cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Farmasi Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23017716     EISSN : 26224607     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif, original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi, farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat, teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman serta evaluasi klinik obat
Arjuna Subject : -
Articles 322 Documents
UJI ERITEMA DAN EDEMA SECARA IN VIVO PADA NATRIUM LAURIL SULFAT 10% Dewantara, I. G. N. A.; Prasetia, I. G. N. Jemmy, A.; Putri, N. N. T. A. N.; Arsana. D. A. M. I. P. S.; Prabayanti, N. P. M.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.046 KB)

Abstract

Surfaktan merupakan suatu molekul dengan rantai hidrokarbon panjang dengan gugus ujung bersifat polar atau ionik. Surfaktan berfungsi untuk mengangkat dan mengikat kotoran dari suatu permukaan dengan cara menurunkan tegangan antar muka. Bahan surfaktan sintetik yang sering digunakan sebagai bahan baku sediaan dipasaran adalah natrium lauril sulfat. Penggunaan surfaktan sebagai bahan baku sediaan harus diperhatikan, penggunaan bahan yang tidak sesuai akan dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh surfaktan sintetik yaitu natrium lauril sulfat 10% sebagai bahan baku sediaan terhadap efek iritasi pada kulit. Pengujian iritasi dilakukan secara in vivo dengan menggunakan enam kelinci albino galur New Zeland dewasa berkelamin jantan. Pencukuran bulu kelinci dilakukan 24 jam sebelum diberikan bahan uji. Bahan uji diberikan dengan cara patch test tertutup. Pengamatan dilakukan pada jam ke 24, 48 dan 72 setelah pemberian bahan uji. Area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai indeks iritasi kulit dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium lauril sulfat dengan konsentrasi 10% memberikan efek iritasi kulit pada jam ke 24, 48 dan 72.
PEMANFAATAN SIMULASI FARMAKOKINETIK DALAM MEMPREDIKSI PROFIL KRONOFARMAKOKINETIK PARASETAMOL PADA PEMBERIAN BERULANG Jaya M.K.A; Susanti N.M.P; Widhiartini I.A.A; Wirasuta I M.A.G.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 2, Tahun 2013
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.665 KB)

Abstract

Telah dilakukan simulasi profil kronofarmakokinetik parasetamol setelah diberikan berulang melalui rute oral dari data publikasi kronofarmakokinetik parasetamol. Simulasi dilakukan menggunakan bantuan Micromath Scientist Software 2,01 melalui fitting. Tujuan penelitian ini memperoleh gambaran perubahan profil farmakokinetik parasetamol pada fenomena kronofarmakokinetik setelah pemberian berulang. Tidak terdapat perbedaan antara parameter farmakokinetik publikasi dengan hasil fitting. Parameter farmakokinetik parasetamol hasil fitting dapat digunakan untuk memodelkan profil kronofarmakokinetik parasetamol. Hasil simulasi dapat menggambarkan profil parasetamol yang dipengaruhi oleh fenomena kronofarmakokinetik.
EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SEBAGAI ANTELMINTIK TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum Goeze) SECARA IN VITRO Sudarmika, I M.; Astuti, K. W.; Putra, A. A. G. R. Y.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 3, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.887 KB)

Abstract

Ascariasis pada babi disebabkan oleh cacing Ascaris suum Goeze yang hidup pada usus halus, terutama pada babi muda. Prevalensi ascariasis di Bali yang mencapai 39% menimbulkan dampak kerugian ekonomi sehingga perlu ditanggulangi melalui pemberian antelmintik seperti albendazole. Namun, pemberian albendazole secara terus menerus dapat menyebabkan resistensi, sehingga perlu dicari cara pengobatan alternatif. Nanas secara empiris diketahui memiliki efektivitas sebagai antelmintik. Efektivitas fraksi etil asetat buah nanas menggunakan 7 kelompok perlakuan (albendazole 0,6%v/v sebagai kontrol positif, CMC-Na 0,5%b/v sebagai kontrol negatif dan 5 kelompok perlakuan fraksi etil asetat buah nanas dengan konsentrasi 0,5%b/v; 1%b/v; 2%b/v; 4%b/v dan 8%b/v) dengan 3 kali pengulangan dan diamati setiap 2 jam selama 40 jam. Penentuan efektivitas fraksi etil asetat buah nanas  sebagai antelmintik terhadap cacing gelang babi (Ascaris suum Goeze) menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Fraksi etil asetat buah nanas pada konsentrasi 2%b/v; 4%b/v; dan 8%b/v memiliki efektivitas antelmintik secara bermakna  dibanding  kontrol negatif (p<0,05).
EKSTRAKSI LIKOPEN DARI LIMBAH BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) N. M. P. Susanti; L. P. M. K. Dewi; I N.K. Widjaja; I.M.A.G. Wirasuta; K. G. Gityarani
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 5, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.399 KB)

