cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Ecogreen
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24079049     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Ecogreen diterbitkan oleh Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo dengan frekuensi terbit dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Isi jurnal terbuka untuk berbagai tulisan dari hasil penelitian dan catatan penelitian dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang manajemen hutan, silvikultur, teknologi hasil hutan dan ilmu lingkungan. Jurnal ini diterbitkan dengan tujuan sebagai media komunikasi ilmiah para pemerhati dibidang kehutanan dan lingkungan, agar dapat diketahui, didiskusikan dan dimanfaatkan bersama
Arjuna Subject : -
Articles 87 Documents
PERBANDINGAN KEWENANGAN DALAM KEBIJAKAN KONSERVASI WILAYAH LAUT WAKATOBI BERDASARKAN PERSPEKTIF REGULASI Sunarwan Asuhadi; Muhammad Sjaiful
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.691 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui permasalahan regulasi dan implementasi kewenangan pengelolaaan wilayah laut Wakatobi. Penelitian ini diorientasikan untuk memecahkan permasalahan tumpang tindih kewenangan dengan menggunakan perspektif regulasi, dengan tujuan untuk mengetahui tumpang tindih kewenangan, potensi konflik pengelolaan, hierarki hukum serta arahan kewenangan dan kelembagaan dalam pengelolaan Taman Nasional Wakatobi. Teknik analisis yang digunakan adalah membuat simplifikasi terhadap kedudukan hukum dari berbagai regulasi yang terkait dengan pengelolaan Taman Nasional Wakatobi dengan menggunakan skoring berdasarkan asas preferensi hukum yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesungguhnya tidak terjadi tumpang tindih regulasi dalam pengelolaan wilayah Taman Nasional Wakatobi, yang dibutuhkan adalah kepastian dan tindak lanjut proses pengalihan kewenangan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kata kunci : Kewenangan, wilayah laut, Taman Nasional Wakatobi, regulasi  ABSTRACTThis study uses a qualitative approach to determine the problems of regulation and implementation of authority of Wakatobi marine area management. This research is oriented to solve the problem of overlapping authority by using a regulatory perspective, with the aim to knowing the overlapping of authority, potential management conflicts, legal hierarchy and authority and institutional directives in the management of Wakatobi National Park. The analytical technique used is to simplify the legal status of various regulations related to the management of Wakatobi National Park by using scoring based on the principle of existing legal preference. The results of this study indicate that there is no overlapping regulation in the management of Wakatobi National Park area, which is needed is the certainty and follow-up process of transfer of authority based on the Law of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2014 About Amendment of Law Number 27 Year 2007 About Management Coastal Areas and Small Islands..Keywords : Authority, marine area, Wakatobi National Park, regulation
ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN DENGAN METODE INTERPRETATIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM) DI KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Ridwan Adi Surya; M. Yanuar J. Purwanto; Asep Sapei; Widiatmaka Widiatmaka
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.773 KB)

