cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIM FKP Unsyiah terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu Februari, Mei, Agustus dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
Biota Penempel yang Berasosiasi di Kawasan Mangrove Rehabilitasi Pantai Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Padli S. Putra; Irma Dewiyanti; Sri Agustina
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.833 KB)

Abstract

This research was conducted in March 2017 and the objective of study was to identify the species of epifauna associated in mangrove rehabilitation area at Iboih beach, Sukakarya District Sabang City. The method used was purposive sampling where the research area was divided into 3 stations with three repetitions. The data were collected using 10 m x 10 m square plot at all stations. The results showed that 4 species of epifauna were found, namely: Saccostrea Cucullata, Littorina Scabra, Litorina sp. and Uca sp. The abundance of batching seedlings ranged from 0.31to 12.73 individual/m2, and mangrove densities ranged from 0.20 to 0.12 individual/m2. Chemical and physical factors showed salinity, DO, temperature and pH values were still in normal condition.       Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 dan bertujuan untuk mengetahui jenis biota penempel yang berasosiasi di kawasan mangrove rehabilitasi Pantai Iboih, Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dimana kawasan penelitian dibagiatas 3 stasiun, dan setiap stasiu ndilakukan tiga kali pengulangan. Pengambilan data dilakukan menggunakan petak kuadrat dengan ukuran 10 m x 10 m pada semua stasiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan pantai Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang ditemukan 4 spesies biota penempel yaitu: Saccostrea cucullata, Littorina Scabra, Litorinasp.danUcasp. Kelimpahan biota penempel berkisar antara 0,31 sampai dengan 12,73 ind/m2, dan kerapatan mangrove berkisar antara 0,20 sampai dengan 0,12 ind/m2. Faktor Fisika Kimia memperlihatkan nilai salinitas, DO, suhu dan pH masih dalam kondisi normal.
Hubungan Panjang Berat Dan Faktor Kondisi Lobster (panulirus sp.) Di Perairan Pantai Simeulue Nofian Karisma; Irma Dewiyanti; Rizwan Thaib
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.245 KB)

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this research was to know the long weight relation, condition factor and sex-ratio lobster located in the east of Simeulue beach. This research  has been done on February 2016 in floating fish cages, the trade collector located at the bay Sinabang, East Simeulue regency is the owner of the floating fish cages.  The method of this research was a survey method. Lobster sample was taken 30% of the total  lobster captured. It  was carried out as many six times as interval five days. The results of this work were found two type of the lobsters which includes Paniluirus penicillatus and Panulirus versicolor composition with 53 and 47%. Based on counting of a long weight relation of Panulirus penicillatus found an equivalence W= 0,00372L 2,571 and Panulirus versicolor with equivalence W= 0,003276 2,609, the value b indicates  both type of the lobsters has negative allomatrict growth nature. the average body weight relative value  (Wr) and condition factor  (K) both type of those lobsters, Panulirus penicillatus value Wr= 100,76 ±12,58 and value K= 2,25 ±0,35, whereas, the Panulirus versicolor value Wr= 101,59 ±16,41 and K= 2,15 ±0,42.  Body weight relative of both type of those lobsters  over 100 grams indicates that the east Simeulue beach still support for the lobster growth. Condition factor value shows both type of those lobster has the same scale. Based on the survey was found  that sex-ratio of Panulirus penicillatus 1:1,04 and Panulirus versicolor 1,17:1. This case showed that the sex-ratio of both these lobsters still in the same ratio.Key words: Weight long relation, Condition Factor , Sex-ratio, Lobster, Simeulue. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat, faktor kondisi dan sex-ratio lobster di perairan pantai Simeulue. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 di Keramba Jaring Apung (KJA) pedagang pengumpul yang ada di Teluk Sinabang Kecamatan Simeulue Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sampel lobster yang di ambil adalah 30% dari total lobster yang tertangkap dari berbagai lokasi penangkapan di perairan pantai Simeulue dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 6 kali dengan selang waktu 5 hari. Hasil penelitian ditemukan 2 jenis lobster yaitu: Panulirus penicillatus dan Panulirus versicolor dengan persentase 53 dan 47%. Berdasarkan perhitungan hubungan panjang-berat Panulirus penicillatus didapatkan persamaan W= 0,00372L2,571 dan Panulirus versicolor dengan persamaan W= 0,003276L2,609, nilai b yang didapatkan menunjukkan kedua jenis lobster tersebut mempunyai sifat pertumbuhan allometrik negative. Nilai rata-rata berat relatif (Wr) dan faktor kondisi (K) kedua jenis lobster tersebut, yaitu Panulirus penicillatus nilai  Wr= 100,76 gr  ±12,58 dan nilai K= 2,25 ±0,36 sedangkan Panulirus versicolor nilai Wr= 101,59 gr ±16,41 dan K= 2,15 ±0,42. Berat relatif dari kedua jenis lobster tersebut diatas 100 gr menunjukkan bahwa perairan pantai Simeulue masih mendukung untuk pertumbuhan lobster dan nilai faktor kondisi menunjukkan kedua jenis lobster tersebut  mempunyai kemontokan yang sama. Sex-ratio Panulirus penicillatus adalah 1:1,04 dan Panulirus versicolor adalah 1,17:1. Hal ini menunjukkan sex-ratio kedua jenis lobster tersebut masih dalam kondisi seimbang.
Pengaruh Jumlah Pemberian Pakan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Terhadap Laju Pertumbuhan Rotifera (Brachionus plicatilis) Yusmiati Yusmiati; A. A. Muhammadar; Cut Nanda Defira
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.299 KB)

