Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Local Perspective: Factors Associated with Covid-19 Preventive Behavior in West Nusa Tenggara, Indonesia Duarsa, Artha Budi Susila; Mardiah, Aena; Hanafi, Fachrudi; Karmila, Dany; Anulus, Ayu
Journal of Health Promotion and Behavior Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.467 KB)

Abstract

Background: The case fatality rate (CFR) of Co­vid­-19 death­s in Indonesia on June 16, 2020 was 5.52% and 4.19% in West Nusa Tenggara. One of the causes of this high percentage of deaths is the lack of preventive behavior against Covid-19. This study aims to analyze factors as­so­ciated with Co­vid-19 preventive behavior among people in West Nusa Tenggara, Indonesia.Subjects and Method: A cross-sectional study was conducted in 10 cities/districts in West Nusa Tenggara from May-June 2020. A total of 385 people were enrolled in this study. Data were collected using a questionnaire distributed in the form of Google form and analyzed using multiple linear regressions with Stata 13.Results: High education level (≥high school) (aOR= 0.43; 95%CI=0.03 to 0.82; p=0.033), perceived benefits (aOR=0.16; 95%CI= 0.07 to 0.25; p=0.001), and good knowledge (aOR=0.19; 95%CI= 0.01 to 0.37; p=0.034) were increased the preventive behavior. While, male (aOR= 0.54; 95% CI= -0.89 to -0.19; p=0.002), perceived barriers (aOR= -0.16; 95%CI= -0.25 to -0.07; p= 0.001) were decreased the preventive behavior toward Covid-19, and they were statis­ti­cally sig­nificant.Conclusion: Education higher than high school, high perceived benefit, and good knowledge are increase the local people behavior to prevent Co­vid-19 in West Nusa Tenggara.Keywords: Covid-19, preventive behavior, West Nusa TenggaraCorrespondence: Artha Budi Susila Duarsa. Faculty of Medicine, Universitas Islam Al-Azhar, Mataram. Unizar-Street Number 20, Turida, Sandubaya, Mataram, West Nusa Tenggara. Email: duarsaartha­@un­i­zar.ac.id. Mobile Phone: +62 812-9125-5000.Journal of Health Promotion and Behavior (2021), 06(01): 1-8https://doi.org/10.26911/thejhpb.2021.06.01.01 
Edukasi Infeksi Menular Seksual Pada Pedagang di Daerah Wisata Musyarrafah Musyarrafah; Halia Wanadiatri; Aena Mardiah; Rusmiatik Rusmiatik
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 1 No. 3 (2019): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v1i3.44

Abstract

Sexually transmitted infections (STIs) or venereal diseases are one of the reproductive health issues that are currently in the top 10 infectious diseases in several developing countries, such as in Indonesia. This type of infectious disease has a high risk in tourist areas due to its strong tendency for spreading the disease. This study aims to enhance the awareness and the understanding of the STI of traders in the tourist area, Nipah Beach, North Lombok Regency. The methods that are used counseling and education, and discussion. The result of the study shows after the implementation of this activity, the traders have a better understanding of STIs and they can apply reproductive health to individuals, families, and the tourist environment
SKRINING TUBERKULOSIS (TB) PARU DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Aena Mardiah
JURNAL KEDOKTERAN Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.574 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v4i1.62

