Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Efek Penambahan Eko-Enzim Dalam Air MinumTerhadap Bobot Telur, Tebal Kerabang Dan Warna Kuning Telur Ayam IPB-D1 Nepa, Juliana Monika; Pamungkas, Aditya; Widu, Asri Apriana
Jurnal Ilmu Peternakan Indonesia Vol. 2 No. 2 (2025): JIPENA - Juni
Publisher : CV. SINAR HOWUHOWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70134/jipena.v2i2.316

Abstract

The purpose of this study was to analyze the effect of adding eco-enzyme in drinking water on egg weight, shell thickness and yolk color of IPB-D1 chicken eggs. The chickens used in this study were 96 (72 females and 24 males). The method used was a completely randomized design consisting of 4 treatments and 6 replications, each replication consisting of 4 chickens (1 male, 3 females). The treatments given were: P1 = drinking water without eco-enzyme (control), P2 = 1 Cc eco-enzyme/L drinking water/3 days, P3 = 2 Cc eco-enzyme/L drinking water/3 days, P4 = 3 Cc eco-enzyme/L drinking water/3 days. The number of eggs used to observe the quality of the egg interior was 72 eggs, 6 eggs for each treatment, and 3 replications. The results of statistical analysis showed that the treatment had a significant effect (P <0.05) on egg weight, shell thickness. The treatment did not significantly affect (P>0.05) the color of the egg yolk. The conclusion is that the addition of eco-enzyme in drinking water with a dose of 2 Cc/L of drinking water/3 days can increase the egg weight and shell thickness of IPB-D1, but does not affect the color of the egg yolk.
Analisis Perubahan Batimetri Di Perairan Matras Kabupaten Bangka Ayinah, Afi; Pamungkas, Aditya; Akhriyanti, Irma
Journal of Tropical Marine Science Vol 8 No 1 (2025): Journal of Tropical Marine Science (on going)
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v8i1.4188

Abstract

Matras Beach is one of the beaches in the Bangka Belitung Islands which is used as a tourist spot. A bathymetric map is a spatial data that contains depth information (bathymetry information) for a water area. This study aims to determine changes in bathymetry in the 2015, 2019 and 2021 timeframes. The method used in this study is a descriptive method with a purposive sampling data collection technique including primary data and secondary data. The results showed that in 2015-2019 the total change in depth that occurred at the cross section line was an average of 0.805 m and an average total shallowing of 0.165 m. In 2019-2020 the total depth change that occurred was an average of 7.145 m and an average total shallowing of 0.492 m. This change causes the formation of crevices around the breakwater (area A) and around the sea (area B) caused by tin mining.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA MASYARAKAT PESISIR DI PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Bidayani, Endang; Wahidin, La Ode; Priyambada, Agung; Umroh, Umroh; Akhriyanti, Irma; Syari, Indra Ambalika; Gustomi, Andi; Arizona, Mohammad Oka; Batubara, Geothani Harapan Putera; Pamungkas, Aditya; Astrida, Nikki; Bayyan, Muhammad Miftahul; Anggoro, Aji Wahyu
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 4 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i4.1583

Abstract

Wilayah pesisir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki biodiversitas mangrove tinggi dengan luas 67.386 Ha. Tujuan penelitian adalah mengkaji sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di pesisir Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode penelitian ini adalah survei. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan yang berjumlah 129 orang dari 13 desa pesisir yang ditentukan secara purposive di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pengumpulan data primer menggunakan alat bantu kuesioner, observasi dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari kantor desa dan dinas tekait. Hasil penelitian, kondisi sosial masyarakat meliputi sumber listrik PLN, sumber air utama masyarakat adalah air sumur, jalur transportasi adalah transportasi darat, fasilitas umum meliputi masjid, mushola, lapangan bola, lapangan volley, perpustakaan desa dan tower sinyal utamanya Telkomsel dan Indosat. Agama yang dianut mayoritas masyarakat adalah Islam. Jenis pekerjaan masyarakat desa pesisir yang terdata terdiri dari tenaga pendidik, tenaga medis, bidan, pedagang, nelayan, wiraswasta, pengangguran dan lainnya. Kondisi ekonomi meliputi PDRB kabupaten/kota, yakni nilai PDRB tertinggi di Kabupaten Bangka tahun 2023 sebesar Rp 11.756.196 juta dan terendah di Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp 6.211.049 juta. Kearifan lokal atau kebudayaan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya: Maulid, Ruahan, Isra miraj, nisfu syaban, Satu Muharram, Rebo kasan, Peh Cun dan Perang Ketupat. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove dan tambang inkonvensional di wilayah pesisir pada kategori Baik, sedangan partisipasi masyarakat terhadap rehabilitasi/ perlindungan mangrove dan Preferensi masyarakat pesisir terkait perekonomian yang ingin dikembangkan pada kategori Sedang. Preferensi perekonomian yang ingin dikembangkan adalah budidaya ikan, udang dan kepiting, pengolahan ikan seperti kemplang dan terasi, kerajinan nipah dan wisata mangrove.
PREFERENSI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Bidayani, Endang; Wahidin, La Ode; Priyambada, Agung; Umroh, Umroh; Akhriyanti, Irma; Syari, Indra Ambalika; Gustomi, Andi; Arizona, Muhammad Oka; Batubara, Geothani Harapan Putera; Pamungkas, Aditya
Journal of Aquatropica Asia Vol 10 No 1 (2025): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Program Studi Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/1dh25566

