Kecerdasan emosional dapat membantu anak dalam membuat sebuah keputusan dengan baik, cara anak dapat bersosialisasi dengan orang lain serta memahami dirinya sendiri. Namun, sebagian besar anak-anak masih mengalami kesulitan dalam mengelola kemampuan emosinya, seperti bersikap egois, mengekpresikan rasa marah dengan tidak wajar, menjalin hubungan kurang baik dengan temannya. Permainan tradisional congklak adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang dengan media berupa papan panjang yang terdapat 16 lubang dan biji. Salah satu manfaat dari permainan ini adalah dapat mengembangkan kemampuan emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui permainan tradisional congklak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan analisis data dekriptif persentase. Subjek dalam penelitian ini adalah 8 anak laki-laki usia 5-6 tahun di Raudhatul Athfal (RA) Miftahussalam. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun melalui permainan congklak dengan indikator (1) mampu mengetahui dan mengekspresikan rasa takut, senang, sedih dan marah dengan persentase 79,1%;(2) mampu menunda keinginannya, mentaati aturan/ perintah dari guru dengan persentase 78%;(3) mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain atau berteman dengan siapa saja dengan persentase 77%. Emotional intelligence can help children make good decisions. Children can socialize with other people and understand themselves. However, most children still experience difficulties in managing their emotional abilities, such as being selfish, expressing anger inappropriately, and having poor relationships with their friends. The traditional game of congklak is a game played by two people using a long board with 16 holes and seeds. One of the benefits of this game is that it can develop children's emotional abilities. This research aims to determine the increase in emotional intelligence of children aged 5–6 years through the traditional game of congklak. The research method used is descriptive-quantitative, with data collection techniques in the form of observation and analysis of descriptive data per percentage. The subjects in this study were 8 boys aged 5–6 years at Raudhatul Athfal (RA) Miftahussalam. The results of this research are an increase in the emotional intelligence of children aged 5-6 years through the congklak game with indicators (1) being able to know and express fear, happiness, sadness, and anger with a percentage of 79.1%; (2) being able to postpone their desires, obeying rules/orders from the teacher with a percentage of 78%; and (3) being able to build good relationships with other people or be friends with anyone with a percentage of 77%.