Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Kekerasan terhadap Anak dalam Perspektif Hukum Islam Romlah Widayati
Jurnal Al-Mizan Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/almizan.v2n2.23-41

Abstract

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, berfungsi sebagai hudan (petunjuk) bagi seluruh umat manusia untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, bagi orang-orang mukmin yang mengikuti petunjuknya dengan beramal saleh, akan mendapatkan imbalan yang besar dari Allah (QS. al-Isra’/17: 9). Di antara petunjuk yang dijelaskan oleh al-Qur’an dalam upaya menciptakan keamanan dan keselamatan hidup di dunia adalah aturan-aturan berupa sanksi atau hukuman bagi pelaku kejahatan. Islam meletakkan dasar-dasar asasi dalam kehidupan umat manusia yang wajib dilindungi hak-haknya oleh siapapun. Jika dasar-dasar asasi tersebut dilanggar, maka pelakunya mendapat sanksi. Adapun asas-asas dalam kehidupan umat manusia harus dijaga, adalah: jiwa atau harga diri, akal, harta, nasab, dan agama. Atas dasar ini, jika jiwa seseorang terancam, maka ia dibenarkan membela diri, sungguhpun dalam pembelaannya mencelakai pelaku kejahatan
Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Perspektif Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsîr dan Al-Mishbâẖ) Rabiatul Adawiyah; Romlah Widayati; M. Ubaidillah Al-Ghifary
Jurnal Paedagogy Vol 9, No 2: Jurnal Paedagogy (April 2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v9i2.4841

Abstract

This study aims to analyze the morals of fathers in educating children in the perspective of the Qur'an by studying Ibn Katsr's interpretation and al-Mishbâẖ's interpretation. This study uses a library research method using primary data of Ibnu Katsr's interpretation and al-Mishbâẖ's interpretation, secondary data in the form of pre-existing sources such as other supporting books related to the object being studied. The main steps of data analysis in this study begin with an inventory of the text in the form of verses, examine the text, look at the historical verses and look at the hadiths. Furthermore, it is interpreted objectively and described descriptively and then drawn some deductive conclusions. The results of this study indicate that the morals of fathers in educating children in the perspective of the Qur'an with the interpretation of Ibn Katsr and the interpretation of al-Mishbâẖ are wills, love for children with the call yâ bunayya (O my son), grateful, not burdensome to children and prospective in-laws, and pray.
Politik Perempuan Perspektif Al-Qur’an: Studi Perbandingan Penafsiran Ayat-Ayat Politik Antara Ibnu Katsir dan Quraish Shihab Rafika Hafiza; Romlah Widayati; M.Ziyad Ulhaq
MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadits Syari'ah dan Tarbiyah Vol 7, No 1 (2022): Misykat: Jurnal-ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/misykat.v7n1.1-21

Abstract

Keterlibatan perempuan dalam wilayah politik merupakan permasalahan diberbagai belahan dunia. Mengenai hak perempuan untuk menduduki jabatan penguasa, terdapat perbedaan pendapat para ulama, beberapa pendapat yang membolehkan, ada juga yang melarang, bahkan mengharamkan. Sehingga penelitian ini difokuskan pada pandangan Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat politik perempuan. Serta perbedaan pandangan antara keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan, menggali, dan mengungkap penafsiran Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat politik perempuan dan membandingkan persamaan dan perbedaan pemikiran antara kedua penafsir tersebut. Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research), yang sifatnya termasuk penelitian deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan cara membedakan antara data primer dan data sekunder, kitab Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim dan Tafsir al-Mishbah merupakan data primer, sedangkan data sekunder diambil dari buku-buku lain yang masih terkait dengan judul penelitian. Adapun dalam mengambil kesimpulan digunakan metode induktif yaitu metode yang dipakai untuk mengambil kesimpulan dari uraian-uraian yang bersifat khusus kedalam uraian yang bersifat umum, dan analisis komparatif yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen. Hasil penelitian ini adalah: Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab sama-sama menggunakan metode tahlili. Yaitu, menafsirkan ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Al-Qur’an. Dan perbedaan yang mendasar dalam memahami ayat-ayat politik perempuan, Ibnu Katsir lebih cenderung kepada tekstual dengan menukil teks-teks normatif yang kemudian dipahami secara tekstual, bahwa lelaki adalah pemimpin bagi perempuan, sebagai kepalanya, yang menguasai, dan yang mendidiknya, karena kaum laki-laki lebih afdal daripada kaum perempuan, karena itulah maka nubuwwah (kenabian) hanya khusus bagi kaum laki-laki. Maka M. Quraish Shihab melakukan pendekatan kontekstual serta tidak meninggalkan sisi sosiologis, kepemimpinan tidaklah didasarkan pada perbedaan jenis kelamin bahwa sebuah struktur masyarakat akan tercapai jika kepemimpinan berada di tangan orang yang memiliki kompetensi.
Memahami Penafsiran Ayat poLigami Melalui Pendekatan Qiraat Al-Qur’an : Penafsiran Qs. An-Nisa Ayat : 3 Romlah Widayati
Alim | Journal of Islamic Education Vol 1 No 1 (2019): Alim | Journal of Islamic Education
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51275/alim.v1i1.125