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Target pembangunan milenium Indonesia pada tahun 2015, angka prevalensi tuberkulosis di Indonesia diharapkan dapat turun sebesar 50% dan pada tahun 2050 diharapkan eliminasi tuberkulosis sebagai masalah kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Banyumas penyakit TB masih merupakan masalah yang cenderung fluktuatif. Angka prevalensi di Kabupaten Banyumas dari tahun 2009-2011 masih jauh dari angka prevalensi Jawa Tengah. Berdasarkan situasi tersebut untuk menemukan kasus TB sedini mungkin maka perlu dilakukan skrining TB. Metode: Sasaran skrining TB adalah penduduk yang belum terdiagnosis sebagai penderita BTA positif TB paru di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas, Sumbang I, dan Kembaran I, Kabupaten Banyumas. Untuk memudahkan pengambilan sputum dahak maka subjek skrining dipilih yang mengalami batuk atau batuk berdahak, termasuk kontak serumah dengan penderita TB – BTA positif. Uji diagnostik berdasarkan gejala klinis TB, sedangkan gold standar dengan pemeriksaan mikroskopis dahak menggunakan metode pengecatan Zeihl Neelsen.Hasil: Hasil pelaksanaan skrining TB paru di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas, Kembaran I, dan Sumbang I Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menunjukkan bahwa dari 97 orang yang diperiksa, ditemukan 90 orang (92,8%) memiliki gejala utama penderita TB paru yaitu batuk berdahak selama 2 – 3 minggu atau lebih. Kasus TB BTA positif ditemukan sebanyak 6 orang (6,18%). Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis dahak dengan metode pengecatan Zeilh Neelsen sebagai gold standar, didapatkan proporsi TB BTA positif pada penduduk berusia ≥ 15 tahun sebesar 6,18%.Kesimpulan: Gejala klinis utama TB paru berupa batuk berdahak selama 2 – 3 minggu atau lebih yang mana batuk tersebut diikuti dengan gejala tambahan yaitu sesak nafas, badan lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, malaise, dan demam pada malam hari dapat digunakan mengidentifikasi penyakit TB paru pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas, Kembaran I, dan Sumbang I Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.
DESAIN DAN PEMBUATAN 1000 FACE SHIELD SEBAGAI ALAT PELINDUNG DIRI DALAM MENCEGAH COVID-19 Artha Budi Susila Duarsa; Iing Iing; Aena Mardiah; Dany Karmila; Halia Wanadiatri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 2, No 1 (2020): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.551 KB) | DOI: 10.32807/jpms.v2i1.603

Abstract

Kebutuhan alat pelindung diri (APD) berupa pelindung wajah mengalami kenaikan yang tajam semenjak penyebaran covid-19 . Virus yang dapat menular melalui media droplet tersebut dapat membahayakan tenaga kesehatan atau personal yang berinteraksi langsung dengan penderita penyakit yang disebabkan covid-19. Keberadaan pelindung wajah, meskipun bukan alat pelindung satu-satunya sangat diperlukan untuk menunjang peralatan yang lain. Tanpa adanya pelindung wajah tersebut maka akan memperbesar kemungkinan penularan virus covid-19. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan proses pembuatan, serta rencana distribusi APD ke masyarakat. Dari proses yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses produksi melalui beberapa tahapan yang melibatkan beberapa dosen da n beberapa mahasiswa kedokteran yang  memiliki kreatifitas dalam  pembuatan face shield sehingga menghasilkan produk yang maksimal.. Dari segi distribusi, pengiriman alat dilakukan dengan langsung datang ke tempat yang membutuhkan dan menerapkan physical distancing, memakai masker, cuci tangan  menggunakan sabun dan air mengalir atau  hand sanitizer serta menggunakan jasa kurir
FAKTOR RESIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN TAHUN 2012-2013 Aena Mardiah
JURNAL KEDOKTERAN Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, dan cenderung menunjukkan kenaikan yang fluktuatif. Dilaporkan terdapat 35 desa dari beberapa kecamatan tersebar sebagai wilayah endemis. Berbagai cara pengendalian telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, tetapi kasus DBD masih ditemukan sepanjang tahun. Faktor individu, lingkungan, dan vektor merupakan faktor yang berpengaruh dalam menunjang terjangkitnya penyakit DBD. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisa kejadian DBD yang disebabkan oleh beberapa faktor risiko. Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan case control dan tidak dimatching. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Purwokerto Selatan. Subjek penelitian adalah penderita DBD berdasarkan hasil pemeriksaan medis dan tercatat di register wilayah kerja puskesmas di Purwokerto Selatan dan bukan penderita DBD. Jumlah sampel penelitian 276 responden. Pemilihan subjek penelitian secara purposif. Variabel yang diteliti meliputi: variabel terikat kasus DBD, variabel bebas yaitu faktor host, faktor perilaku, jenis rumah, dan keberadaan jentik. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square (analisis bivariat) dan Logistic Regression (analisis multivariat). Hasil: Hasil analisis bivariabel bermakna secara statistik dan praktis, menunjukkan bahwa kejadian DBD pada mereka yang mempunyai kebiasaan menggantung pakaian (p-value 0,013, OR 2,36, 95% CI 1,133-5,072), tidak memiliki kebiasaan PSN (p-value 0,002, OR 2,78, 95% CI 1,359-5,924) dan pada responden yang rumah yang memiliki jentik (p-value 0,031, OR 2,43, 95% CI 1,006-6,291). Hasil analisis multivariabel bermakna secara statistik dan praktis, menunjukkan bahwa kejadian DBD meningkat 2,43 kali pada orang yang mempunyai kebiasaan menggantung pakaian, (p-value 0,016, OR 2,43, 95% CI 1,180-5,032) dan pada tidak memiliki kebiasaan PSN (p-value 0,001, OR 3,21, 95% CI 1,582-6,515), terlindungi 0,35 kali (p-value 0,001, OR 0,35, 95% CI 0,186 – 0,662). Tingkat pendidikan, status pekerjaan secara statistik maupun praktis bukan merupakan faktor risiko kejadian DBD. Kesimpulan: Faktor risiko kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kecamatan Purwokerto Selatan adalah kebiasaan menggantung pakaian, kebiasaan PSN, dan keberadaan jentik. Faktor risiko umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, dan kebiasaan tidur secara statistik tidak memiliki hubungan dengan kejadian DBD di kecamatan Purwokerto Selatan. Faktor risiko jenis rumah bermakna secara statistik mempunyai hubungan dengan kejadian DBD di kecamatan Purwokerto Selatan, namun faktor ini merupakan faktor protektif.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HEALTH SEEKING BEHAVIOUR PADA GEJALA DEMAM DI MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2019 DAN 2020 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR Moh. Reza Aulia Rahman; Artha Budi Susila Duarsa; Ayu Anulus; Aena Mardiah
Nusantara Hasana Journal Vol. 2 No. 10 (2023): Nusantara Hasana Journal, March 2023
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v2i10.805

