Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PROSES BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MENGAJUKAN DAN MEMECAHKAN MASALAH Rosita Dwi Ferdiani; Imam Sujadi; Laila Fitriana; Djoko Adi Susilo
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.554 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i1.4215

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa dalam mengajukan dan memecahkan masalah berdasarkan tahapan Wallas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data adalah mahasiswa prodi pendidikan matematika Universitas Kanjuruhan Malang, angkatan 2017 kelas K yang mengikuti mata kuliah Kajian Pembelajaran Matematika Sekolah 3 yang berjumlah 20 mahasiswa. Subjek penelitian ini berjumlah 3 orang, yang diambil secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama, dan didukung oleh instrumen lembar tes dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pada tahap inkubasi, terdapat perbedaan durasi waktu yang dibutuhkan bagi ketiga subjek penelitian. Subjek 1 yang berkemampuan tinggi, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 menit pada tahap inkubasi. Subjek 2 membutuhkan waktu sekitar 12 menit pada tahap inkubasi. Subjek 3 membutuhkan waktu sekitar 30 menit pada tahap inkubasi.Pada tahap iluminasi, ketiga subjek mulai menetapkan materi yang akan digunakan dalam mengajukan masalah, dan mulai menuliskan masalah yang diajukan.  Pada tahap Verifikasi, subjek 1 dapat memecahkan masalah yang diajukan dan didapatkan jawaban yang benar. Hal ini menandakan bahwa subjek 1 dapat menguji sebuah produk hasil proses kreatif untuk membuktikannya. b) Subjek 2 dapat memecahkan masalah yang diajukan tetapi kurang tepat dalam menuliskan jawabannya. Hal ini dapat diartikan bahwa subjek 2, dapat menguji sebuah produk hasil proses kreatif, tetapi kurang tepat dalam membuktikannya. c) Subjek 3 belum dapat memecahkan masalah yang diajukan. Sehingga subjek 3 tidak dapat menguji sebuah produk hasil proses kreatif, dan tidak dapat membuktikannya.
Effectiveness of Jigsaw-Flash Learning Model in Geometry Material Imam Pakhrurrozi; Imam Sujadi; Ikrar Pramudya
International Journal of Science and Applied Science: Conference Series Vol 2, No 1 (2018): International Journal of Science and Applied Science: Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.548 KB) | DOI: 10.20961/ijsascs.v2i1.16708

Abstract

This study aims to determine and describe the effectiveness of the use of jigsaw-flash learning model on geometry material. The jigsaw-flash learning model is a jigsaw learning model which is modified with adobe flash media. The research method used is mix method research with exploratory sequential strategy. This research was conducted in state junior high schools in Surakarta. Subjects in this study were the students of class VIII namely class VIII-2 as an experimental class and class VIII-3 as a control class selected by random sampling technique. The experimental class was taught with a jigsaw-flash learning model and the control class was taught with a jigsaw model. The procedures performed in this study include qualitative data collection and data analysis followed by quantitative data collection and data analysis. The researcher used interview method for collecting qualitative data. While quantitative data collection was conducted by test and the analysis technique used was t-test. The results of this study indicate that students feel more comfortable and interested in studying geometry material taught by jigsaw-flash model. In addition, students taught using the jigsaw-flash model are more active and motivated than the students who were taught using jigsaw models in studying geometric material. This shows that the use of the jigsaw-flash model can increase student participation and motivation. The results of this study also indicate that the increase in student achievement taught by the jigsaw-flash model which is indicated by t-test result t = 2,259 with df = 38. Based on the results, it can be concluded that jigsaw-flash model is more effective than jigsaw model. Therefore, teachers need to consider the use of jigsaw-flash learning model in learning geometry material.
Thinking Process of Student in Solving Mathematical Problems Based on Logis-Mathematical Intelligence Purjiyo Purjiyo; Imam Sujadi; Diari Indriati
Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education, Februa
Publisher : BIRCU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birle.v5i1.3915

