I Gede Mega Putra
Departemen/KSM Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

AKURASI PERSENTASE CD4 DAN ABSOLUT CD4 TIDAK BERBEDA DALAM MEMPREDIKSI VIRAL LOAD PADA IBU HAMIL TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS TRIMESTER II DAN III DI BALI Mega Putra, Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) semakin meningkat beberapa dekade terakhir. Faktor risiko utama penularan dari ibu ke bayi adalah tingginya viral load HIV di dalam darah ibu. Namun, viral load hanya dapat diperiksa dengan PCR yang biayanya sangat mahal. Rendahnya sistem imunitas berkaitan dengan semakin tingginya viral load HIV. Pemeriksaan CD4 dapat digunakan untuk menilai status imunitas dengan harga yang ekonomis. Persentase CD4 dinilai lebih baik dalam menilai status imunitas pasien dibanding absolut CD4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan akurasi antara persentase CD4 dibandingkan absolut CD4 untuk memprediksi viral load pada ibu hamil terinfeksi HIV.   Penelitian uji diagnostik ini melibatkan 22 ibu hamil terinfeksi HIV yang datang ke Poliklinik PMTCT RSUP Sanglah, bulan September 2011 sampai dengan Agustus 2012 yang diambil secara consecutive sampling. Darah diambil untuk pemeriksaan viral load, CD4, dan DL. Pemeriksaan viral load dilakukan dengan PCR di laboratorium biologi molekuler FK Universitas Udayana. Pemeriksaan CD4 dan DL dilakukan di laboratorium RSUP Sanglah. Dilakukan analisis dengan tabel silang 2x2 menggunakan SPSS 17 for windows® version untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, dan tingkat akurasi antara persentase CD4 dan absolut CD4 untuk menilai viral load HIV.   Hasil analisis menunjukan persentase CD4 memiliki sensitivitas sebesar 75,0%, spesifisitas sebesar 88,9%, dan akurasi sebesar 86,4% dalam menilai viral load pada ibu hamil terinfeksi HIV. Absolut CD4 yang memiliki sensitivitas 50,0%, spesifisitas 77,8%, dan akurasi sebesar 72,7%. Hasil uji Chi-Square menunjukaan tidak ada perbedaan bermakna antara akurasi persentase CD4 dan absolut CD4 (P = 0,457).   Simpulan dari penelitian ini adalah Persentase CD4 dan absolut CD4 memiliki akurasi yang tinggi untuk memprediksi viral load pada ibu hamil terinfeksi HIV. Tidak terdapat perbedaan akurasi yang bermakna antara persentase CD4 dan absolut CD4.   Kata kunci: Ibu hamil HIV, viral load, CD4
TERDAPAT PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA KANKER OVARIUM DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DAN BURUK Mega Putra, Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium masih menjadi masalah kesehatan di dunia terkait dengan insiden dan mortalitasnya. HER-2/neu  merupakan salah satu faktor yang diduga berperan dalam mekanisme karsinogenesis kanker ovarium epithelial. Penelitian ini merupakan studi cross-sectionaldi Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Patologi Anatomi dan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar yang dilakukan mulaiJuli 2011 sampai Juli 2013 dengan sampelpenelitian sebanyak 44 buah blok parafin. Sampel blok parafin ini dikelompokkan berdasarkan atas derajat diferensiasi kanker ovarium, yaitu: kanker ovarium derajat diferensiasi baik, sedang, dan buruk. Kemudian masing-masing kelompok stadium dilakukan pemeriksaan ekspresi HER-2/neu dengan teknik imunohistokimia. Selanjutnya dilakukan penilaian perbedaan ekspresi HER-2/neu pada  kanker ovarium derajat diferensiasi baik,sedang, dan buruk Uji Chi-square. Penelitian ini memperoleh adanya perbedaan ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan buruk (p =0,034). Sedangkan pada analisis statistik ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan sedang (p =0,330) demikian pula ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi sedang dan buruk (p =0,358) masing-masing tidak terdapat perbedaan. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi HER-2/neu pada kanker ovarium derajat diferensiasi baik dan buruk.