Abstract

The objective of this study was to determine the effect of milkfish (Euthynnus affinis). The research was conducted at Bachish Water Aquaculture Development Center on November, 2015. The research  used the nonfactorial Completely Randomized Design method with fine treatments: control (Nannochloropsis sp.), 2 gram, 4 gram, 6 gram and 8 gram of milkfish fed to rotifers with four repetitions. The result of ANOVA showed that the different mass of milkfish ted to rotifers gave the significant effect (P0.05) on the growth rate of rotifers. The higher growth rate of rotifers (10.08 ind/ml) obtained at 8 gram of milkfish as much of 10.08 ind/mlTujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ikan tongkol (Euthynnus affinis) terhadap pertumbuhan rotifera (Brachionus plicatilis). Penelitian ini dilaksankan di BBAP, Ujung Batee pada bulan November 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. yaitu: kontrol (Nannochloropsis sp), 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram massa ikan tongkol. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa pemberian  massa ikan tongkol yang berbeda berpengaruh nyata (P0.05) terhadap pertumbuhan rotifera. Pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan massa 8 gram ikan tongkol yaitu sebesar 10,08 ind/ml
Kelimpahan dan Keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia di Ekosistem Mangrove Gampong Ie Masen Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie Ikramullah Ikramullah; Muhammad A. Sarong; Irma Dewiyanti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.946 KB)

Abstract

This research was conducted in September - October 2016. The purpose of this research was to know the abundance and diversity gastropod and bivalve in mangrove ecosystemGampong Ie Masen Muara Tiga Pidie. The technique sampling used was purposive sampling. The data was collected during the low tide. The samples was taken on three stations with three repetitions. The technique data sampling of gastropod and bivalve was performed by using technique 1 m × 1 m transect quadrate. The data analysis was done by using the formula of abundance and index of diversity. From the data analysis result was found that 13,08ind/m2 gastropod and 12,76 ind/m2 from bivalve. Its abundance ranged from 23,65 – 27,98 ind/m2. The diversity index (H') at each station ranges from 2,57 – 2,95. This result showed that gastropods and bivalves in the mangrove ecosystem Gampong Ie Masen have moderate diversity. The type of mangroves at this research location is Rhizoporastylosa with density 0,09 – 0,19 ind /m2.       Penelitian inidilakukan padabulan September - Oktober2016.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman kelas gastropoda dan kelas bivalvia di ekosistem mangrove Gampong Ie Masen Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada saat air surut. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun dengan tiga kali pengulangan. Pengambilan data sampel gastropoda dan bivalvia dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat 1 m × 1 m. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus kelimpahan dan indeks keanekaragaman. Dari data hasil penelitian diketahui 13,08 ind/m2gastropoda yang ditemukan dan 12,76 ind/m2 daribivalvia. Kelimpahannya berkisar23,65 – 27,98ind/m2. Indeks keanekaragaman (H') pada setiap stasiun berkisar antara2,57 - 2,95. Hal ini menunjukkan bahwa gastropoda dan bivalvia pada ekosistem mangrove Gampong Ie Masen memiliki keanekaragaman yang sedang. Jenis mangrove pada lokasi penelitian ini adalah Rhizoporastylosa dengan kerapatan 0.09 - 0.19ind/m2.
Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Cupang Hias (Betta splendens) di Perairan Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh Muhammad Syukran; Sayyid Afdhal El-Rahimi; Silvia Wijaya
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.018 KB)

