cover
Contact Name
Sonya Sulistyono, ST., MT., IPM.
Contact Email
sonya.sulistyono@unej.ac.id
Phone
+62331-410241
Journal Mail Official
jrsl.sipil@unej.ac.id
Editorial Address
Universitas Jember
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : 25489518     DOI : https://doi.org/10.19184/jrsl.v3i2
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan (JRSL) adalah jurnal peer-review nasional dan akses terbuka. Artikel penelitian yang diterbitkan mencakup semua aspek teknik sipil, termasuk Rekayasa Struktural, Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Manajemen Konstruksi, Rekayasa Hidro, Rekayasa Geoteknik, dan Rekayasa Lingkungan.
Articles 141 Documents
Analisis Penerapan Greenship Neighborhood version 1.0 pada Kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni di Kabupaten Banyuwangi Widy Prasetyo Raharjo; Jojok Widodo Soetjipto; Syamsul Arifin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.24730

Abstract

Global warming is an issue that forms the basis for many sectors to determine the development direction. The leading cause of global warming is the emission of carbon dioxide gas as a greenhouse effect from human activities. An increase in population can lead to an increase in occupancy. The high intensity of land use turns out to have a direct or indirect impact on increasing the production of greenhouse gas emissions. There should be an alternative developer of housing development. Green Building Council Indonesia (GBCI), a green certification agency in Indonesia, issued a green concept assessment for the area, Greenship Neighborhood Version 1.0. This research aims to determine the Greenship rating of the site and determine what work is needed to increase the Greenship 1 (level) rating in the Graha Riski Harmoni Housing area and the costs that must be incurred. The assessment begins with the provision of secondary data in this device, the Greenship Neighborhood version 1.0 site plan, and the AHSP of Banyuwangi Regency in 2020. With interviews and field observations, measurement results use seven benchmarks: LEE, MAC, WMC, SWM, CWS, BAE, and IFD. Based on the analysis and assessment, the Graha Riski Harmoni Housing area gets a score of 27 or 22.13%, so it has not met the minimum green area limit according to GBCI. Residential areas require a minimum of six additional jobs to get a score of 45 or 36.88% to meet the minimum green area limit with a Bronze predicate. The need cost for a rating upgrade of Rp. 2,045,276,163 or if rounded to Rp. 2,046,000,000. ABSTRAK Pemanasan global merupakan isu yang menjadi landasan banyak sektor untuk menentukan arah pengembangan. Penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca dari aktifitas manusia. Peningkatan jumlah penduduk dapat mengakibatkan peningkatan akan hunian. Intensitas penggunaan lahan tinggi ternyata baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak peningkatan produksi emisi gas rumah kaca. Seharusnya para pengembang memikirkan alternatif pengembangan perumahan. Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga sertifikasi konsep hijau di Indonesia mengeluarkan sebuah perangkat penilaian konsep hijau untuk kawasan yang disebut Greenship Neighborhood Version 1.0 . Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peringkat Greenship kawasan dan mengetahui pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk meningkatan peringkat Greenship 1 (level) pada kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni beserta biaya yang harus dikeluarkan. Penilaian diawali dengan penyediaan data sekunder berupa perangkat penilaian Greenship Neighborhood version 1.0, site plan, dan AHSP Kabupaten Banyuwangi tahun 2020. Dengan metode wawancara dan observasi lapangan, hasil penilaian dapat diketahui menggunakan tujuh tolok ukur yaitu, LEE, MAC, WMC, SWM, CWS, BAE dan IFD. Berdasarkan analisis dan penilaian, kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni mendapatkan nilai 27 atau 22,13% maka belum memenuhi batas minimum kawasan hijau menurut GBCI. Kawasan perumahan membutuhkan minimal enam pekerjaan tambahan untuk mendapatkan nilai 45 atau 36,88% agar memenuhi batas minimum kawasan hijau dengan predikat Bronze. Kebutuhan biaya untuk peningkatan peringkat sebesar Rp. 2.045.276.163 atau jika dibulatkan menjadi Rp. 2.046.000.000.
Kinerja Terminal Penumpang Tipe B Arjasa Masa Pandemi Covid-19 Rizqi Choirul Wahdana; Nunung Nuring Hayati; Sonya Sulistyono; Willy Kriswardhana; Dano Quinta Revana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31972

