Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK MELALUI RANCANG BANGUN SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha; Nautus Stivano Dalle; Wigbertus Gaut Utama; Oktofianus Purnama Ndau; Bernadius Mariano Djamin; Veronika Senau; Ambrosius Fandi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16775

Abstract

Abstrak: Pemberdayaan masyarakat melalui perguruan tinggi merupakan sebuah konsep peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui tiga tugas pokok akademika perguruan tinggi yaitu melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan untuk memberikan pemahaman tentang potensi sektor peternakan dan meningkatkan kompetensi masyarakat tentang budidaya ternak babi melalui pemodelan 4 pilar. Subjek penelitian berjumlah 60 orang, terdiri dari masyarakat dan kelompok tani yang berprofesi sebagai peternak babi. Setelah dilakukannya kegiatan 4 pilar, sistem evaluasi dilakukan melalui penyebaran kuesioner untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan yakni pada saat sebelum dan setelah berlagsungnya kegiatan. Gambaran kegiatan 4 pilar dapat terkategorikan cukup berhasil karena tingkat pemahaman kelompok tani atas materi yang disampaikan sebesar 72,64 dan strategi pemodelan yang di rekomendasikan karena dianggap sebagai pilar utama yang akan dicapai budaya kewirausahaan dalam pemberdayaan sosial ekonomi rumahtangga masyarakat adalah pilar kedua, ketiga dan keempat.Abstract: Community empowerment through higher education is a concept of improving community welfare through three main tasks of higher education academics, namely through education, research and community service. The aim is to provide an understanding of the potential of the livestock sector and improve community competence on pig farming through 4-pillar modeling. The research subjects numbered 60 people, consisting of communities and farmer groups who work as pig farmers. After the implementation of the 4 pillar activities, the evaluation system is carried out through the distribution of questionnaires to determine the success rate of activities, namely before and after the activity. The description of the 4 pillars activities can be categorized quite successfully because the level of understanding of farmer groups on the material presented is 72.64 and the recommended modeling strategy because it is considered as the main pillar to be achieved entrepreneurial culture in socioeconomic empowerment of community households is the second, third and fourth pillars.
Analisis Kelayakan Usaha Ternak Babi Di Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Hendrikus Demon Tukan; Wigbertus Gaut Utama; Maria Tarsisia Luju Elisabeth Yulia Nugraha; Nautus Stivano Dalle
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 12, No 1 (2023): JURNAL PETERNAKAN SRIWIJAYA
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.12.1.2023.19924

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui besarnya pendapatan petani ternak babi yang diperoleh dari usaha ternak babi yang dijalankan di Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat dan 2) menganalisis kelayakan usaha secara finansial dari indentifikasi total pendapatan dan pengeluaran petani di Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat. Metode penelitian yang dijalankan adalah dengan cara puRp.osive sampling (dengan sengaja) di Kecamatan Kuwus. Metode penentuan sampelnya dilakukan secara acak sehingga memperoleh sebanyak 20 orang responden dengan kriteria responden yakni peternak yang pengalaman berternaknya minimal selama 5 (lima) tahun. Variabel yang dianalisis adalah analisis pendapatan, analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria NPV, Net B/C, R/C, IRR, BEP Harga dan PP. Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata besar pendapatan yang diperoleh petani dalam usaha peternakan babi sebesar Rp. 9.482.957,-/tahun atau setara dengan Rp. 790.246,-/bulan. Analisis finansial menunjukan bahwa NVP sebesar Rp. 19.658.965,-; Net R/C sebesar 1,32, Net B/C sebesar 1,64; PBP selama 2 tahun dan BEP Harga Sebesar Rp. 4.147.718,- serta IRR sebesar 20%.Kata kunci: Babi, Analisis Kelayakan Usaha dan Ternak
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN KAMBING KACANG Nautus Stivano Dalle; Defiyanto Djami Adi; Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan; Paskalina Dewi Egi; Kamel Jemahu
Wahana Peternakan Vol. 7 No. 1 (2023): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v7i1.880