CD4 PERCENTAGE AND CD 4 ABSOLUT ACCURATION WAS NOT DIFERRENT IN THE PREDICTION OF VIRAL LOAD IN TRIMESTER II AND III HIV INFECTED PREGNANT WOMEN IN BALI Mega Putra, I gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pregnancy with HIV infection keeps increasing in the last decades. The main risk factor of transmission is from the mother to the baby due to high viral load in mother circulation system. However, viral load examination with PCR method is very expensive to be conducted. The low immunity system correlates with the increasing HIV viral load. CD4 examination is done to evaluate immune system with a cost-effective method. CD4 percentage provides better information on the overall immune function compared to absolute CD4. The aim of this study was to get accurate alternative examination to predict viral load in HIV infected pregnant women. A diagnostic study involved 22 HIV infected pregnant women who came to PMTCT Outpatient Clinic Sanglah Hospital, from September 2011 until August 2012 with consecutive sampling. Blood samples were collected to do viral load, CD4, and CBC examination. Viral load examination was done with PCR examination in the molecular biology laboratory in Faculty of Medicine Udayana University. CD4 and CBC examination was done in Sanglah Hospital Laboratory. Analysis was done with 2x2 cross tab using SPSS 17 for windows® version to get sensitivity, specificity, and accuracy range between percentage of CD4 and CD4 absolute to asses HIV viral load. Analysis result showed that CD4 percentage had got sensitivity 75,0%, specificity 88,9%, and accuracy 86,4% in assessing viral load in HIV infected pregnant women. CD4 absolute had got sensitivity 50,0%, specificity 77,8%, and accuracy 72,7%. Chi-Square analysis showed there was no difference accuracy between CD4 percentage and CD4 absolute (P = 0,457). Conclusion from this study was that CD4 percentage and CD4 absolute had high accuracy to predict viral load in HIV infected pregnant women. No difference accuracy between CD4 percentage and CD4 absolute. Keywords: Pregnancy with HIV, viral load, CD4
THE DIFFERENCES OF PROTEIN 53 EXPRESSION IN OVARIAN EPITHELIAL TUMOR BENIGN, BORDERLINE AND MALIGNANT TYPE Mega Putra, I Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ovarian tumor is a gynecologic oncology problemthroughoutthe worldand is thefifthcause of deathfrom cancerin women. Ovarian tumor classification into benignepithelial ovariantumors, borderlineandmalignanthas causeddifficulties inits management, especially for borderlinetypein young womenwhostillwant to preservetheir reproductivefunction. Variousstudies have been conductedtofindamarkerthatcan beusedforearly detection, prognosisandguidanceinits management,which are expected todecreasemorbidity andmortalityandimprove survival. Therefore, someresearchers performedgeneticapproach torevealthe occurrence ofthetumoretiopathogenesis. One of the genesthat play a rolein the occurrence ofatumorisP53whichis a genethat expressesa protein53(p53).The purpose ofthis study wastodeterminethe expression ofp53andthe differenceintypesof epithelial ovariantumorsbenign, borderlineandmalignant. This was a cross-sectional study in Obstetrics and Gynecology, Pathology Anatomy and Medical Records Departments of Sanglah Central Public Hospital Denpasar, which was conducted from July 2011 until December 2013 with sample of 49 paraffin blocks pieces. Paraffin block samples were grouped based on the type of epithelial ovarian tumors which are benign, borderline and malignant. Eachgroupof tumortypes was then examined for its p53 expressionbyimmunohistochemical technique. Furthermore, the differencesbetweenbenignepithelial ovariantumors, borderlineandmalignant were determined usingChi-Square test. The averages ofage, Body Mass Index(BMI), parity, andhistory ofhormonal contraceptionin all threetypesof epithelial ovariantumors groups werehomogeneous. P53 expression in ovarian epithelial tumor was 6,25% in benign type, 15,38% in borderline type, and 40% in malignant type. Based on Chi square test, there was a significant difference in p53 expression between the benign epithelial ovarian tumor and malignant type (p=0,024), no significant difference in p53 expression between the benign type and borderline type (p=0,448), and no significant difference in p53 expression between the borderline type and the malignant type (p=0,202).   Key word : p53 expression, benign epithelial ovarian tumor, borderline and malignant type.
Purandare Hysteropexy Technique in a 28-year-old Female with Pelvic Organ Prolapse Stage III: A Rare Case Report Putra, I Gede Mega; Kawilarang, Stella
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.803 KB)