Abstract

ABSTRAKPenurunan ketersediaan air dan peningkatan kebutuhan air telah terjadi di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini disebabkan karena perubahan penggunaan lahan akibat eksploitasi lahan secara terus menerus sehingga terjadi penurunan kapasitas infiltrasi dan peningkatan aliran permukaan. Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan strategi pengelolaan dan pengembangan peran kelembagaan sehingga pengelolaan air baku untuk penyediaan air bersih di Kabupaten Konawe dapat berlangsung secara berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) menganalisis peran kelembagaan ditinjau dari aspek kendala yang dihadapi, kebutuhan program pemerintah terkait, dan lembaga yang berperan dalam pengelolaan air baku untuk penyediaan air bersih berkelanjutan di Kabupaten Konawe; dan (2) mengembangkan model kelembagaan pengelolaan air baku untuk penyediaan air bersih di Kab. Konawe dengan metode Interpretative Structural Modeling (ISM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk implementasi model, terdapat tiga elemen sistem yang perlu diperhatikan. Tiga elemen sistem dengan masing-masing sub elemen kuncinya yaitu: (1) kendala (menurunnya fungsi resapan air akibat berkurangnya vegetasi pada daerah tangkapan air, dan kurangnya koordinasi dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air antar stakeholder terkait); (2) kebutuhan (peningkatan pengetahuan dan ketrampilan aparat SKPD terkait, dan peningkatan kesadaran stake holder terkait); dan (3) lembaga (BP DAS Sampara, Forum DAS Sultra dan Dinas Kehutanan Kab. Konawe). Kata kunci: model, kelembagaan, air baku, air bersih, ISM   ABSTRACTDecreased water availability and increased water demand has occurred in Southeast Sulawesi Konawe. This is caused by changes in land use due to continuous exploitation of land resulting in a decrease in infiltration capacity and increased surface runoff. Based on the above issues will require the development of management strategies and the role of institutions, so that the management of raw water for water supply in Konawe District can take place in a sustainable manner. This study was conducted with the aim of: (1) analyze the role of institutional on the aspects of constraint, the needs related government programs, and agencies that play a role in the management of raw water for water supply sustainable in Konawe district, and (2) develop a model of water management institutions of water supply in the Konawe District with Interpretative Structural Modeling method (ISM). The results showed that for the implementation of the model, there are three elements of the system that need to be considered. Three elements of the system with each of the key sub elements, namely: (1) constraint (decreasing function of water absorption due to reduced vegetation in the catchment area, and the lack of coordination and integration of water resources management among related stakeholders), (2) needs (increased knowledge on education and skills related apparatus, and an increased awareness of all related stakeholders), and (3) agency (BP DAS Sampara, Forum DAS Sultra and Dinas Kehutanan Konawe District) . Keywords : models, institutional, raw water, clean water, ISM
ANALISIS KEBUTUHAN AIR DOMESTIK KABUPATEN BUTON TENGAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco S.; Lies Indriyani; Lukman Yunus; Baso Mursidi
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.347 KB)