Abstract

The aim of this study is to determine the type, intensity and prevalence of ectoparasites on betta fish (Betta splendens) in the district of Aceh Besar dan Banda Aceh. This research was conducted in June through July 2016. Betta fish samples were taken from 10 betta fish farmers in the district of Aceh Besar and Banda Aceh. The descriptive-analytic method was used. In this research two types of ectoparasites were found, namely Dactylogyrus sp. and Lernea sp. Prevalence value of Dactylogyrus sp. was highest in the fish from farmers BA02, BA03, AB01 and AB05 with a prevalence of 40% value, and the highest intensity was found in the fish from farmers BA05, AB03, and AB05 with prevalence values 2 ind. /fish. Lernea sp. prevalence values were highest in the fish from BA05 farmers, AB01, and AB04 with a prevalence of 40% value, and highest intensity was found in the fish from the farmer AB01 with the intensity value of 1.5 ind. / fishPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, intensitas dan prevalensi ektoparasit pada ikan cupang hias (Betta splendens) di Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016. Sampel ikan cupang diambil dari 10 petani ikan cupang di Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh. Metode yang digunakan deskriptif analitik. Dari hasil penelitian ditemukan 2 jenis ektoparasit, yaitu Dactylogyrus sp. dan Lernea sp.. Nilai prevalensi Dactylogyrus sp. tertinggi terdapat pada petani BA02, BA03, AB01 dan AB05 dengan nilai prevalensi 40%, dan nilai intensitas tertinggi terdapat pada petani BA05, AB03, dan AB05 dengan nilai intensitas 2 ind/ekor. Nilai prevalensi Lernea sp. tertinggi terdapat pada petani BA05, AB01, dan AB04 dengan nilai prevalensi 40%, dan nilai intensitas tertinggi terdapat pada petani AB01 dengan nilai intensitas 1,5 ind/ekor. 
Keanekaragaman Echinodermata Dan Kondisi Lingkungan Perairan Dangkal Pulau Pandang Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Melvia Yundha Cantika Simatupang; M. Ali Sarong; Maria Ulfah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.956 KB)

Abstract

ABSTRACTPandang Island is one of the islands located in the Strait of Malacca. The Island has a variety of marine life, especially Phylum Echinoderms. The purpose of this study was to determine the diversity and environmental conditions of shallow waters of Pandang Island, Tanjung Tiram Districts, Regency Batu Bara, Sumatera North. This study was conducted on May 2016 using direct observation method. Data collection was performed with a quadratic transect method, and data analysis using the formula index diversity. Based on the observation it was found four species of Echinoderms, namely: Diadema setosum, Holothuria atra, Holothuria leucopsilota, and Ophiocoma erinaceus, with diversity index was ranged from 0,54 to 1,06, and environmental conditions with temperature 29,7°C – 33,9°C; DO 7,4 mg/L – 8,3 mg/L; salinitas 30  – 31 ; dan pH 8,3 – 8,5. Conclusion obtaind is diversity index of Echinoderms in the water of Pandang Island belonged to low-moderate, the waters of Pandang Island was still in a good condition for Echinoderms.  Keywords: Echinoderms, diversity, Pandang Island. ABSTRAKPulau Pandang merupakan salah satu pulau yang terdapat di Perairan Selat Malaka. Pulau ini memiliki berbagai biota laut khususnya Filum Echinodermata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kondisi lingkungan perairan dangkal Pulau Pandang Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu BaraProvinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei 2016 menggunakan metode observasi langsung. Pengambilan data Echinodermata dilakukan dengan metode transek kuadrat, dan analisis data menggunakan rumus Indeks Keanekaragaman. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 4 spesies Echinodermata yaitu Diadema setosum, Holothuria atra, Holothuria leucopsilota, dan Ophiocoma erinaceus, dengan Indeks keanekaragaman yang diperoleh berkisar antara 0,54 – 1,06, dan kondisi lingkungan dengan suhu 29,7°C – 33,9°C; DO 7,4 mg/L – 8,3 mg/L; salinitas 30  – 31 ; dan pH 8,3 – 8,5. Kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat keanekaragaman Echinodermata di Pulau Pandang tergolong rendah sampai sedang, dan kondisi perairan dangkal Pulau Pandang masih sesuai bagi kehidupan Echinodermata.
Pengaruh Umur Zigot Pada Saat Kejutan Panas Terhadap Keberhasilan Ginogenesis Ikan Seurukan (Osteochilus Vittatus) Zulhardi Zulhardi; Zainal A. Muchlisin; Syahrul Purnawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.921 KB)