Abstract

The root of the problem of this research is the lack of interest in student learning during the COVID-19 pandemic which resulted in low student learning outcomes. The purpose of this study was to see the improvement of student learning outcomes during online learning by using learning videos on a two-variable linear equation system material. The type of research used in this research is classroom action research which was carried out at MTS Negeri 1 Simalungun. This research was conducted in two cycles with each action including planning, implementing, observing and reflecting. To see the learning outcomes used tests in cycles I and II. The results of the study show that learning video media on the material of a two-variable linear equation system in the Covid-19 Pandemic Era can improve learning outcomes and minimum learning mastery of students in class VIII-5 MTS Negeri 1 Simalungun for the 2020/2021 academic year". The completeness of student learning outcomes on the SPLDV material after being taught using learning video media when the initial condition (23.52%) increased to 52.94%. Furthermore, there was an increase in student learning outcomes by 23.53% with a mastery level of learning obtained around 76.47%. This result is in line with what is expected, namely 75% of students complete.
Penalaran proporsional siswa kelas VII Yandika Nugraha; Imam Sujadi; Pangadi Pangadi
Beta: Jurnal Tadris Matematika Vol. 9 No. 1 (2016): Beta Mei
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/betajtm.v9i1.2

Abstract

[Bahasa]: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik penalaran proporsional siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Prosedur pemilihan subjek dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara think aloud method. Validitas data menggunakan triangulasi waktu. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: (1) mengelompokkan data dalam 2 kategori, kemudian mereduksi data yang tidak termasuk dalam 2 kategori tersebut, (2) menyajikan data dalam teks naratif, dan (3) menyimpulkan karakteristik penalaran proporsional siswa kemudian membandingkan subjek yang berada pada level yang sama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada enam subjek siswa kelas VII SMP Negeri Tasikmadu, terdapat empat siswa yang sudah bisa bernalar kuantitatif yaitu mampu memanipulasi situasi perbandingan dengan menggunakan suatu bilangan dan dua siswa menggunakan perkalian silang tetapi tidak sepenuhnya memahami hubungan invarian dan kovarian. [English]: This descriptive qualitative research is aimed at describing the characteristics of students proportional reasoning. The subjects are the seventh grade students at SMP Negeri 1 Tasikmadu Karanganyar. The subjects are selected through purposive sampling methods. Data collection applies think aloud method. Time triangulation is used for data validation. Data is analyzed by: (1) classifying data in two categories then reducing them which do not belong to both categories, (2) presenting the data in narrative text, and (3) summarizing the characteristics of students proportional reasoning then comparing the subjects based on same level. The research shows that 4 of 6 students are able to reason quantitatively which mean that they can manipulate the proportional situation using number and the remaining students use cross product but they did not fully understand about the relation of invariant and covariant.
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Berorientasi HOTS Bagi Guru Matematika SMP Kota Surakarta dengan Pemanfaatan Hasil Program AKSI for School Imam Sujadi; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari
DEDIKASI: Community Service Reports Vol 2, No 1 (2020): DEDIKASI: Community Service Report
Publisher : FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/dedikasi.v2i1.35211