Abstract

Masyarakat pesisir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar menggantungkan hidupnya dengan menangkap ikan di kawasan hutan mangrove sebagai nelayan tradisional. Wilayah pesisir di provinsi ini memiliki biodiversitas mangrove tinggi dengan luas 67.386 Ha. Keberlanjutan usaha nelayan tradisional sangat bergantung pada hasil tangkapan alam. Tantangannya adalah musim paceklik, pendapatan nelayan menurun drastis. Oleh karena itu diperlukan program pemberdayaan melalui pengembangan perikanan budidaya. Tujuan penelitian adalah mengkaji preferensi masyarakat pesisir terhadap pengembangan perikanan budidaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode penelitian ini adalah survei yaitu mengumpulkan informasi dari kelompok masyarakat yang mewakili populasi. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan yang berjumlah 129 orang dari 13 desa pesisir yang ditentukan secara purposive di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pengumpulan data primer menggunakan alat bantu kuesioner, observasi dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari kantor desa dan dinas tekait, seperti BPS. Hasil penelitian, preferensi masyarakat pesisir terhadap pengembangan perikanan budidaya pada kategori Baik, meliputi budidaya ikan, udang dan kepiting. Sedangkan pengembangan ekonomi lainnya yang ingin dikembangkan adalah pengolahan ikan seperti kemplang dan terasi, kerajinan nipah dan wisata mangrove.
HUBUNGAN STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DAN KUALITAS PERAIRAN MUARA SUNGAI BEROK BANGKA TENGAH Dly, Nurliana Isroq; Utami, Eva; Pamungkas, Aditya
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 4 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i4.1609

Abstract

Plankton are the smallest biota that drift and inhabit marine and fresh waters. Plankton have a variety of responses and are susceptible to changes in water quality. The purpose of this research is to find out and analyze the structure of the plankton community and also the quality of the waters and their relationship using spearman correlation analysis. The time and place of the research was carried out of October 2022 in the waters of the Berok Estuary, Central Bangka, as many as 6 station points using the plankton net tool with the vertical method. Plankton samples were identified under a binocular microscope with three repetitions. The results showed that 67 species from 39 genus. Lowest plankton abundance at station 1, namely 82 cells/l and the highest at stations 5 and 6, namely 1,310 cells/l and 1,327 cells/l. The results of the analysis of the lowest plankton diversity index were at station 1, namely 1.945 and the highest at station 5, namely 3.265. The lowest uniformity index at station 1 is 0.620 and the highest at station 2 is 0.877. The lowest dominance index at station 5 is 0.055 and the highest at station 1 is 0.183. several water parameters have been tested according to quality standards, except brightness, nitrate and orthophosphate, will the appropriate parameters have been optimal for marine biota. The relationship of water quality including orthophosphate and current velocity a significant relationship to the plankton community structure in the waters of the Berok Estuary, Central Bangka
Abundance Of Coral Reef Fishes In The Waters Of Gelasa Island, Central Bangka District Ferizal, Jemi; Muftiadi, M. Rizza; Pamungkas, Aditya; Hidayat, Syahrin Imron; Maulana, Ervan; Hidayatullah, Muhammad Fajar; FERIZAL1, JEMI
Journal of Tropical Marine Science Vol 8 No 2 (2025): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v18i2.6946

