cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Ecogreen
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24079049     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Ecogreen diterbitkan oleh Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo dengan frekuensi terbit dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Isi jurnal terbuka untuk berbagai tulisan dari hasil penelitian dan catatan penelitian dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang manajemen hutan, silvikultur, teknologi hasil hutan dan ilmu lingkungan. Jurnal ini diterbitkan dengan tujuan sebagai media komunikasi ilmiah para pemerhati dibidang kehutanan dan lingkungan, agar dapat diketahui, didiskusikan dan dimanfaatkan bersama
Arjuna Subject : -
Articles 87 Documents
KONTRIBUSI KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI SEBAGAI PENYEDIA PANGAN BAGI MASYARAKAT DESA TATANGGE Arniawati Arniawati; Kahirun Kahirun; Nur Arafah; Iryan Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.089 KB)

Abstract

ABSTRAKSejak jaman dahulu masyarakat telah melakukan pemungutan hasil hutan berupa buah-buahan, pati-patian, umbi-umbian yang dijadikan sebagai bahan pangan keluarga.  Hal demikina juga dilakukan oleh masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang hingga saat ini masih memanfaatkan tumbuhan pangan dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Perlunya penelitian terkait tumbuhan pangan untuk mendukung ketahanan pangan lokal. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden dengan menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 16 famili tumbuhan yang dimanfaatkan yang  tidak terbatas pada buah tetapi juga beberapa species dapat dimanfaatkan secara keseluruhan, batang, daun dan umbi. Tidak semua tumbuhan yang dimanfaatkan bebas dari kandungan racun sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya.Bagian buah merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan yaitu sebesar 48,28% Kata Kunci : Ketahanan pangan, Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan pangan, Taman Nasional Rawa Aopa
IDENTIFIKASI JENIS BAMBU DI KAWASAN HUTAN LINDUNG NANGA-NANGA Rosmarlinasiah Rosmarlinasiah; Zakiah Uslinawaty; Marine Silipanti
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.803 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri morfologi jenis-jenis bambu di kawasan Hutan Lindung Namga-Nanga, mengetahui jenis-jenis bambu serta mengetahui indeks nilai penting dari setiap jenis-jenis bambu di kawasan hutan lindung Nanga-Nanga. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Lindung Nanga-Nanga Di Kelurahan Andounohu Kecamatan Poasia kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode systematic strip/line sampling. Hasil identifikasi jenis bambu di Kawasan Hutan Lindung Nanga-nanga terdiri atas 5 jenis bambu yang dikelompokkan dalam 2 marga yang menyebar pada semua tingkatan, bambu dewasa maupun anakan. Marga Gigantochloa yang terdiri dari dua jenis, dan marga bambusa tiga jenis. Kelima jenis bambu tersebut adalah bambu Kapal (Gigantochloa scortechinii Gamble), bambu Tutul, (Bambusa maculata Widjaya), bambu Cina (Bambusa multiplex Lour), bambu duri (Bambusa blumeana BI), dan bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz). Jenis bambu yang mendominasi untuk tingkatan bambu dewasa adalah jenis bambu Duri (Bambusa blumeana BI), dengan nilai INP 71,07%. sedangkan untuk jenis bambu anakan INP tertinggi juga pada jenis bambu Duri (Bambusa blumeana BI) dengan nilai INP 58,61% Kata Kunci : Morfologi bambu, identifikasi,  Indeks nilai penting
KEANEKARAGAMAN EKOLOGI HUTAN PADA KAWASAN HUTAN SUAKA MARGASATWA BUTON UTARA (SMBU) DI DESA EELAHAJI KECAMATAN KULISUSU Kahirun Kahirun; La Baco S.; Nasaruddin Nasaruddin; Lukman Yunus
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.187 KB)