Abstract

Era revolusi industri 4.0 adalah suatu era dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia, karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital. Tantangan yang harus dihadapi dalam perubahan hidup di era disrupsi ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu  bersaing di era tersebut dengan bekal ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini dilakukan diawali dengan mensosialisasikan kebijakan pemerintah tentang Program AKSI for school kepada Guru agar mereka mampu memanfaatkan program AKSI untuk melakukan pembelajaran yang berorientasi Pada HOTS. Kegiatan terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) pembekalan tentang kebijakan pendidikan, perencanaan dan penilaian pembelajaran matematika berorientasi HOTS, (2) pelatihan penggunaan program AKSI for School, (3) pelatihan identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada program AKSI for School, dan (4) pelatihan pengembangan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa guru guru MGMP matematika mampu menggunakan program AKSI for school dengan baik, mampu meningkatan pemahaman Guru matematika tentang karakteristik level soal level Knowing, Applying dan Reasoning, serta meningkatan kemampuan Guru dalam merancang pembelajaran matematika di SMP yang berorientasi pada HOTS. 
Pengembangan Modul Berbasis Pendidikan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Annas Tasyah Tajuddin; Imam Sujadi; Isnandar Slamet
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah modul. Guru dapat mengembangkan modul berdasarkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pembelajaran matematika. Pendekatan tersebut harus dapat menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran dan melibatkan partisipasi aktif mereka. Selain itu, harus mampu mengoptimalkan suasana belajar untuk menciptakan kegiatan belajar yang bermakna bagi siswa. Salah satu pendekatan yang dapat memberikan makna dan terkait dengan realitas kehidupan siswa adalah Pendidikan Matematika Realistik. Pembelajaran matematika juga didukung oleh penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa, yaitu proses berpikir efektif untuk membantu siswa membuat sesuatu, mengevaluasi, dan menerapkan keputusannya sesuai dengan apa yang diyakini atau dilakukan. Penerapan modul berdasarkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik pada pembelajaran matematika dapat melatih keterampilan siswa dalam menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya untuk berpikir kritis dalam rangka mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dimana siswa melakukan aktivitas dan memperoleh pengalaman bukan menerima pengetahuan yang ditransfer dari guru. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode studi kepustakaan dengan teknik analisis isi dari artikel ilmiah dan referensi lain berupa media cetak dan elektronik yang relevan.Berdasarkan analisis terhadap beberapa artikel dan referensi ilmiah yang relevan, ditemukan bahwa penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik di SMA menghasilkan peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
PENGEMBANGAN MODEL BLENDED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Dian Aulia Citra Kusuma; Imam Sujadi; Isnandar Slamet
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.167 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v12i1.5911

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran blended learning berbasis etnomatematika yang valid, praktis, efektif, dan ampuh untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian dilakukan di SMK Texmaco Pemalang dengan subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas X TKJ 3 sebanyak 37 siswa sebagai kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas X TB sebanyak 40 siswa sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian menggunakan penelitian dan pengembangan  dengan tahap studi pendahuluan, pengembangan produk, dan pengujian produk. Instrumen yang digunakan yaitu angket validasi model pembelajaran, RPP, dan materi untuk mengukur kevalidan. Angket respon siswa, respon guru, dan keterlaksanaan model digunakan untuk mengukur kepraktisan. Instrumen pre-test dan post-test digunakan untuk mengukur keefektifan dan keampuhan. Model pembelajaran, RPP, dan materi sangat valid dengan skor rata-rata 3,36. Produk dinyatakan sangat praktis dengan rata-rata skor 85%. Produk dinyatakan efektif karena rerata post-test kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol dan produk ampuh karena model blended learning berbasis etnomatematika lebih baik daripada model konvensional. Dengan demikian, produk model pembelajaran blended learning berbasis etnomatematika bernilai valid, praktis, efektif, dan ampuh untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. 
Mathematical Critical Thinking: Analysis of Middle School Students' Thinking Processes in Solving Trigonometry Problems Annas Tasyah Tajuddin; Imam Sujadi; Isnandar Slamet; Agus Hendriyanto
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 12 No. 4 (2023): October
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i4.1185

