Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Sintesis Zeolit dari Abu Sekam Padi (OryzaSativa L.) Serta Uji Efektifitasnya Sebagai Material Antiseptik Cinde Puspita; Dewi Rahmawati; Alhara Yuwanda
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/7p24pg51

Abstract

Rice husks are obtained from 20% rice milling and have a silica content of 94-99% of ashed rice husks. Zeolite is a silica-based material and is known as an aluminosilicate compound, because it is formed from two main components, namely tetrahedral AlO4- and SiO4¬-. Synthetic zeolite is obtained by reacting Sodium Silicate (A) with Sodium Aluminate (B) which is then aged at 100oC for 24 hours to produce white synthetic Zeolite powder. Zeolite synthesis will be made with three variations of mixture ratios, namely 30A:70B, 50A:50B, 70A:30B and the characteristics of each will be evaluated. To test the success of this synthetic zeolite as an antiseptic material, its ability to reduce the infectious value of Bacteriuria and Candiduria will be tested, which will be represented by Escherecia coli and Candida albicans. The results obtained from the three variations of synthetic zeolite that were made had the same characteristics and had a ratio of less than two or type A. Synthetic zeolite made at a dose of 600 mg had the ability to act as an antiseptic material against Escherichia coli 104 by reducing the number of colonies to 72-79 %, as well as Candida albicans 103 was able to reduce the number of C. albicans colonies by 74-80%, this value is lower than Attapulgite 600mg in reducing the same number of colonies, namely 90% for bacteriuria and 94.90% for candiduria. To equalize its capabilities with Attapulgite 600 mg, the dosage of the synthetic zeolite obtained in the research was increased to 700 mg
Evaluasi Kedisiplinan Pengambilan Resep Ulang Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit X Jakarta Utara: Studi Metode Campuran Marintan Simanullang; Benny Efendie; Ahda Sabila; Alhara Yuwanda; Nopratilova Nopratilova; Rizky Farmasita
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/bd16jx10

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Pengobatan tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dengan jumlah yang cukup dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan agar semua bakteri dapat dibunuh. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang disiplin adalah mereka yang rutin mengambil obat setiap bulannya tanpa melewatkan jadwal pengambilan obat. Sebaliknya, ketidakdisiplinan pasien terlihat pada mereka yang tidak rutin mengambil obat setiap bulan. Berdasarkan uji Spearman, disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kedisiplinan dan kepatuhan. Disiplin dalam pengambilan resep ulang masih rendah, yaitu 31 pasien tidak disiplin dan 26 pasien disiplin. Kepatuhan pasien diukur menggunakan MMAS, dengan hasil rendah pada 47 pasien, sedang pada 9 pasien, dan tinggi hanya pada 1 pasien. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan pasien masih sangat minim.
Evaluasi Kepatuhan dan Kedisiplinan Pengambilan Ulang Obat Antiretroviral (ARV) oleh Pasien HIV/AIDS di Sebuah Rumah Sakit Swasta Jakarta Utara Periode Tahun 2023 Sri Wahyuni Damanik; Benny Efendie; Ahda Sabila; Alhara Yuwanda; Anugerah Budiatama A; Rizky Farmasita
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/kts50n27

Abstract

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang dapat menyerang atau menginfeksi sel darah putih, yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh manusia. Jakarta berada dalam posisi pertama dengan jumlah kasus infeksi HIV terbanyak di Indonesia. Penderita HIV memerlukan terapi Antiretroviral (ARV) agar perkembangan penyakit, komplikasi, dan penularannya dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kedisiplinan serta kepatuhan pasien dalam menjalani terapi Antiretroviral. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan pada Januari-Maret 2023. Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi desain kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang disiplin dalam mengambil obat setiap bulan mencapai 32 orang (16%), sedangkan yang tidak disiplin 168 orang (84%). Kepatuhan pasien dalam menggunakan MMAIS adalah 164 orang (82%), sedangkan yang tidak patuh 36 orang (18%). Pasien dengan kepatuhan rendah cenderung memiliki kepatuhan yang minim.
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Salep Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Alhara Yuwanda; Dewi Rahmawati; Nunung Nurajijah
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/ky4kf511

