Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan (Education Journal: Theory, Research, and Development) is an electronic journal focuses on a scientific article concerning education issues in general published by Graduate School of Universitas Negeri Malang since January 2016.
Articles
21 Documents
Search results for
, issue
"Vol 3, No 1: JANUARI 2018"
:
21 Documents
clear
Proses Pembelajaran Terapis SPA di Lembaga Kursus dan Pelatihan (Studi Kasus di OASE Kota Malang)
Yuliastuti Yuliastuti;
Hardika Hardika;
Umi Dayati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (437.791 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10404
SPA therapist learning process needs to be studied to find out how the learning process for SPA therapists in Course and Training Institute. SPA learning through body, mind and soul learning research conducted at the OASE Course and Training Institute. This research uses qualitative method with case study approach, and using interactive model data analysis. The results showed that SPA therapist learning process in Course and Training Institute uses well being learning that is learning that build body, mind and soul of SPA therapist.Proses pembelajaran terapis SPA perlu dikaji untuk mengetahui bagaiman proses pembelajaran bagi terapis SPA di Lembaga Kursus dan Pelatihan. Pembelajaran SPA melalui penelitian pembelajaran body, mind, dan soul yang dilakukan di Lembaga Kursus dan Pelatihan OASE. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, serta menggunakan analisis data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran terapis SPA di Lembaga Kursus dan Pelatihan menggunakan pembelajaran well being yaitu pembelajaran yang membangun body, mind, dan soul dari peserta didik calon terapis SPA.
Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Hayuna Hamdalia Herzon;
Budijanto Budijanto;
Dwiyono Hari Utomo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (493.596 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10446
Geography learning in high school has not been able to develop critical thinking skills, various problems in learning are considered as a boring subject so as less stimulate learners to think critically and less able to solve problems. This study aims to determine the effect of PBL on critical thinking skills in the field of geography study. The orientation of the problem to be raised relates to the material of the maritime axis. The research was conducted with a quasi-experimental design. Data analysis using t test. The subjects of the study were students of class XI IPS in SMA Negeri Barabai. The resulting significance value is 0.00. The results showed that PBL can make the learning of geography effective and efficient, so that the students' critical thinking skills increase. Pembelajaran Geografi di SMA belum mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berbagai masalah dalam pembelajaran dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan sehingga kurang merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan kurang mampu untuk mengatasi masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap keterampilan berpikir kritis dalam bidang studi geografi. Orientasi masalah yang akan dimunculkan berkaitan dengan materi poros maritim. Penelitian dilakukan dengan desain eksperimen semu. Analisis data menggunakan uji t. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IS di SMA Negeri Barabai. Nilai signifikansi yang dihasilkan adalah 0,00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat membuat pembelajaran geografi efektif dan efisien sehingga keterampilan berpikir kritis peserta didik meningkat.