Abstract

Kemampuan berpikir kritis siswa dalam matematika saat ini masih lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan masalah trigonometri. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif dengan desain fenomenologi, melibatkan peneliti sebagai instrumen utama. Penelitian ini menggunakan tes (masalah trigonometri), pedoman wawancara, dan observasi sebagai instrumen non-tes. Subjek penelitian terdiri dari tiga siswa kelas X yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Uji keabsahan dilakukan melalui triangulasi metode dan teori, serta analisis data menggunakan teknik induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan berpikir kritis cenderung lebih efektif dan cepat dalam menyelesaikan masalah trigonometri. Mereka memiliki pendekatan unik dalam memecahkan masalah dan fokus pada pencarian jawaban. Pemikiran kritis matematis juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan menghubungkan informasi yang ada dalam soal. Selain itu, pemikiran kritis matematis berdampak pada pemikiran logis dan daya ingat yang baik, sehingga siswa lebih mudah dalam menentukan formula pemecahan masalah. Students' critical thinking skills in mathematics are currently still weak. This study aims to identify the characteristics of students' mathematical critical thinking abilities in solving trigonometry problems. The research method used is a qualitative study with a phenomenological design involving researchers as the main instrument. This study uses tests (trigonometry problems), interview guidelines, and observation as non-test instruments. The research subjects consisted of three class X students selected by purposive sampling technique. The validity test was carried out through method and theory triangulation and data analysis using inductive techniques. The results showed that students with critical thinking skills tended to be more effective and faster in solving trigonometry problems. They have a unique approach to solving problems and focus on finding answers. Mathematical critical thinking also affects students' ability to understand and relate the information contained in the problem. In addition, mathematical critical thinking impacts logical thinking and good memory, so students find it easier to determine problem-solving formulas.
Pelatihan Pemanfaatan Fakta Matematika pada Pembuatan Batik di Sekolah Dasar Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka Yuli Bangun Nursanti; Imam Sujadi; Arum Nur Wulandari; Riki Andriatna; Ira Kurniawati
Abdimas Galuh Vol 6, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i1.12654

Abstract

Implementasi Kurikulum Merdeka menerapkan adanya pembelajaran diferensiasi, yaitu pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi diri sesuai dengan kesiapan belajar maupun bakat minatnya. Para guru dituntut mau dan mampu mengenali potensi atau kemampuan setiap siswa. Selain itu Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk mewujudkan insan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Penguatan Profil Pelajar Pancasila difokuskan dalam rangka penguatan karakter yang tumbuh dan bisa dibangun serta diintegrasikan dengan mata pelajaran. Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit bagi kebanyakan siswa sehingga banyak yang tidak tertarik untuk mempelajari. Tim Pengabdian Research Group Dikdasmen Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNS melaksanakan pengabdian untuk memanfaatkan fakta matematika pada pembuatan batik di sekolah dasar Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Tujuan dari pemanfaatan ini agar guru dapat merancang pembelajaran matematika yang tidak hanya fokus pada konsep matematika namun juga memuat nilai etnomatika dengan memperkenalkan budaya lokal salah satunya Batik Wonogiren dari Wonogiri kepada siswa SD sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema PKM-UNS ini berupa pendampingan kepada guru kelas dan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Jatisrono, dengan pilot project di SD Negeri Pelem Jatisrono. Pendampingan ini melibatkan 35 guru kelas. Kegiatan pelatihan meliputi sosialisasi implementasi kurikulum merdeka secara mandiri, pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran berupa Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Pembelajaran, mengimplementasikan rancangan perangkat pembelajaran di sekolah pilot project, serta Gelar Karya dan FGD dalam rangka desiminasi hasil pendampingan kepada seluruh guru Sekolah Dasar di Kecamatan Jatisrono.
Numeracy: How About Student of Junior High School Ability to Solve Problem Use Conten Uncertainty and Data with Personal Contex? Sofi Tsaqifah; Imam Sujadi; Ikrar Pramudya
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA Vol 14, No 1 (2024): Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/formatif.v14i1.19251

Abstract

Numeracy is part of the Minimum Competency Assessment (MCA) which is defined as the ability to think using mathematical concepts, procedures, facts, and tools to solve everyday problems in various relevant contexts. The assessment components in numeracy include content, context, and cognitive processes. Content in numeracy includes coverage of algebra, numbers, geometry and measurement, and data and uncertainty. Components in the cognitive process include three aspects understanding, application, and reasoning. The context of numeracy is related to personal, socio-cultural, and scientific. This research uses data and uncertainty content with a personal context. The research conducted is qualitative research with data collection using task-based interviews conducted twice with one question for each test conducted. Subjects were selected based on student mastery of data and uncertainty material and the subjects selected were students who had good communication. Data collection was carried out by giving written tests and followed by interviews. The results of the task-based interview were then analyzed and conclusions were drawn. The results obtained are the ability of students to solve numeracy problems on data content and uncertainty with personal contexts including the application cognitive process. The indicators of ability mastered by students include: students are able to master indicators of mathematical facts, students are able to master indicators of mathematical concepts, and students are able to master indicators of mathematical tools.