Abstract

Arjasa Terminal in Jember Regency is a Type B passenger terminal that functions to serve public passenger vehicles for inter-city transportation within the province (AKDP), city transportation (ANGKOT), and public passenger cars (MPU). The Covid-19 pandemic has forced activities at the terminal to experience many limitations, such as limited operational period, limited maintenance budget to limitations in providing passenger services. The existing condition of the observation data shows that some facilities are lacking to reach the standard. The purpose of this study was to determine the condition and completeness of the facilities at the terminal to meet the minimum service standards of PM No. 40 of 2015 during the Covid-19 pandemic. Evaluation of the level of satisfaction of service users with their facilities is carried out using the Customer Satisfaction Index (CSI) and Importance Performance Analysis (IPA) analysis methods. Based on the results of observations, 16 indicators (41%) were fulfilled from a total of 39 indicators. The CSI value of the facility is only 75.6% (Poor). While the IPA results obtained 6 quadrants I variables which are the main priority for improvement, 5 quadrant II variables that need to be maintained, 5 quadrant III variables which are a low priority for improvement, and 2 quadrant IV variables whose performance is excessive so it should be reduced. The results of CSI and IPA observations can be used as a basis for improving the operations and services of the Arjasa Terminal entering the post-Covid-19 pandemic. ABSTRAK Terminal Arjasa di Kabupaten Jember merupakan terminal penumpang Tipe B berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan kota (ANGKOT), serta mobil penumpang umum (MPU). Pandemi Covid-19, memaksa aktivitas pada terminal mengalami banyak keterbatasan, seperti: keterbatasan masa operasional, keterbatasan anggaran pemeliharaan hingga keterbatasan dalam pemberian pelayanan penumpang. Kondisi eksisting dari data observasi memperlihatkan beberapa fasilitas kurang untuk mencapai standarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan kelengkapan fasilitas di terminal terhadap pemenuhan standar pelayanan minimum PM No. 40 Tahun 2015 masa pandemi Covid-19. Evaluasi tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap fasilitasnya dilakukan menggunakan metode analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil observasi menunjukkan terpenuhinya 16 indikator (41%) dari total 39 indikator. Nilai CSI fasilitas hanya 75,6% (Kurang Baik). Sementara hasil IPA diperoleh 6 variabel kuadran I yang menjadi prioritas utama untuk perbaikan, 5 variabel kuadran II yang perlu dipertahankan, 5 variabel kuadran III yang merupakan prioritas perbaikan rendah dan 2 variabel kuadran IV yang kinerjanya berlebihan sehingga sebaiknya perlu dikurangi. Hasil observasi CSI dan IPA dapat digunakan sebagai dasar dalam peningkatan operasional dan pelayanan Terminal Arjasa memasuki masa pasca pandemi Covid-19.
Analisis Risiko Cost Overrun (Pembengkakan Biaya) Pada Proyek Konstruksi: Kajian Literatur Lianda Akti Leo Puteri; Conshita Hubertha Dhiu; M. Elbet Syharto; Humiras Hadi Purba
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v5i2.27915

Abstract

Cost is a fundamental component of any construction project. Observations show that cost overrun is a significant phenomenon in the construction industry worldwide. Therefore, it is essential to know the factors that cause cost swelling. This paper aims to identify the recent top significant factors causing the swelling of construction project construction costs in both developed and developing countries (in particular) according to many variables over the last three decades. Through a comprehensive literature review, the most common and most common causes of cost swelling worldwide and developing countries, in particular, are listed; the factors are: Estimation Errors, Addition of items/VO, Finance, Team Participation, and environment, respectively factors are prioritized according to their emergence, and it is concluded that cost overrun factors vary significantly across countries. The studies on cost overrun factors in construction projects provide a reference for other projects that may be executed under similar circumstances and provide valuable information for international companies intending to provide construction projects. ABSTRAK Biaya adalah komponen mendasar untuk setiap proyek konstruksi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembengkakan biaya (cost overrun) adalah fenomena utama dalam industri konstruksi di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pembengkakan biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama teratas terbaru penyebab pembengkakan biaya proyek konstruksi baik di negara maju dan berkembang (khususnya) menurut banyak variabel selama tiga dekade terakhir. Melalui tinjauan literatur yang komprehensif, yang paling umum dan penyebab pembengkakan biaya yang sering terjadi di seluruh dunia dan negara-negara berkembang khususnya, faktor-faktornya adalah: Kesalahan Estimasi, Penambahan item/VO, Finance, Partisipasi Tim dan lingkungan, masing-masing faktor diprioritaskan menurut kemunculannya dan disimpulkan bahwa faktor penyebab cost overrun sangat bervariasi di seluruh negara. Studi tentang faktor penyebab pembengkakan biaya dalam proyek konstruksi akan memberikan referensi untuk proyek lain yang mungkin dieksekusi dalam keadaan serupa dan juga akan memberikan informasi berharga bagi perusahaan internasional yang bermaksud untuk menyediakan proyek konstruksi.
Kebutuhan Lahan TPA Sampah Berdasarkan Alternatif Skenario Pengurangan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Yuliana Sukarmawati; Ivan Agusta Farizhka; Sonya Sulistyono; Cahyadi Setya Nugraha; Robit Dahnial
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31394