Abstract

The forest area of SMBU is the largest conservation forest area in Southeast Sulawesi, located in the Buton archipelago, has many potential of forests that have abundant diversity. However, in line with the development of population andregional development, there has been a disruption to the forest area in the form of illegal logging. This has an impact on the decreasing diversity of forest vegetation in the region. The aim of the study was to analyze species richness and abundance as an indicator of the ecological diversity of forests in the forest area of the SMBU. Plant species measurement data are used to calculate the frequency, density, dominance and importance value index of vegetation, while analyzing the ecological diversity of forest vegetation with the calculation model using the diversity index method, species richness index and similarity index. The results showed that some species had the highest density, frequency and dominance at the tree spesies, namely the Holea (Cleistanthus sp), Redwood (Shorea spp) and Guava (Syzygium spp). At the pole level there are types of Guava (Syzygium spp), and Wukumalampa (Polyalthia lateriflora). While at the saplings level, guava (Syzygium spp) is found. Diversity index values at tree level, pole and saplings can be categorized as having decreased compared to the results of previous studies. The abundance of species shows that there is a tendency for the lower vegetation structure at the level of the pole and saplings to be less abundant. Keywords: forest area, northern buton wildlife reserve, forest structure, ecological diversity, diversity index
EFIKASI EKSTRAK AKAR TUBA DALAM MENGENDALIKAN RAYAP TANAH MACROTERMES GILVUS HAGEN PADA PERTANAMAN KAYU PUTIH Wa ode Muliastuty Arsyad; Agus Ismanto; Achmad Baedowi
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.401 KB)

Abstract

ABSTRACTCultivation of cajuput plants (Melaleuca leucadendron Linn) is constrained by the presence of subterranean termite attacks which causes physical damage to plants and a decrease in crop yields, resulting in considerable economic losses.Tuba root (Derris eliptica (Roxb.) Benth) has the potential as a botanical insecticide to control termite pest. This study aimed to determine the effective concentration of tuba root extracts to control subterranean termite Macrotermes gilvus Hagen in cajuput plants (Melleuca leucadendron Linn). Tuba roots were extracted using methanol for two hours, then the extract solution was evaporated using a rotary evaporator for one hour to obtain concentrated extract. Tuba root extract was sprayed on the cajuput root and stem at concentrations of 0%, 0.5%, 1% and 2%. The degree of termite attack was observed weekly in one month. The study used a completely randomized design. The results showed that the concentration of tuba root extract had a significant effect on the degree of termite attack. The application of tuba root extract at a concentration of 2% was effectively suppresses termite attack. Termite attacks on cajuput plants occurred in the third week of observation with an average rate of termite attack of 6.8%. Keywords: Botanical insecticides, eucalyptus, subterranean termites, tuba root ABSTRAKBudidaya tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn) terkendala oleh adanya serangan hama rayap tanah yang menyebabkan kerusakan fisik pada tanaman dan penurunan hasil tanaman, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar. Akar tuba (Derris eliptica (Roxb.) Benth) berpotensi sebagai insektisida nabati yang dapat mengendalikan hama rayap tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak akar tuba yang efektif untuk mengendalikan hama rayap tanah Macrotermes gilvus Hagen pada tanaman kayu putih (Melleuca leucadendron Linn). Akar tuba diekstraksi menggunakan metanol selama dua jam, kemudian larutan ekstrak diuapkan menggunakan rotary evaporator selama 1 jam untuk mendapatkan ekstrak pekat. Perakaran dan batang tanaman kayu putih disemprot dengan ekstrak akar tuba pada konsentrasi 0%, 0,5%, 1% dan 2%. Parameter yang diamati adalah derajat serangan rayap dan diamati setiap minggu selama satu bulan.