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang salah satunya disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Buah jeruk bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.) mempunyai banyak nutrisi yang bermanfaat untuk mengatasi masalah kesehatan. Komponen utama penyusun minyak atsiri pada kulit buah jeruk bali yaitu senyawa limonen, mircen, β-asarone, germacren D, dan α-pinen. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memformulasikan sediaan salep dari minyak atsiri kulit buah jeruk bali berdasarkan kombinasi basis PEG 4000 dan PEG 400 dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes setelah diformulasikan menjadi sediaan salep. Metodologi: Penelitian ini dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang menunjukan besarnya zona hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes pada sekitar cakram disk. Hasil: Pada uji fitokimia menunjukkan bahwa didalam simplisia segar kulit buah jeruk bali positif mengandung flavonoid, alkaloid, saponin dan triterfenoid. Pengujian aktivitas antibakteri  sediaan salep minyak atsiri kulit buah jeruk bali dibuat dengan konsentrasi 15%, 20%, dan 25%, kelompok kontrol positif clindamicin gel dan kontrol negatif aquadest steril. Hasil uji aktivitas salep menunjukkan adanya aktivitas terhadap Propionibacterium acnes. Respon hambat pertumbuhan yang terbentuk pada konsentrasi 15%, 20%, 25%  dan kontrol positif adalah kuat yaitu diameter zona hambat lebih dari 6 mm, sedangkan kontrol negatif  tidak memiliki respon hambat pertumbuhan. Kesimpulan: Formulasi sediaan salep minyak atsiri kulit buah jeruk bali basis larut air dengan variasi konsentrasi perbandingan PEG 400 dan PEG 4000 tidak mempengaruhi pelepasan zat aktif minyak atsiri kulit buah jeruk bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.) dan pada semua konsentrasi sediaan salep memiliki aktivitas antibakteri dengan terbentuknya zona bening di sekeliling kertas cakram.
Formulation and SPF Value Determination of Spray Preparations From Depok Starfruit Extracts (Averrhoa Carambola L.) Rohmah, Umu Nazilatur; Rahmawati, Dewi; Yuwanda, Alhara
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.7695

Abstract

Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai sunscreen adalah ekstrak belimbing depok(Averrhoa carambola L.) yang mengandung senyawa flavonoid. Belimbing depok yang berasal dari Depok, Indonesia, diekstraksi dengan larutan air dan diuapkan menggunakan rotary evaporator untuk memperoleh hasil yang kental. Telah dilakukan skrining fitokimia ekstrak bersamaan dengan kromatografi lapis tipis. Formulasi sunscreen dibuat terlebih dahulu dengan melarutkan bahan ke dalam masing-masing fase air dan minyak, dilanjutkan dengan mencampurkan kedua fase tersebut dengan ekstrak. Tiga formulasi dibuat dengan konsentrasi ekstrak berbeda yaitu 2, 4, 6% b/v. Seluruh formulasi diamati secara fisik melalui penilaian organoleptik, homogenitas, pH, pola penyemprotan, daya sebar lekat dan dilanjutkan dengan penilaian stabilitas pada suhu penyimpanan 4o & 40oC selama 24 jam. Ekstrak dan seluruh formulasi dievaluasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dalam rentang panjang gelombang 290-320 nm pada interval 5 nm untuk penentuan nilai SPF. Semua pengukuran diulang tiga kali. Hasil ekstrak menunjukkan kandungan flavonoidnya. Ketiga formulasi menunjukkan karakteristik fisik dan stabilitas penyimpanan yang baik. Formulasi semprot yang mengandung ekstrak belimbing wuluh konsentrasi 2% memberikan perlindungan maksimal (SPF 14.09). Formulasi dengan ekstrak 4% menawarkan perlindungan ultra (SPF 16.66), sedangkan formulasi dengan ekstrak 6% memberikan perlindungan ultraviolet yang lebih tinggi (SPF 18.33). Di antara seluruh konsentrasi yang diuji, formulasi dengan konsentrasi ekstrak 6% menunjukkan nilai SPF tertinggi, yaitu 18,33, menawarkan perlindungan ultra terhadap sinar matahari. Penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi semprotan dengan ekstrak belimbing wuluh sebagai bahan sunscreen alami mempunyai kemampuan dalam menyerap sinar ultraviolet tingkat tinggi.
FORMULASI HAND SANITIZER GEL DENGAN EKSTRAK BUAH LABU KUNING (Cucurbita Moschata) SEBAGAI ANTISEPTIK Zega, Ros Sandririan; Rahmawat, Dewi; Yuwanda, Alhara
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.10897

