.26 tahun. Insidensi abortus berdasarkan faktor resiko paritas sebagian besar terjadi pada paritas 0 yaitu sebanyak 90 (75%). Sebagian besar ibu yang abortus tidak memiliki riwayat abortus sebelumnya yaitu sebanyak 87 (72.5%). Seluruh ibu yang abortus dalam penelitian ini tidak memiliki riwayat trauma psikis sebelumnya yiatu 120 (100%). Sebagian besar insidensi abortus pada ibu dengan status gizi normal yaitu sebanyak 108 (90%). Seluruh ibu yang abortus dalam penelitian ini tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya yiatu 120 (100%). Kesimpulan: Insidensi factor resiko abortus dalam penelitian ini terjadi di usia kehamilan 12,57 Minggu, pada ibu usia 26.26 tahun, dengan paritas 0, tidak memiliki riwayat abortus sebelumnya, trauma psikis, dengan status gizi normal dan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
In vitro study of potential antibacterial pometia pinnata leaf extract in Neisseria gonorrhoeae Widayani, Gandi Ari Savitri; Anwar, Muhammad Choiroel; Sudirman, Sudirman
MEDISAINS Vol 19, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v19i3.11907

Abstract

Background: Gonorrhea cases experiencing antibiotic resistance are increasing due to inadequate treatment or failure to contribute to an increase in antibiotic resistance cases; WHO suggests adding herbal therapy treatment methods is expected to minimize the occurrence of drug resistance as much as possible. Previous studies that have been carried out using other herbal plants have not shown any potential to inhibit the growth of Neisseria gonorrhoeae bacteria, seen from the amount of extract concentration and the dosage and content of the compounds in the contents monitoring the time.Objective: To analyze the difference in the effect of various concentrations of Matoa Leafs Extract (Pometia Pinnata) compared to 500mg Levofloxacin on the increase in the growth inhibition of Neisseria gonorrhoeae.Methods: This is true-experimental research with a post-test-only control group with a randomized design. The sample in this study was the microorganism Neisseria gonorrhoeae obtained through vaginal swabs in 2 females (FSW) positive for Gonorrhea by gram staining and microscopic examination and culture on Chocolate Agar Plant (CAP) media. The culture was then suspended in CAP media. Matoa Leaf extract concentration of 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, positive control with Levofloxacin 500 mg and negative control with distilled water with four replications and monitoring in 24 hours, 48 hours, 72 hours, and 96 hours. Data analysis used Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, and cohen's test. Result: Levofloxacin 500mg in inhibiting Neisseria Gonorrhoeae bacteria is very effective, and Matoa Leaf extracts 60% and 40% P=0,026 have a strong enough potential to inhibit the growth of Neisseria gonorrhoeae bacteria with the same potential strength. The cohen's test 1.4 effect the levofloxacin 500mg provides a significant influence inhibiting Neisseria Gonorrhoeae.Conclusion: Matoa Leaf extract 60%, and 40% have solid antibacterial potential, although not as strong as Levofloxacin 500mg.