cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Simulasi Perhitungan Tebal Selimut Beton Minimum terhadap Perubahan Jarak Bangunan dari Garis Pantai Sudjono, Agus Santosa
Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2004)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.362 KB)

Abstract

Abstrak. Masalah serangan dari klorida biasanya muncul ketika ion klorida dari luar masuk ke beton. Pada umumnya, sumber dari ion klorida adalah air laut yang bersetuhan dengan beton. Tetapi, klorida juga dapat berada di permukaan beton dalam bentuk tetesan uap air laut yang sangat halus (berasal dari penguapan yang terjadi di laut dan dibawa oleh angin) atau dalam bentuk debu yang kemudian menjadi basah karena embun. Klorida dalam bentuk itu dapat terbang sampai lebih 2km dari garis pantai. Karena itu, studi analisis ini bertujuan untuk mengetahui tebal selimut beton dan W/C yang optimal terhadap perubahan jarak bangunan dari garis pantai.Abstract. The problem of chloride attack arises usually when chloride ion ingress from outside to concrete. Generally, the source of chloride ions is sea water in contact with concrete. However, chloride can also be deposited on the surface of concrete in the form of air borne very fine droplets of sea water (rose from the sea by evaporation and carried by wind) or of air borne dust which subsequently become wetted by dew. The air borne chloride can travel greater than 2km from beach line. Therefore, the purpose of this analysis study is to know optimal concrete cover and W/C minimum toward change of the distance of building from beach line.
Kuantifikasi Besaran dan Distribusi Tegangan Sisa Daerah Pertemuan Pengaku-Badan-Sayap pada Elemen Link Struktur Rangka Baja Berpengaku Eksentrik (SRBE) dengan Metode Difraksi Neutron Kurdi, Kurdi; Budiono, Bambang; Moestopo, Muslinang; Kusumastuti, Dyah; Muslih, M. Refai
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2683.031 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.1.2

Abstract

Abstrak. Penelitian ini menfokuskan kajian secara eksperimental terhadap besaran dan distribusi tegangan sisa yang dihasilkan dari proses pengelasan di dan sekitar daerah k dari elemen link. Pengukuran dilakukan dengan Metode Difraksi Neutron menggunakan alat Difraktometer Neutron DN1-M PSTBM BATAN. Sebanyak 15 titik dengan 45 arah pengukuran dilakukan di daerah k dalam arah normal, transversal maupun longitudinal. Hasil eksperimen menunjukkan besaran tegangan sisa tarik sebesar 185 Mpa dan 160 Mpa dalam arah longitudinal dan transversal searah weld toe pengelasan antara badan dan sayap dengan luasan daerah tarik 8 kali dari tebal flange. Untuk pengelasan tegak lurus weld toe diperoleh tegangan sisa tarik sebesar 162 Mpa dan 145 Mpa dalam arah longitudinal dan transversal dengan luas daerah tarik 4 kali dari tebal flange. Besarnya tegangan sisa tarik dan lebarnya daerah tarik mengindikasi daerah k merupakan daerah rawan terjadinya awal dari crack yang dapat menurunkan kinerja dari link. Membuat gap pengelasan antara pengaku dengan flange selebar 4 s/d 5 kali tebal flange dapat meningkatkan kinerja dari link karena dapat meminimalkan besaran dan distribusi tegangan sisa tarik. Abstract. This research focused on the experimental study on the residual stress magnitude and distribution resulted from the welding process in and around the k area of the link element. The measurement was done with the Neutron Diffraction Method using the Neutron Diffractometer DN1-M PSTBM BATAN. A number of 15 points with 45 measurement directions were conducted on the k area in normal, transversal and longitudinal directions. The result of the experiment showed 185 Mpa and 160 Mpa residual stress magnitude in longitudinal and transversal directions in the same directions with the weld toe welding between the web and flange with the extent of the stress area 8 times of the flange thickness. The perpendicular welding of the weld toe resulted in 162 Mpa and 145 Mpa residual stresses in longitudinal and transversal directions with 4 times stress area extent from the flange thickness. The residual stress magnitude and the width of stress area indicated the k area as a vulnerable area to the initial crack occurrence, which may decrease the link performance. Making a welding gap 4 to 5 times of the flange thickness between the stiffeners and the flange may increase the link performance because it may minimize the residual stress magnitude and distribution.
Studi Daya Dukung Pondasi Dangkal pada Tanah Gambut dengan Kombinasi Geotekstil dan Grid Bambu Nugroho, Soewignjo Agus
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.988 KB)