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak akar tuba berpengaruh nyata terhadap derajat serangan rayap tanah. Aplikasi ekstrak akar tuba pada konsentrasi 2% efektif menekan serangan rayap tanah. Serangan rayap pada tanaman kayu putih baru terjadi pada minggu ketiga pengamatan dengan nilai rata-rata derajat serangan rayap sebesar 6,8%. Kata kunci: Akar tuba, hama, kayu putih, insektisida nabati, rayap tanah
SIFAT DASAR PENGERINGAN KAYU EHA (Castanopsis buruana Miq) Zakiah Uslinawaty; Niken Pujirahayu; abigael Kabe; Ardian Ardian
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.617 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cacat pengeringan kayu, kualitas dan sifat dasar pengeringan kayu Eha (Castanopsis buruana Miq). Metode yang digunakan yaitu pengujian metode suhu tinggi, kemudian evaluasi cacat yang terjadi disesuaikan dengan modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh Terazawa (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian kayu Eha (Castanopsisi buruana Miq) memiliki sifat pengeringan  agak buruk (klasifikasi 5) untuk cacat pecah permukaan dengan nilai rata-rata bagian teras kayu yaitu 36,5% dan bagian gubal kayu 23,2 %. Sedangkan untuk cacat pecah dalam, memiliki sifat pengeringan sangat baik (klasifikasi 1) dengan nilai rata-rata bagian teras kayu dan gubal kayu yaitu 0% dan selisih ukuran tebal deformasi memiliki sifat pengeringan sangat baik (klasifikasi 1) dengan nilai rata-rata pada  bagian teras kayu dan gubal kayu berturut-turut 0,16% dan 0,18%. Kata Kunci : Eha (Castanopsis buruana Miq), Sifat dasar pengeringan kayu, Cacat Pengeringan
ALTERNATIF PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERBASIS AGROFORESTRY MENGATASI EROSI TANAH DI DAS ONEWILA KABUPATEN KONAWE SELATAN SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani; Sitti Marwah; La Ode Alwi
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.847 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitinan ini adalah : (1) Mengetahui tingkat erosi pada setiap penggunaan lahan di DAS Onewila dan (2) Merumuskan rekomendasi pembangunan kehutanan berbasis agroforestry di DAS Onewila. Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) Tingkat erosi pada kawasan hutan lebih rendah dari Etol, sedangkan tingkat erosi pada kawasan pertanian, semak belukar dan permukiman lebih besar dibandingkan dengan ETol dan (2) Rekomendasi pembangunan kehutanan berbasis agrofoestry di DAS Onewila khususnya di kawasan pertanian dan semak belukar adalah (a) Pengaturan pola tanam (tumpangsari, tumpang gilir, tumpang sisip) dan dengan mengkombinasikan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian, (b) Pembuatan teras dan penanaman tanaman penguat teras searah kontur, serta (c) Penanaman tanaman penutup tanah dengan tanaman leguminose atau rumput pakan ternak untuk mencegah atau menekan erosi tanah yang terjadi sampai erosi yang dapat ditoleransikan pada musim hujan. Kata Kunci : Pembangunan, Agroforestry, Erosi Tanah, dan DAS
ADAPTASI NELAYAN BAJAU TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PESISIR SOROPIA KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA Satria Dewiyanti; Amar Ma'ruf; Lies Indriyani
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.448 KB)