Abstract

The development of urban areas and the increasing number of residents causes the need for waste management infrastructure to continue to grow, one of which is the availability of dumping site or landfill. This study aims to compare landfill sites using different waste management scenarios through the application of 3Rs and composting compared to the analysis of land requirements without the application of 3Rs. Methods used in this research were field survey at TPA Tegalasri, Kabupaten Blitar, and quantification using tools Ms.Excel. The results showed that the landfill site requirement for the Tegalasri landfill in the fifth year of planning was 6.9 Ha (without 3Rs and composting) while the application of 3Rs and composting would only require 2.8 Ha. Likewise, for the 10th year, 15th year, and 20th year, the need for TPA land for a waste management system without 3R and composting is 13.2 Ha, 20.8 Ha, 29.7 Ha, while TPA land with the application of 3R and composting is 5.4 Ha, 8.6 Ha, and 12.2 Ha, respectively. The layout of the TPA land is designed based on the condition of the land slope as well as the design criteria of a sanitary landfill, which divides into Zones I, II, and III for waste dumping cells, waste processing zones, buffer zones, IPAL zones, offices, and operational roads. ABSTRAK Berkembangnya kawasan perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan infrastruktur pengelolaan sampah terus bertambah, salah satunya adalah kebutuhan penyediaan lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir Sampah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebutuhan lahan TPA menggunakan skenario pengelolaan sampah yang berbeda yaitu dengan penerapan 3R dan pengomposan yang dibandingkan dengan analisis kebutuhan lahan tanpa penerapan 3R. Metode dalam penelitian ini adalah survey lapangan dengan studi kasus di TPA Tegalasri, Kabupaten Blitar serta perhitungan kuantitatif menggunakan alat bantu Ms.Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan lahan TPA Tegalasri di tahun kelima perencanaan adalah 6,9 Ha (tanpa 3R dan pengomposan) sedangkan dengan penerapan 3R serta pengomposan hanya akan membutuhkan 2,8 Ha. Demikian juga halnya untuk tahun ke-10, tahun ke-15 serta tahun ke-20 kebutuhan lahan TPA untuk sistem pengelolaan sampah tanpa 3R dan pengomposan berturut-turut yaitu 13,2 Ha, 20,8 Ha, 29,7 Ha, sedangkan kebutuhan lahan TPA dengan penerapan 3R dan pengomposan secara berturut-turut adalah 5,4 Ha, 8,6 Ha, dan 12,2 Ha. Tata letak lahan TPA dirancang dengan melihat kondisi kelerengan lahan dan prinsip desain lahan urug saniter yaitu adanya pembagian zona lahan menjadi Zona I, II dan III untuk sel penimbunan sampah, zona pemrosesan sampah, zona penyangga, zona IPAL, kantor, dan jalan operasional.
Desain Ulang Dinding Penahan Tanah Menggunakan Dinding Diafragma dan Angkur pada Tanah Lunak (Studi Kasus: Grand Dharmahusada Lagoon) Tiara Maharani; Indra Nurtjahjaningtyas; Luthfi Amri Wicaksono
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v5i2.19035