Pemerolehan Kata Pemelajar BIPA UM Ditinjau dari Segi Sintagmatik dan Paradigmatik
Yohanna Nirmalasari;
A. Syukur Ghazali;
Gatut Susanto
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (729.499 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10376
This study attempts to described acquisition Indonesian word wrote language in terms of terms syntagmatic and paradigmatic. This research used the study text. The results showed that (1) the acquisition of the word in terms of syntagmatic appears on the placement of the words in the phrase that pays attention to the type of function words written by learners respectively. The function of S and O always occupied noun and a good basic words or words that form noun form. The function P is always occupied by the verbs or basic word and word formats that use the prefixes used to form verbs, adjectives, and nouns in the ekuatif sentence. The function Pel is always occupied by the noun or noun form of repetition that forms, as well as the compound form of the noun form. The function Ket is always occupied by noun or creations of the basic form of the noun + adjectives, nouns + pronouns or nouns only. (2) The word acquisition in terms of terms paradigmatic shows that alignment meaning depending on the type of and type of a word used by the learners, from said concrete into a abstract and the relationship between the interpretation, namely synonym relations, hyponymy, and word grammatical.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan kata bahasa Indonesia tulis ditinjau dari segi sintagmatik dan paradigmatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemerolehan kata ditinjau dari segi sintagmatik tampak pada penempatan kata secara fungsi kalimat yang memperhatikan jenis kata yang ditulis oleh pemelajar secara berturut-turut. Fungsi S dan O selalu ditempati nomina dan pronomina baik kata dasar maupun kata bentukan yang membentuk nomina. Fungsi P selalu diduduki oleh verba atau kata dasar dan kata bentukan yang menggunakan prefiks yang berfungsi untuk membentuk kata kerja, adjektiva, dan nomina pada kalimat ekuatif. Fungsi Pel selalu diduduki oleh nomina atau bentuk pengulangan yang membentuk nomina, serta bentuk pemajemukan yang membentuk nomina. Fungsi Ket diduduki oleh nomina atau bentukan dari bentuk dasar dari nomina + adjektiva, nomina + pronomina, atau nomina saja. (2) Pemerolehan kata ditinjau dari segi paradigmatik menunjukkan bahwa kesejajaran makna bergantung pada jenis dan bentukan kata yang digunakan oleh pemelajar, yakni dari kata konkret ke kata abstrak dan hubungan antar maknanya, yakni hubungan sinonimi, hiponimi, dan gramatika kata.
Desain Fisik Kelas Berbasis Tema untuk Sekolah Dasar
Bagus Cahyanto;
Sa’dun Akbar;
Cholis Sa’dijah
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (429.671 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10354
The classroom physical design can be interpreted as an arrangement of everything related to physical component in the class. The physical component is divided into two parts, namely classroom and classroom furniture. The classroom physical design is developed based on the theme for elementary school. The product embodied in the form of classroom design and guidebook for teachers which includes room design and classroom furniture. The product was developed with Borg and Gall model. The results of product trials indicated that the product categorized as eligible criteria from the aspect of validity, cohesiveness, and effectiveness to apply in elementary schools.Desain fisik kelas dapat dimaknai sebagai pengaturan segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen fisik di dalam kelas. Komponen fisik kelas dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang kelas dan perabot kelas. Pengembangan desain fisik kelas disusun berbasis tema untuk sekolah dasar yang diwujudkan dalam produk berupa desain dan buku panduan penerapan desain untuk guru yang mencakup desain ruang dan perabot kelas. Produk dikembangkan dengan mengadopsi langkah-langkah model Borg and Gall. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk mencapai kriteria layak dari aspek validitas, kepraktisan, dan keefektifan untuk diterapkan di SD.
Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Jurnal Belajar terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa
Asni Wati;
Herawati Susilo;
Sutopo Sutopo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (495.731 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10411
This study aims to examine the effect students’ mastery of science concepts that learned using guided inquiry learning aided with learning journal. This is a quasi-experimental research using the pretest-posttest control group design. The students’ mastery of science concept is increased of from the pretest to the posttest. ANCOVA test results p-value = 0.261 is greater than α = 0.05. it can be concluded that there is not difference on mastery of science concepts between students the who are taught using guided inquiry learning aided with learning journals and the students who are taught only using guided inquiry learning.Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan penguasaan konsep IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan jurnal belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Penguasaan konsep IPA siswa mengalami peningkatan dari pretes ke postes. Hasil uji ankova diperoleh p-value = 0,261 lebih besar dari α = 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan penguasaan konsep IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan jurnal belajar dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing.