Abstract

Pemahaman terhadap qirâ`ât sebagai prasarat dalam tafsir, menurut Jalâluddin al-Suyûthi, disebabkan adanya versi bacaan (qirâ’ât) Al-Qur’an berbeda-beda, adakalanya perbedaan itu berkaitan dengan substansi lafazh atau berkaitan dengan lahjah atau dialek kebahasaan. Perbedaan qirâ’ât yang berkaitan dengan substansi lafazh bisa menimbulkan perbedaan makna, sementara perbedaan qirâ’ât yang berkaitan dengan lahjah atau dialek kebahasaan tidak menimbulkan perbedaan makna seperti bacaan tashîl, imâlah, taqlîl, tarqîq, tafkhîm dan sebagainya. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan qira’at Al-Qur’an baik yang nilai sanadnya mutawatir maupun syadz, Adanya perbedaan bacaan - yang tidak lain adalah sebagai suatu keringanan dan kemurahan dari Allah swt untuk hamba-Nya-,ternyata dapat ditemukan beberapa kemungkinan makna yang bisa memberikan spectrum penafsiran yang lebih luas. Mudah-mudahan semua membawa kemudahan bagi umat dalam memahami,menghayati,dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KOMUNIKASI ISLAM DALAM MEMBENTUK KESANTUNAN BERBAHASA DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN, SUMATERA UTARA Romlah Widayati; Siti Kholilah
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i01.3047

Abstract

Artikel ini memfokuskan pada pendidikan komunikasi islam sebagai pusat kajian. Komunikasi sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia baik sebagai hamba maupun anggota masyarakat. Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan yang menganut nilai-nilai Islam dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Pemberian pendidikan mengenai komunikasi Islam kepada peserta didik merupakan suatu upaya dalam menjadikan peserta didik menjalin hubungan baik dengan dirinya sendiri, sesama dan Sang Pencipta. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pendidikan komunikasi Islam dalam membentuk kesantunan berbahasa dan mengetahui hasil dari implementasi pendidikan komunikasi dalam membentuk kesantunan berbahasa di pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan, Sumatera Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Penelitian ini termasuk pendekatan penelitian lapangan (field research), sebab data yang dikumpulkan berasal dari objek yang bersangkutan secara langsung. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, dilihat dari prosesnya yang tidak hanya menempatkan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi mahkota pesantren, namun di samping itu memperhatikan etika-etika ketika berkomunikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Pesantren menyediakan berbagai kegiatan ataupun program demi membentuk kesantunan berbahasa santri/watinya. Pesantren menyediakan program seperti Mufradat, Muhaddatsah, Muhadharah, pemberian nasihat secara rutin setiap selesai shalat Subuh dan Maghrib dan sebagainya. Hasilnya ialah dengan adanya program-program serta pendisiplinan yang merupakan suatu bentuk kebijaksanaan pesantren kepada santri/watinya secara bertahap mengubah tata bahasa mereka atau tutur kata mereka ke arah yang lebih baik, bukan hanya kosa-kata saja yang bertambah, lebih dari itu, percakapan sehari-hari dengan memperhatikan etika atau adab berbicara yang diajarkan oleh pesantren juga diterapkan dengan baik. Faktor yang menghambat seperti adanya pengaruh pergaulan, latar belakang, dan efek liburan.
FENOMENA AYATISASI DI INDONESIA (STUDI ANALISIS AYAT-AYAT POLITIK) Syaifullah Syaifullah; Romlah Widayati; Ade Naelul Huda
Hikami : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 3, No 2 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : STKQ Al-Hikam Depok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.417 KB) | DOI: 10.59622/jiat.v3i2.68