Abstract

The objectives of the present study was to determine the best age of the zygote for gynogenesis of seurukan fish (Osteochilus vittatus) using heat shock treatment. The completely randomized design was utilized in this study. Five levels of zygote age were tested, namely: 3 minutes, 5 minutes, 7 minutes, 9 minutes and 11 minutes after fertilization and one control treatment (without heat shock). The zygotes were shocked at the temperature of 38oC for 60 seconds and every treatment was done at three replications. The ANOVA test showed that the zygote age gave the significant effect on the triploidy level and growth performance of the seurukan fish (P0.05). The highest percentage of the triploid  fish were found at zygote age of 3 minutes, but this value was not different significantly with 5 min, 7 min and 9 min. The highest weight gain  was found at zygote age of 3 minutes, but this value was not different significantly with 5 min, 7 min and 9 min. In addition, the highest of length gain was also recorded at zygote at zygote age of 3 minutes, but this value was not different significantly with 5 minutes of the zygote (P0.05). It is concluded that the best zygote age of the seurukan fish for gynogenesis using heat shock treatment was 3 minutes after fertilization.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan umur zigot terbaik untuk proses ginogenesis ikan seurukan (Osteochilus vittatus) dengan menggunakan kejutan suhu panas. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan model Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan enam taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dengan tiga kali ulangan. Kejutan suhu yang diberikan yaitu 38oC dengan lama kejutan 60 detik, dengan perlakuan yaitu: kontrol (tanpa perlakuan kejutan panas), umur zigot 3 menit setelah pembuahan, umur zigot 7 menit setelah pembuahan, umur zigot 9 menit setelah pembuahan dan 11 menit setelah pembuahan. Uji ANOVA menunjukkan bahwa pemberian kejutan suhu panas pada umur zigot yang berbeda berpengaruh nyata terhadap triploidy dan pertumbuhan ikan seurukan (P0,05). Persentase ikan triploid tertinggi dijumpai pada perlakuan 3 menit setelah pembuahan, nilai tidak berbeda nyata dengan perlakuan 5 menit, 7 menit dan 9 menit. Pertambahan bobot tertinggi dijumpai pada umur zigot 3 menit setelah pembuahan, nilai ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan 5 menit, 7 menit dan 9 menit. Pertambahan panjang tertinggi dijumpai pada perlakuan 3 menit setelah pembuahan, nilai ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan 5 menit (P0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa umur zigot yang berbeda berpengaruh terhadap triploidy, dan umur zigot terbaik adalah 3 menit setelah pembuahan
Studi Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Sp) Dengan Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo Resi N. Sari; Edy Miswar; Chaliluddin Marwan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.194 KB)