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu buah yang identik dengan warna merah menyala. Warna merah tersebut disebabkan oleh adanya pigmen merah karotenoid. Karotenoid yang paling berlimpah dalam buah tomat adalah likopen sebesar 60-64%. Likopen memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan karotenoid lainnya. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) periode 2010-2014 menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata buah tomat di Indonesia lebih kecil bila dibandingkan dengan ketersediaan buah tomat dari Necara Bahan Makanan (NBM). Produksi buah tomat yang berlebih dan tidak dimanfaatkan secara efektif seringkali dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan karena buah tomat yang membusuk dan akhirnya menjadi limbah. Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi likopen dari limbah buah tomat dengan metode ekstraksi cair-cair untuk mengetahui jumlah kadar total likopen dari limbah buah tomat. Limbah buah tomat yang digunakan adalah buah tomat yang telah mengalami penyimpanan selama 6 sampai 10 hari. Metode ekstraksi cair-cair dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan:aseton:etanol 96% (50:25:25 v/v/v) dengan perbandingan ekstrak:pelarut (1:1). Metode Spektrofotometri UV-Vis dilakukan dalam pengukuran kadar total likopen pada panjang gelombang maksimum 445, 472 dan 503nm menggunakan ?503 sebesar 1.585 x 105 M-1cm-1. Kadar total likopen yang diperoleh dari limbah buah tomat sebesar 0,00042% b/b atau sekitar 0,42 mg/100 gram dengan KV sebesar 6,88%.
Pengaruh Dosis Minuman Gambir Terhadap Peningkatan Daya Ingat Mencit Galur Balb/c Maryadhi N. M. D. D.; Swastini D. A.; Leliqia N. P. E.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 3, No. 1, Tahun 2014
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.776 KB)

Abstract

Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan daya ingat. Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) mempunyai kandungan katekin yang terbukti memperbaiki kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, sehingga diduga dapat meningkatkan daya ingat. Dengan karakteristik gambir yang khas, gambir sangat cocok untuk dijadikan olahan minuman gambir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis minuman gambir terhadap peningkatan daya ingat mencit galur Balb/c. Model T-maze dan induksi dengan ECS (50 mA, 20 detik) digunakan dalam menguji kemampuan peningkatan daya ingat mencit dengan mengamati perubahan perilaku mencit secara spontan. Terdapat 5 kelompok perlakuan dalam penelitian ini yaitu kontrol normal, kontrol negatif dan 3 kelompok perlakuan yang diberi minuman gambir dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Parameter yang diamati adalah waktu tempuh yang dibutuhkan mencit melewati T-maze, 45 menit setelah diinduksi ECS. Data dianalisis secara statistik dengan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dosis minuman gambir mempengaruhi kemampuan peningkatan daya ingat mencit. Minuman gambir dengan dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB memiliki kemampuan meningkatkan daya ingat mencit (P<0,05). Dosis 200 mg/kg BB ditentukan sebagai dosis minuman gambir yang paling efektif meningkatkan daya ingat mencit.
OPTIMASI HPMC SEBAGAI GELLING AGENT DALAM FORMULA GEL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Arikumalasari, J.; Dewantara, I G.N.A.; Wijayanti, N.P.A.D.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 3, Tahun 2013
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.72 KB)