Abstract

Abstrak. Pembangunan konstruksi di atas tanah gambut mempunyai banyak masalah, diantaranya adalah daya dukung tanah yang rendah dan penurunan yang besar. Penggunaan kombinasi grid bambu dan geotekstil diharapkan akan dapat mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kapasitas daya dukung dengan variasi kedalaman letak perkuatan, lebar perkuatan, spasi antara grid bambu dan geotekstil, dan sudut penyebaran beban. Perbedaan daya dukung antara tanah tanpa perkuatan dengan menggunakan perkuatan dinyatakan dalam Bearing Capacity Ratio (BCR). Dari studi model di laboratorium diperoleh hasil BCR maksimum sebesar 4,32 pada rasio L/B, d/B, dan s/B berturut-turut adalah 3, 0,25 dan 0,5. Sudut penyebaran beban maksimum sebesar 78,79° pada L/B dan d/B (B adalah lebar pondasi) berturut-turut adalah 4 dan 0,25. Peningkatan BCR dan sudut penyaluran beban sebanding dengan penambahan dimensi perkuatan dan berbanding terbalik dengan jarak perkuatan dari dasar pondasi. Abstract. The construction on peat soil have many problems, Two significant problems are low bearing capacity and high construction settlement. The usage of grid bamboo and geotextile as a composite system is expected to overcome those problems. The purpose of this research is to check the relationship of bearing capacity with depth of the reinforcement layer, width reinforcement layer and spacing of reinforcement layers between of grid bamboo and geotextile, and to the angle of stresses distribution. The difference of the bearing capacity between unreinforced soils and reinforced soils referred as Bearing Capacity Ratio (BCR). From study model at laboratory the result indicate that maximum BCR is 4.32 at ratio L/B, d/B and s/B are increasing 3, 0.25, and 0.5. Maximum the angle of distribution is 78.79° at L/B and d/B (B is width of footing) are increasing 4 and 0.25. The increasing of BCR and angle of stress distribution is proportional by the increasing of reinforcement dimension and it diversely correlated with depth of reinforcement.
Stabilitas Armor pada Breakwater Tenggelam Kinog, Ketut; Tuah, Hang; Wurjanto, Andojo; Idris, Krisnaldi
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.898 KB)

Abstract

Abstrak. Untuk pengamanan pantai, tinggi gelombang dapat direduksi dengan membuat breakwater tenggelam. Untuk penggunaan armor sebagai bangunan pantai, Hudson (1959) telah mengembangkan koefisien stabilitas KD untuk armor batu. Parameter gelombang yang dilibatkan hanya tinggi gelombang H. Penelitian ini juga mempelajari masalah koefisien stabilitas KD, tapi parameter yang dilibatkan adalah parameter gelombang (H dan T) dan parameter breakwater d/h, sedangkan armor yang digunakan ada 3 jenis armor, yaitu A-jack, tetrapod dan kubus. Studi difokuskan untuk menentukan hubungan antara kecuraman gelombang H/gT2 dan koefisien stabilitas KD, untuk harga parameter d/h tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk harga d/h yang sama, maka harga KD(A-jack) lebih besar dari pada KD(tetrapod) dan KD(tetrapod) lebih besar dari pada KD(kubus). Abstract. For beach protection practice, submerged breakwater can reduse the wave height, the wave height can be reduced by constructing submerged breakwater. Hudson (1959) had developed the stability coefficient KD for stone armor, which involve only the wave parameter H for beach protection structure. This research is also studying the stability coefficient KD, but more wave parameters (H,T), and breakwater parameter d/h, and 3 of artificial armor (A-jack, tetrapod and cube). The relation between the wave steepness H/gT2 and the stability coefficient KD for certain parameter d/h is estabilished. The result shows, that for the same value of d/h, KD(A-jack) is greater than KD(tetrapod) and KD(tetrapod) is greater than KD(cube).  
Prosedur Umum Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis dengan Cara ITB dan Beberapa Contoh Penerapannya Natakusumah, Dantje K.; Hatmoko, Waluyo; Harlan, Dhemi
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 3 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.712 KB)