Abstract

Background: Pelvic organ prolapse is rarely found in reproductive-age women or in women with low parity. However, the finding has be further investigated to determine any risk factor involved, as well as to decide on the most appropriate management. This case report discusses the management of Purandare hysteropexy in a 28-year-old female with pelvic organ prolapse stage III. Case: A conservative surgical management on a reproductive-age woman with pelvic organ prolapse stage III, who wants to preserve her uterus. Result: The patient had an anatomical reconstruction. She had a better quality of life after the Purandare hysteropexy, and had less complains. Conclusion: Purandare hysteropexy is one of the conservative surgical management on reproductive-age women with pelvic organ prolapse who still wants to conserve their uterus or reproductive organ
PELVIC ORGAN PROLAPES Ketut Yoga Mira Pratiwi; I Gede Mega Putra
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.042 KB)

Abstract

Pelvic organ prolapse (POP) is defined as a decrease in abnormal or herniation of the pelvic organs out of place attached to its normal position or in the pelvic cavity. As for the anatomy of the pelvic organs consists of bones, muscles, and nerves. The presence of damage to the pelvic connective tissue and visceral attachment pelvic organs the cause occurs. The symptoms that appear in patients POP not specific to distinguish prolapse of some compartments but can reflect the degree of prolapse as a whole. Physical examination focused on pelvic examination, beginning with inspection on the vulva and vagina to identify the presence of erosion, ulceration, or other lesions. As for the existing therapy options include observation, non-operative management, and operative management.
MODALITAS TERAPI PEMBEDAHAN PADA INKONTINENSIA URIN TIPE STRESS BERULANG Aditya Prabawa; I Gede Mega Putra; Jeffy Winarta Wahjudi
Ganesha Medicina Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.326 KB) | DOI: 10.23887/gm.v2i1.46458

Abstract

Inkontinensia urin adalah masalah kesehatan yang sering terjadi, terutama terjadi pada wanita. Bukan hanya menggakibatkan masalah fisik, inkontinensia urin juga menyebabkan masalah psikologis, sosial dan ekonomi yang dapat menggangu kualitas hidup pasien. Sampai saat ini belum ada terapi konservatif ataupun medikamentosa yang menimbulkan hasil yang memuaskan oleh karena terapi tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan pada leher kandung kemih dan sfingter uretra. Pembedahan direkomendasikan kepada pasien yang telah gagal menjalani terapi konservatif dan bermasalah dengan kualitas hidup. Beberapa tindakan pembedahan adalah kolporafi anterior, retropubic urethropexy dengan metode Marshall-Marchetti-Krantz (MMK) dan metode Burch, periurethral bulking agent injection, tension free vaginal tape (TVT) dan transobturator tape (TOT). Hingga saat ini TVT merupakan metode terbaik dengan efektivitas jangka panjang yang paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya dan telah digunakan secara luas dalam pembedahan inkontinensia urin. Pada inkontinensia urin tipe stres berulang pilihan tatalaksananya berupa operasi TVT ulangan dengan menggunakan sling dari bahan sintetik atau bladder neck sling, disertai dengan latihan otot dasar panggul. Untuk pasien yang tidak menginginkan tindakan operasi dapat dilakukan tindakan periurethral bulking agent injection. Metode TVT direkomendasikan pada keadaan fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan dan sumber daya manusia yang memadai.
Purandare Hysteropexy in A 32 Years Old Woman with Stage III Pelvic Organ Prolapse and Cesarean History: Case Report Kadek Fajar Marta; I Wayan Megadhana; I Gede Mega Putra; Andy Susanto
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 2 September 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n2.347