Abstract

The study aimed at evaluating the effect of supplementing concentrate containing fermented corncob (TTJF) and Zn bio-complex on kacang goat performance. There were 12 kacang does 6-8 months of age with 9,3-15,5 averanging 11,20 kg and CV 13,30%. initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment diets offered were: R0 : concentrate feed without fermented corncob + 2,06g Zn bi-complex, R1 : concentrate feed containing TTJF 10% + Zn-Biokomplex 2,06g; R2 : concentrate feed containing TTJF 20% + Zn-Biokomplex 2,06g and R3: concentrate feed containing TTJF 30% + Zn-Biokomplex 2,06g. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The results of all variables measured were : R0 daily body weight gain (52.21g), R1 (66.16g), R2 (46.17g), R3 (42.09g), daily body length gain: R0 (0.17cm), R1 (0.20cm), R2 (0.18cm), R3 (0.14cm), daily girth cycle gain R0 (0.22cm), R1 (0.27cm), R2 (0.23cm), R3 (0.19cm) and daily body height R0 (0.15cm), R1 (0.18cm), R2 (0.15cm), R3 (0.13cm). Statistical analysis shows that the effect of supplementing containing fermented corncob concentrate with Zn bio-complex is not significant (P>0.05) on all performance variables measured. The conclusion is that supplementing containing fermented corncob concentrate up to 30% with Zn bio-complex performs the relative results in kacang does growth performances. Keywords: kacang goats, corncob, growth, Zn bio-complex
Pengaruh Penggunaan Tepung Tongkol Jagung Terfermentasi Yang Ditambahkan Zn-Biokompleks Pada Kambing Kacang Betina Nautus Stivano Dalle; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha; David Agustinus Nguru
Jambura Journal of Animal Science Vol 6, No 1 (2023): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35900/jjas.v6i1.18484

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi konsentrat yang mengandung tepung tongkol jagung terfermentasi yang ditambahkan Zn-Biokompleks terhadap respon fisiologis kambing kancang betina. Ternak yang digunakan adalah kambing kacang betina sebanyak 12 ekor pada kisaran umur 6-8 bulan dengan berat badan awal 9,3-13,5kg, rataan 11,20kg dan KV 13,30%. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: R0:Pakan konsentrat tanpa tepung tongkol jagung terfermentasi dan Zn-Biokompleks 2,06g, R1 :Pakan konsentrat yang mengandung TTJF 10% + Zn-Biokompleks 2,06g, R2 :Pakan konsentrat yang mengandung TTJF 20% + Zn-Biokompleks 2,06g, R3:Pakan konsentrat yang mengandung TTJF 30% + Zn-Biokompleks 2,06g. Analisis data menggunakan (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa denyut nadi R0 (82,37±4.67kali/menit), R1 (84,4±1,50 kali/menit), R2 (86,18±1,25 kali/menit), R3 (89,39±1,89 kali/menit) suhu rektal R0 (25,92±4,670C), R1 (26,09±1,500C), R2 (26,12±1,250C), R3(26,2±1,890C).dan frekuensi pernapasan R0(33,09±4,67 kali/menit), R1(34,3±1,50 kali/menit) R2 (35,2±1,25 kali/menit), R3(35,74±1,89 kali/menit). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap denyut nadi, suhu rektal, frekuensi pernapasan kambing kacang. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa suplementasi konsentrat yang mengandung tepung tongkol jagung terfermentasi sampai dengan level 30% ditambahkan Zn-biokompleks memberikan respon yang relatif sama dengan pemberian konsentrat tanpa suplementasi tepung tongkol jagung terfermentasi yang ditambahkan Zn-biokompleks terhadap respon fisiologis ternak kambing kacang.
Sistem Pemeliharaan Babi dan Pemahaman Peternak Terhadap Demam Babi Afrika di Bangka Kenda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan; Nautus Stivano Dalle; Hilarius Yosef Sikone; Wigbertus Gaut Utama
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.442

