Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Evaluasi Sikap dan Persepsi Apoteker Terhadap Promosi Obat oleh Medical Representative Hanin, Sofia; Sabila, Ahda; Nugroho, Dedi; Yuwanda, Alhara; Budipratama, Anugerah; Nopratilova
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Medical Representative memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif tentang produk obat kepada professional Kesehatan, termasuk apoteker, bagi meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sikap dan persepsi apoteker terkait promosi obat oleh Medical Representative serta dampak penerimaan reward oleh apoteker. Menggunakan desain studi survei cross-sectional, kuesioner (n=244) telah diisi oleh apoteker guna menilai sikap dan persepsi terhadap promosi obat, kelayakan, dan penerimaan reward yang diberikan oleh Medical Representative. Mayoritas apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini adalah perempuan (84,4%) dengan rentang usia 30-39 tahun (45,5%). Sebagian besar dari responden bertemu dengan Medical Representative lebih dari sekali dalam sebulan (53,7%) dan tidak memiliki hubungan non-profesional dengan Medical Representative (86,5%). Apoteker menyatakan setuju bahwa informasi yang diberikan oleh Medical Representative memiliki kualitas yang baik (54,9%). Selain itu, 81,9% apoteker setuju bahwa informasi obat dari Medical Representative memiliki manfaat sebagai sarana pengenalan obat baru. Akan tetapi, hanya 41,4% apoteker setuju bahwa penerimaan reward meningkatkan kemungkinan mereka untuk merekomendasikan obat tersebut. Sehubungan dengan jenis reward, 69,3% apoteker memilih Seminar dengan SKP, 53,7% apoteker memilih Alat tulis, dan 51,6% apoteker memilih sampel obat sebagai reward yang paling sesuai untuk diberikan kepada apoteker. Berdasarkan uji Chi-Square, terdapat hubungan antara penerimaan reward dan persepsi apoteker (p<0.05). Kesimpulannya, kualitas informasi yang diberikan oleh medical representative adalah baik dan bermanfaat sebagai sarana pengenalan obat baru. Pemberian reward tidak memberikan pengaruh yang besar untuk apoteker dalam merekomendasikan obat, akan tetapi terdapat hubugan antara penerimaan reward dan persepsi apoteker. Pedoman dan norma etik diperlukan untuk mengatur interaksi antara tenaga kesehatan dengan perusahaan farmasi.
Formulasi dan Evaluasi Emulsi Ekstrak Minyak Biji Sawo Manila (Manilkara zapota L.) sebagai Penumbuh Rambut Fatta, Chika Apselia; Yuwanda, Alhara; Rahmawati, Dewi; Adina, Anugrah Budipratama; Budiastuti, Rizky Farmasita
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak biji sawo manila (Manilkara zapota L.) dikenal memiliki kandungan asam lemak seperti oleat, stearat, palmat, dan linoleat yang dapat merawat rambut bagi mereka yang memiliki rambut keriting dan mengalami masalah rambut rontok. Emulsi dibuat dengan mencampur ekstrak minyak biji sawo dengan basis emulsi yang terdiri dari HPMC, propilen glikol, metil paraben, propil paraben, tween 80, span 80, parafin cair, dan aquadest. Perbandingan konsentrasi ekstrak minyak biji sawo 1%, 3%, dan 5% (b/b). Evaluasi emulsi yang terdiri dari organoleptis, tipe emulsi, homogenitas, daya sebar, pH, viskositas, dan stabilitas. Uji aktivitas pertumbuhan rambut secara in vivo pada kelinci jantan selama 21 hari. Hasil uji aktivitas pertumbuhan rambut menunjukkan bahwa kelinci yang mendapat perlakuan emulsi ekstrak minyak biji sawo dengan konsentrasi 5% (b/b) menunjukkan hasil yang signifikan dalam merangsang pertumbuhan rambut pada kelinci jantan. Kesimpulan yang didapat bahwa emulsi ini memiliki potensi sebagai penumbuh rambut.
Formulasi Sediaan Gel dan Uji Aktivitas Bagian Tanaman Nanas Sebagai Sun Protection Factor Yulinar, Renitha; Rahmawati, Dewi Rahmawati; Yuwanda, Alhara
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Excessive sun exposure has a very bad impact on health especially on the face. Therefore, pineapple peel extract is an active ingredient in sunscreen gel formulations. Which contain flavonoid, tannin and saponin compounds which have sunscreen activity. The research method includes identifying pineapple plant samples. Next, a phytochemical screening test to determine the compound content in the extract. Then evaluate the formulation of the pineapple gel preparation which includes organoleptic examination, pH, spread ability and viscosity, test the stability of the pineapple gel preparation for 8 weeks. and measure the SPF value of pineapple peel extract and pineapple gel preparations using a UV-Vis spectrophotometer, as well as irritation testing on pineapple gel preparations using the Draize method. The stability test showed that the pineapple gel preparation remained stable for 8 weeks. SPF measurements show that pineapple peel extract and pineapple gel preparations have quite high SPF values. In conclusion, pineapple peel extract has the potential as an active ingredient in sunscreen gel formulations. The prepared pineapple gel preparation has good characteristics and shows good stability for 8 weeks.
FORMULASI HAND SANITIZER GEL DENGAN EKSTRAK BUAH TERUNG BELANDA (Solanum betaceum Cav) SEBAGAI ANTISEPTIK Tanjung, Vivi Ramadhani; Rahmawati, Dewi; Yuwanda, Alhara
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.10895