Abstract

Background: Health-seeking behavior is the behavior of an individual who is experiencing health problems to obtain treatment so that the health problems experienced are cured or reduced. A person's decision to seek treatment is very likely to be influenced by various factors such as individual, environmental, cultural factors, to perceptions of their health problems. The search for treatment needs to be carried out starting from underlying health problems such as fever symptoms to severe health problems. The health belief model is a concept commonly used to find out an individual's perception of whether or not they accept their health condition. The four main variables in the concept of the health belief model are perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, and perceived barriers. Objective: To determine the factors associated with Health-seeking behavior in symptoms of fever in students of the Faculty of Medicine, Al-Azhar Islamic University, class of 2019 and 2020. Methods: Observational analytic quantitative study with a cross-sectional study design. The sampling technique was determined by random sampling method and the samples in this study were students of the Al-Azhar Islamic University Medical Faculty in 2019 and 2020. The data obtained was analyzed by the Chi Square test with a significance value (p ≤ 0.05). Results: Of the 120 research samples, 79.17% of students who sought treatment when suffering from fever symptoms had 43.4% perceived susceptibility, 30.8% perceived severity, 85.8% perceived benefits, and 14.5% perceived barriers. Obtained p value = 0.705 (p <0.05) for the relationship between perceived susceptibility and health-seeking behavior, p = 0.014 (p <0.05) for the relationship between perceived severity and health-seeking behavior, p = 0.952 (p <0, 05) for the relationship between perceived benefits and health-seeking behavior, and p = 0.000 (p <0.05) for the relationship between perceived barriers and health-seeking behavior. Conclusion: The results of the bivariate test show that perceived severity and perceived barriers in college students are significantly related to treatment-seeking behavior. Meanwhile, students' perceived susceptibility and perceived benefits statistically did not have a significant relationship to health-seeking behavior in students in the 2019 and 2020 batches of the Faculty of Medicine, Al-Azhar Islamic University.
Hambatan dalam Program Eliminasi Malaria Dany Karmila; Artha Budi Susila Duarsa; Aena Mardiah; Ayu Anulus
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan: Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.856 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i1.575

Abstract

Kasus malaria selama era pandemi Covid-19 menjadi masalah yang kurang disoroti, padahal kasus malaria masih ada dan belum terselesaikan. Malaria telah dikendalikan oleh beberapa intervensi di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir. Perlu dilakukan berbagai usaha untuk mengendalikan dan mencegah pembentukan kembali daerah endemik serta menghindari peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat kasus malaria. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hambatan dalam program eliminasi malaria di Desa Gelangsar Kabupaten Lombok Barat. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif. Dimana data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada partisipan sebanyak 11 orang. Data dianalisis dengan pendekatan induktif dan disajikan secara naratif. Hasil yang diperoleh melalui wawancara mendalam bahwa hambatan yang ditemukan yaitu kasus malaria terjadi akibat kurangnya pengetahuan mengenai malaria dan pengawasan dalam penggunaan kelambu. Selain itu lingkungan tempat tinggal masyarakat masih berdekatan dengan kandang hewan peliharaan sehingga upaya memutus mata rantai penularan pada manusia kurang terkendali. Dari informasi melalui wawancara mendalam yang didapatkan, masyarakat Desa Gelangsar memiliki tradisi merendam cetakan cupak yang merupakan alat dalam pembuatan gula merah. Cupak direndam dalam air dan didiamkan berminggu – minggu, hal ini menyebab perkembangbiakan jentik – jentik nyamuk. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masih banyaknya hambatan dalam upaya eliminasi malaria di Desa Gelangsar.
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19 di KOTA MATARAM Nabila Araishabeby Yudhyatirta; I Putu Dedy Arjita; Dany Karmila; Aena Mardiah
Nusantara Hasana Journal Vol. 2 No. 11 (2023): Nusantara Hasana Journal, April 2023
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v2i11.816