Abstract

Demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus DNA, family Asfarviridae dari genus Asfivirus. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemeliharaan ternak babi dan tingkat pemahaman masyarakat peternak babi berserta faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran penyakit ASF. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yakni pada bulan Februari-April 2023 di Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah purposive random sampling yakni survei lapangan dan wawancara responden, dalam hal ini para peternak dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu. Data dianalisis mengggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis regresi linear berganda menggunakan aplikasi Jeffrey’s Amazing Statistics Program (JASP). Hasil penelitian sistem peneliharaan ternak babi dan tingkat pemahaman masyarakat peternak babi terhadap penyakit ASF di Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i dapat dikemukakan bahwa: (1) Presentase sistem pemeliharan ternak babi, memelihara satu ekor babi (46,7%), sistem usaha penggemukan 64,4% dan tingkat pengetahuan memilih bibit ternak babi yang masih tergololong rendah yakni 28,9%; (2) Presentase tingkat pengetahuan peternak mengenai penyakit ASF masih tergolong rendah yakni sebesar 22,2%; (3) faktor umur dan faktor sumber informasi pengenai penyakit ASF sebesar 11.313 dan 1.452. Persentase pemahaman peternak babi terkait informasi penyakit ASF ini masih cukup rendah yakni sebesar 4,52%. Simpuiannya adalah dalam sistem pemeliharaan babi, kebanyakan peternak memelihara satu ekor, kurang mampu memilih bibit dan umumnya untuk digemukkan di samping itu pengetahuan mereka tentang ASF masih sangat rendah. Umur peternak dan sumber informasi sangat memengaruhi system peternakan babi dan tingkat pengetahuan mereka terhadap ASF. Untuk itu diperlukan peningkatan edukasi terkait penyakit ASF.
Kajian Pustaka: Penggunaan Elektrolisis dalam Pembuatan Disinfektan untuk Pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku di Nusa Tenggara Timur Nugraha, Elisabeth Yulia; Nomor, Christiany Frinaldis; Man, Fransiskus Apriano; Lagur, Beatus Gregorio Randiman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (3) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.3.498

Abstract

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV) yang berasal dari famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus sp.. Penyakit PMK sangat menular pada hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa, kijang, unta, dan gajah. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Nusa Tenggara Timur sebagai wilayah yang masih bebas PMK perlu mendapat perhatian lebih dalam upaya pencegahan penyakit PMK salah satunya dengan memerhatikan sistem biosekuritinya. Sanitasi dan disinfeksi merupakan salah satu kunci manajemen kesehatan ternak. Disinfektan yang digunakan masyarakat umumnya memiliki harga yang lumayan mahal dengan ekonomi masyarakat yang masih tergolong rendah. Tujuan dari penulisan artikel ini yakni untuk mendorong masyarakat menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan menggunakan teknologi elektrolisis dalam upaya mendukung pencegahan PMK di Nusa Tenggara Timur. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode studi literatur yaitu mencari dan menghimpun berbagai referensi yang berkaitan dengan topik studi dalam kurung waktu 5 tahun terakhir. Studi kepustakaan difokuskan pada referensi mengenai PMK, status PMK di Indonesia, dampak sosial ekonomi PMK, struktur perekomonian di Nusa Tenggara Timur khususnya bidang peternakan, disinfektan dan metode elektrolisis, Sodium Hypochlorite (NaOCl), serta penggunaannya. Teknologi elektrolisis menghasilkan larutan yang mengandung NaOCl. Larutan NaOCl yang mengandung konsentrasi 1% sudah dapat dijadikan sebagai disinfektan. Kelebihan lain yang dimiliki oleh NaOCl adalah harganya yang murah, terjangkau, dan mudah digunakan oleh masyarakat umum. Berdasarkan hasil studi literatur dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi elektrolisis dalam pembuatan disinfektan ramah lingkungan dapat mendukung pencegahan PMK di Nusa Tenggara Timur.
ANALISIS PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN (ANIMAL WALFARE) DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) KAROT: Analysis of the Implementation of Animal Welfare in Karot Slaughterhouse Nugraha, Elisabeth Yulia; Oktaviano Elcan Dinyori Sukum; Wihelmus Sandri Mampo; Serapin Yoga Pratama; Adrianus Wandri
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 2 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i2.1525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan prinsip Animal Welfare dalam proses pemotongan hewan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Karot, dengan fokus pada tahapan-tahapan seperti menurunkan sapi dari alat transportasi, penggiringan, pengamatan pada kandang penampungan, perebahan, penyembelihan, hingga penilaian kematian hewan. Melalui pengamatan terhadap 95 ekor sapi selama periode 15 hari, data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan dikonversikan ke dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan persentase penerapan Animal welfare pada proses sebelum penyembelihan di RPH  Karot sebesar 90,18% dan penerapan Animal welfare pada proses setelah penyembelihan di RPH Karot sebesar 87,05%. Sebagian besar tahapan proses menunjukkan tingkat penerapan yang tinggi, namun meskipun demikian masih terdapat beberapa tahapan yang memerlukan perhatian lebih lanjut, seperti proses perebahan sebelum dipotong dan penilaian kematian hewan. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan pentingnya menerapkan prinsip Animal welfare  untuk menjaga kesejahteraan hewan dan meningkatkan standar kualitas produk daging. Oleh karena itu, disarankan untuk terus melakukan upaya dalam meningkatkan kesadaran, pelatihan, dan pengawasan dalam industri pemotongan hewan guna memastikan bahwa kesejahteraan hewan terjaga dengan baik dan produk daging yang dihasilkan memiliki kualitas yang optimal.   Kata kunci: Animal welfare, Karot, Kesejahteraan Hewan, Rumah Potong Hewan
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Anting-Anting (Achalipha indica. l) Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Dan Kecernaan Kalsium Dan Fosfor Ternak Babi Dalle, Nautus Stivano; Nguru, David Agustinus; Berek, Christalia; Tukan, Hendrikus Demon; Nugraha, Elisabeth Yulia
Jurnal Peternakan Lokal Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Peternakan Lokal
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/peternakan.v6i2.2199