Abstract

Buah terung belanda (Solanum Betaceum Cav.) mempunyai kandungan kimia antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid yang diketahui senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri (Rahmadina dan Sudiono 2019). Berdasarkan senyawa yang di miliki buah terung belanda dapat di manfaatkan sebeagai antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas ekstrak buah terung belanda (Solanum betaceum Cav.) sebagai antiseptik dan memformulasikannya dalam bentuk sediaan hand sanitizer. Gel Hand sanitizer ekstrak Buah terung belanda di formulasikan dengan konsentrasi yang berbeda kemudian diuji aktivitasnya menggunakan metode difusi atau Disc diffusion method (Metode Kirby Bauer). Gel Hand sanitizer di uji sifat fisiknya, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji stabilitas, uji iritasi dan uji antibakteri. Sediaan gel hand sanitizer yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi 15% dengan zona hambat sebesar 4,51 mm.
Evaluasi Kualitas Informasi Obat Pada Brosur Obat Nopratilova; Eksanti Indriani Sabila; Dedi Nugroho; Rizky Farmasita Budiastuti; Alhara Yuwanda; Anugerah Budipratama Adina
Jurnal Sains Farmasi Dan Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2024): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jfkes.v2i1.1527

Abstract

The research aims to describe the information in drug brochures. Classification of drug brochures: categorization of drugs based on labeling, name, product origin and therapeutic class. The study also assesses the completeness of information in drug brochures, following Indonesian Ministry of Health regulations (Number: 386/MENKES/SK/IV/1994), Indonesian National Agency of Drug and Food Control (BPOM) regulations (Number 2 of 2021) and WHO Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion in 1988. This descriptive study uses simple random sampling with a sample size of 30 drug brochures. Research findings for drug brochures: Classification of drugs based on labeling shows that 33.3% are over-the-counter drugs, 46.7% are prescription-only drugs and 20.0% are classified as hard drugs. Based on the name, 100.0% are branded drugs. The product origin reveals that 100.0% are domestically manufactured drugs. The most common therapeutic class is Analgesics & Antipyretics is 20.0%. The completeness of information in drug brochures according to the criteria specified in Indonesian Ministry of Health regulations (Number: 386/MENKES/SK/IV/1994) is 50.0%, for BPOM regulations (Number 2 of 2021) is 20.0% and for WHO Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion in 1988 is 20.0%.
Review Artikel: Liposom Sebagai Sistem Penghantar Obat Epilepsi Melalui Jalur Intranasal Alhara Yuwanda
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/gr88kz85