Abstract

Abstract. Metode hidrograf satuan sintetis adalah metoda yang populer digunakan dan memainkan peranan penting dalam banyak perencanaan di bidang sumber daya air khususnya dalam analisis debit banjir DAS yang tidak terukur. Metode ini sederhana, karena hanya membutuhkan data-data karakteristik DAS seperti luas DAS dan panjang sungai dan dalam beberapa kasus dapat juga mencakup karakteristik lahan digunakan. Oleh karena itu, metode ini merupakan alat berguna untuk mensimulasikan aliran dari DAS tidak terukur dan daerah aliran sungai mengalami perubahan penggunaan lahan. Untuk mengembangkan hidrograf satuan sintetis, beberapa metoda telah tersedia. Beberapa metoda hidrograf satuan sinteteis seperti cara Nakayasu, Snyder-Alexeyev, SCS, dan GAMA-1 sangat populer dan umum digunakan di Indonesia untuk menghitung debit puncak dan bentuk hidrograf banjir. Makalah ini menyajikan suatu pendekatan sederhana untuk menentukan hidrograf satuan tak-berdimensi yang konsisten berdasarkan prinsip konservasi massa. Hidrograf satuan dapat dibuat dengan menggunakan satu fungsi tunggal sederhana (HSS ITB-1) atau menggunakan dua fungsi sederhana (HSS ITB-2) yang dikombinasikan dengan faktor debit puncak yang dapat disesuaikan secara otomatis berdasarkan rasio antara luas DAS dan luas hidrograf satuan yang dihitung secara numerik menggunakan prosedur  tabulasi sederhana. Abstract. Synthetic unit hydrograph methods are popular and play an important role in many water resources design especially in the analysis of flood discharge of ungagged watersheds. These methods are simple, requiring only watershed characteristics such as area and river length and in some cases it may also include land use characteristics. Therefore, these methods serve as useful tools to simulate runoff from ungagged watersheds and watersheds undergoing land use change. To develop a synthetic unit hydrograph, several techniques are available. Several most popular unit hydrographs methods such as Nakayasu, Snyder-Alexeyev, SCS, and GAMA-1 are popular and commonly used in Indonesia for computing both peak discharge rate and the shape of flood hydrograph. This paper presents a simple approach for determining a consistent dimensionless unit hydrograph based on mass conservation principles. The unit hydrographs are synthesized by using either a simple single function (ITB-1) or using two simple functions (ITB-2) combined with an automatic adjustable peak rate factors based on the ratio between catchment area and area of unit hydrograph computed numerically using a simple tabulation procedure.
Penentuan Peringkat Faktor Risiko dalam Rekrutmen Tenaga Kerja yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja pada Proyek Riantini, Leni Sagita; Trigunarsyah, Bambang; Abidin, Ismeth; Latief, Yusuf
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.661 KB)

Abstract

Abstrak. Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya tenaga kerja. Faktor-faktor ini dapat mengganggu kinerja pelaksanaan proyek dan dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan pada biaya tenaga kerja. Penyimpangan biaya ini perlu dianalisa, dicari penyebabnya dan ditentukan tindakan koreksi yang sesuai. Penentuan tindakan koreksi yang tepat merupakan suatu analisa pengambilan keputusan, yang mana perlu dilakukan analisa terhadap berbagai risiko yang dapat terjadi. Penentuan peringkat faktor-faktor risiko dalam rekrutmen tenaga kerja dapat membantu dalam mengambil keputusan tindakan koreksi yang paling sesuai untuk mengantisipasi penyimpangan yang terjadi. Bobot/nilai pada faktor risiko dapat ditentukan dengan memakai metode AHP (Analytical Hierarchial Process). Faktor risiko dengan peringkat yang tinggi (dengan bobot yang tinggi) berarti memiliki tingkat prioritas yang lebih utama untuk ditangani dan ditanggulangi.Abstract. In labor recruitment, there are several factors that affect the labor costs. These factors can disrupt the project execution and can cause variances in labor costs. These variances need to be analyzed through the roots of the causes and to be corrected. Deciding the proper corrective  action is part of a decision making analysis,where risk analysis is included. Determining the risk ranks from the factors in labor recruitment could support in attaining the suitable corrective action in order to anticipate any variances occurred. AHP (Analytical Hierarchial Process) method can be used to determine the weight/score of the factors. Factors that have high ranks (with high weighted factor) are factors with high risk priorities that need to be assessed and handled
Pemodelan Gelombang dengan Menggunakan Tekanan Hidrodinamis yang Dirumuskan dari Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Berakselerasi Hutahean, Syawaluddin
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.343 KB)