Abstract

Fenomena Ayatisasi di Indonesia (Studi Analisis Ayat-Ayat Politik), penelitian ini menganalisis tentang fenomena ayatisasi dalam perpolitikan yang terjadi Indonesia, dengan menggunakan metode kualitatif dengan dua pendekatan, yaitu: historical approach, karena penelitian ini bersentuhan dengan sejarah dan verifikatif untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Tema ini penting untuk didiskusikan karena ayatisasi dalam perpolitikan sering terjadi di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih dalam keilmuan dan menjadi parameter terkait ayatisasi secara umum dan dalam perpolitikan secara khusus. Di antara ayatisasi politik adalah penggunaan QS. Al-Mâ’idah [5]: 44 untuk menegakkan khilâfah Islâmiyyah dan penggunaan QS. An-Nisâ’ [4]: 34 sebagai dalil larangan memilih seorang perempuan menjadi pemimpin.
Sejarah Kodifikasi Ilmu Qira’at dan Urgensinya Sebagai Warisan Bacaan Al-Qur’an Yang Mutawatir Ikma Pradesta Putra Prayitna; Annisa Berliana; Yuli Yanti; Romlah Widayati
Jurnal test Vol 3 No 1 (2024): Al-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58363/alfahmu.v3i1.182

Abstract

The Qur’an was revealed in the midst of an Arab society with its own culture and language. The heterogeneous conditions of the society cause linguistic differences and dialectics. The problem that arises is the differentiation of abilities between individuals and groups related to language, especially Fusha Arabic. For this reason, the Prophet said, “Verily, the Qur’an was revealed with seven letters, so read the easiest”. One view of the meaning of the Hadith is that the Qur’an was revealed with seven languages and dialectical varieties. This research uses a qualitative method with the type of revelation text study included in the literature study. The result of the research is that qira’at began to be organized into a discipline by Abu Ubaid al-Qasim by compiling the work of the book of qira’at, which collected twenty-five qira’at. The differences in qira'at are divided into two, namely uhsuliyah rules; standardized rules in the reading of each Imam and farsy al-huruf; differences in typical readings that exist in each Imam and narrator. The difference in qira’at in farsy al-huruf mostly gives implications in interpretation. Suggestions for future research can examine aspects of qira’at in more depth through historical aspects and implications of interpretation.
KONSEP TAAT DAN MEMBANGKANG DALAM RELASI SUAMI ISTRI PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI KOMPARATIF TAFSIR PERIODE PERTENGAHAN DAN MODERN KONTEMPORER TENTANG AYAT-AYAT PERNIKAHAN) Laili Nur Faridatus Sholihah; Abdul Muhaimin Zen; Romlah Widayati
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 2 (2024): Volume 7 No. 2 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i2.28336

Abstract

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KOMUNIKASI ISLAM DALAM MEMBENTUK KESANTUNAN BERBAHASA DI PESANTREN AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN, SUMATERA UTARA Romlah Widayati; Siti Kholilah
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 11 No. 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i01.3047