Abstract

Background: In reproductive age and low-parity women, pelvic organ prolapse is an uncommon case. Although this condition isn’t harmful, giving an appropriate treatment is important while considering women needs. This case report covers about the management of Purandare hysteropexy in a 32 years old woman with stage III pelvic organ prolapse and cesarean section history.Case: Conservative surgical therapy, Purandare hysteropexy, was performed on a reproductive age woman with stage III pelvic organ prolapse who wish to conserve her uterus.Result: Purandare hysteropexy was successfully performed on the patient, and she has better quality of life and minimal complaint after surgery.Conclusion: Purandare hysteropexy is an appropriate conservative surgical therapy, comparable to mesh using surgery, for women of reproductive age with pelvic organ prolapse.Histeropexi Purandare pada Wanita Usia 32 Tahun dengan Prolaps Organ Panggul Derajat III dan Riwayat Seksio Cesarea: Laporan KasusAbstrakLatar Belakang: Prolaps organ panggul adalah kasus yang jarang terjadi pada wanita usia reproduktif atau riwayat paritas rendah. Walaupun kondisi ini tidak berbahaya, terapi yang diberikan harus sesuai dengan keperluan dari wanita. Laporan kasus ini menggambarkan proses manajemen histeropexi purandare pada wanita usia 32 tahun dengan prolaps organ panggul wanita derajat III dan riwayat seksio cesarea.  Kasus: Terapi bedah konservatif, histeropexi purandare, dilakukan pada wanita usia reproduktif dengan prolaps organ panggul derajat III yang masih ingin mempertahankan uterusnya. Hasil: Purandare histeropeksi berhasil dilakukan pada pasien. Pasien mempunyai kualitas hidup dan keluhan yang minimal setelah prolaps organ panggul Kesimpulan: Histeropexi Purandare adalah terapi bedah konservatif, yang sesuai, setara dengan pembedahan yang menggunakan mesh, untuk dilakukan pada wanita usia reproduktif dengan prolaps organ panggul. Kata kunci: prolaps organ panggul, wanita usia reproduktif, purandare, histeropexi.
Masalah ginekologi pasien remaja di RSUP Sanglah Denpasar pada April 2016 – Maret 2017 Demetria Jesica Lim; IBG Fajar Manuaba; I Gede Mega Putra; I Nyoman Gede Budiana
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.187 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.217

Abstract

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja belum dapat dikatakan sebagai dewasa namun juga sudah tidak dapat dikatakan sebagai anak – anak. Definisi remaja menurut WHO adalah seseorang dengan usia 10-19 tahun. Pada masa remaja ini sudah mulai muncul ciri-ciri perkembangan seks primer maupun sekunder seperti tumbuhnya payudara dan menstruasi pada wanita. Proses perkembangan seks sekunder ini tidak semuanya berjalan dengan lancar pada setiap wanita. Sangat mungkin untuk terjadi masalah-masalah pada proses perkembangan ini yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Tujuan: Untuk mengetahui masalah ginekologi remaja yang berkunjung di RSUP Sanglah Denpasar. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling untuk mendapat angka kejadian gangguan menstruasi, keputihan, tumor ovarium, Polycystic Ovary Syndrome, infeksi Human Papilloma Virus dan kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja wanita yang memeriksakan diri di RSUP Sanglah dalam periode April 2016 – Maret 2017. Hasil: Dari 49 sampel yang didapat terdapat 53,06% kasus keputihan, 38,78% kasus gangguan menstruasi dan 8,16% kasus kanker ovarium. Kesimpulan: Tidak ditemukan pasien dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV), Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan kehamilan yang tidak diinginkan pada periode April 2016 – Maret 2017. 
Tingkat pengetahuan tentang prolaps organ panggul pada perempuan yang berolahraga gym di tempat gym khusus perempuan wilayah Denpasar Selatan tahun 2017 Ni Putu Omasih Kiantimi; I Gede Mega Putra; Ida Bagus Gde Fajar Manuaba
Intisari Sains Medis Vol. 9 No. 3 (2018): (Available online: 1 December 2018)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.849 KB) | DOI: 10.15562/ism.v9i3.237

Abstract

Prolaps organ panggul (POP) adalah turunnya organ panggul kedalam liang vagina hingga keluar dari introitus vagina yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Peningkatan tekanan intra abdominal karena mengangkat beban yang berat, berolahraga gym dengan cara yang salah merupakan salah satu faktor risiko POP. POP merupakan penyakit yang tidak mengancam nyawa tetapi mengganggu kualitas hidup penderitanya dan diperlukannya operasi yang berulangkali dan mahal untuk memperbaiki kualitas organ panggul penderita. Sehingga pencegahan sangat penting untuk penyakit POP. Salah satu pencegahan yang dapat dilaksanakan adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang POP. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang POP pada perempuan yang berolahraga gym di tempat gym khusus perempuan wilayah Denpasar Selatan tahun 2017. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuisioner. Kuisioner yang digunakan telah tervalidasi dengan rumus pearson product moment dan telah lulus uji reabilitas dengan nilai alpha cronbach 0,884 (>0,600). Terdapat 106 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Responden dalam penelitian ini adalah perempuan yang berolah raga gym di tempat gym khusus perempuan wilayah Denpasar Selatan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dan Simpulan: Rata-rata skor pengetahuan responden 73,8%. Sehingga, dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden adalah tingkat pengetahuan cukup. Distribusi kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 48,1 %, kategori pengetahuan cukup sebanyak 45,3% dan kategori pengetahuan kurang sebanyak 6,6% dari total responden.Â