cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
AKURASI CARIK CELUP URIN UNTUK MENDETEKSI BAKTERIURI ASIMTOMATIS PADA KEHAMILAN PRETERM Suwardewa, Tjokorda G A
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteriuri asimtomatis adalah adanya bakteri lebih dari 105 CFU /ml  pada urin tanpa disertai gejala klinik, hal ini dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm apabila tidak terdeteksi dan diobati. Kultur urin adalah baku emas untuk mendiagnosis bakteriuri asimtomatis, namun pemeriksaan ini mahal dan sulit dikerjakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepekaan carik celup urin untuk mendeteksi bakteriuri asimtomatis pada kehamilan preterm. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan metode skrining yang lebih cepat, murah dan akurat dalam mendeteksi bakteriuri asimtomatis. Desain pada penelitian ini adalah uji diagnostik, melibatkan 88 orang wanita hamil  preterm yang datang ke Poliklinik atau IRD Kebidanan dan Kandungan RSUP Sanglah dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.            Dengan analisis tabel 2x2 didapatkan carik celup urin memiliki sensitivitas 84,21%, spesifisitas 81,16%, nilai prediktif positif 55,17%, nilai prediktif negatif 94,92%, nilai likelihood ratio positif 4,47, nilai likelihood ratio negatif 0,19 dan akurasi sebesar 81,82%. Dari hasil tersebut disimpukan carik celup urin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya bakteriuri asimtomatis pada kehamilan preterm, terutama pada daerah dengan sumber daya terbatas.
TERDAPAT PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA KANKER OVARIUM DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DAN BURUK Mega Putra, Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium masih menjadi masalah kesehatan di dunia terkait dengan insiden dan mortalitasnya. HER-2/neu  merupakan salah satu faktor yang diduga berperan dalam mekanisme karsinogenesis kanker ovarium epithelial. Penelitian ini merupakan studi cross-sectionaldi Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Patologi Anatomi dan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar yang dilakukan mulaiJuli 2011 sampai Juli 2013 dengan sampelpenelitian sebanyak 44 buah blok parafin. Sampel blok parafin ini dikelompokkan berdasarkan atas derajat diferensiasi kanker ovarium, yaitu: kanker ovarium derajat diferensiasi baik, sedang, dan buruk. Kemudian masing-masing kelompok stadium dilakukan pemeriksaan ekspresi HER-2/neu dengan teknik imunohistokimia. Selanjutnya dilakukan penilaian perbedaan ekspresi HER-2/neu pada  kanker ovarium derajat diferensiasi baik,sedang, dan buruk Uji Chi-square. Penelitian ini memperoleh adanya perbedaan ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan buruk (p =0,034). Sedangkan pada analisis statistik ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan sedang (p =0,330) demikian pula ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi sedang dan buruk (p =0,358) masing-masing tidak terdapat perbedaan. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan buruk.
HUBUNGAN ANTARA DIAMETER FOLIKEL DENGAN MATURITAS INTI OOSIT PADA SIKLUS ANTAGONIS FERTILISASI IN VITRO Wardhiana, I P G
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tahap dalam fertilisasi in vitro adalah seleksi oosit matur yang akan digunakan dalam fertilisasi. Dalam menentukan folikel terbaik agar klinisi mampu mendapatkan oosit matur dan berkualitas untuk keberhasilan program FIV tentunya dibutuhkan petunjuk praktis dalam menentukan saat dimulainya stimulasi siklus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diameter folikel kecil (< 18 mm) maupun besar (> 18mm) dengan  maturitas inti oosit pada siklus antagonis FIV. Rancangan penelitian ini observasional analitik (cross-sectional) yang dilaksanakan di Klinik Bayi Tabung Graha Tunjung, RSUP Sanglah, Denpasar. Sampel penelitian adalah folikel-folikel yang mengandung inti oosit (61 Folikel), dilakukan dengan cara consecutive sampling mulai 1 September 2011 - 31 Agustus 2012. Data dianalisis memakai uji Chi Square dengan software SPSS for windows 17.0 version. Sejumlah 61 sampel diukur diameternya dengan menggunakan TVS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diameter folikel dengan maturitas inti oosit pada siklus antagonis FIV secara bermakna dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,324.