Abstract

ABSTRAKKebutuhan air domestik penduduk Kabupaten Buton Tengah dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan taraf hidup masyarakat.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi dan kebutuhan air domestik penduduk Kabupaten Buton Tengah.  Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara survei lapangan dan pengumpulan data sekunder.  Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2018 dan Bulan Agustus 2018.  Hasil penelitian bahwa tingkat konsumsi air rata-rata penduduk Kabupaten Buton Tengah adalah 76,6 liter/kapita/hari, sementara itu tingkat kebutuhan air mencapai 94,6 liter/kapita/hari, sehingga koefisien kebutuhan air rata-rata wilayah tersebut adalah 0,81  Jumlah kebutuhan air domestik penduduk tahun 2018 adalah 2,97 juta m3.  Angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 3,07 juta m3 pada periode tahun 2023, sedangkan jumlah kebutuhan air domestik periode tahun 2028 meningkat menjadi 3,18 juta m3,  tahun 2033 menjadi 3,28 juta m3, sementara itu tahun 2038 meningkat lagi menjadi 3,40 juta m3.Kata Kunci: domestik, kebutuhan air, Kabupaten Buton Tengah ABSTRACTDomestic water demand of the population of Central Buton District are affected by the increase in population and the improvement of people's living standards. This study aims was to analyze population growth, consumption level and domestic water demands of Central Buton District. The research approach used were a combination of field surveys and secondary data collection. This research was conducted in July 2018 to August 2018. The results of the study showed that the average water consumption rate of the population of was 76.6 liters/capita/day, while the level of water demand reached 94.6 liters/capita/day, so that the region's average water demand coefficient was 0.81 The amount of domestic water demand in 2018 is 2.97 million m3, increased to 3.07 million m3 in the year 2023, while the number of domestic water demand for the period of 2028 increased to 3.18 million m3, in 2033 increased to 3.28 million m3, while in 2038 the domestic water demand increased to 3.40 million m3. Keywords: domestic, water demand, Central Buton District
IDENTIFIKASI KEARIFAN DAN INOVASI LOKAL PETANI JAGUNG DI DESA KASAKAMU, KECAMATAN KUSAMBI, KABUPATEN MUNA BARAT Damrin Damrin; Amar Ma'ruf; Abdul Manan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.762 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kearifan lokal petani jagung dalam pengelolaan pertanian dan bentuk inovasi petani jagung sebagai respon terhadap variabilitas iklim di Desa Kasakamu Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Maret 2018, dengan menggunakan metode penentuan sampel dengan teknik bola salju (snow ball). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Petani Jagung di Desa  Kasakamu memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan lahan pertanian yang masih dipertahankan hingga saat ini seperti pada aktivitas pembukaan lahan (Detambori), pembabatan rumput atau penebangan kayu, pembuatan pagar tanaman, pembakaran (Desula), Kaago-agono galu, penanaman, pemeliharaan dan perawatan tanaman jagung, pemanenan dan penyimpanan hasil panen jagung. Sementara itu, bentuk inovasi lokal petani jagung hanya tampak pada beberapa tahapan bertani saja, yaitu pada pengolahan tanah, penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena terbatasnya tenaga penyuluh pertanian, adanya andil tingkat pendidikan petani yang rendah dan kurangnya motivasi mereka dalam berinovasi. Kata Kunci : Identifikasi, Kearifan lokal, Inovasi lokal, Petani jagung. ABSTRACTThis study aims to identify the forms of local wisdom and innovation that have been practiced and or implemented by the corn farmers as response to the climatic variabilities in Kasakamu village, West Muna of Southeast Sulawesi. The study was conducted from February to March 2018 by using a snow ball technique. The results show that the farmers have local wisdom in agricultural land management that has been handed over many generations and still practiced currently such as land clearing (Detambori), grass removing or trees cutting, fence making, land burning (Desula), Kaago-agono galu, planting, crops growing and treatment, crops harvesting and storing. The study has also revealed that the corn farmers are not well innovating due to lack of extention workers provided by the district government, lack of formal education and motivation to innovate. Keywords: Identification, Local Wisdom, Innovation, Corn Farmers of Kasakamu
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TOLAKI DESA TATANGGE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Arniawati, Arniawati; Kahirun, Kahirun; Arafah, nur; Iryan, Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.699 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberagaman hayati sangat membantu masyarakat di dalam pemenuhan kebutuhan termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan obat-obatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan telah lama dan secara turun temurun dilakukan sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang masih menggunakan tumbuhan  yang bersal dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa sebagai bahan obat.Sampai saat ini belum banyak informasi terkait pemanfaatan tumbuhan sebagi bahan obat sehingga perlu dilakukan penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden meliputi tabib, petani, wiraswasta dan ibu rumah tangga menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 18 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang habitusnya berupa pohon, semak dan liana.  Keseluruhan tumbuhan tersebut di percaya dapat mengobati 25 jenis penyakit. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi daun, akar, umbi, batang, buah, dan kulit batang. Pemanfaatannya sebagi obat luar  dengan cara dioles maupun dikonsumsi berupa cairan  yang direbus terlebih dahulu. Kata Kunci :Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan Obat, Taman Nasional Rawa Aopa
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TOLAKI DESA TATANGGE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Arniawati Arniawati; Kahirun Kahirun; Nur Arafah; Iryan Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.3 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberagaman hayati sangat membantu masyarakat di dalam pemenuhan kebutuhan termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan obat-obatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan telah lama dan secara turun temurun dilakukan sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang masih menggunakan tumbuhan  yang bersal dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sebagai bahan obat.  Sampai saat ini belum banyak informasi terkait pemanfaatan tumbuhan sebagi bahan obat sehingga perlu dilakukan penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden meliputi tabib, petani, wiraswasta dan ibu rumah tangga menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 18 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang habitusnya berupa pohon, semak dan liana.  Keseluruhan tumbuhan tersebut di percaya dapat mengobati 25 jenis penyakit. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi daun, akar, umbi, batang, buah, dan kulit batang. Pemanfaatannya sebagi obat luar  dengan cara dioles maupun dikonsumsi berupa cairan  yang direbus terlebih dahulu. Kata Kunci :  Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan Obat, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
ANALISIS DAERAH RAWAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LAHUMBUTI HULU PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco; Sitti Marwah; kahirun kahirun; Umar Ode Hasani
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.578 KB)