Abstract

In some cases, basement wall work still often occurs as a construction failure with a variety of causes. One of them is a basement construction project for an apartment and mall in Grand Dharmahusada Lagoon. The first plan of the basement wall didn’t strong enough to resist a lateral movement of the soil. The previous studies have been carried out by redesigning the retaining wall using a diaphragm wall and ground anchor as a support system. The results are obtained that the use of diaphragm walls can decrease the value of displacement that occurs on the wall. However, previous studies have only conducted a review of the diaphragm wall thickness. This study adds several numbers of anchors as research variables to find effective and efficient combinations. This study compares the effect of diaphragm wall dimensions with a different number of anchors on the deformation value and safety factor. Based on the results of the study, a wall thickness of 1.75 m with a depth of 33 m using 3 anchors a deformation occurred are 3.63 m while using 4 anchors a deformation occurred are 2.37 m. The difference in deformation is 1.26 m. Because the value of deformation was still large, it carried out a re-design for the anchor position, and diaphragm wall dimension with the same number of anchors, and the deformation results were reduced to 15.81 cm with a safety factor of 1.3. ABSTRAK Pada beberapa kasus, pekerjaan dinding basement masih sering mengalami kegagalan konstruksi dengan berbagai macam penyebab. Salah satu diantaranya pada proyek pekerjaan dinding basement apartemen dan mall Grand Dharmahusada Lagoon. Dinding basement yang direncanakan diawal ternyata tidak cukup kuat untuk menahan pergerakan lateral tanah. Telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan merencanakan ulang dinding penahan tanah menggunakan dinding diafragma dan sistem penunjang angkur tanah. Kemudian didapatkan hasil yaitu penggunaan dinding diafragma mampu memperkecil displacement yang terjadi pada dinding. Namun penelitian sebelumnya hanya melakukan tinjauan pada ketebalan dinding diafragma. Penelitian ini menambahkan jumlah angkur sebagai variabel penelitian untuk mencari kombinasi yang efektif dan efisien. Penelitian ini membandingkan pengaruh penggunaan dimensi dinding diafragma dengan jumlah angkur yang berbeda terhadap nilai deformasi dan faktor keamanan. Berdasarkan hasil analisa menggunakan PLAXIS V8.6, pada ketebalan dinding 1,75 m dengan kedalaman 33 m menggunakan 3 angkur terjadi deformasi sebesar 3,63 m sedangkan dengan penggunaan 4 angkur terjadi deformasi 2,37 m. Selisih deformasi yang terjadi sebesar 1,26 m. Direncanakan ulang untuk penempatan angkur, dimensi dinding pada jumlah angkur yang sama maka didapatkan hasil deformasi berkurang hingga 15,81 cm dengan faktor keamanan 1,3.
Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kedunglarangan Kabupaten Pasuruan Aprilia Gita Permata; Novie HANDAJANI; Iwan Wahjudijanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31114

Abstract

Bangil Subdistrict in Pasuruan Regency, East Java contains the Kedunglarangan River with a length of 39.69 km and the Kedunglarangan Watershed (DAS) covering an area of ​​324.01 km². The inability of the drainage channel which is unable to accommodate the upstream water flow causes flooding in the Kedunglarangan River. This happened due to heavy rains that inundated several areas, one of which was in Kalianyar Village. This study aims to determine the planning of flood control management in the area. The method used for flood management in this study will be carried out by analyzing the design flood discharge with a return period of 25 years and the channel capacity analysis using HEC_RAS. The analysis was used for planning the addition of the embankment height in each river segment to reduce flood discharge. The results in this study were obtained by adding the height of the embankment in segment 1 with a discharge (Q) of 254.404 m3/s, carried out by adding an addition to the height of the left embankment by 4 m and the right side of the embankment with a height of 3.5 m, Segment 2 with river water discharge 550,839 m3/s, the addition of the height of the embankment on the left and right sides is 6.5 m and 4 m, respectively and segment 3 with a river water discharge of 680,997 m3/s, is done by adding the height of the embankment on the left and right by 5m and 2.5m. ABSTRAK Kecamatan Bangil di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur terdapat Kali Kedunglarangan dengan panjang 39,69 km dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedunglarangan seluas 324,01 km². Ketidak mampuan saluran drainase yang tidak mampu menampung aliran air hulu menyebabkan banjir di Kali Kedunglarangan. Hal tersebut terjadi dikarenakan hujan deras yang menggenangi beberapa wilayah salah satunya pada Desa Kalianyar. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan penanganan pengendalian banjir di daerah tersebut. Adapun metode yang dilakukan untuk penanganan banjir pada penelitian ini akan dilakukan dengan analisis debit banjir rancangan dengan kala ulang 25 tahun dan analisis kapasitas saluran menggunakan HEC_RAS . Analisis dilakukan pada debit rancangan digunakan untuk perencanaan penambahan tinggi tanggul pada setiap segmen sungai untuk mengurangi debit banjir. Hasil pada penelitian ini diperoleh dengan penambahan tinggi tanggul pada segmen 1 dengan debit (Q) sebesar 254,404 m3/dt, dilakukan dengan memberikan penambahan pada tinggi tanggul sebelah kiri sebesar 4 m dan sisi tanggul sebelah kanan dengan tinggi 3,5 m, Segmen 2 dengan debit air sungai 550,839 m3/dt, penambahan tinggi tanggul sisi kiri dan kanan masing-masing 6,5 m dan 4 m, masing-masing dan segmen 3 dengan debit air sungai 680,997 m3/dt, dilakukan dengan penambahan tinggi tanggul pada sisi kiri dan kanan sebesar 5m dan 2,5m.
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERDASARKAN SKALA PRIORITAS DI KECAMATAN JENGGAWAH Moh. Andre Hasan Mahendra; Ririn Endah Badriani; Abdur Rohman
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i2.32545

