Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Aktivitas Enzim Hidrolase pada Penapisan Isolat Actinomycetes Kandidat Probiotik Udang Sumardi Sumardi; Vanya Qatrunada; Salman Farisi; Achmad Arifiyanto; Christina Nugroho Ekowati
BIOMA Vol 6, No 1 (2021): BIOMA:JURNAL BIOLOGI DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bioma.v6i1.3548

Abstract

Actinomycetesis one of the microorganisms which have the ability of enzymes hydrolases such as cellulose, amylase, protease, and manannase. Manufacturer of enzymes of the hydrolase can be used as a candidate probiotic. A candidate probiotic should have a good resistance in different environmental conditions including pH and salinity.  This research is conducted to filter the candidate’s probiotics from bacteria Actinomycetes that tolerance salinity and has the activity of the enzyme hydrolase. Testing the activity of the enzyme was preformed qualitatively on the variation of pH 4, 7, and 9.8.  Theability of Atinomycetesproduce enzymes hydrolases is indicated by the colony on media containing the substrate.From the test results, cellulase enzyme activity with the largest enzymatic index value is 3.5 AF2 isolates pH 9.8. Amylase enzyme activity with the largest enzymatic index value is 3.66 RH1 isolates pH 7. Protease enzyme activity with the largest enzyme index value is 0.66, AF2 isolates at pH 7. Mananase enzyme activity with the largest enzymatic index value is 0.85, namely AF2 isolates pH 4. In testing the effect of salinity test isolates were able to grow at variations in the concentration of NaCl 0, 3, and 6%.
Aktivitas Biosurfaktan Serratia Marcescens strain MBC1 dalam Mengemulsikan Solar dengan Variasi pH dan Media Cindy Lukyta Ratih Riyanto; Sumardi Sumardi; Salman Farisi; Christina Nugroho Ekowati; Achmad Arifiyanto
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsal.2021.008.03.3

Abstract

ABSTRAK Resiko pencemaran lingkungan akibat tumpahan solar meningkat tiap tahunnya, oleh karena itu diperlukan upaya ramah lingkungan dengan biaya produksi rendah. Penelitian ini menggunakan bakteri Serratia marcescens strain MBC1 dengan tujuan menguji aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan dalam melarutkan solar. Bakteri ini ditumbuhkan pada media produksi Trypton Water, limbah cair produksi tepung tapioka, dan limbah cair produksi  tepung maizena yang masing-masing telah diberi variasi pH yaitu 6, 7, dan 8 kemudian diinkubasi selama 7 hari. Biosurfaktan dari media produksi dipanen dengan sentrifuse dan diuji aktivitas biosurfaktan dengan 3 parameter uji yaitu uji drop collapse, uji oil displacement, dan uji emulsifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan dari ketiga jenis media produksi mampu melarutkan solar. Biosurfaktan hasil produksi dari media limbah cair produksi tepung maizena pH 7 menunjukkan aktivitas melarutkan solar paling optimum dengan indeks emulsifikasi sebesar 63.88%.Kata kunci:  biosurfaktan, Serratia marcescens strain MBC1, solarABSTRACTThe risk of environmentall pollution due to diesel fuel spills increases every year therefore it takes an effort that is safe for the environment with low production costs. These bacteria are grown in the media productions that are Tryptone Water, cornstarch wastewater and tapioca wastewater each of them had been given pH variation that are 6, 7, and 8 then incubated for 7 days. Biosurfactants from media productions were harvested by centrifuge and tested for biosurfactant activity with 3 test parameter there are drop collapse test, oil displacement test, and emulsification test. The result showed that the biosurfactants produced from the three types of media production were able to dissolve diesel fuel. Biosurfactant produced from cornstarch wastewater pH 7 showed the most optimum dissolving of diesel fuel with emulsification index is 63.88%.Keywords:  biosurfactant, Serratia marcescens strain MBC1, diesel fuel
Belajar enzim dari rumah; Penguatan Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Guru Di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Tulangbawang Achmad Arifiyanto; Sumardi Sumardi; Christina Nugroho Ekowati
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/ja.v5i2.15199