Abstract

The production of Decapterus fish catches (Decapterus sp) in Samudera fishing port (PPS) Lampulo which is largely undergone by the Purse Seine fleet, leads to the need for sustainable and effective fishery resources utilization. Therefore, it requires information on CPUE (Catch Per unit Effort) tren and the Decapterus sp fishing season in the land of PPS Lampulo. This research was conducted in February to March 2017 which was located in Lampulo fishing port. The data were obtained by using two methods: primary data (Catching trip, catching season, operational catching distance). Secondary data (the series of fish catching  production time in 2011 to 2016), Furthermore data from  the istitution associated with the material research and of the publication of research ever in doing, the analysis is undergone with CPUE method by comparing the catches gathered with the catching effort and then by using seasonal catching analysis carried out by time series analysis (moving averagely) from 2011 to 2016. The results obtained show that the CPUE trend of the high this Decapterus sp fish in 2015 932,51 kg/trip, trend the low in 2011 440,32 kg/trip, faced decreasing fluctuation caused by the difference in fish catches and catching efforts, if the effort is greater, the value of fluctuations will decrease. The peak of catching fish season occurred in July (211.59), August (132.24), September (227.53), October (243.47), November (186.84), and December (167.17) and the season of the least fish catching occurred in February (3.49), March (3.97), April (3.65), and May (3.79).       Produksi hasil tangkapan ikan layang (Decapterus sp) di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo sebagian besar didaratkan oleh armada tangkap purse seine. Mendorong perlunya pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dan efektif, maka perlunya informasi mengenai tren CPUE dan Indek Musim Penangkapan ikan layang yang di daratkan di PPS Lampulo. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2017, berlokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo. Data penelitian diperoleh dengan dua cara yaitu data primer meliputi (Trip penangkapan, Jarak pengoperasian dan Musim Penangkapan) dan data sekunder (Data time series hasil tangkapan ikan layang dan data trip  kapal Purse seine tahun 2011 sampai 2016 serta Jurnal, literatur terkait dengan penelitian). Analisis yang digunakan menggunakan analisi CPUE dengan membandingkan hasil tangkapan terhadap upaya penangkapan dan Analisis Musim Penangkapan dilakukan dengan analisis rata-rata bergerak (moving average) dari data time series ikan layang tahun 2011 -2016. Hasil penelitian yang diperoleh CPUE tertinggi ikan layang (Decapterus sp) terjadi pada tahun 2015 sebesar 932,51 kg/trip, CPUE terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 440,32 kg/trip. Rata-rata tren CPUE ikan layang tahun 2011-2016 mengalami fluktuatif semakin meningkat karena rata-rata upaya trip tahun 2011-2016 mengalami penurunan. Musim Puncak penangkapan ikan layang (Decapterus sp) dengan kriteria diatas 100% terjadi pada bulan Juli (211,59), Agustus (132,24), September (227,53) ,Oktober (243,47), November (186,84), Desember (167,17) dan musim paceklik penangkapan dengan kriteria dibawah 50% terjadi pada bulan Februari (3,490), Maret (3,97), April (3,65), Mei (3,79). 
Pengaruh Kombinasi Enzim Papain dan Enzim Bromelin Terhadap Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Nilem Ostheocillus vittatus Eliza P.A. Nasution; Zainal A. Muchlisin; Cut Yulvizar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.194 KB)

Abstract

This aims of this research were to determine the optimum combination of papain and bromelin enzymes in feed to increase the growth performance of nilem fish (Osteochillus vitattus). The research was conducted in three places, namely the Laboratory of Faculty Agriculture Syiah Kuala University, Brackish Water Aquaculture Center, Aceh Besar, and Laboratory of Faculty Marine and Fisheries Syiah Kuala University in December 2016 until February 2017. The research consisted of 6 treatments and 4 replications. The tested treatments were the differences of the combination of papain and bromelin enzymes in the feed i.e, 100% papain + 0% bromelin, 75% papain + 25% bromelin, 50% papain + 50% bromelin, 25% papain + 75% Bromelin, and 0% Papain + 100% bromelin.  Fish was fed three times for at feeding level of 5% biomass for 70 days. The result showed that the absolute growth was 4,26 g to 6,65 g, specific growth rate was 0.05%/ day – 0.75%/ day, daily growth rate was 8.51-10.88 g/day, survival rate was 90% -100%, feed conversion ratio was 4.60-5.32, and feed efficiency was 18.94% - 24.70%. The highest values all parameters were found at 75% papain + 25% bromelin treatment. The ANOVA test showed that of the combination of papain and bromelin enzymes in feeding had the significant effect on weight gain, specific growth rate, daily growth rate, feed conversion ratio, and feed efficiency of nilem fish. The best combinations of papain and bromelin enzymes in this study were 75% papain + 25% bromelin.       Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum kombinasi enzim papain dan enzim bromelin dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan nilem (Osteochillus vitattus) . penelitian ini dilakukan di tiga tempat yaitu, Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Balai Budidaya Air payau, Aceh Besar, dan Laboratorium Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala pada bulan Desember 2016 sampai Februari 2017. Penelitian ini terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah perbedaan konsentrasi kombinasi enzim papain dan enzim bromelin dalam pakan yaitu, pakan tanpa uji, 100% papain + 0% Bromelin, 75% papain + 25% bromelin, 50% papain+ 50% bromelin, 25% papain + 75% bromelin, , dan 0% Papain + 100% bromelin. . Ikan diberi pakan tiga kali sehari sebanyak 5% dari biomassa selama 70 hari penelitian. Hasil penelitian diperoleh pertambuhan bobot berkisar 4,26 g-6,56g, laju pertumbuhan spesifik 0,05% per hari- 0,75% per hari, laju pertumbuhan harian 8,51 g per hari-10,88g per hari, tingkat kelangsungan hidup 90%-100%, rasio konversi pakan 4,60-5,32, dan efesiensi pakan 18,94%-24,70%. Nilai tertinggi pada setiap parameter yang diuji terdapat pada perlakuan 75% papain + 25% bromelin. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa penambahan kombinasi enzim papain dan enzim bromelin dalam pakan berpengaruh nyata terhadap pertambuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan harian, ratio konversi pakan, nilai efisiensi pakan, dan koefisiensi keragaman ikan nilem akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kombinasi enzim papain dan enzim bromelin dalam pakan meningkatkan pertumbuhan ikan nilem (Osteochillus vitattus). Konsentrasi kombinasi enzim papain dan enzim bromelin terbaik pada penelitian ini adalah 75% papain + 25% bromelin
Kepadatan Dan Keanekaragaman Meiofauna Di Perairan Sungai Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Erliyanda Erliyanda; M. Ali Sarong; Chitra Octavina
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.626 KB)