Abstract

Artikel ini memfokuskan pada pendidikan komunikasi islam sebagai pusat kajian. Komunikasi sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia baik sebagai hamba maupun anggota masyarakat. Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan yang menganut nilai-nilai Islam dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Pemberian pendidikan mengenai komunikasi Islam kepada peserta didik merupakan suatu upaya dalam menjadikan peserta didik menjalin hubungan baik dengan dirinya sendiri, sesama dan Sang Pencipta. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pendidikan komunikasi Islam dalam membentuk kesantunan berbahasa dan mengetahui hasil dari implementasi pendidikan komunikasi dalam membentuk kesantunan berbahasa di pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan, Sumatera Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Penelitian ini termasuk pendekatan penelitian lapangan (field research), sebab data yang dikumpulkan berasal dari objek yang bersangkutan secara langsung. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, dilihat dari prosesnya yang tidak hanya menempatkan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi mahkota pesantren, namun di samping itu memperhatikan etika-etika ketika berkomunikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Pesantren menyediakan berbagai kegiatan ataupun program demi membentuk kesantunan berbahasa santri/watinya. Pesantren menyediakan program seperti Mufradat, Muhaddatsah, Muhadharah, pemberian nasihat secara rutin setiap selesai shalat Subuh dan Maghrib dan sebagainya. Hasilnya ialah dengan adanya program-program serta pendisiplinan yang merupakan suatu bentuk kebijaksanaan pesantren kepada santri/watinya secara bertahap mengubah tata bahasa mereka atau tutur kata mereka ke arah yang lebih baik, bukan hanya kosa-kata saja yang bertambah, lebih dari itu, percakapan sehari-hari dengan memperhatikan etika atau adab berbicara yang diajarkan oleh pesantren juga diterapkan dengan baik. Faktor yang menghambat seperti adanya pengaruh pergaulan, latar belakang, dan efek liburan.
PEMBELAJARAN NAGHAM AL-QUR’AN DENGAN METODE SIMĀ’I DI IIQ JAKARTA Fatimah Azzahrah; Romlah Widayati; Pahrurraji Pahrurraji; Toni Pransiska
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 20, No 1 (2024): Hikmah Journal of Islamic Studies
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47466/hikmah.v20i1.261

Abstract

AbstractThis article is intended to describe the process of learning the Koran nagham at IIQ Jakarta. In the other hand, this study wants to look further at the implementation of the Simā'i method in learning Nagham Al-Qur'an at IIQ Jakarta, forms of innovation and development as well as things that are opportunities and challenges in learning Nagham Al-Qur'an. This research uses a descriptive-analytic approach. Data collection was carried out through participant observation, documentation and in-depth interviews with informants. The results of this research show that; First, the implementation of the sima'i method in learning nagham at IIQ Jakarta is divided into two categories, namely: (1) learning nagham Al-Qur'an which is mandatory. taught in class as the IIQ Compulsory Curriculum. (2) optional learning of Al-Qur'an nagham, namely the science of nagham which is taught as one of the extracurricular programs held by the Al-Qur'an Khat and Tilawah Institute (LKTQ). Second, the development of Nagham al-Qur'an learning at IIQ Jakarta is carried out by carrying out two activities: Intracurricular and (2) Extracurricular. Third, learning Nagham Al-Qur'an at IIQ Jakarta has both opportunities and challenges.  AbstrakArtikel ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimana prosesi pembelajaran nagham Al-Qur`an di IIQ Jakarta. Di sisi lain, kajian ini ingin melihat lebih jauh tentang implementasi metode Simā’i dalam pembelajaran Nagham Al-Qur`an di IIQ Jakarta, bentuk inovasi dan pengembangannya serta hal-hal yang menjadi peluang dan tantangan dalam pembelajaran nagham al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitik. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, dokumentasi dan wawancara mendalam dengan para narasumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, Implementasi metode sima’i dalam pembelajaran nagham di IIQ Jakarta terbagi menjadi dua, kategori yaitu: (1) pembelajaran nagham Al-Qur`an yang bersifat wajib. diajarkan di kelas sebagai Kurikulum Wajib IIQ. (2) pembelajaran nagham Al-Qur`an yang bersifat pilihan (optional) yakni ilmu nagham yang diajarkan sebagai salah satu program ekstrakurikuler yang diadakan oleh Lembaga Khat dan Tilawah Al-Qur`an (LKTQ). Kedua, Pengembangan pembelajaran Nagham al-Qur’an di IIQ Jakarta dilakukan dengan melaksanakan dua kegiatan: Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler Ketiga, Pembelajaran nagham al-Qur’an di IIQ Jakarta memiliki peluang sekaligus tantangan.