Abstract

Learning from home in the midst of the Covid-19 pandemic is a challenge in carrying out the learning process. Practical activities often have to be eliminated. In fact, practices are an alternative for student learning to better understand the conceptual material being taught. Enzyme practices program with material constraints, learning media to support Biology practices in Senior High Schools are the reasons for the need for this training. Through this training, the teacher can develop enzyme materials obtained by students from around their homes. Practical materials become more diverse, because they are developed with factors that affect enzyme performance. Educators are more familiar with the kahoot application and teachers are able to use the kahoot application as a practice-based learning evaluation media. It is also hoped that teacher creativity can develop to deal with the learning obstacles they experience.
Pengaruh Media Pertumbuhan dan pH Terhadap Aktivitas Biosurfaktan dari Bakteri Serratia marcescens strain MBC 1 pada Minyak Jelantah Berliana Damayanti; Sumardi Sumardi; Achmad Arifiyanto; Kusuma Handayani; M. Kanedi; Meishy Handerlin Putri; Cindy Lukyta Ratih Riyanto
Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA) Vol. 5 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Chemical Analysis
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijca.vol5.iss1.art1

Abstract

Campuran minyak dan bahan kimia pada surfaktan yang dibuang langsung ke lingkungan akan mengakibatkan penurunan kesuburan tanah sertamenghambat proses degradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu dibutuhkan senyawa alami yang mampu mampu meningkatkan kelarutan minyak jelantah dalam air seperti biosurfaktan. Salah satu bakteri penghasil biosurfaktan yaitu Serratia marcescens. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas biosurfaktan bakteri dari Serratia marcescens strain MBC 1 yang ditumbuhkan di media fermentasi tryptone water, limbah cair jagung dan limbah cair singkong dengan pH 6,7 dan 8. Uji yang dilakukan diantaranya uji emulsifikasi, oil displacement dan drop collapse. Hasil penelitian menunjukan biosurfaktan Serratia marcescens strain MBC 1 mampu meningkatkan kelarutan minyak jelantah dalam air. Hasil produksi pada media limbah jagung dengan pH 7 menunjukan aktivitas emulsifikasi paling optimum yaitu sebesar 49,26%.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI AKTIVITAS ENZIM ALPHA-AMILASE PADA KECAMBAH KEDELAI PUTIH (Glycine max (L). Merill) DAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) DI BAWAH PENGARUH MEDAN MAGNET Widia Angraini; Sumardi Sumardi; Tundjung Tripeni Handayani; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v1i1.147

Abstract

Kedelai putih (Glycine max (L.) Merill) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan karena kandungan protein dan karbohidratnya sangat tinggi. Saat berkecambah, karbohidrat dalam biji diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh enzim alpha-amilase. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah medan magnet karena dapat mempercepat perkecambahan, sintesis protein, dan aktivitas di dalam sel. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengetahui karakter enzim alpha-amilase pada perkecambahan biji kedelai putih dan kacang hijau yang diberi perlakuan medan magnet. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Laboratorium Biomolekuler Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Mei sampai Juli 2012. Percobaan dilaksanakan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah lama pemaparan medan magnet 0,1 mT terdiri dari: 0 menit (kontrol), 7’48’’, 11’44’’ dan 15’36’’. Parameter yang diukur adalah aktivitas enzim alpha-amilase pada hipokotil dan kotiledon kecambah pada umur yang berbeda. Perbedaaan aktivitas enzim alpha-Amilase dianalisis berdasarkan rata-rata aktivitas enzim pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medan magnet mempengaruhi aktivitas alpha-amilase selama perkecambahan. Lama pemaparan medan magnet yang baik untuk meningkatkan aktivitas alpha-amilase dan mempercepat perkecambahan kedelai putih adalah 15’36’’sedangkan untuk kacang hijau adalah 11’44’’ dan 15’36’’.
Bimbingan Teknik Pembuatan Insektarium Bagi Guru-Guru Ipa di Smp Way Tenong Kabupaten Lampung Barat Emantis Rosa; Christina Nugroho Ekowati; Sumardi Sumardi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.864 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.854