Abstract

Sekitar 80% dari total penderita epilepsi di seluruh dunia ditemukan di negara berkembang. Memodifiksi senyawa obat, upaya yang banyak dilakukan adalah memodifikasi bentuk sediaan dan sistem  penghantaran obat. Upaya ini tidak terlepas dari peran farmasi yang memanfaatkan ilmu sains dan teknologi untuk mengatasi adanya keterbatasan pada beberapa bentuk sediaan dan sistem penghantaran obat. Salah satu sistem penghantaran obat adalah melalui teknologi inhalasi. Teknologi inhalasi dapat dikombinasikan dengan teknologi liposom untuk meningkatkan bioavaibilitas dan waktu onset yang cepat. Liposom adalah teknologi tersusun dari bahan dasar fosfatidilkolin lapisan bilayer dengan ukuran 25nm-2,5µm. Selain itu fosfatidilkolin juga merupakan surfaktan paru yang efektif untuk meningkatkan proses absorbsi obat. Sudah banyak juga review komperhensif mengembangkan liposom untuk teknologi inhalasi. Obat antiepilepsi saat ini memiliki koefesien partisi dan bioavaibilitas yang rendah. Obat anti epilepsi dengan teknologi liposom diharapkan menjadi alternative pengobatan non-invasive melalui jalur inhalasi.
Formulasi Dan Evaluasi Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Krim Wajah dari Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella Asiatica L.) Alhara Yuwanda; Dewi Rahmawati; Fanny Sukma Anjani
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/p02dqz05

Abstract

Antioksidan berperan dalam menghilangkan radikal bebas yang tidak stabil dan dapat merusak sel-sel kulit serta menyebabkan kerutan. Dalam rangkaian penelitian ini, kami mengembangkan formulasi krim wajah dengan memanfaatkan antioksidan berasal dari Ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica L.). Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol dievaluasi menggunakan metode 2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Formulasi dievaluasi dalam hal pH, iritasi, daya sebar, dan stabilitas. Tes stabilitas akselerasi dilakukan pada semua formulasi untuk menilai stabilitas pada kondisi penyimpanan yang bervariasi. Semua formulasi menunjukkan daya sebar yang baik, konsistensi yang baik, homogenitas, penampilan, pH sebesar 5,67-6,34 yang sesuai dengan kulit, dan tidak terjadi pemisahan fase. Tidak terjadi iritasi sediaan krim setelah di lakukan pada hewan coba selama 72 jam yang menandakan bahwa krim aman untuk digunakan. Aktivitas antioksidan yang tergantung pada konsentrasi teramati dengan 6% menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 40.8 µg/mL. Hal ini dapat berfungsi untuk melindungi kulit dari spesies oksigen reaktif yang dihasilkan oleh radiasi UV dan toksin lingkungan, sehingga melindungi kulit dari penuaan akibat sinar matahari
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii (Nees and T. Nees) Blume): Review tentang Botani, Penggunaan Tradisional, Kandungan Senyawa Kimia, dan Farmakologi Alhara Yuwanda; Anugrah Budipratama Adina; Rizky Farmasita Budiastuti
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/3mk0s904