Abstract

Abstrak. Pada paper ini dikembangkan persamaan tekanan hidrodinamik pada persamaan momentum dari Euler dengan menggunakan persamaan kontinuitas untuk fluida beraselerasi. Model numeris yang dikembangkan dengan persamaan momentum tersebut dapat mensimulasikan wave set down pada perairan dalam, wave setup pada perairan dangkal, dispersi dan gelombang pecah, dimana pada perairan yang sangat dangkal peristiwa wave setup mendeformasikan gelombang sinusoidal menjadi gelombang knoidal. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa model gelombang air dapat dikembangkan dengan mengerjakan persamaan gaya hidrodinamik yang dikembangkan pada penelitian ini pada persamaan Euler. Abstract. In this paper hydrodynamic force in Euler’s momentum equation is developed using continuity equation for accelerated fluid. The numerical model developed using this momentum equation can simulate wave set down in deep water, wave setup in shallow water, wave dispersion and breaking, where in very shallow water wave setup deform sinusoidal wave to cnoidal wave. The summary of the research is that water wave model can be developed by working hydrodynamic force developed in this research into Euler equation.
Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer Ekaputri, Januarti Jaya; Triwulan, Triwulan
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.007 KB)

Abstract

Abstrak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton geopolimer sangat bergantung pada sifat material pozolan dan larutan aktivator yang digunakan pada campuran pastanya. Dalam paper ini disampaikan beberapa cara untuk memanfaatkan Lumpur Sidoarjo (Lusi) dan trass sebagai material substitusi fly ash di dalam campuran pasta untuk dianalisa sifat mekaniknya. Larutan NaOH yang dicampur dengan Na2SiO3 digunakan sebagai aktivator yang konsentrasinya divariasikan dari 8M sampai 14M. Perbandingan berat Na2SiO3 terhadap berat larutan NaOH juga bervariasi dari 0.5 sampai 2.5. Tes kuat tekan, tes belah dan tes porositas dilakukan untuk membandingkan setiap benda uji dari komposisi yang berbeda. Hasil studi menunjukkan bahwa kuat tekan beton dipengaruhi oleh konsentrasi NaOH, perbandingan Na2SiO3 terhadap larutan NaOH dan penyusun material dasar bindernya. Abstract. Some previous studies showed that the compressive strength of geopolymer concrete was dependent on pozzolanic materials used and the concentration of activator solution in the mixture. The effort to use Sidoarjo Mud and trass as an additive material in the mixture was investigated in this study to analyze the mechanical properties of the concrete. NaOH solution mixed with Na2SiO3 was used as the activator solution varied from 8 M to 14 M. Ratio of Na2SiO3 to NaOH solution by mass were also varied from 0.5 to 2.5 Trass and Sidoarjo Mud were introduced as fly ash substitution in the mixture. Compressive strength test of cylindrical specimens, splitting test and porosity test were carried out comprehensively to compare the specimens from each composition. The results showed that the strength of geopolymer concrete was influenced by the concentration of NaOH solution and the ratio of Na2SiO3 to NaOH in the alkali solution and the composition of the binder.
Estimasi Respon Tanah Sedang di Beberapa Lokasi di Kota Medan Akibat Skenario Terburuk Gempa Sumatera Faisal, Ade
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1360.566 KB)

