Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-hari dengan Derajat Hipertensi pada Pra Lansia dan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Ni Putu Ayu Indah Eliani; Luh Gede Sri Yenny; Ni Made Hegard Sukmawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 2 No. 3 (2022): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit kardiovaskular yang mayoritas dialami masyarakat terutama lansia adalah hipertensi. Penatalaksanaan nonfarmakologis yang efektif salah satunya adalah melakukan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik sehari- hari dengan derajat hipertensi pada pra lansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan cross sectional dan teknik consecutive sampling. Instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuesioner GPAQ, sfigmomanometer dan stetoskop. Analisis data dilakukan dengan uji rank spearman. Sampel pada penelitian ini berjumlah 64 sampel. Berdasarkan penelitian ini didapatkan 10 sampel hipertensi (15,6%) memiliki aktivitas fisik rendah, 1 sampel (1,6%) menderita hipertensi derajat 1, 3 sampel (4,7%) menderita hipertensi derajat 2 dan 6 sampel (9,4%) menderita hipertensi derajat 3. Sejumlah 35 sampel (54,7%) hipertensi memiliki aktivitas fisik sedang. Berdasarkan total tersebut terdapat hipertensi derajat 1 sejumlah 21 sampel (32,8%), hipertensi derajat 2 sejumlah 11 sampel (17,2%), dan hipertensi derajat 3 sejumlah 3 sampel (4,7%). Dari total 19 sampel (29,7%) memiliki aktivitas fisik tinggi terdapat hipertensi derajat 1 sejumlah 16 sampel (25%), hipertensi derajat 2 sejumlah 2 sampel (3,1%) dan hipertensi derajat 3 sejumlah 1 sampel (1,6%). Melalui analisis uji rank spearman didapatkan nilai p signifikan yaitu p-value ˂0.0001. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik sehari-hari dengan derajat hipertensi pada pra lansia dan lansia di puskesmas I Denpasar Timur dengan arah hubungan berlawanan (r=-0.489). Semakin rendahnya derajat hipertensi disebabkan oleh meningkatnya aktivitas fisik pada responden.
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pengangkat Ikan di Usaha Dagang Mina Karya Karangasem I Putu Ning Arya Dyana; Ni Wayan Rusni; Ni Made Hegard Sukmawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MSDs complaints can reduce worker productivity, increase healthcare costs, slow performance, and miss work due to illness. This study aims to determine the factors associated with MSDs complaints at Usaha Dagang Mina Karya Karangasem. This is an observational analytic study with cross sectional design conducted in March-May 2022. Target population is fish carrier workers at Usaha Dagang Mina Karya Karangasem. Total sample was 30 people with total sampling. Independent variables are age, body composition, work posture, years of service, length of work, and workload while dependent variable is MSDs complaints. Data were collected with questionnaire to determine risk factors, a REBA questionnaire to determine work posture, and a Nordic Body Map questionnaire to determine musculoskeletal complaints. Data were analyzed using Spearman's test with SPSS application. Based on the results of the study, there was a strong relationship between workload and MSDs complaints (r=0.713; p<0.001) and a very strong relationship between work posture and MSDs complaints (r=0.926; p<0.001). No significant relationship was found between age, BMI, years of service, and length of work on MSDs complaints. Business owners should provide education about good work posture to reduce MSDs complaints to workers. The workload in one transport should also be reduced
PROMOSI KESEHATAN DARING DI KECAMATAN PAYANGAN Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Anny Eka Pratiwi; Ni Made Hegard Sukmawati
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 6 No. 1 (2022): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.318 KB)