PERBEDAAN KADAR INTERLEUKIN-8 SERUM PADA PERSALINAN PRETERM DAN PERSALINAN ATERM Raka Budayasa, A A G
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20 sampai 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Interleukin-8 (IL-8) mengambil peran dalam terjadinya persalinan preterm melalui proses pematangan servik. Pada persalinan aterm, terjadi proses serupa tetapi sekresi interleukin-8 lebih tinggi pada persalinan preterm. Untuk mengetahui perbedaan kadar interleukin-8 pada persalinan preterm dan persalinan aterm. Penelitian ini merupakan desain cross sectional analitik dengan 68 sampel, dimana 29sampel dengan persalinan preterm dan 39sampel dengan persalinan aterm.Kadar interleukin-8 diperiksa di Laboratorium Prodia Denpasar. Uji analisis yang digunakan adalah dengan t-independent sample test dengan tingkat kemaknaan ?= 0,05. Rerata kadar interleukin-8 pada kelompok persalinan pretermadalah 23,56 ± 10,69 pg/ml, sedangkan pada kelompok persalinan aterm sebesar 12,19 ± 5,79 pg/ml.Analisis kemaknaan dengan t-independent sample test didapatkan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata kadar interleukin-8 pada kedua kelompok berbeda bermakna. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kadar interleukin-8 serum pada persalinan preterm lebih tinggi daripada persalinan aterm dan perbedaan tersebut secara statistik bermakna. 
PERBEDAAN KADAR ANTI OKSIDAN ENZIMATIK KATALASE PADA KEHAMILAN YANG MENGALAMI ABORTUS IMINENS DAN KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA NORMAL Suardika, Anom
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui perbedaan kadar antioksidan enzimatik katalase pada abortus imminen dan kehamilan trimester pertama normal. Penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar selama periode Desember 2011 sampai dengan Desember 2012,dimana terkumpul 76 sampel darah terdiri atas 30 orang sampel kehamilan normal dan 46 orang sampel abortus imminens.Data tersebut kemudian dianalisa deskriptif dan uji normalitas dengan Saphiro Wilk test. Komparabilitas karakteristik dengan uji t-independent untuk variabel umur ibu, umur kehamilan dan paritas serta perbedaan rerata kadar antioksidan enzimatik katalase antara abortus imminens dan kehamilan trimester pertama normal diuji dengan t-independent. Rerata umur ibu pada kelompok abortus imminen adalah 27,59 tahun (SD 5,40) dan pada kelompok kehamilan normal adalah 30,27 (SD 6,70), secara statistik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Rerata paritas ibu pada kelompok abortus imminen adalah 0,96 (SD 1,11) dan pada kelompok kehamilan normal adalah 1,07 (SD 1,02), secara statistik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Sementara itu rerata umur kehamilan pada kelompok abortus imminen adalah 8,63 minggu (SD 1,78) dan pada kelompok kehamilan normal adalah 9,13 (SD 2,29), secara statistik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Pada perhitungan rerata kadar antioksidan enzimatik katalase pada kelompok kehamilan normal sebesar 822,50  ng/ml (SD 30,29), sedangkan rerata kadar antioksidan enzimatik katalase pada kelompok abortus imminen sebesar 629,70 ng/ml (SD 13,49). Dengan demikian didapatkan perbedaan rerata antara kelompok abortus imminen dan hamil normal adalah 192,81 (SD 5,17), di mana hasil kedua kelompok ini berbeda secara bermakna (p<0,001). Terdapat perbedaan rerata kadar antioksidan enzimatik katalase pada abortus imminen dan kehamilan trimester pertama normal.
KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE SERUM YANG RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ABORTUS INKOMPLIT TRIMESTER PERTAMA Suyasa Jaya, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abortus merupakan komplikasi kehamilan pada trimester pertama. Angka kejadian abortus spontan tinggi sejak saat konsepsi dimana sebagian besar kejadian tersebut tanpa disadari karena diduga suatu haid biasa. Abortus inkomplit merupakan abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri. Penyebab pasti abortus tidak selalu jelas,tetapi stres oksidatif yang terjadi pada proses plasentasi diperkirakan sebagai penyebab. Superoxide dismutase (SOD) merupakan antioksidan enzimatis yang penting dalam mengatasi stres oksidatif karena berperan dalam mengkonversi radikal bebas anion superoksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran SOD serum pada abortus inkomplit. Manfaat dari penelitian ini diharapkan ditemukan suatu metode pencegahan insiden abortus. Desain pada penelitian ini berupa studi kasus-kontrol yang melibatkan 72 orang wanita yang dikelompokkan menjadi 36 orang kasus abortus inkomplit dan 36 orang hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu sebagai kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yang datang ke Rumah  Sakit Sanglah Denpasar. Dilakukan pemeriksaan serum darah untuk mengetahui kadar SOD serum pada kedua kelompok dengan metode Elisa. Berdasarkan uji t-independent diperoleh hasil yaitu tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal umur ibu, umur kehamilan dan paritas antara kelompok kasus abortus inkomplit dan kelompok kontrol yaitu hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu (p>0.05). Terdapat perbedaan (p<0.05) yang secara signifikan bermakna antara kadar SOD serum pada abortus inkomplit (4,06 ±0.49) dan hamil muda normal usia kehamilan kurang dari 14 minggu (5,49 ±1,52). Dengan uji Chi-Square diperoleh nilai rasio odds (RO=17,5;IK95%=5,39-56,78,p=0,001) Berdasarkan kurva ROC diperoleh nilai cut of point kadar SOD serum adalah sebesar 4,31U/ml. Kadar SOD serum ? 4,31U/ml pada wanita hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu memiliki risiko untuk terjadinya abortus inkomplit sebesar 17,5 kali.
PENINGKATAN PULSALITY INDEX SAAT UMUR KEHAMILAN 18-24 MINGGU SEBAGAI PREDIKTOR PREEKLAMPSIA Rudi Susantha, Nyoman
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan Doppler velosimetri arteri uterina untuk meramalkan kejadian preeklampsia lebih baik dilakukan pada trimester kedua dibandingkan dengan trimester pertama.Karakteristik test yang paling baik untuk meramalkan terjadinya preeklampsia adalah dengan positive likehood ratio yang paling tinggi. Sedangkan karakteristik test yang paling baik untuk meramalkan tidak adanya preeklampsia yaitu dengan negative likehood ratio yang paling kecil Prediksi preeklampsia paling baik dengan pemeriksaan peningkatan Pulsatiliti indeks (PI) dengan notching diastolik yang dikerjakan pada trimester kedua (umur kehamilan lebih dari 16 minggu) dimana pada penelitian metaanalisis dari Cnossen JS, dkk.2008, didapatkan PI dengan nilai positive likehood ratio 4,5. Resistensi index (RI) dengan nilai positive likehood ratio 3,5. Dan S/D ratio dengan nilai positive likehood ratio 2,6. Sehingga pemeriksaan yang paling baik untuk meramalkan terjadinya preeklampsia adalah ‘Pulsatility indexs’.
HUBUNGAN ANTARA UMUR, PENDIDIKAN, DAN PEKERJAAN ISTRI SERTA STATUS SUAMI DENGAN RISIKO TERJADINYA INFEKSI HIV PADA IBU HAMIL DI BALI Darmayasa, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi HIV di Bali adalah nomor dua setelah Papua dan cenderung meningkat mengikuti deret ukur yang sebagian besar ditemukan pada usia muda reproduktif. Penularan utama melalui hubungan seksual dimana peran umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu diduga sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, dan pekerjaan pada ibu hamil serta status HIV suami terhadap risiko terinfeksi HIV. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol tidak berpasangan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar selama dua bulan, yakni bulan Oktober - Nopember 2011. Sampel adalah ibu hamil terinfeksi HIV sebagai kelompok kasus dan tanpa infeksi HIV sebagai kelompok kontrol. Diagnosis HIV ditegakkan dengan rapid test serum, yaitu dinyatakan positif kalau reaktif dan negatif kalau non reaktif. Analisis data memakai uji Chi Square dengan bantuan SPSS for windows 17.0 version untuk mengetahui rasio Odds. Sejumlah 50 sampel dibagi atas 25 kelompok kasus dan 25 kelompok kontrol. Diperoleh bahwa risiko terinfeksi HIV wanita hamil pada umur tua vs muda, pendidikan tinggi vs rendah, dan pekerjaan berisiko vs tidak berisiko adalah tidak bermakna pada kedua kelompok. Rasio Odds masing-masing adalah 0,35 (KI 95% = 0,08-1,55; p = 0,16),  0,85 (KI 95% = 0,28-2,59; p = 0.77), dan 2,09 (IK 95% = 0,18-24,62; p = 1,00). Sedangkan, rasio Odds status HIV suami  adalah 12,67 (KI 95% = 3,31-48,50; p = 0,01). Jadi, suami terinfeksi HIV meningkatkan risiko HIV pada ibu hamil 12 kali lebih besar dibanding dengan suami tidak terinfeksi HIV. Sedangkan, faktor umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko terjadinya infeksi HIV pada  ibu hamil.
PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/neu PADA TUMOR OVARIUM EPITELIAL TIPE JINAK, BORDERLINE DAN GANAS Suwiyoga, Ketut
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama dari kanker ovarium sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan namun terdapat beberapa faktor resiko yang telah banyak diteliti dan diduga menjadi pemicu terjadinya kanker ovarium ini diantaranya adalah faktor genetik, umur, paritas, ras, dan riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium (Ozols RF et al, 2005; Schorge JO, 2008; Fauzan R, 2009). Pada tingkat biomolekuler terjadi mutasi genetik, dimana salah satunya terjadi amplifikasi dari onkogen yang berakibat terjadinya overekspresi beberapa protein. Onkogen Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2), yang juga dikenal sebagai HER2/neu, ErbB2 atau c-erbB2, diduga memegang peranan penting dalam proses karsinogenesis. HER2/neu merupakan suatu reseptor pada permukaan sel yang memiliki struktur yang sama dengan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), terletak pada kromosom 17q21 yang mengkode glikoprotein transmembran melalui aktivitas tirosin kinase. Ikatan HER2/neu dengan ligan akan memicu terjadinya proses phosphorilation dan dimerization sehingga sinyal transduksi dapat disampaikan melalui mekanisme pengaktifan Phosphoinositide 3-kinase (PI3K) dan mitogen activated protein kinase (MAPK) untuk memicu proliferasi sel kanker dan pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) (Mayr et al, 2006). Pada tumor payudara, overekspresi HER2/neu berkisar 25% dari semua kasus kanker payudara. HER2/neu telah terbukti berperan pada karsinogenesis dan prognosis karsinoma payudara dan telah dikembangkan pula suatu metode terapi dengan target HER-2/neu. Pada tumor ovarium, overekspresi HER2/neu bervariasi antara 9% sampai 32%. Namun peranan HER2/neu pada kanker ovarium belum banyak diteliti. Peranan HER-2/neu dalam karsinogenesis dan prognosis kanker ovarium masih kontroversi (Tai W et all, 2010). Dengan mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium diharapkan mungkin dapat mengungkapkan peran HER2/neu pada tumor ovarium  dalam karsinogenesis, prognosis dan target terapi dikemudian hari. Penelitian mengenai “Perbedaan ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium epitelial tipe jinak, borderline dan  ganas” ini diharapkan dapat dipakai oleh klinisi untuk mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium.
MATRIX METALLOPROTEINASE (MMP) DAN KETUBAN PECAH DINI Jaya Kusuma, A A N
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pecah ketuban yang terjadi sebelum aterm terjadi oleh karena berbagai faktor, yang akhirnya mempercepat lemahnya membran ketuban  melalui peningkatan sitokin lokal dan ketidakseimbangan dalam interaksi antara MMPs dan TIMPs,  meningkatnya aktivitas kolagenase dan  protease, peningkatan tekanan intrauterin (misalnya, polyhydramnios), dan sejumlah faktor risiko klinis, termasuk gangguan jaringan ikat (misalnya, sindrom Ehlers-Danlos). Ascending kolonisasi bakteri juga dapat menyebabkan lokal respon inflamasi termasuk produksi sitokin, prostaglandin, dan metalloproteases yang dapat menyebabkan  melemahnya dan degradasi dari membran ketuban. Salah satu penyebab pecah ketuban adalah meningkatnya degradasi kolagen. Matrix Metalloproteinases (MMPs) adalah mediator utama degradasi kolagen dari selaput ketuban. Matrix metalloproteinases (MMP), adalah  sekelompok enzim Zinc yang memainkan peranan dalam perbaikan dan remodeling jaringan. MMP mampu mendegradasi kolagen tipe IV, elastin, dan fibronektin dan telah diidentifikasi dalam selaput membran janin, desidua, dan cairan ketuban. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan MMP dan  aktivitas di membran janin, plasenta dan cairan amnion berhubungan dengan pecahnya selaput membran ketuban, persalinan aterm dan preterm.

Page 6 of 11 | Total Record : 110