Abstract

COVID-19 is an infectious disease caused by coronaviruses (CoV). Currently, COVID-19 is a pandemic throughout the world, including in Indonesia. Many efforts have been made to prevent contracting this covid-19. However, there are still many people, especially in the city of Mataram, who have not done it. Therefore, research is needed to find out how far the perceptions and attitudes of the community are in preventing covid-19. The purpose of this study was to determine the relationship between perceptions and public attitudes towards COVID-19 in Mataram City. This study is an observational analytic study with a cross sectional design. The research time was in December 2022 - January 2023. The research sample was obtained as many as 450 people. Data were analyzed by Chi-square test with a significance value / p-value <0.05. The results showed that the characteristics of the respondents were mostly female 78%, Sasak tribe 62.3%, secondary education 61.4%, Islamic religion 82.5%, not working 39.7%. The results of the univariate test showed that the majority of respondents had the right perception of 81.1% and an agreeable attitude of 79.2%, and the bivariate test obtained a p value = 0.000 (p < 0.05). There is a relationship between perceptions and community attitudes towards COVID-19 prevention.
Hubungan Pengetahuan, Sikap,Perilaku Ibu Tentang DBD Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Radiatam Mardiah; Artha Budi Susila Duarsa; Aulia Mahdaniyati S; Aena Mardiah
Journals of Ners Community Vol 13 No 3 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i3.2704

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Perkembangan kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2021 sebanyak 57 kasus (0,08%) yaitu Kelurahan Tanjung Karang 11 kasus (0,19%), Kelurahan Karang Pule 10 kasus (0,06%), Kelurahan Tanjung Karang Permai 12 kasus (0,13%), Kelurahan Jempong Baru 17 kasus (0,10%) dan Kelurahan Kekalik Jaya 7 kasus (0,03%). Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang demam berdarah dengue dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Lingkungan Bendega Kelurahan Tanjung Karang Kota Mataram. Desain penelitian Cross Sectional dengan alat ukur kuesioner dan observasi. Sebanyak 80 sampel penelitian dilakukan dengan tekhnik pengambilan sampel Stratified Random Sampling dan Simpel Random Sampling pada ibu rumah tangga di Lingkungan Bendega Kelurahan Tanjung Karang Kota Mataram. Dari data bulan November – Desember 2022. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku dengan keberadaan jentik Aedes aegypti ( p < 0,05), dan tidak ada hubungan antara sikap dengan keberadaan jentik Aedes aegypti ( p > 0,05).
SKRINING LOW VISION SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PADA PENGRAJIN EMAS DI PUSAT EKONOMI KREATIF SEKARBELA wanadiatri, halia; Musyarrafah, Musyarrafah; Mardiah, Aena
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2244

Abstract

Pengrajin Emas menghabiskan waktu yang cukup lama dalam membuat sebuah perhiasan, sehingga sering kali lupa memperhatikan keadaan dari kesehatan tubuhnya mulai dari penglihatan dan postur tubuh karena terlalu fokus mengerjakan kerajinannya. Salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami oleh pengrajin emas adalah Asthenophia. Asthenopia terjadi karena kelelahan otot siliaris akibat daya akomodasi, hal ini dapat memberikan dampak negatif berupa cepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja, mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dalam bekerja hingga menurunnya produktivitas pengerajin emas. Tujuan pengabdian kepada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan pengrajin emas tentang pentingnya kesehatan mata dan mendeteksi gangguan dini masalah kesehatan. Metode pengabdian kepada masyarakat menggunakan penyuluhan, diskusi, pemeriksaan visus bekerja sama spesialis mata dan Optik Nasional dan pemberian poster edukasi kesehatan mata kepada pengerajin emas. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pengrajin emas tentang kesehatan mata dari 65,3% menjadi 77,6%, dan hasil pemeriksaan visus dan refraksi diketahui bahwa mata normal sebanyak 6 orang (13,64%), rabun jauh 7 orang (15,91%) dan rabun dekat 31 orang (70,45%).