Abstract

Abstrak. Kota Medan terletak ~80 km dari patahan strike-slip Sumatera dan ~300 km dari pertemuan lempeng Indo-Australian dan Eurasian. Kota ini pernah bergetar hebat tahun 1936 akibat gempa  Kutacane (segmen patahan Tripa) MS=7,2 yang menyebabkan sejumlah bangunan rumah rusak. Karena tidak sepenuhnya aman, studi ini melakukan sejumlah kajian skenario gempa terhadap Kota Medan berdasarkan mekanisme dan magnitude gempa, jarak terdekat dan kondisi geoteknik. Skenario gempa di kawasan Nias berkekuatan Mw=9,3 dan gempa Mw=7,8 di segmen Tripa/Renun digunakan sebagai skenario terburuk, bersama dengan gempa Aceh 26/12/2004, Nias 28/03/2005 dan Renun 01/04/1921. Kemudian tiga lokasi tanah di Medan dianalisa dengan memakai riwayat waktu percepatan gempa yang berasal dari 21 rekaman nyata gempa-gempa subduksi dan patahan aktif di belahan dunia lain. Percepatan batuan dasar diperoleh sebesar 0,1002 g dan 0,1420 g, masing-masing akibat gempa subduksi Nias dan segmen patahan Tripa/Renun. Sebanyak 153 respon spektrum percepatan tanah dihasilkan, terdiri dari 81 spektrum akibat gempa subduksi dan 72 spektrum akibat gempa patahan. Respon tanah ini menunjukkan gejala yang harus diwaspadai karena melampaui spektrum rencana tanah sedang dan mencapai nilai atas spektrum rencana tanah lunak SNI-1726-2003 Wilayah 3, pada hampir seluruh perioda waktu. Abstract. Medan is located ~80 km away from Sumatran strike-slip fault and ~300 km away from boundary of Indo-Australian and Eurasian plates. Medan has been experienced tremor causing damage of some buildings in 1936 due to Ms=7,2 earthquake sourced from Kutacane (Tripa fault segment). Since the city was not fully safe, this study conducts an investigation to the effect of worst scenario earthquakes for Medan based on source mechanism, magnitude, closest source-to-site distance, and geotechnical condition. The subduction earthquakes of Mw=9,3 in Nias region and Mw=7,8 in Tripa/Renun fault segments are employed as the worst scenario earthquakes for Medan. The earthquakes of Aceh 26/12/2004, Nias 28/03/2005, and Renun 01/04/1921 are took into account as well. Three locations in Medan are then assessed using 21 synthetic time histories accelerations sourced from ground motion record of subduction and strike-slip earthquakes from other countries. The bedrock peak ground accelerations (PGA) found for Nias subduction region and Tripa/Renun fault segment reach 0,1002 g and 0,1420 g, respectively. This study results 153 soil surface spectrum response accelerations that consist of 81 spectrums and 72 spectrums affected by subduction and transform faults earthquakes. The soil responses due to worst scenario earthquakes show apprehensive trend, which beyond the design spectrum of medium soil in Zone 3 of SNI-1726-2003. It almost reaches soft soil design spectrum at all over periods as well.
Alternative Performance Measurement for Road Management Agencies Using Data Envelopment Analysis Method Soemardi, Biemo W; Fajri, Agung R.
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.038 KB)

Abstract

Abstract. Performance assessment is the most important phase in each organization cycle to determine whether the organization has been functioning in accordance to the fundamental purpose of the organization existence. This is also true for the National Road Implementation Agencies (BBPJN/BPJN) as the technical supporting units of the Directorate General of Bina Marga - Ministry of Public Works that are responsible for the maintenance and functioning of the national roads in Indonesia. As public institution, currently BBPJNs and BPJNs are accountable for their performances and to be assessed in accordance to government assessment mechanism using Performance Report of Government Institution - LAKIP. Departing from some weakness on the current mechanism, this paper is to discuss the development a performance assessment model using DEA (Data Envelopment Analysis) approach as a complementary model to the existing performance measurement model. Using DEA approach, relative efficiency amongst road agencies can be compared, which will then can be utilized as the basis for decision by the Directorate General of Bina Marga on BBPJN/BPJN’s future workplan and budgeting.Abstrak. Pengukuran kinerja merupakan tahap yang paling penting dalam setiap siklus organisasi untuk mengetahui apakah organisasi tersebut telah berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan keberadaannya. Hal serupa juga berlaku bagi Balai dan Bali Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, yang merupakan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga - Kementerian Pekerjaan Umum yang berfungsi dan bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan penyelenggaraan jalan nasional di Indonesia. Sebagai instansi publik, saat ini kinerja BBPJN dan BPJN perlu dinilai dan dituntut pertanggungjawabannya melalui mekanisme Laporan Kuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Berangkat dari kelemahan-kelemahan LAKIP, makalah ini membahas pengembangan model penilaian kinerja dengan pendekatan analisa selubung data - DEA, sebagai model pendukung untuk menilai kinerja BBPJN/BPJN. Penggunaan pendekatan DEA, efisiensi relatif antara Balai/Balai Besar dapat dibandingkan,  yang selanjutnya dapat diguakan sebagai landasan pengambilan keputusan bagi Direktorat Jenderal Bina Marga untuk menyusun rencana kerja dan anggaran mendatang bagi Balai/Balai Besar tersebut.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 1 (2003) Vol 10 No 1 (2003) More Issue