Abstract

Kecamatan Jenggawah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan PDAM dan jaringan HIPPAM atau PAMSIMAS yang belum cukup tersebar sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat menggunakan sumur gali dan atau sumur bor. Perencanaan ini bertujuan untuk mengetahui prioritas wilayah pengembangan perencanaan sistem penyediaan air minum Kecamatan Jenggawah ditinjau dari tingkat keberminatan, pendanaan masyarakat dan kebutuhan air. Metode penelitian yang digunakan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data survey keberminatan tiap desa, pendanaan, kebutuhan air, dan hasil kuesioner penilaian AHP. Data sekunder meliputi peta administrasi dan data kependudukan. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa desa yang layak mendapatkan prioritas utama pelayanan PDAM menurut skala prioritas adalah Desa Jenggawah, diikuti Desa Wonojati, Desa Sruni, Desa Jatisari, dan yang terakhir Desa Kertonegoro. Pelayanan non-PDAM (HIPPAM/PAMSIMAS) di Kecamatan Jenggawah menurut analisis skala prioritas yaitu Desa Cangkring sebagai desa dengan prioritas utama, yang diikuti Desa Kemuningsari dan selanjutnya Desa Jatimulyo.
Pengaruh Limbah Bata Ringan Sebagai Substitusi Agregat Halus Terhadap Campuran Beton Risa Indhika Haqiqi; Mohammad Ghozi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i2.31914

Abstract

According to SNI 03-2834-2000, concrete is a mixture of Portland cement, fine aggregate, coarse aggregate, and water with or without added materials to form a solid mass. Many studies have developed the building blocks of concrete mixtures to improve their quality and properties of concrete mixtures. In this study, lightweight brick waste from the rest of the construction project was used with a first refining process to pass a 0.3 mm sieve as a fine aggregate substitution mixture. The test object used is a cylinder with a size of 15 cm x 30 cm with variations in substitution of lightweight brick powder (SBR) 0%, 10%, 15%, 20%, and 30%. The method of calculating and testing materials and concrete specimens is guided by SNI 03-2834-2000. It was found that the substitution of SBR had a varying effect on the compressive strength of concrete. The maximum compressive strength was found at 21.44 MPa at 28 days, with an optimum SBR of 15% for fine aggregate. ABSTRAK Menurut SNI 03-2834-2000, beton adalah campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan /tanpa bahan tambah yang kemudian membentuk massa padat. Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan sifat-sifat campuran beton, banyak penelitian yang mengembangkan bahan-bahan penyusun campuran beton. Dalam riset ini, limbah bata ringan yang berasal dari sisa proyek pembangunan diteliti dengan proses penghalusan terlebih dahulu hingga lolos ayakan 0,3 mm sebagai campuran substitusi agregat halus. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder ukuran 15 cm x 30 cm dengan variasi substitusi serbuk bata ringan (SBR) 0%, 10%, 15%, 20%, dan 30%. Metode perhitungan dan pengujian material serta benda uji beton berpedoman pada SNI 03-2834-2000. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa subtitusi SBR memiliki pengaruh yang bervariasi pada nilai kuat tekan beton. Nilai kuat tekan tertinggi sebesar 21,44 MPa pada umur 28 hari dengan persentase optimum subtitusi SBR sebesar 15% terhadap agregat halus.
Penjadwalan Ulang Pekerjaan Finishing Proyek Shangrila Hotel Resort and Spa Menggunakan Metode PERT dan FLASH Anita Trisiana; Syamsul Arifin; Khoirunnisai Effendy
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i2.30590