Abstract

This study aims to identify the adaptation form of Bajau Fishermen to the impacts of climate change that they have felt or experienced in the coast of Soropia,  Konawe district. The data of this study were collected through observation and in-depth interviews to the respondents who were selected from several Bajau villages in the coast of Soropia by using purposive and snowball sampling methods. Additional information was obtained through literature study and secondary data sources from village officials and related institutions. The key respondents interviewed in this study were 24 fishermen who have experience in fishing operation over 10 years. The results showed that the impact of global climate change felt or experienced by the Bajau fishermen were the increased risk of fishing, reduced fish production, increased fishing costs, the ineffectiveness of fishing gear they used and the difficulty in determining fishing grounds. The forms of adaptation carried out by Bajau fishermen in the Soropia Coast to the changes in environmental conditions due to the climate change impact are utilizing the potential of coastal resources, changing capture areas, varying the use of fishing gear, and diversifying of livelihoods. Key Words :Adaptation, Bajau Fishermen, Climate Change, Impact
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKROINVERTEBRATA DI SUNGAI WANGGU Kahirun Kahirun; La Ode Siwi; Ridwan Adi Surya; La Ode Muhammad Erif; Asramid Yasin; Ifrianty Ifrianty
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.467 KB)

Abstract

ABSTRAKMakroinvertebrata berperan penting dalam suatu perairandan telah lama digunakan sebagai bioindikator kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu dengan menggunakan makroinvertebrata. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai September 2017. Sedangkan parameter yang diamati yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi (suhu, TSS, kekeruhan dan kecepatan arus). Parameter kimia meliputi (pH, COD, BOD dan DO). Sedangkan parameter biologi yaitu (makroinvertebrata). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk parameter fisik–kimia perairan, yaitu suhu 340C, 310C dan 350C, TSS 9,26 mg l-1, 13,49 mg l-1 dan 11,53 mg l-1. Kekeruhan 2,15 NTU, 1,86 NTU dan1,95 NTU. Kecepatan arus 35,06 ms-1, 4,77 ms-1 dan 40,48 ms-1. PH 7,16, 7,45 dan 7,78. COD 2,15 mg l-1, 6,38 mg l-1 dan 4,72 mg l-1. BOD 1,09 mg l-1, 1,39 mg l-1 dan 1,18 mg l-1. DO 7,42 mg l-1, 6,95 mg l-1 dan 7,26 mg l-1. Parameter biologi yaitu makroinvertebrata menghasilkan nilai FBI yaitu pada stasiun-I 4,42 dengan kriteria baik, stasiun-II 4,82 kriteria baik dan pada stasiun-III dengan nilai 7,32 dengan kriteria buruk sekali. Dengan demikian kualitas perairan agak tercemar dan tercemar sangat berat.     Kata kunci : Makroinvertebrata,Sungai Wanggu, Kualitas Air.
SIFAT ANATOMI ROTAN TOHITI (Calamus inops Beccari) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG PAPALIA DESA MATA WOLASI KECAMATAN WOLASI KABUPATEN KONAWE Anatomy Nature Tohiti Rattan (Calamus inops Beccari) in Protected Forest Area Of Papalia Mountain Mata Wolasi Village, Wolasi District, Sout Wolasi Nurhayati Hadjar; Niken Pujirahayu; Istia Sitia Warni
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.731 KB)

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the nature of anatomy Tohiti Rattan (Calamus inops Beccari) that is in Protected Forest Area Mountain Springs Village Papalia Wolasi District of Wolasi Konsel.  This research method using descriptive and anatomical measurements using standard IAWA (International Association Of Wood Anatomically, 2008).  Vascular bundles at Rattan Tohiti network file consists of a collection vessel (metaxylem, protoxylem and phloem) and the fiber bundle. The average diameter metaxylem 233,74μm and the average diameter protoxylem 37,87μm. The proportion of cells rattan Tohiti, obtained the proportion of parenchymal cells, fiber bundle 48,93%, 39,02% metaxylem, phloem protoxylem 4,98% and 2,63%. Based on measurements of fiber dimensions Tohiti rattan, known fiber length very long 1956,52μm, classified as moderate 13,55μm fiber diameter, the average diameter of the lumen 5,62μm and an average wall thickness 4,27μm.  Keywords: Rattan Tohiti, Structural Anatomy, Fiber Dimensions.                     
VALUASI JASA LINGKUNGAN PADA HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI Sahindomi Bana; Abdul Sakti; abigael Kabe
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.309 KB)

Abstract

Hutan mangrove terletak di daerah perbatasan antara habitat darat dan laut menjadikan kawasan ini menjadi rentan dalam upaya konversi lahan. Umumnya diwilayah perkotaan perambahan kawasan hutan mangrove dimanfaatkan untuk pengembangan kota, areal pengunaan lain, dan pembangunan sarana prasarana. Keberadaan hutan mangrove dianggap tidak signifikan memiliki pengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga penting untuk dilakukan kajian valuasi jasa lingkungan pada hutan mangrove. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pemanfaatan dan nilai valuasi ekonomi total hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari. Variabel yang diamati yaitu (1) vegatasi mangrove; (2) jenis pemanfatan hutan mangrove yang dilakukan oleh pemeritah, swasta dan masyarakat; (3) masyarakat yang memanfaatkan kawasan hutan mangrove; (4) Pengunjung yang memanfaatkan ruang terbuka hutan mangrove. Analisis data yang dilakukan yaitu identifikasi pemanfaatan hutan mangrove, identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem mangrove, manfaat tidak langsung (MTL). Hasil penelitian menunjukkan jenis penyusun hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat terdiri dari 3 famili yaitu famili Rhizophoraceae terdiri dari Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata, famili Avicenniaceae terdiri dari Avicennia alba dan Avicennia lanata dan famili  Sonneratiaceae adalah Soneratia alba. Nilai valuasi ekonomi total hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari adalah nilai Rp. 528.947.987 per tahun yang bersumber dari nilai manfaat langsung (ML) sebesar 193.800.000, Manfaat Tidak Langsung (MTL) sebesar Rp. 143.672.987; Manfaat Pilihan (MP) sebesar Rp. 160.875.000 dan manfaat eksistensi (ME) sebesar Rp 30.600.000.  Nilai tersebut menunjukkan nilai ekonomi hutan mangrove sangat penting sehingga keberadaanya perlu dilestarikan Kata kunci : Hutan Mangrove, Manfaat Langsung, Manfaat Tidak Langsung, Manfaat Pilihan dan Manfaat Eksistensi