Abstract

Kayu manis (Cinnamomum burmannii (Nees & T. Nees) Blume) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Sumatera Barat di Indonesia. Daerah ini telah menjadi pusat ekspor kayu manis sejak abad ke-18, dengan pusat produksi utamanya berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Proses budidaya yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama telah menghasilkan variasi yang tinggi dalam adaptasi kayu manis terhadap lingkungan di wilayah budidaya tersebut. Kayu manis telah memberikan kontribusi penting dalam dunia kuliner sebagai rempah-rempah yang memberikan cita rasa khas dan aroma dalam berbagai hidangan makanan. Bidang fitokimia mempelajari senyawa-senyawa kimia dalam tanaman, dan kayu manis memiliki kandungan senyawa-senyawa fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa seperti kumarin, eugenol, dan katekin memiliki efek farmakologis seperti antiinflamasi, antidiabetik, dan antimikroba, serta berperan sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas. Dalam bidang farmakologi, kayu manis telah menjadi subjek penelitian yang menarik. Senyawa-senyawa fitokimia dalam kayu manis, terutama kumarin dan eugenol, telah menarik perhatian dalam pengembangan obat-obatan untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit diabetes tipe 2 dan infeksi bakteri. Sementara kayu manis memberikan berbagai manfaat, perlu diperhatikan juga nilai toksikologi dari penggunaannya. Beberapa senyawa dalam kayu manis, seperti kumarin dalam jumlah besar, dapat menjadi beracun bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Kesimpulannya, kayu manis (Cinnamomum burmannii (Nees & T. Nees) Blume) adalah tanaman botani yang memiliki berbagai kegunaan dalam pengobatan tradisional, kuliner, fitokimia, dan farmakologi. Senyawa-senyawa fitokimia dalam kayu manis memberikan beragam manfaat bagi kesehatan, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi efek toksik dan dosis yang aman untuk penggunaan yang optimal.
Review Artikel: Sintesis dan Isomerisasi Senyawa Kimia pada Obat Alhara Yuwanda
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/p8yxr427

Abstract

Isomerisme pada senyawa obat merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi farmakologi klinis dan farmakoterapi. Diperlukan tinjauan literatur dilakukan untuk beberapa obat kiral yang melibatkan parameter farmakokinetik dan farmakodinamik dari perbedaan senyawa isomer serta penggunaannya dalam kondisi penyakit tertentu. Saat ini, pengetahuan tentang isomerisme telah membantu kita dalam memperkenalkan alternatif obat yang lebih aman dan lebih efektif baik untuk obat-obatan baru maupun yang sudah ada. Banyak obat yang sudah dilakukan modifikasi, seperti dalam bentuk kiral seperti beralih dari campuran rasematik menjadi salah satu isomernya. Resolusi berkaitan dengan pemisahan senyawa rasematik yang menunjukkan keandalan untuk memperoleh sifat-sifat enantiomer yang diinginkan. Dalam artikel ini, kami telah mencoba untuk mengulas konsep dasar dari stereokimia dan kiralitas serta signifikansinya dalam farmakoterapi.
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Alpukat (Perseaamericana Mill) Metode Pengeringan Microwave Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Alhara Yuwanda; Dewi Rahmawati; Restiany Arika
Journal of Pharmacy and Halal Studies Vol. 1 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Edu Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70608/9cje0e53

Abstract

Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh masyarakat terutama usia remaja. Jerawat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Metode yang digunakan untuk ekstraksi adalah Microwave Assisted Extraction (MAE) dengan variasi suhu dan waktu ekstraksi. Ekstrak daun alpukat dibuat dengan metode maserasi menggunakan etanol 80% kemudian esktrak dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Pada uji fitokimia menunjukkan bahwa didalam ekstrak daun alpukat positif mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin. Pengujian aktivitas ekstrak daun alpukat yang diperoleh dibuat dalam sediaan gel dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% kelompok kontrol positif medi-klin gel, kontrol negative aquadest steril dengan metode cakram. Evaluasi gel meliputi uji daya sebar, uji pH, uji viskositas, dan uji organoleptis. Ekstrak daun alpukat menunjukkan aktivitas terhadap Propionibacterium acnes zona hambat tertinggi yang terbentuk pada konsentrasi 15% sebesar 1,43 mm, kontrol negative pada bakteri Propionibacterium acnes sebasar 0 mm, sedangkan kontrol positif medi-klin gel terhadap Propionibacterium acnes 1,69 mm