Abstract

Cuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya untuk menjaga agar tubuh terhindar dari penyakit, khususnya infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme atau virus. Kondisi pandemi covid19 saat ini membuat pemakaian antiseptik tangan meningkat, bahan alam perlu dikembangkan karena relatif lebih murah, aman, efektif, dan mudah didapat. Labu kuning merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung berbagai zat aktif yang mempunyai tingkat keamanan yang tinggi untuk kulit yaitu saponin, flavonoid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode maserasi. formulasi sediaan hand sanitizer di buat menjadi 6 formula, yang menggunakan zak aktif labu kuning (cucurbita moschata). Formula 5%, formula 8%. Formula 12%, formula 15% dan 20% hand sanitizer gel. Evaluasi yag dilakukan dalam penelitian pada gel yaitu uji organoleptis, uji homogenitas,iritasi, dan uji pH. Hasil dan penelitian yang didapatkan dari hand sanitizer gel labu kuning (cucurbita moschata). Kosentrasi penghambat bakteri terbaik terdapat pada konsentrasi 20%. Homogenitas, Stabil pada suhu ruang, memenuhi standar ph kulit serta tidak mengiritasi
Prevalensi Potensi Interaksi Obat Pada Resep Pasien Pediatri di Apotek X Periode Bulan Juli - Desember 2022 Hasanah, Alfiyatun; Farmasita, Rizky; Sabila, Ahda; Yuwanda, Alhara; Nopratilova, Nopratilova; Budipratama, Anugerah
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.33288

Abstract

Interaksi obat terjadi karena adanya kejadian dimana efek suatu obat diubah oleh adanya obat lain. Salah satu penyebab interaksi obat yaitu banyaknya jenis obat yang diterima oleh pasien, terutama pasien pediatri yang memiliki perbedaan fungsi fisiologis sehingga lebih rentan terhadap pemberian beberapa obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat, menganalisa efek dari interaksi obat dan mengetahui hubungan interaksi obat pada pasien pediatri di apotek X Periode bulan juli – desember 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif analitik dengan pengambilan data secara Retrospektif periode Juli - Desember 2022. Analisis interaksi obat menggunakan aplikasi Lexicomp. Tingkat keparahan interaksi ditentukan berdasarkan tingkat resiko, tingkat keparahan, dan tingkat reliabilitas. Hasil penelitian berjumlah 160 pasien dengan jumlah potensi interaksi obat 313 interaksi. Persentase penggunaan >5 obat sebanyak 53,8%. Berdasarkan tingkat resiko persentase tertinggi pada kategori C sebesar 79,9% sehingga diperlukan pemantauan terapi. Kategori X sebesar 4,2% kategori D sebesar 1,5%. Berdasarkan tingkat keparahan, interaksi obat moderate dengan persentase 84,7% kejadian, interaksi minor 10,3% kejadian, dan interaksi mayor 4,8% kejadian. Berdasarkan tingkat Reliabilitas persentase tertinggi pada kategori Good 59,1%, Fair 39,6%, Excellent 1,3%. Berdasarka uji Chi-Square SPSS ver 29 dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p yaitu 0,001 <0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan interaksi obat pada.
OPTIMASI DAN FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Anjani, Fanny Sukma; Rahmawati, Dewi; Yuwanda, Alhara
Jurnal Farmasi Higea Vol 16, No 2 (2024)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v16i2.565