Abstract

ABSTRACTResearch on the density and diversity of meiofauna is very important because of limited information about the meiofauna. This research has been conducted during April-May 2016. The purpose of this study is to determine the density and diversity in the waters of the Meureudu River, Pidie Jaya District. The method of this research used was purposive sampling, which stations the total is 36 samples. 11 species of meiofauna was found with a total of 240 individuals, namely, Cumacea sp. with the density of 518.4 ind/m2, Kalipthorincia sp. with the density of 2629.7 ind/m2, Annulonemertes sp. with the density of 925.9 ind/m2, Spiroplectammina biformis with the density of 296.32 ind/m2, Amphipoda with the density of 333.31 ind/m2, Eggerelloides scabrous with the density of 296.25 ind/m2, Patagonacyther senescens with the density of 481.47 ind/m2, Copepods with the density of 518.5 ind/m2, Cyatholainus sp. with the density of 2037.1 ind/m2, Acari sp. with the density of 444.41 ind/m2, and Amoria betavus with the density of 407.41 ind/m2. The higest density is Kalipthorincia sp. and the lowest is Spiroplectammina biformis. The diversity of meiofauna in Merureudu River is medium.Keywords: Density, diversity, Meiofauna, Kalipthorincia sp., Spiroplectammina biformis, Meureudu RiverABSTRAKPenelitian tentang kepadatan dan keanekaragaman meiofauna sangat penting dilakukan, terutama karena keterbatasan informasi mengenai meiofauna. Penelitian telah dilakukan pada April-Mei 2016.Tujuan dari penelitian adalah untuk menetapkan kepadatan dan keanekaragaman di perairan sungai Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling, stasiun yang ditetapkan sebanyak 4 stasiun dengan jumlah 12 titik dan 36 total sampel. Terdapat 11 spesies meiofauna dengan total 240 individu yaitu: Cumacea sp. dengan kepadatan 518,4 ind/m2, Kalipthorincia sp. dengan kepadatan 2629,7 ind/m2, Annulonemertes sp. dengan kepadatan 925,9 ind/m2, Spiroplectammina biformis dengan kepadatan 296,32 ind/m2, Amphipoda dengan kepadatan 333,31 ind/m2, Eggerelloides scabrous dengan kepadatan 296,25 ind/m2, Patagonacyther senescens dengan kepadatan 481,47 ind/m2, Copepoda dengan kepadatan 518,5 ind/m2, cyatholainus sp. dengan kepadatan 2037,1 ind/m2, Acari sp. dengan kepadatan 444,41 ind/m2, serta Amoria  betavus dengan kepadatan 407,41 ind/m2. Kepadatan tertinggi di perairan sungai Meureudu adalah spesies Kalipthorincia sp. sedangkan spesies Spiroplectammina biformis memiliki kepadatan terendah. Tingkat keanekaragaman meiofauna di perairan sungai Meureudu adalah sedang.Kata Kunci: Kepadatan, keanekaragaman, Meiofauna, Kalipthorincia sp., Spiroplectammina biformis, Sungai Meureudu

Page 6 of 21 | Total Record : 203