Abstract

Salah satu cara untuk mengenal dan memahami suatu organisme dapat dilakukan dengan mengoleksi organisme tersebut untuk dapat memudahkan pengamatan ciri-cirinya. Hal ini k disebabkan karena hewan bergerak aktif. Oleh karena itu perlu proses koleksi untuk memudahkan pengamatan, baik koleksi kering maupun koleksi basah. Pengetahuan untuk mengoleksi dan mengamati organisme hidup sangat penting bagi guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tingkat SMP, untuk membantu pengadaan media praktikum. Untuk itu diperlukan pengetahuan bagaimana cara/ metode mengoleksi hewan, hrwan apa saja yang apa saja yang dapat dikoleksi dan dibuat preparatnya. Dari hasil survei awal, sebagian besar guru IPA –SMP di Lampung Barat belum memiliki ketrampilan dalam koleksi hewan, khususnya serangga. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang hal tersebut maka diperlukan bimbingan teknis cara koleksi dan pembuatan insektarium bagi guru –guru yang tergabung dalam MGMP IPA SMP Kabupaten Lampung Barat. Metode bimbingan teknis dilaksanakan dengan pendekatan teori dan praktek pembuatan insektarium. Hasil bimbingan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta sebesar 48,4% yang ditunjukkan dari persentase sebelum bimbingan dilaksanakan , pengetahuan peserta tentang pembuatan insektarium sebesar 40%. Setelah pelatihan pengetahuan peserta meningkat menjadi 88,4%. Selain itu hasil bimbingan, pembuatan insektarium dapat digunakan berulang kali sebagai media pembelajaran bidang IPA Biologi, khususnya media praktikum keanekaragaman hewan.
Pelatihan Produk Bioteknologi untuk Praktikum Biologi Bagi Guru SMP di Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung Kusuma Handayani; Christina Ekowati; Sumardi, M. Kanedi
NEAR: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): NEAR
Publisher : Komunitas Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32877/nr.v2i1.567

Abstract

Improvements in the quality of education from year to year are always strived for, both at the elementary, secondary, and tertiary levels. Efforts to improve the quality of education are influenced by the curriculum, textbooks, learning media, learning methods, and evaluation systems. The teacher as one of the spearheads in the community learning process does not escape the problem which is a problem for all levels of society. In the field, there are still many junior high school science teachers who have an inadequate background in Biology, especially in the field of Biotechnology. From the results of the initial survey, it can be seen that the condition of junior high school (SMP) teachers, especially in the field of science studies in Tanggamus Regency, that knowledge about the manufacture of fermented products is very minimal. Therefore, training is needed, so that junior high school science teachers can enrich Biology teaching materials related to biotechnology. This training activity is expected to be useful in helping science teachers in enriching learning materials in the field of biology in junior high schools and provide input for related institutions in improving the quality of teachers to become professionals. This service activity is carried out with several activities, namely lectures and direct practice of making biotechnology products such as kefir, yogurt, and tempeh. Evaluation of these activities will be carried out at the beginning of the training, during the training process, and at the end of the training. more than 50% of there were 3 participants at the time of the posttest
Analysis of Vitamin C In UV-Vis Spectrophotometry by SMK-SMTI Students at Bandar Lampung Rudy Situmeang; Gregorius N. Susanto; Sumardi Sumardi; Posman Manurung; Miranti Syafitri; Faradilla Syani; Della M. Andini; Arya R. Syah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8103