Abstract

A construction project in general always applies the concept of project management. The components of a construction project's success include cost, quality, and time. Planning and management of detailed scheduling of activities are necessary to complete a project to get the most optimal results within a predetermined time period. In the Shangrila Hotel Resort and Spa project, the remaining work is building finishing. The percentage of project completion was still at 3% in July 2019, so in this condition, rescheduling was carried out with the right approach to determine the project time. The Shangrila Hotel, Resort, and Spa project rescheduling use the PERT and FLASH methods. This method uses a probability percentage rather than uncertainty probability when analyzing project completion time. The rescheduling period is 272 days. The PERT method analysis based on activities on the critical path produces a probability percentage of 79.39%. Analysis of the FLASH method by considering all project activity relationships resulted in a probability percentage of 90%. In making a schedule, you can use modifications from other project management applications, such as BIM (Building Information Modeling). ABSTRAK Pada umumnya proyek konstruksi selalu menerapkan konsep manajemen proyek. Faktor keberhasilan suatu proyek kontruksi antara lain faktor biaya, mutu, dan waktu. Perencanaan dan manajemen penjadwalan terperinci tentang aktivitas kegiatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pada proyek Shangrila Hotel Resort and Spa memiliki pekerjaan proyek yang tersisa adalah pekerjaan finishing gedung. Persentase penyelesaian proyek masih 3% pada bulan Juli 2019, maka dalam kondisi ini dilakukan penjadwalan ulang dengan pendekatan yang tepat untuk menentukan waktu proyek. Penjadwalan ulang pada proyek Shangrila Hotel Resort and Spa menggunakan metode PERT dan FLASH. Metode ini menggunakan persentase posibilitas daripada probabilitas ketidakpastian ketika menganalisis waktu penyelesaian proyek. Penjadwalan ulang yang direncanakan adalah 272 hari. Analisa metode PERT berdasarkan kegiatan pada lintasan kritisnya menghasilkan persentase probabilitas sebesar 79,39%. Analisa metode FLASH dengan mempertimbangkan seluruh hubungan kegiatan proyek menghasilkan persentase posibilitas sebesar 90%. Dalam membuat rencana penjadwalan dapat menggunakan modifikasi aplikasi Manajemen Proyek yang lain seperti BIM (Building Information Modeling).
Investigasi Efektivitas Pengolahan Air tercemar Limbah Tekstil Menggunakan Filter Kombinasi Anugerah Tiffanyputri Kristiani; Channy Saka; Maria Kevinia Sutanto; Vittorio Kurniawan
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i2.31511

Abstract

Industri tekstil merupakan salah satu polutan terbesar di salah satu sungai stategis di Indonesia, Sungai Citarum. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif untuk meningkatkan kualitas air sungai melalui kombinasi sistem pengolahan air limbah menggunakan geotekstil, karbon aktif, biji Hibiscus sabdariffa dan clinoptilolite. Material-material ini berfungsi untuk memisahkan air dari limbah padat dan limbah kimiawi terutama logam berat. Sampel air yang digunakan adalah air yang dimodifikasi untuk menyerupai mutu air Sungai Citarum yang tercemar limbah. Sampel sintetis ini dialirkan ke unit filtrasi dengan urutan geotekstil, Hibiscus sabdariffa, dan clinoptilolite. Sampel sintetis sebelum dan sesudah disaring lalu diuji di laboratorium. Hasilnya menunjukkan pengurangan kontaminan secara signifikan di bawah ambang maksimum berdasarkan berbagai ketentuan. Dengan penelitian lebih lanjut, material-material ini dapat diterapkan sebagai alternatif untuk mengatasi kontaminasi air akibat limbah. Textile industry is one of the biggest pollutants of Citarum River which is a very strategic river in Indonesia. This study aims to find alternative on improving the river’s water quality by the combined system of geotextile, activated carbon, Hibiscus sabdariffa seeds, and clinoptilolite. Their role is to separate water from solid waste and chemical waste especially heavy metal. The water sample used is water modified to replicate the actual Citarum River’s water quality which has been contaminated. This synthetic sample is driven to the filtration unit by the order of geotextile, Hibiscus sabdariffa, and clinoptilolite. The pre-treatment and post-treatment synthetic sample is examined in laboratory. The test reveals promising result as the filter system reduces the amount of contamination below the thresholds determined by various standards. With further researches, these materials can potentially be implemented as an alternative in combating effluent contamination

Page 10 of 15 | Total Record : 141