Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT KAMBING SABURAI DI DESA GISTING ATAS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Kusuma Adhianto; Siswanto Siswanto; Sulastri Sulastri; Anggi Derma Tungga Dewi
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.713 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v7i1.p180-185

Abstract

The goal of this study was to identify reproduction status, Natural Increase, Net Replacement Rate, and output estimation ofSaburai Goat in Gisting Atas village, Gisting subdistrict, Tanggamus regency.  This research was conducted in March until April 2018.  The material of this study is all of the Saburai goats which was available in the Gisting Atas Village, which number 89 heads. The results showed that the reproduction status of Saburai Goat in Gisting Atas Village were : first matingfor male goats was 15.47 months and for female goats was12.05 months, Post partum mating was for 2.67 months, calving interval was for 8.67 months.  natural increase of Saburai goats was 24.72%, net replacement rate of male goats was 234.92%, and  female goats was 121.62%, and the output Saburai goats was 24.72% (28 goats). Keywords: Reproduction Status, Natural Increase, Net Replacement Rate, Output Estimation, Saburai Goat
MANFAAT PENTINGNYA KONSUMSI TELUR DI DESA KIBANG, KECAMATAN METRO KIBANG, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Anggi Derma Tungga Dewi; Riko Herdiansah; Miki Suhadi
Jurnal Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): JM-PKM
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.039 KB) | DOI: 10.37090/jmpkm.v1i1.570

Abstract

ABSTRACT The benefits of eggs in human life are so great that eggs are highly recommended for consumption by children who are in a period of growth, pregnant and lactating women, people who are sick or in the process of healing, and the elderly. Eggs are a source of animal protein that has a delicious taste, easy to digest and highly nutritious so that it is needed by many people. In addition, eggs are easy to obtain and the price is affordable. Indonesian people generally sufficient their protein needs by consuming eggs. Nowadays, there are many governments or students who are conducting campaigns to consume eggs every day, this campaign is carried out to increase the body's immune system, fulfill nutritional needs and also prevent stunting. Consumption of eggs 1-2 eggs a day per capita is highly recommended to help meet the protein needs in the body. Based on the results of observations made to 20 housewives, in Kibang Village, Kec. Metro Kibang, Kab. East Lampung in February 2022 it was discovered that a total of 18 housewives had not implemented egg consumption at least once a day. Many housewives do not know the importance of consuming eggs, the lack of education for housewives is one of the factors that affect consumption rates. This counseling is expected to provide benefits to participants and the community and raise awareness of the importance of consuming eggs, as well as how to select good quality eggs and store eggs properly. Keywords: Egg, Egg Benefits, Egg Consumption
PENGARUH NAUNGAN DAN PENAMBAHAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JONTANG KUDA (Synedrell nodiflorai): Effect of Shade and Addition of Urea Fertilizer on Growth and Production of Jontang Kuda (Synedrella nodiflora) Anggi Derma Tungga Dewi; Riski Nanda Amelia; Kunaifi Wicaksana
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 3 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i3.1837

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan dan penambahan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi jontang kuda (Synedrella nodiflora) sebagai pakan ternak. Penelitian dilaksanakan pada September 2020 sampai Januari 2021 di Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3. Faktor pertama adalah jenis naungan yang terdiri dari naungan dan tanpa naungan, faktor yang kedua level pemberian pupuk urea yang terdiri dari 0kg/Ha, 150kg/Ha, dan 300kg/Ha. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, produksi segar, dan produksi bahan kering. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis keragaman (analysis of variance) dan jika terdapat perbedaan nyata, dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tipe naungan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang), dan produksi segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan level pupuk memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang). Kesimpulan pada penelitian ini adalah penanaman tanpa naungan dan pemberian pupuk urea 100kg/Ha dan 200kg/Ha meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan produksi segar Kata kunci: Biomasa, naungan, pemupukan, Synedrella nodiflora
OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI MELALUI PENYULUHAN BUDIDAYA DAN REPRODUKSI SERTA PELATIHAN FERMENTASI PAKAN BERBASIS BATANG PISANG : Optimization of Cattle Productivity Through Outreach on Farming and Reproduction and Training on Banana Stem-Based Feed Fermentation Erwanto; Sirat, Muhammad Mirandy Pratama; Liman; Dewi, Anggi Derma Tungga; Setio, Slamet; Putri Pramudita; Inka Aulia; Pratama Adi Prayoga; Husni, Ali; Muhtarudin
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 1 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i1.2261