Abstract

ABSTRACTFloods and landslides are a form of natural disaster that causes harm to humans. Floods and landslides are caused by many factors which are broadly distinguished by natural factors and human factors. The purpose of this study was to analyze flood susceptible areas and landslide susceptible areas in the Upper Lahumbuti watershed. This research was conducted in the Upper Lahumbuti watershed using the survey method. The results showed that the level of flood vulnerability in the Upper Lahumbuti watershed included a medium vulnerability level of 15,022.58 ha (65.22%), an area that was not susceptible to flooding reaching an area of 5,004.29 ha (21.73%), and an area of flood susceptible reaches 3,005.23 ha (13.05%). Areas susceptible to landslides in the Upper Lahumbuti watershed reached an area of 17,599.08 ha (76.41%), the area included in the rather landslide susceptible category was 2,997.19 ha (13.01%), while the area with medium vulnerable categories was 2,159.13 (9.37%). Keywords: flood, landslide, flood susceptible areas, landslide susceptible areas, Upper Lahumbuti watershed ABSTRAKBanjir dan tanah longsor merupakan bentuk bencana alam yang menyebabkan kerugian bagi manusia.  Banjir dan tanah longsor disebabkan oleh banyak faktor yang secara garis besar dibedakan atas faktor alam dan faktor manusia.  Tujuan penelitian ini adalah untuk  menganalisis daerah rawan banjir dan daerah rawan longsor di Daerah Aliran Sungai Lahumbuti Hulu. Penelitian ini dilakukan di DAS Lahumbuti Hulu dengan menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir di DAS Lahumbuti Hulu meliputi tingkat kerawanan sedang dengan luas 15.022,58 ha (65,22 %),  daerah yang tidak rawan banjir mencapai luas 5.004,29 ha (21,73 %), dan luas wilayah yang rawan banjir mencapai 3.005,23 ha (13,05 %). Daerah rawan longsor di DAS Lahumbuti Hulu mencapai luas 17.599,08 ha (76,41 %), wilayah yang termasuk kategori agak rawan longsor adalah 2.997,19 ha (13,01 %), sementara itu luas wilayah dengan kategori rawan sedang adalah seluas 2.159,13 (9,37 %). Kata Kunci: banjir, tanah longsor, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, DAS Lahumbuti Hulu
ANALISIS KERAPATAN DAN PENYEBARAN POOTI (Hopea gregaria V.Slooten) DI SEKITAR SUNGAI LAHUNDAPE TAHURA NIPA-NIPA KOTA KENDARI Albasri Albasri; Faisal Danu Tuheteru; I Made Suardi Sanjaya
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.292 KB)

Abstract

ABSTRAKTahura Nipa-Nipa merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan No.103/Kpts-II/1999 seluas 7.877,5 ha. Tahura Nipa-Nipa memiliki potensi flora dan fauna yang sangat beragam salah satunya adalah jenis Pooti (Hopea gregaria). H. Gregaria adalah jenis pohon dari family Dipterocarpaceae yang berukuran sedang dan mencapai tinggi 35 m. H. gregaria memiliki penyebaran yang terbatas dan hanya ditemukan di Sulawesi Tenggara dan khususnya di Tahura Nipa-Nipa. H. gregaria juga dilaporkan sebagai jenis tumbuhan yang terancam punah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan dan pola penyebaran H. gregaria di sekitar sungai Lahundape Tahura Nipa-Nipa Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi jalur berpetak yang diletakan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah individu H. gregaria 57 individu pada tingkat pohon, 96 individu tingkat tiang, 72 individu tingkat pancang dan 106 individu tingkat semai, dengan nilai kerapatan H. gregaria pada tingkat pohon 67,86 individu/ha, tingkat tiang 457,14 individu/ha, tingkat pancang 1.371,76 individu/ha dan 50.476,19 individu/ha. Pola penyebaran tumbuhan H. gregaria di sekitar Sungai Lahundape tersebar secara acak dengan nilai indeks morisita pada setiap tingkatan pertumbuhan < 1. Kata Kunci : Kerapatan dan sebaran Tegakan, Pooti, Tahura Nipa-Nipa
VALUASI EKONOMI POTENSI MANGROVE DI KABUPATEN BUTON UTARA (BERDASARKAN VOLUME TEGAKAN) Satya Agustina Laksananny; Erny Poedjirahajoe; Ris Hadi Purwanto; Much. Taufiq Tri Hermawan
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.658 KB)