Abstract

Pegagan diketahui mengandung antioksidan yang berguna untuk menjaga kecantikan wanita. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui optimasi dan formulasi krim dari ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) dan menguji aktivitas antioksidannya. Penelitian ini dilakukan secara experimental dengan metode DPPH, menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis untuk melihat aktivitas antioksidan dari ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) dan sediaan krim wajah ekstrak daun pegagan. Krim dibuat dengan konsentrasi zat aktif 2%, 4% dan 6%. Hasil uji organoleptik terdapat perbedaan warna dari setiap formula. Pengujian homogenitas krim ekstrak pegagan pada hari ke-0 dan ke 21 pada F1, F2, F3 adalah homogen. Hasil pengukuran pH pada ketiga formula sesuai dengan pH fisiologis kulit karena tidak lebih dari 6.5. Dari hasil pengamatan didapat bahwa nilai viskositas dari ketiga formulasi mengalami kenaikan setelah hari ke-21. Pengamatan daya sebar dilakukan pada hari ke-0 hingga ke-21, dimana nilainya tidak mengalami perubahan. Pada uji stabilitas, ketiga formula stabil hingga hari ke-21. Dari uji aktivitas antioksidan krim ekstrak pegagan diperoleh krim dengan konsentrasi ekstrak 2% memiliki persen inhibisi 51.12%, konsentrasi 4% memiliki persen inhibisi 48.24%, dan konsentrasi 6% memiliki persen inhibisi 47.60%. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada kelinci setelah 72 jam menunjukan tidak adanya eritema maupun edema.
FORMULASI HAND SANITIZER GEL DENGAN EKSTRAK BUAH LABU KUNING (Cucurbita Moschata) SEBAGAI ANTISEPTIK Zega, Ros Sandririan; Rahmawat, Dewi; Yuwanda, Alhara
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.10897

Abstract

Cuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya untuk menjaga agar tubuh terhindar dari penyakit, khususnya infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme atau virus. Kondisi pandemi covid19 saat ini membuat pemakaian antiseptik tangan meningkat, bahan alam perlu dikembangkan karena relatif lebih murah, aman, efektif, dan mudah didapat. Labu kuning merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung berbagai zat aktif yang mempunyai tingkat keamanan yang tinggi untuk kulit yaitu saponin, flavonoid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode maserasi. formulasi sediaan hand sanitizer di buat menjadi 6 formula, yang menggunakan zak aktif labu kuning (cucurbita moschata). Formula 5%, formula 8%. Formula 12%, formula 15% dan 20% hand sanitizer gel. Evaluasi yag dilakukan dalam penelitian pada gel yaitu uji organoleptis, uji homogenitas,iritasi, dan uji pH. Hasil dan penelitian yang didapatkan dari hand sanitizer gel labu kuning (cucurbita moschata). Kosentrasi penghambat bakteri terbaik terdapat pada konsentrasi 20%. Homogenitas, Stabil pada suhu ruang, memenuhi standar ph kulit serta tidak mengiritasi
Formulasi Masker Wajah Gel Peel Off Dengan Ekstrak Etanol Belimbing Depok (Averrhoa Carambola L.) Sebagai Perawatan Wajah Alami Mabruri Hasyim, Ahmad; Yusuf, Eddy; Yuwanda, Alhara; Nopratilova, Nopratilova; Rahmawati, Dewi
Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Multidisiplin Indonesia
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jmi.v1i1.13

Abstract

Pemanfaatan ekstrak etanol buah belimbing manis Depok Averrhoa carambola L. sebagai alternatif bahan kosmetik belum maksimal, karena itu pengembangan terbaru dengan kandungan Antosianin 1.39 mg/100g dan Katekin 0.09% dapat berfungsi sebagai antioksidan pada kulit wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi yang paling optimal untuk sediaan gel dan stabilitas fisik sediaan masker gel peel off . Sampel yang di ambil dari petani daerah rumah tahanan militer Depok dengan penghasil belimbing varietas Dewa. Variasi konsentrasi ekstrak (1%, 3%, 5%), (variasi konsentrasi PVA 5%,10%,15%) serta variasi konsentrasi HPMC (2%,45,6%). Hasil formulasi B paling optimal dengan bentuk warna bening dan bentuk lebih baik serta pH yang stabil pada temperatur penyimpanan 4 ± 2ºC, 30 ± 2ºC, dan 40 ± 2ºC. Penambahan ekstrak dengan konsentrasi lebih tinggi akan menyebabkan warna gel lebih coklat tua dan tidak bening. Dan penambahan HPMC lebih tinggi membuat tekstur gel lebih kasar dan bergranul. Pembentukan selaput pada formula B lebih bagus dan terkelupas dengan baik. Jenis penelitian ini adalah eksperimental formulasi yaitu untuk menemukan formula masker gel pell off Belimbing manis Depok Averrhoa carambola L. dengan teknik purposive sampling Sehingga disimpulkan formula B lebih baik.