Abstract

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi sebagai sentra produksi tanaman pisang di Indonesia yang berpotensi menghasilkan limbah batang pisang yang dapat dimanfaatkan menjadi alternatif pakan bagi ternak. Kelompok Ternak Rejo Cow Farm merupakan kelompok ternak sapi pemula di Desa Margomulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung yang belum pernah menerima kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang peternakan sehingga beternak sapi masih dilakukan secara konvensional. Tim PKM DIPA FP Unila menghadirkan solusi melalui berbagai rangkaian kegiatan: 1) Penyuluhan dan diskusi mengenai budidaya sapi, dan fermentasi pakan; dan 2) Pelatihan fermentasi pakan berbasis limbah pertanian batang pisang, daun singkong, dan rumput gajah. Evaluasi kegiatan berdasarkan peningkatan pengetahuan peternak dari kuesioner pre-test dan post-test dan data disajikan dalam bentuk grafik untuk digolongkan dalam 3 jenis kriteria tingkat pengetahuan yaitu rendah (<50%), sedang (50-70%), dan tinggi (>70%). Hasil kegiatan pengabdian yaitu 1) Penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan peserta terkait budidaya sapi, reproduksi sapi, dan fermentasi pakan hingga kategori tinggi (>70%) dengan rerata peningkatan pengetahuan sebesar 38,52%; dan 2) Fermentasi pakan berbasis batang pisang sebagai bentuk efisiensi pengolahan limbah pertanian menjadi alternatif pakan dengan keberhasilan pada uji organoleptik dan  palatabilitas tinggi pada ternak sapi. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini secara efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam budidaya sapi, reproduksi sapi, dan fermentasi pakan serta keberhasilan pemanfaatan limbah batang pisang sebagai pakan alternatif menunjukkan potensinya dalam meningkatkan efisiensi pakan dan mendukung produksi ternak yang berkelanjutan. Kata kunci: Batang pisang, Budidaya, Fermentasi pakan, Reproduksi, Ternak sapi.
Review: Pengolahan Hijauan Sorgum Sebagai Alternatif Pakan Ternak Ruminansia anggi derma tungga dewi
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v4i1.39

Abstract

Sorgum merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Hijauan sorgum memiliki beberapa karakteristik khas, seperti sistem perakaran yang dalam, daun dengan kutikula tebal, serta pertumbuhan bunga yang cepat, sehingga membuatnya tahan terhadap kondisi lahan kering. Dari segi nutrisi, sorgum memiliki kadar protein kasar yang cukup tinggi, tetapi kandungan serat kasarnya masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengolahan seperti pembuatan silase untuk meningkatkan kualitasnya. Selain membantu mengurangi kadar serat kasar, silase juga berfungsi sebagai metode pengawetan pakan melalui proses ensilasi, sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lama, terutama saat musim kemarau. Kualitas nutrisi hijauan dalam proses silase dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan lain seperti bahan pakan sumber karbohidrat dan/atau sumber protein. Dalam pembuatan silase, penting untuk memperhatikan bahan yang digunakan, termasuk memilih hijauan yang disukai ternak serta mempertimbangkan jenis bahan tambahan yang dapat mempengaruhi karakteristik akhir silase.
PRODUKTIVITAS DAN NILAI KOMPOSISI KIMIA FODDER JAGUNG DENGAN PENGGUNAAN LEVEL URIN SAPI YANG BERBEDA SEBAGAI MEDIA PENYIRAMAN: Productivity and Chemical Composition of Maize Fodder Irrigated with Varying Levels of Cow Urine Syahrio Tantalo; Liman; Etha 'Azizah Hasiib; Anggi Derma Tungga Dewi; Restu Jelitha
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2533

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan urin sapi dengan level yang berbeda sebagai media penyiraman terhadap produktivitas dan komposisi kimia fodder jagung (Zea mays). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, yaitu P0 (tanpa urin), P1 (1000 ml), P2 (750 ml), P3 (500 ml), dan P4 (250 ml), masing-masing dengan empat ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, biomassa segar, serta kandungan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan biomassa tertinggi (2221,01 g), sedangkan perlakuan P3 memberikan tinggi tanaman tertinggi (118,37 cm), kandungan PK tertinggi (17,94%), dan SK terendah (21,36%). Penggunaan urin sapi dalam jumlah moderat (500–750 ml) terbukti meningkatkan produktivitas dan kualitas nutrisi fodder jagung secara signifikan. Dengan demikian, urin sapi berpotensi menjadi pupuk cair organik alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam budidaya hijauan pakan ternak.   Kata kunci: fodder jagung, urin sapi, produktivitas, komposisi kimia, pupuk organik cair
REVIEW: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KULIT PISANG DALAM RANSUM RUMINANSIA TERHADAP NILAI KECERNAAN: Review: Effectiveness of Banana Peel Inclusion in Ruminant Diets on Nutrient Digestibility Anggi Derma Tungga Dewi; Ririn Angriani; Lusia Komala Widiastuti
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2666