Abstract

The purpose of this study was to find out how to use Earring Leaf Flour for basal diet for intake and digestibility of Calcium and Phosphor on pigs . The materials used were 12 male pigs of Landrace breeding which received 1-2 months with initial body weight of 30-50 kg, an average of 37.92 kg and (KV = 13,66%). This study used a randomized block design (RBD) with 4 preparations and 3 replications. The treatment tried was R0: 100% basal diet without leaves Earring (control), R1: 98% basal diet + 2% leaf Earring, R2: 96% basal diet + 4% leaf Earring, R3: basal diet 94% + 6% leaf earrings. The variables consumed were intake and digestibility of Calcium and Phosphor. The results showed that the study was not significant (P> 0.05) for intake and digestibility of calcium, and phosphor. Conclusion is the use of leaves Earrings up to 6% give a relatively similar response to the intake and digestibility of Calcium and Phosphor.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN DOMESTIC ANIMAL MODEL OF INHERITANCE SEBAGAI PENGHASIL SEMEN UNTUK INSEMINASI BUATAN Nautus Stivano Dalle; Dionisius Filma; Hilarius Yosef Sikone; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha; George G. F. Adventten; Viktorinus Maru
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 3 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i3.23261

Abstract

Abstrak: Salah satu cara untuk meningkatan efisiensi produksi dan kualitas genetik babi melalui metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas genetik ternak babi adalah melalui Inseminasi Buatan (IB). Tujuan dari PkM ini adalah untuk membuat Filma Farm dapat menghasilkan semen sendiri untuk keperluan IB ternak babi di kelurahan ngalak leleng. Metode yang digunakan adalah edukasi dan Pendekatan Teknologi berupa pelatihan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Filma Farm yang berada di Kelurahan Ngelak Leleng, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur. Filma Farm adalah salah peternakan ternak babi yang berfokus pada penggemukan dan memiliki 15 orang karyawan. Kegiatan ini dimulai dengan Pendekatan awal dengan pengelola Filma Farm tentang pentingnya pembuatan DAMI dan model yang cocok untuk kandang di Filma Farm; Selanjutnya dilanjutkan dengan pembuatan DAMI yang telah di sepakati sebelumnya; Pelatihan ternak jantan untuk dapat manaiki DAMI dan dapat menampung semen; Kegiatan terakhir adalah evaluasi kegiatan dengan mentoring penilaian pengambilan semen kepada karyawan di Filma Farm untuk mengetahui keberhasilan kegiatan PKM ini. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah seluruh karyawan di filma Farm berhasil mengasilkan semen ternak babi pejantang dengan latihan selama 2 minggu dengan presentase keberhasilan sebanyak 100%.Abstract: One way to improve the production efficiency and genetic quality of pigs through methods that can be used to improve the genetic quality of pigs is through Artificial Insemination (IB). The purpose of this PkM is to make Filma Farm able to produce its own cement for the needs of IB pigs in Ngalak Leleng. The method used is the Technology Approach. This activity will be carried out at Filma Farm located in Ngelak Leleng, Poco Ranaka District, East Manggarai Regency. This activity began with an initial approach with Filma Farm managers about the importance of making DAMI and suitable models for cages at Filma Farm; Then proceed with the creation of DAMI which has been agreed before; Training of male livestock to be able to ride DAMI and be able to hold cement; The last activity is an evaluation of activities to determine the success of this PKM activity. The result of this PKM activity is that employees at Filma Farm succeeded in producing semen for pejantang pigs with training for 2 weeks.