Abstract

Ekstrak kulit buah manggis yang kaya akan polifenol memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan salah satu faktor penyebab jerawat. Salah satu bentuk sediaan topikal yang sering digunakan untuk pengobatan jerawat adalah bentuk sediaan gel. Dalam formulasi gel ekstrak kulit buah manggis ini digunakan HPMC sebagai gelling agent karena sifatnya yang tahan terhadap fenol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) menggunakan HPMC sebagai gelling agent. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dimana dilakukan formulasi gel ekstrak kulit buah manggis dengan memvariasikan konsentrasi HPMC pada konsentrasi 5, 7, 9, 11, 13, dan 15% b/b. Ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari proses maserasi dan telah ditetapkan kadar airnya kemudian diformulasikan dalam bentuk sediaan gel. Selanjutnya dilakukan evaluasi sifat fisika yang meliputi uji daya lekat, daya sebar, dan viskositas pada gel ekstrak kulit buah manggis. Hasil evaluasi kemudian dianalisis menggunakan ANOVA one way dengan taraf kepercayaan 95%. Rendemen ekstrak kental yang diperoleh sebesar 13,08% dengan kadar air ekstrak sebesar 9,71% ± 0,036%. Formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis adalah formula yang mengandung 15% HPMC. Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa variasi konsentrasi HPMC memberikan perbedaan yang bermakna terhadap sifat fisika gel yang dihasilkan (p<0,05).
STANDARISASI SPESIFIK DAN NON-SPESIFIK SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) Dayu Cahya; Heny Prabowo
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.897 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2019.v08.i01.p05

Abstract

Turmeric is a plant that included in Zingiberaceae. Turmerics often used as a traditional medicine to heal wounds, antibacterial, reduces intestine motility, reduce unpleasant body odor, treats fever, diarrhea, and many more. Standardization is performed by examining turmeric rhizome simpicia and extract. Standardization is carried out to guarantee the quality of traditional raw materials and requirements for reproducibility of pharmaceutical and therapeutic qualities. Parameters that have been used in this research are macroscopic test, microscopic test, total ash content test, acid insoluble ash content test, water soluble simplicia content test, ethanol soluble simplicia content test, shrinkage drying test, and Phytochemistry screening qualitatively. From the results, turmeric simplicia has met the requirements, while turmeric extract has not eligible in requirements, because its acid insoluble ash content are not eligible. This expected because of the impurities which contamine the extract are silica and sand. Silica can cuts the mucosa of the throat when used it orally. Turmeric extract in this research does not eligible and cannot be used for the next step.
Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro P. K. S Devi; K. W Astuti; A. A. G. R Yadnya-Putra
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 1, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.478 KB)

Abstract

Askariasis adalah infeksi parasit usus yang paling sering terjadi yang disebabakan oleh cacing Ascaris suum Goeze yang menyerang ternak, terutama pada babi muda. Upaya pengendalian askariasis pada babi telah dilakukaan dengan mengenbangkan potensi obat tradisional yaitu daun lamtoro. Maka perlu dilakukan uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol daun lamtoro pada cacing Ascaris suum Goeze dan menentukan LC100 dan LT100 ekstrak etanol daun lamtoro. Penelitian ini dilakukan mulai dari uji aktivitas vermisidal dan penentuan LC100 dan LT100. Uji aktivitas vermisidal dilakukan dengan perlakuan 7 kelompok (kontrol positif (suspensi albendazole 0,025%b/v), kontrol negatif (suspensi CMC-Na 0,5%b/v)) dan suspensi ekstrak etanol daun lamtoro  konsentrasi 0,25%b/v; 0,5%b/v; 1%b/v; 2%b/v; 4%b/v sebagai kelompok yang diuji dengan pengamatan setiap 2 jam selama 40 jam untuk mengetahui mortaliats cacing. Data persentase mortalitas cacing digunakan untuk mengetahui nilai LC100 dan LT100 dengan analisis probit. Hasil pengujian aktivitas vermisidal menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun lamtoro pada konsentrasi 0,5%b/v; 1%b/v; 2%b/v dan 4%b/v mempunyai aktivitas vermisidal secara bermakna apabila dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Berdasarkan analisis probit ekstrak etanol daun lamtoro memiliki nila LC100 sebesar 4,14%b/v dan nilai LT100 sebesar 39,24 jam.
PENGARUH WAKTU SFERONISASI TERHADAP SIFAT FISIK PELET YANG DIBUAT MENGGUNAKAN METODE EKSTRUSI-SFERONISASI Paradipa I P.B.M; Wijayanti N P.A.D; Arisanti C.I.S
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 1, Tahun 2013
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.292 KB)