Abstract

Kulit pisang merupakan salah satu limbah agroindustri yang potensial digunakan sebagai bahan pakan alternatif bagi ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan kulit pisang dalam berbagai bentuk dan proporsi terhadap nilai kecernaan bahan kering (KCBK), bahan organik (KCBO), protein kasar (KCPK), lemak kasar (KCLK), dan serat kasar (KCSK) pada ternak ruminansia. Hasil review menunjukkan bahwa penggunaan kulit pisang dalam bentuk terfermentasi secara umum meningkatkan nilai kecernaan dibandingkan kulit pisang segar atau kering. Nilai KCBK tertinggi tercatat pada perlakuan kulit pisang fermentasi dengan konsentrat dan hijauan (74,58%), sedangkan nilai KCBO tertinggi diperoleh dari kombinasi kulit pisang dan buah kakao yang difermentasi menggunakan mikroba starbio (80,65%). KCPK juga mengalami peningkatan signifikan hingga lebih dari 65% bila kulit pisang dikombinasikan dengan bahan berprotein tinggi dan difermentasi, dibandingkan dengan kulit pisang segar yang hanya mencapai 12%. KCLK meningkat pada perlakuan fermentasi, sedangkan KCSK cenderung menurun jika kulit pisang diberikan dalam jumlah besar tanpa perlakuan pendahuluan. Dibandingkan dengan referensi jurnal asli, penggunaan kulit pisang secara optimal dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi pakan, asalkan pengolahan dan formulasi ransumnya dilakukan dengan tepat. Dengan demikian, kulit pisang memiliki prospek sebagai bahan pakan ruminansia yang ekonomis dan berkelanjutan jika dikelola melalui pendekatan teknologi pakan yang sesuai. Kata kunci: Kulit pisang, Ransum, Ruminansia, Kecernaan
Karakteristik Fisik dan Potensi Ampas Tahu sebagai Bahan Pakan Alternatif dari Sentra Produksi Tahu di Desa Gadingrejo Induk, Kabupaten Pringsewu anggi derma tungga dewi; Ririn Angriani
AVES: Jurnal Ilmu Peternakan Vol. 19 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/jp.v19i1.4532

Abstract

This study aimed to evaluate the physical characteristics and pH of tofu pulp from various production sites in Gadingrejo Induk Village, Gadingrejo Sub-district, Pringsewu Regency, Lampung Province, as an alternative feed ingredient for livestock. A total of 14 tofu by-product samples were collected from local production units and analyzed using organoleptic methods for five physical parameters: color, aroma, texture, cleanliness, and homogeneity. In addition, pH measurements were conducted to assess the freshness and potential fermentation of the material. The results showed significant variation in quality among samples. Samples S3 and S10 exhibited the best characteristics, including bright color, neutral aroma, smooth texture, high cleanliness and homogeneity, and near-neutral pH values (7.03–7.40). In contrast, sample S4 had the lowest scores in most parameters, including a low pH (5.13), indicating spontaneous fermentation. There were clear correlations between pH and both aroma and cleanliness, as well as between texture and homogeneity. In conclusion, tofu by-products from production centers with good sanitation and proper processing have high potential to be utilized as safe and viable livestock feed ingredients.
Evaluasi Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar, dan Nilai Fleigh pada Silase Kulit Buah Kakao yang ditambah Molasses dan Tepung Gaplek: Evaluation of Crude Protein, Crude Fat, Crude Fiber, and Fleigh Score Content in Cocoa Pod Husk Silage Supplemented with Molasses and  Cassava Flour Anggi Derma Tungga Dewi; Ririn Angriani; Etha Azizah Hasiib; Syahrio Tantalo
Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Vol. 23 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
Publisher : Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jintp.23.2.%p

Abstract

Cocoa pod husks still contain several nutrients, making them potentially useful as livestock feed. Nonetheless, cocoa pod husks face limitations such as low crude protein and high crude fiber content. This study aimed to explore the effectiveness of molasses and cassava flour in cocoa pod husk silage on nutrient quality. A Completely Randomized Design (CRD) was applied, with each treatment replicated three times. The treatments consisted of 0% (P0), 10% molasses (P1), 10% cassava flour (P2), and 5% molasses + 5% cassava flour (P3). The observed nutrient qualities were crude protein, crude fiber, and crude fat. The data were analyzed at a 5% level of significance and followed up with the least significant difference test. The results showed that the addition of molasses and cassava flour to cocoa pod husk silage had a statistically significant effect (p < 0.05) on crude fiber content and fiber value, but no significant effect on crude protein or crude fat content. The combination of 5% molasses and 5% cassava flour resulted in the lowest crude fiber content with a good Fleigh value. It can be concluded that the combination of 5% molasses and 5% cassava flour produces the best quality cocoa pod husk silage. Key words:           cassava flour, crude fat, crude fiber, crude protein, cocoa pod husk silage, fleigh score, molasses