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya guru dan siswa telah dilakukan di SMTI Bandar Lampung. Sekolah tersebut didirikan untuk menghasilkan teknisi. Salah satu persiapan utamanya adalah praktikum. Pada kesempatan ini, materi pelatihan yang diberikan sesuai dengan perkembangan teknologi untuk praktikumnya, yaitu penentuan kadar vitamin C dalam beberapa jenis buah jeruk menggunakan metode spektrofotometeri UV-Vis. Hasil analisis vitamin C pada tiga jenis buah jeruk (lemon, mandarin dan medan), masing-masing adalah 8,31; 41,86; dan 32,02 ppm. Kata Kunci : Vitamin C, Spektrofotometri UV-Vis, Jeruk Medan, Jeruk Mandarin, Lemon ABSTRACT Community service activities for teachers and students were implemented at SMTI Bandar Lampung, in which the goal of this school is to produce technicians. One of the main preparations is practice. In this activity, the training material prepared was suitable for technological developments. Therefore, the determination of vitamin C content in several types of fruit using the UV-Vis spectrophotometry method was examined. The results for those samples of lemon, mandarin orange, and medan orange were 8.31, 41.86, and 32.02 ppm, respectively. Keywords: Vitamine C, UV-Vis Spectrophotometry, Lemon, Mandarin Orange, Medan Orange
Identification and Pathogenicity of Escherichia coli from Cloacal Swabs Arie Khoiriyah; Sumardi Sumardi; Hendri Busman
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v10i3.p323-332

Abstract

Colibacillosisis is an infectious disease in poultry caused by pathogenic Escherichia coli (E. coli) as primary or secondary agents. This study were aim to identify and test the pathogenicity ofE. coli isolated from chicken cloacal swabs. The samples used in this study were E. coli isolated from chicken cloacal swabs as many as 42 samples. The first stage in this research was subculturing E.coli in Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) medium, then identified by Gram stain and biochemistry with Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfide Indole Motility (SIM), Simmons Citrate Agar (SCA) and Methyl Red Voges-Proskauer (MRVP). Pathogenicity of E. coli was tested by culturing in Blood Agar to see the results of hemolysin production and on Sorbitol-MacConkey Agar (SMAC) to see the ability of Sorbitol fermentation. The results obtained were 12 isolates was pathogenic E. coli looked from the results of the pathogenicity test in the Blood Agar and SMAC Agar.
Pengaruh empon-empon dan prebiotik terhadap pertumbuhan benur Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dalam mengontrol bakteri Vibrio (Vibrio sp.) Sumardi Sumardi; Kusuma Handayani; G. Nugroho Susanto; Nuri Oktavia; Eko Prihadi
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.2.2022.320

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vanamei) merupakan salah satu udang yang berasal dari Pantai Pasifik Timur dari Sanora (Meksiko Utara) hingga Amerika Tengah dan Selatan Tumbes Peru. Udang vaname mempunyai nilai ekonomi dan dapat dibudayakan di Indonesia. Udang tersebut mampu beradaptasi pada kisaran salinitas yang lebar dan dapat dibudidayakan dengan padat tebar yang tinggi, sehingga akibat dari padat tebar udang yang semakin tinggi dapat menyebabkan timbulnya penyakit oleh bakteri, salah satunya Vibrio sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian empon-empon dan prebiotik terbaik terhadap larva udang vaname stadium pots larva 1-post larva 8,  dalam mengontrol bakteri vibrio (Vibrio sp.) di hatchery. Metode yang digunakan  melalui pengukuran parameter yang meliputi  tingkat kelangsungan hidup pertumbuhan panjang harian, kualitas air dan perhitungan Vibrio sp. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kelangsungan terbaik terdapat pada perlakuan D (Prebiotik 2 ppm + jahe 0,5 ppm + kunyit putih 0,5 ppm + jinten hitam 0,5 ppm) sebesar (75 %) dan E (Jahe 0,5 ppm + kunyit putih 0,5 ppm + jinten hitam 0,5 ppm) sebesar (76 %), pertumbuhan panjang harian tertinggi pada perlakuan E (Jahe 0,5 ppm + kunyit putih 0,5 ppm + jinten hitam 0,5 ppm) sebesar (0,47mm/hari), total bakteri vibrio terbaik terdapat pada perlakuan E (Jahe 0,5 ppm + kunyit putih 0,5 ppm + jinten hitam 0,5 ppm)sebesa (0,39 log CFU/ml). Kualitas air dari ke lima perlakuan tersebut menunjukan masih dalam kondisi normal mengikuti Standar Nasional Indonesia SNI 8037.1: 2014.