Abstract

ABSTRAKSaat ini wabah Coronavirus Disease (Covid-19) menyerang lebih dari 200 negara di dunia, juga menyebar ke Indonesia termasuk Bali. Penyebaran wabah masih berlangsung dan perlu diantisipasi dengan melaksanakan berbagai protokol pencegahan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah sudah sangat gencar melaksanakan promosi pencegahan lewat berbagai media, namun masyarakat di desa-desa masih awam dengan upaya pencegahan Covid-19. Khususnya dalam penerapan social/physical distancing serta pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dari hasil wawancara dengan keluarga binaan yang tersebar di desa-desa di wilayah Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar didapatkan permasalahan terkait penyebaran Covid-19, yaitu minimalnya informasi yang didapatkan keluarga yang ada di desa tentang penyebaran virus Covid-19. Solusi yang dapat diberikan adalah memberikan pengenalan tentang pentingnya pencegahan pencegahan Covid-19 secara daring. Selain itu memberikan bantuan alat pelindung diri atau APD berupa masker dan hand sanitizer. Hal itu disebabkan karena kelangkaan APD dan juga finansial mereka yang kurang dimana saat ini harga APD melambung tinggi, selain itu bantuan nutrisi juga diberikan kepada masyarakat. Hal ini diharapkan keluarga dan orang-orang sekitarnya terhindar dari Covid-19. Target luaran dari kegiatan ini adalah penurunan angka penduduk yang terjangkit Covid-19 dengan cara penerapan social/physical distancing dan PHBS yang benar. Pelaksanaan kegiatan ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan target yang diharapkan. Respon yang diberikan oleh masyarakat sangat positif dan antusias dalam menerima setiap informasi. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik serta meningkatkan kewaspadaan baik dalam upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19, upaya meningkatkan kekebalan tubuh agar dapat terhindar Covid-19 serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.Kata kunci: pencegahan, Covid-19, promosi kesehatan, daringABSTRACTCurrently the world is struck with the Coronavirus Disease (Covid-19) outbreak, which has hit more than 200 countries in the world. Covid-19 has also spread to Indonesia including Bali. The spread of the epidemic is still ongoing and this needs to be anticipated by implementing various prevention protocols by all levels of society. Even though the government has been very vigorous in carrying out prevention campaigns through various media, many communities especially in villages are still unfamiliar with Covid-19 prevention efforts—particularly in implementing social / physical distancing and implementing clean and healthy living behaviors (PHBS). From interviews with foster families scattered in villages under the working area of Payangan Subdistrict, Gianyar Regency, several problems related to the spread of Covid-19 were encountered, namely the minimum information obtained by families in the village about the spread of the Covid-19 virus. The solution given was to provide an introduction to the importance of preventing Covid-19 prevention online, in addition to providing personal protective equipment or PPE in the form of masks and hand sanitizers. That was caused by the scarcity of PPE and also their lack of finances where the current price of PPE soared, besides that nutritional assistance is also provided to the community. It is expected that the family and the people in village will avoid Covid-19. The output target of this activity is to reduce the number of people infected with Covid-19 by applying social / physical distancing and implementing clean and healthy living behaviors (PHBS). The implementation of this activity has been going well according to the expected target. The response given by the community was very positive and enthusiastic in receiving any information. The community is expected to remain calm and not panic and increase vigilance both in efforts to prevent and spread Covid-19, efforts to increase immunity in order to avoid Covid-19 and to apply a clean and healthy lifestyle.Keywords: prevention, Covid-19, health promotion, online
Pemberdayaan Kader Bina Keluarga Balita Dalam Penanggulangan Stunting Di Desa Bukian, Kecamatan Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Ni Made Hegard Sukmawati; Anny Eka Pratiwi
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.534 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2509

Abstract

Stunting adalah salah satu bentuk gangguan gizi dari segi ukuran tubuh yang ditandai dengan kondisi tubuh yang pendek melebihi defisit -2SD menurut standar WHO. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2007, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan prevalensi stunting yang tinggi. Salah satunya di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa masalah stunting cukup tinggi. Dari hasil wawancara dengan kader diperoleh beberapa permasalahan terkait program pencegahan stunting yaitu minimnya informasi yang diperoleh kader dan rendahnya pengetahuan kader tentang pencegahan stunting. Mitra yang diberdayakan adalah Kader BKB (Bina Keluarga Balita). Dari hal tersebut maka pemberdayaan kader sangat diperlukan untuk pencegahan stunting di Kabupaten Payangan. Target luaran dari kegiatan ini adalah menurunkan stunting di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Hasil dari kegiatan ini adalah kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan PKM dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Secara umum program ini dapat dikatakan berhasil karena telah terjadi penurunan angka stunting di Desa Bukian Kecamatan Payangan. Saran yang dapat disampaikan adalah Kader BKB dapat menjadi ujung tombak keberlanjutan program penanggulangan stunting secara berkesinambungan di wilayahnya masing-masing sehingga dapat memberdayakan kader untuk mengurangi permasalahan stunting di Kabupaten Gianyar.
Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian untuk Mendukung ASI Eksklusif melalui Manajemen ASI Perah Ni Made Hegard Sukmawati (Scopus ID: 57189732715); Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bukian merupakan salah satu desa sasaran program Community Oriented Medical Education (COME) 1000 Hari Awal Kehidupan (HAK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Berdasarkan survey yang dilakukan pada program COME 1000 HAK tingkat keberhasilan asi eksklusif pada Ibu di wilayah ini hanya sebesar 25.47%, dan sebagian besar (54.39%) memberikan alasan karena bekerja. Dengan adanya pelatihan bagi kader PKK tentang manajemen ASI perah, maka pengetahuan mengenai manajemen ASI perah dapat ditingkatkan guna mendukung suksesnya asi eksklusif terutama pada ibu pekerja. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pemaparan materi melalui presentasi, penayangan video, dan diskusi. Rancangan evaluasi kegiatan meliputi evaluasi kehadiran, partisipasi aktif kader, membandingkan pengetahuan dan kemampuan mitra terkait manajemen ASI perah melalui pre-test dan post-test. Hasil: Program Pengabdian Masyarakat Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian Untuk Mendukung Asi Ekslusif Pada Ibu Pekerja Melalui Manajemen Asi Perah di Desa Bukian berjalan dengan lancar dan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup baik terkait manajemen asi perah. Hasil evaluasi terhadap pengetahuan peserta terkait manajemen asi perah, menunjukkan kenaikan skor pengetahuan dari rerata 32 (pre-test) dan terjadi kenaikan skor rerata menjadi 80.0 (post-test). Area pengetahuan yang masih dapat ditingkatkan yakni terkait pengetahuan mengenai lama simpan asi perah berdasarkan jenis lemari pendingin/freezer yang digunakan. Evaluasi terhadap kepuasan peserta terhadap keberlangsungan program dilakukan secara kualitatif melalui dialog dan secara umum peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini dan menyatakan telah memberikan pengetahuan baru bagi peserta.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dalam Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan Pertolongan Pertama di Puskesmas Ratna Juwita Dewa Ayu Putu; Luh Gede Pradnyawati; Anny Eka Pratiwi; Ni Made Hegard Sukmawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelatihan bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan, dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Kondisi medis kegawatdaruratan ini merupakan kondisi yang memerlukan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Tenaga medis di Instalasi Gawat Darurat merupakan lini pertama penolong pasien dengan keadaan emergensi. Tenaga medis ini memiliki alur penerimaan pasien, triase, resusitasi, dan stabilisasi. Sebagai unit yang memberikan pelayanan emergensi, tenaga medis yang ditugaskan haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan cekatan untuk melakukan pertolongan pertama. Puskesmas III Denpasar Selatan merupakan Puskesmas yang terletak di Kota Denpasar yang juga melakukan pelayanan kegawatdaruratan di dalamnya. Pelatihan rutin kegawatdaruratan penting untuk dilakukan sebagai dasar ilmu penatalaksanaan pasien gawatdarurat di Puskesmas. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari dengan sasaran tenaga medis di Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop kegawatdaruratan. Kegiatan ini dilakukan diawali dengan pemberian materi kegawatdaruratan, elektrokardiogram dan pelatihan skill batuan hidup dasar (BHD). Kegiatan juga diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test. Pelatihan diikuti oleh 22 tenaga medis dengan rentang usia 20-40 tahun dan nilai pre tes awal 83% dan nilai akhir 96%. Dari hasil observasi juga didapatkan peningkatan keterampilan elektrokardiogram dan teknik basic life support. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan diharapkan untuk rutin diselenggarakan.
Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Terjadinya Kejang Demam pada Anak Usia Balita Ruri Diptaswari Pratiwi; Anak Agung Oka Lely; Ni Made Hegard Sukmawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 3 (2023): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