Abstract

ABSTRAKHutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut, pantai berlumpur (Bengen, 2003 dalam Dhimas Wiharyanto, 2010). Indriyanto (2006); Poedjirahajoe, dkk (2017) juga mengatakan bahwa hutan mangrove mempunyai manfaat ganda, baik dari aspek , ekonomi, maupun ekologi. Penelitan ini ditujukan untuk mengetahui nilai atau valuasi ekonomi hutan mangrove di Desa Dampala Jaya, Kabupaten Buton Utara. Desa Dampala Jaya merupakan bagian Kecamatan Kulisusu Barat yang memiliki luas hutan mangrove 1.860,12 ha (Peta tutupan lahan, 2009; Peta Potensi Desa BPS, 2014).   Jenis data meliputi data ekologi dan ekonomi yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis vegetasi, Analisis Potensi Vegetasi Mangrove, Analisis Vegetasi, Analisis Biaya Penyusun Tegakan Pohon, Penentuan nilai ekonomi dari tegakan pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Dampala Jaya terdapat 5 (lima) jenis mangrove, antara lain Tongke (Bruguiera gymnorrhyza), Lumbe (Rhizophora stylosa), Kontawu (Xylocarpus granatum), Tompira (Heriteria littoralis), Buli (Bruguiera parviflora). Nilai INP tertinggi yaitu Tongke (Bruguiera gymnorrhyza) yaitu 95,75; dengan volume 85,81m3/ha; dimana nilai tegakannya adalah Rp. 94.392.047,00. Keyword : : tegakan mangrove, hutan mangrove, valuasi ekonomi
KAJIAN TERHADAP POTENSI BAHAYA SENYAWA FENOL DI PERAIRAN LAUT WANGI-WANGI Sunarwan Asuhadi; Nur Arafah; Andi Besse Amir
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.813 KB)

Abstract

ABSTRACTThis study aims to describe the potential of phenol compounds contamination in Wangi-Wangi sea and study the source of the causes. This study uses a descriptive approach. Data collected includes primary data and secondary data. The results showed that the increasing concentration of phenol compounds in Wangi-Wangi sea was indicated to come from oil spills, both from the activities of ships and fishermen, as well as the use of hazardous materials for fishing activities. Efforts are needed to prevent and restore the quality of Wangi-Wangi sea, namely through changes behavior of the people, legal approaches, and technology implementation. Keywords : Phenol compounds, oil spills, pestiside, Wangi-Wangi sea ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan potensi kontaminasi senyawa fenol di perairan laut Wangi-Wangi dan kajian sumber penyebabnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi senyawa fenol di perairan laut Wangi-Wangi diindikasikan berasal dari tumpahan minyak, baik dari kegiatan kapal maupun nelayan, serta penggunaan bahan berbahaya untuk kegiatan penangkapan ikan. Diperlukan upaya untuk mencegah dan memulihkan kualitas air laut Wangi-Wangi, yaitu melalui perubahan perilaku masyarakat, pendekatan hukum, dan implementasi teknologi. Keywords : Senyawa fenol, tumpahan minyak, pestisida, Perairan Laut Wangi-Wangi