Makna Konsep Catur Guru bagi Suku Tengger sebagai Upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (Perspektif Fenomenologi)
Putra, Alfyananda Kunia;
Sumarmi, Sumarmi;
Susilo, Singgih
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (48.547 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10370
The development rate was hampered by high population growth, uneven distribution and the explosion of the young population which one of them caused by early marriage. The effort in maturing the age of marriage to decrease the number of early marriage, need to involving the local wisdom in the society. One of local wisdom in Tengger Tribe to maturing the age of marriage is Catur Guru consept. The purpose of this research is to reveal the meaning of Catur Guru in maturing the age of marriage. The research design is qualitative research with Alfred Schutz phenomenological perspective. The research result revealed that Catur Guru play an important role to maturing the age of marriage in Tengger Ngadisari Tribe, so there is no longer an early marriage happen. Advice from the results of research maturing the age of marrige should not only a policy that issued because certain interest, but also must formulated based on the local wisdom owned by the community.Laju pembangunan terhambat akibat tingginya pertumbuhan penduduk, persebaran yang tidak merata dan ledakan penduduk di usia muda yang salah satunya disebabkan oleh pernikahan dini. Dalam upaya mendewasakan usia perkawinan agar mengurangi pernikahan dini, perlu melibatkan kearifan lokal yang ada di masyarakat. Salah satu kearifan lokal Suku Tengger dalam mendewasakan usia perkawinan yakni konsep Catur Guru. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap makna Catur Guru dalam mendewasakan usia perkawinan. Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi Alfred Schutz. Hasil penelitian mengungkapkan Catur Guru berperan penting dalam pendewasaan usia perkawinan Suku Tengger Ngadisari, hingga tidak lagi terjadi kasus pernikahan dini. Saran dari hasil penelitian pendewasaan usia pekawinan seharusnya tidak hanya sebuah kebijakan yang dikeluarkan karena kepentingan tertentu, melainkan juga harus dirumuskan berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat.
Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Fantasi Bermuatan Nilai Pendidikan Karakter di Kelas VII
Yanner J. Kapitan;
Titik Harsiati;
Imam Agus Basuki
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (349.435 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10378
The development of learning materials to write a fantasy story-ladentext value of character education are conducted to answer the needs of learning materials suitably Curriculum revision field in 2013 is stillminimal. Learning materials aims to train highly skilled students write text stories of fantasy-laden value character education. Research and development produce a product in the form of books students teachers and books. The method used is 4 D. The results obtained learning materials that exist deserve to be implemented. Based on a test of the effectiveness of the product then stated that these materials have an impact on students' ability to write fantasy stories-laden text value of character education are good.Pengembangan bahan ajar menulis teks cerita fantasi bermuatan nilai pendidikan karakter dilakukan untuk menjawab kebutuhan bahan ajar sesuai Kurikulum 2013 revisi di lapangan yang masih minim. Bahan ajar ini bertujuan untuk melatih siswa terampil menulis teks cerita fantasi bermuatan nilai pendidikan karakter. Peneltian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa buku siswa dan buku guru. Metode yang digunakan adalah 4 D. Hasil yang didapat yakni bahan ajar yang ada layak diimplementasikan. Berdasarkan uji keefektifan produk maka dinyatakan bahwa bahan ajar ini berdampak pada kemampuan siswa menulis teks cerita fantasi bermuatan nilai pendidikan karakter secara baik.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Inkuiri Terbimbing dipadu Carousel Feedback pada Materi Sifat-sifat Cahaya di Sekolah Dasar
Muspratiwi Pertiwi MR;
Lia Yuliati;
Abd. Qohar
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (405.779 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10355
The purpose of this study was to determine differences in critical thinking skills of students learning with guided inquiry learning model combined carousel feedback and student learning by inquiry learning model. This study is a quasi-experimental research design with posttest-only nonequivalent control group. The subjects were students of class as an experimental class Va and Vb grade students as a control group. Students in the experimental class was learned with model guided inquiry combined carousel feedback while students in the control class was learned with model guided inquiry. The instrument used to measure the success of this study is the essay to measure students' critical thinking skills. The results showed that the critical thinking skills of students in the experimental class and control class differ statistically through the achievements obtained by the difference T test critical thinking skills both classes, namely 0.029 <0.05. Thus, it can be said combined carousel guided inquiry learning feedback significantly affect the ability of students' critical thinking on the material properties of the light.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu carousel feedback dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain posttest only nonequivalent control group. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VB sebagai kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing dipadu carousel feedback sedangkan siswa di kelas kontrol dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian ini adalah soal esai untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara statistik melalui uji T diperoleh selisih capaian kemampuan berpikir kritis kedua kelas yaitu 0,029 < 0,05. Dengan demikian, dapat dikatakan pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu carousel feedback berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sifat-sifat cahaya.