Abstract

Gelasa Island has a coral reef ecosystem as a habitat for biota including coral reef fish, turtles, and others. The coral reef has been damaged due to anthropogenic activities. The purpose of the study was to determine the percentage of coral reef cover and the abundance of coral reef fish. The study was conducted in March 2024 in the waters of Gelasa Island. The method used was UPT (Underwater Photo Transect) for coral reefs and UVC (Underwater Visual Census) for coral reef fish, and the PAST 4.03 application to determine the diversity, uniformity, and dominance index. The results of the study showed that the percentage of coral reef cover in the waters of Gelasa Island was in the good category with an average of 52.42%. The abundance of coral reef fish was 49,114 ind/ha in the very rare category. The highest abundance of coral reef fish species was Neopomacentrus anabatoides, Pomacentrus alexanderae, and Caesio cunning. Based on the category, major fish have the highest abundance. The diversity value is in the moderate category, the uniformity value indicates an unstable community, and the dominance value is in the low category.
Analisis Sedimentasi Di Perairan Pesisir Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pamungkas, Aditya; Akhrianti, Irma; Bakhitah, Hazimah
Journal of Tropical Marine Science Vol 8 No 2 (2025): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v18i2.6947

Abstract

Perairan pesisir Kota Pangkalpinang mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh tingginya aktivitas antropogenik maupun peristiwa alamiah, sehingga dapat merubah pola dan karakteristik sedimen pesisir pantai baik secara fisik ataupun kualitas. Upaya penanggulangan masalah tersebut salah satunya dibangun breakwater atau pemecah gelombang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sedimen, nilai Total Suspended Solid (TSS), dan nilai laju sedimentasi di perairan pesisir Kota Pangkalpinang menggunakan sediment trap. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu menentukan lokasi pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan. Penelitian dilakukan pada bulan februari 2023 dengan 8 titik stasiun. Menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil karakteristik sedimen yaitu lempung, lempung berpasir, pasir dan pasir berlempung dengan nilai TSS tertinggi berada di stasiun 1,3,7,dan 8 yang melewati baku mutu air laut berdasarkan PP RI No. 22 tahun 2021, sedangkan untuk nilai massa dan volume laju sedimentasi berkisar 0,23-2,33 gr/cm2/hari dan 0,60 – 1,91 mg/cm2/hari.
Lamun Oceana serrulata Di Perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Adi, Wahyu; Muftiadi, Muhammad Rizza; Pamungkas, Aditya; Henri, Henri; Robika, Robika; Supratman, Okto; Maharani, Maharani; Animah, Animah; Angelia, Fera; Haptari, Rapita; Emillia, Emillia
Journal of Tropical Marine Science Vol 7 No 2 (2024): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v7i2.4974

Abstract

Taxonomically, according to the World Register of Marine Species (WORMS), in 2021 the naming of the species Cymodocea serrulata will change to Oceana serrulata (R. Brown) Byng & Christenh. Many studies have been carried out in the Province of the Bangka Belitung Islands, but this type of distribution map has not been presented in detail. Observation of seagrass in the field allows the identification of seagrasses with other types of seagrass. This study aimed to identify morphology, species distribution, and other types of seagrass often associated with seagrass species Oceana serrulata in the Province of the Bangka Belitung Islands. The methods in this study include data collection, identification, and map making. Morphological identification of seagrass species refers to several identification sources. The distribution map of Oceana serrulata is presented from the seagrass data collection that has been carried out. This research uses data from different times, the first was obtained from 2011 and 2022 as primary data. The results of the study explain the identification carried out on the Oceana serrulata has the same characteristics as identification literature. Similarities seen from the identification of leaf morphology which ribbon curved like, parallel leaf veins and triangular shaped sheaths. Other seagrass species that are most often associated with Oceana serrulata are Halodule uninervis and Enhalus acoroides. The map of the distribution of seagrass species Oceana serrulata is found on the islands of Bangka, Belitung, Anak Air, Lepar, Ketawai, Semujur, Kalimambang, Kelayang, Kepayang, Ruk, and Sebongkok islands.
Kondisi dan Status Kesehatan Ekosistem Padang Lamun di Pulau Bangka Bagian Selatan, Kepulauan Bangka Belitung Supratman, Okto; Adi, Wahyu; Muftiadi, M. Rizza; Henri, Henri; Pamungkas, Aditya
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.56615