Abstract

Amilum singkong pregelatin dapat digunakan sebagai eksipien pelet karena dapat bersifat sebagai bahan pengikat untuk menghasilkan pelet yang tidak mudah hancur, selain itu amilum singkong pregelatin dapat bersifat sebagai bahan penghancur yang bertujuan untuk melepaskan kandungan bahan obat di dalamnya. Pada tahap sferonisasi, kecepatan putaran sferoniser dan waktu sferonisasi berpengaruh terhadap kualitas pelet yang dihasilkan. Kecepatan sferonisasi yang digunakan adalah 400 rpm dengan lamanya waktu sferonisasi yang bervariasi antara 2 hingga 15 menit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu sferonisasi terhadap sifat fisik pelet yang dibuat menggunakan metode ekstrusi-sferonisasi. Massa plastis dihasilkan dari perbandingan  bahan amilum singkong pregelatin : parasetamol : air (15 : 1 : 10). Semua bahan kemudian diekstrusi, ekstrudat yang terbentuk dikeringkan dalam oven 50ºC selama 20 menit lalu disferonisasi menggunakan kecepatan 400 rpm dengan variasi waktu 5, 10, dan 15 menit. Pelet dikeringkan dalam oven 50ºC selama 30 menit. Evaluasi pelet meliputi perhitungan rendemen pelet, ukuran pelet, bentuk pelet, kelembaban pelet, sifat alir pelet, kompresibilitas pelet, dan kerapuhan pelet. Variasi waktu sferonisasi menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rendemen dan ukuran pelet (p < 0,05). Semakin lama waktu sferonisasi, rendemen pelet yang dihasilkan semakin sedikit dan ukuran pelet akan semakin besar. Pelet yang dihasilkan dari masing-masing waktu sferonisasi hanya memenuhi kriteria pada penentuan ukuran dan pengujian kompresibilitas pelet, sedangkan pada pengujian sifat fisik lainnya masih belum memenuhi kriteria sifat fisik pada pustaka.
OPTIMASI KONSENTRASI HPMC TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN SABUN CAIR MENTHOL K.P. Laksana; A.A.I.A.S Oktavillariantika; N.L.P.A Pratiwi; N.P.A.D. Wijayanti; P.S Yustiantara
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 6 No. 1, Tahun 2017
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.633 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2017.v06.i01.p04

Abstract

Sabun cair adalah sediaan kosmetika berbentuk cair yang digunakan untuk membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan surfaktan, penstabil busa, pengawet, pewarna dan pewangi yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun cair dibuat melalui reaksi saponifikasi dari minyak dan lemak dengan KOH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC terhadap mutu fisik sediaan sabun cair menthol serta mengetahui uji hedonik dari sediaan ini. Formulasi sabun cair terdiri dari Oleum Menthae, Na Lauril Sulfat, Metil Paraben, Propil Paraben, KOH, Sukrosa, Asam Stearat, Olive Oil, Vitamin E, Cocoamide DEA, Hidroksi Propil Metil Selulosa, Asam Sitrat, Etanol, dan Akuades. Dalam optimasi formulasi digunakan variasi konsentrasi Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) 0,1%; 0,2%; dan 0,3%. Sebelum dilakukan uji hedonik, sifat fisika sediaan di evaluasi terlebih dahulu. Hasil evaluasi sifat fisika menunjukkan sabun cair formula II dengan konsentrasi HPMC 0,2% mengashilkan warna kuning transparan dan aroma khas mint, bobot jenis 1,047 g/mL, serta busa yang dihasilkan terhadap air suling tinggi 30 mL dan terhadap air sadah 10 mL, sedangkan viskositas mengalami penurunan dari hari ke hari, uji sifat kimiawi dihasilkan pH sediaan sebesar 13,16. Dari hasil uji viskositas menunjukkan bahwa konsentrasi HPMC mempengaruhi tekstur (kekentalan) dan organoleptis sabun cair. Uji hedonik juga menunjukan adanya perbedaan kesukaan dari tiap formula berdasarkan parameter warna, aroma, kekentalan, banyaknya busa, dan secara umum. Dimana formula yang paling banyak disukai secara umum adalah formula II dengan konsentrasi HPMC 0,2%

Page 9 of 33 | Total Record : 322