Penerapan Langkah-langkah Pembelajaran Van Hiele Berbantuan Media Manipulatif sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa
Kamaliyah Kadir;
Sri Mulyati;
Tjang Daniel Chandra
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1067.82 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10434
This study is a classroom action research which aim to describe the phases of van Hiele learning aided by manipulative that can improve seventh grade student’s conceptual understanding of quadrilateral in SMP Negeri 2 Sampit. The study was conducted in two cycles with the result of the study showed an improving student’s conceptual understanding of quadrilateral in each cycle. The phases of van Hiele learning are (1) information: through doing answer and question, the researcher checked the previous materials, the research provided informations about the purpose of the learning by powerpoint, (2) guided orientation: the researcher asked students to disscuss with their groups to solve the worksheet, in this activity, the students used manipulative media to understand the concept, (3) explicitation: the teacher asked students to describe the reason in solving the problems in the worksheet, (4) free orientation: the research given the the complex problems in the worksheet according the materials, (5) integration: the teacher provided opportunities for students to present their result of discussion and make conclusion.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menggambarkan langkah-langkah pembelajaran van Hiele dengan bantuan media manipulatif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep segiempat siswa kelas VII H di SMP Negeri 2 Sampit. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman konsep segiempat siswa setiap siklusnya. Tahap-tahap pembelajaran van Hiele yang dilakukan yaitu (1) informasi: melalui tanya jawab peneliti mengecek materi prasyarat siswa, memberikan informasi melalui tayangan slide powerpoint berupa tujuan pembelajaran, (2) orientasi terarah: peneliti memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi menyelesaikan LKK, dalam tahap ini siswa menggunakan media manipulatif untuk memahami konsep (3) uraian: peneliti meminta siswa untuk menguraikan alasan-alasan yang tepat di dalam menyelesaikan kegiatan dalam LKK dan menjawab soal-soal pada LKK, (4) orientasi bebas peneliti memberikan soal yang menantang berkaitan dengan materi, (5) integrasi: guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dan membuat kesimpulan.
Pengalaman Siswa di Wisata Air Panas Tolole dan Integrasinya dalam Pembelajaran IPS di SMP
Emirta Z.A.S. Hanapi;
Hariyono Hariyono;
Sugeng Utaya
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (511.524 KB)
|
DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10371
This study have purpose to analys more deepth about student’s experience at Wisata Air Panas Tolole. The methode is Qualitative Descriptive with fenomenology. The result showed student’s experience at Wisata Air Panas Tolole consist of (1) experinces of the growth Wisata Air Panas Tolole’s background, (2) experiences of social activity, (3) experiences of language kind, and (4) experiences of economic creativity peoples around Wisata Air Panas Tolole. That student’s experiences at Wisata Air Panas Tolole have integrity in IPS lesson at SMP.Penelitian bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam pengalaman siswa di Wisata Air Panas Tolole. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman siswa di Wisata Air Panas Tolole terdiri (1) pengalaman terhadap latar belakang perkembangan Wisata Air Panas Tolole, (2) pengalaman terhadap aktivitas sosial, (3) pengalaman terhadap keragaman bahasa, dan (4) pengalaman terhadap kreativitas ekonomi masyarakat dilingkungan Wisata Air Panas Tolole. Pengalaman-pengalaman siswa di Wisata Air Panas Tolole dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPS di SMP.