PEMANFAATAN LIMBAH DAN FESES TERNAK BABI SEBAGAI PUPUK BOKASHI PADA KELOMPOK TANI PUAR FARM Hendrikus Demon Tukan; Nautus Stivano Dalle; Elisabeth Yulia Nugraha; Hilarius Yosef Sikone; Aleksius A. Jeramat; Dionsius Filma; Viktor Kevin Sekar
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.24251

Abstract

Abstrak: Penggunaan pupuk organik bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur makro dan mikronya serta proses pembuatannya cukup efisien karena tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak .Tujuan dilakukannya kegiatan PkM ini adalah mengedukasi pada masyarakat tentang potensi limbah dan feses ternak guna menjadi pupuk bokashi agar kelompok tani Puar Farm dan masyarakat kelurahan Nggalak Leleng dapat menghasilkan pupuk organik sendiri sebagai subtitusi pupuk kimia. Tempat dilaksanakan kegiatan PkM berlangsung pada kelompok Tani Puar Farm beranggotakan 25 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dewasa dan 8 orang perempuan dewasa. Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan yakni bulan 11 Januari sampai dengan 14 Februari 2024. Metode yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah sosialisasi dampak feses babi non fermentasi sebagai pupuk dan demostrasi praktik pembuatan bokashi agar kelompok mitra mampu mengaplikasikan feses babi sebagai pupuk organic serta evaluasi hasil kegiatannya menggunakan kuesioner sebagai indikator keberhasilan. Kegiatan sosialisasi ini memberikan respon yang baik. Hasil evaluasi kegiatan menunjukan keberhasilan kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan akan pupuk bokasi oleh masyarakat sebesar 66,32% dan tingkat keberhasilankegiatannya mencapai 90% sehingga diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia yang marak terjadi pada seluruh lapisan masyarakat daerah Manggarai Timur.Abstract: The use of bokashi organic fertilizer usually contains nutrients in small doses, but it is complete with macro and micro elements and the manufacturing process is quite efficient because it does not require a lot of time and energy. The purpose of this PkM activity is to educate the community about the potential of waste and livestock feces to become bokashi fertilizer so that the Puar Farm farmer group and the people of Nggalak Leleng village can produce their own organic fertilizer as a substitute for chemical fertilizers. The place where the PkM activity took place in the Puar Farm Farmers group consisting of 25 members consisting of 17 adult men and 8 adult women. This group is located in East Manggarai Regency for 1 month, from January 11 to February 14, 2024. The method used in this PkM activity is the socialization of the impact of non-fermented pig feces as fertilizer and the demonstration of bokashi making practices so that the partner group is able to apply pig feces as organic fertilizer and evaluate the results of the activity using a questionnaire as an indicator of success. This socialization activity gave a good response. The results of the evaluation of the activity show that the success of this service activity can be seen from the increase in knowledge of bokasi fertilizer by the community by 66.32% and the success rate of the activity reaches 90% so that it is expected to be able to reduce the use of chemical fertilizers which is rampant in all levels of society in the East Manggarai area.