Abstract

Ekosistem lamun di Bangka Selatan terjadinya gangguan dan ancaman dari beberapa aktivitas antropogenik. Akan tetapi data tentang kondisi dan kesehatan padang lamun sangat terbatas. Tujuan penelitian adalah menganalisis kekayaan jenis, persentase tutupan dan kesehatan ekosistem padang lamun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022 hingga Desember 2022 di Kabupaten Bangka Selatan yang meliputi pesisir Tanjung Kerasak, Pantai Tukak, Pantai Penutuk, Pulau Anak Air dan Pantai Puding. Tahapan penelitian terdiri dari 1) Pengumpulan data lamun, makroalga, dan epifit, 2) Pengukuran parameter lingkungan, 3) Analisis data meliputi analisis kesehatan lamun dengan metode Indeks Kesehatan Ekosistem Lamun (IKEL). Hasil penelitian  terdapat 8 jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis, dan Halodule pinifolia. Nilai tutupan lamun berkisar antara antara 2,04% hingga 41,93%  dengan rata-rata tutupan lamun yaitu 26,8 % yang dikategorikan miskin. Indek kesehatan ekosistem lamun (IKEL) di Bangka Selatan berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,70 atau dikategorikan sedang sampai dengan baik. Kondisi kesehatan ekosistem lamun dikategorikan baik ditemukan di Pentuk (0,70), sedangkan dikategorikan sedang ditemukan di Tanjung Kerasak (0,68), Pantai Tukak (0,62), Pantai Puding (0,60), dan Pulau Anak Air (0,61).   The seagrass ecosystem in South Bangka is experiencing disturbance and threats from several anthropogenic activities. However, data on the condition and health of seagrass beds is very limited. The aim of the research is to analyze species richness, percentage cover and health of the seagrass ecosystem. The research was carried out from February 2022 to December 2022 in South Bangka Regency which includes the coast of Tanjung Kerasak, Tukak Beach, Penutuk Beach, Anak Air Island and Puding Beach. The research stages consisted of 1) collecting data on seagrass, macroalgae and epiphytes, 2) measuring environmental parameters, 3) data analysis including analysis of seagrass health using the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI) method. The research results showed that there were 8 spesies of seagrass found at the research location. Spesies founded is Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis, and Halodule pinifolia. The seagrass cover value ranges from 2.04% to 41.93% with average seagrass cover is 26.8% which is categorized as poor. The seagrass ecology quality index in South Bangka ranges from 0.60 to 0.70 which categorized  as moderate to good. The health condition of the seagrass ecosystem was assessed as good in Pentuk (0.70), while moderate was found in Tanjung Kerasak (0.68), Tukak Beach (0.62), Puding Beach (0.60), and Anak Air Island (0. .60).
PEMODELAN SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH DI PERAIRAN BANGKA Pamungkas, Aditya; Husrin, Semeidi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i2.27875

Abstract

Pulau Bangka merupakan penambangan timah lepas pantai terbesar di Indonesia yang dilakukan oleh perusahan dan masyarakat, baik legal maupun ilegal. Hal ini menjadi mengkhawatirkan terutama akan dampaknya terhadap peningkatan sedimentasi, seperti wilayah Teluk Kelabat yang direncanakan menjadi kawasan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi hidro-oseanografi dan sebaran Total Suspended Solid (TSS) akibat penambangan timah di perairan Bangka terutama di Teluk Kelabat. Metode yang digunakan adalah analisis pemodelan numerik dengan menggunakan software MIKE21 untuk memperoleh data hidro-oseanografi dan model sebaran TSS dengan sumber TSS dari tiap-tiap lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) melalui modul Flow Model Flexibel Mesh (FM) dan Mud Transport (MT). Verifikasi hasil model diperoleh korelasi sebesar 0,9435 dengan Root Mean Squared Error (RMSE) sebesar 0,1611 untuk pasang-surut. Tailing penambangan timah lepas pantai akan menyebabkan tingginya sebaran TSS di perairan Bangka, terutama aktivitas penambangan di perairan yang dangkal (<10 m) dan dekat pesisir (<2 mil). Sebaran TSS di perairan Bangka akan dominan terbawa ke arah Selat Bangka. Pada Teluk Kelabat, TSS bernilai sekitar 0-25 mg/L dan menyebar ke seluruh wilayah yang dapat mencapai radius sekitar 16 mil. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi stakeholder seperti penyusunan Rencana Zonasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) di Bangka Belitung.