[The Relationship Between Hemoglobin Levels With The Occurrence Of Fever Seizures In Toddler Age Children] Febrile seizures are neurological disorders commonly found in children. This disease can be caused by the level of hemoglobin. If the hemoglobin level is low, it can cause anemia. Anemia has an impact on decreasing the power of oxygen transportation to the tissues which disrupts the stability of the nerve cell membranes and triggers seizures. The purpose of the study was to find out the correlation of hemoglobin levels with the emergence of febrile seizures that attacked children under five years old at the Sanjiwani Hospital, Gianyar Regency for the 2017-2019 period. This study used secondary data obtained from the patient's medical history, with a cross-sectional design. The total sample is 96 respondents, obtained by simple random sampling. With statistical analysis, there was no significant difference regarding gender (p=0.636) and age (p=0.619) between the febrile seizure group and the febrile group without seizures. Unpaired t-test results show that the mean hemoglobin level in subjects with febrile seizures is 10.71gr/dl, whereas in subjects with fever without seizures, the average hemoglobin level is 12.02g/dl. This difference was statistically significant (p<0.001). In this study, the relationship between low Hb levels and the incidence of febrile seizures was analyzed. With the chi-square test (χ2), there was a significant correlation between patients with low Hb levels (Hb < 11 g/dl) and the occurrence of febrile seizures (p < 0.001, RP = 2.1 CI 1.531-2.893). It can be concluded in this study that there is a correlation between hemoglobin levels and the occurrence of febrile seizures that attack children under five years old at the Sanjiwani Hospital, Gianyar Regency. Keywords : febrile seizures, children under five, hemoglobin
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Pekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Payangan Kabupaten Gianyar I Gede Bagus Wikarna Satyabrata Wikarna; Ni Made Hegard Sukmawati; Komang Triyani Kartinawati
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.29-40

Abstract

[Factors Associated with the Success of Providing Exclusive Breast Milk to Working Mothers in the Working Area of ​​the Payangan Health Center, Gianyar Regency] Work poses a significant challenge to exclusive breastfeeding, especially as the number of female workers increases annually. The success of only breastfeeding is affected by various things. This study aims to find out what factors are connected to only breastfeeding among moms who work in the Payangan Health Center area, Gianyar Regency. The things they looked at were knowledge, attitude, having the right facilities, how long they work, support from their husbands, and help from healthcare workers. The study used a method where they observed and analyzed data from 91 working mothers. They collected information using questionnaires and g-form media through convenient sampling. They studied the data using simple and comparative analyses like chi-square and Fisher exact test. About 71.4% of working moms did only breastfeeding. The results showed that factors like knowledge, attitude, having the right facilities, work duration, and help from healthcare workers (p<0.05) were related to the success exclusive breastfeeding. However, there wasn't a significants connection betweens husband support with the success exclusive breastfeeding among working mothers (p>0.05). Health workers can play a pivotal role by optimizing the maternity leave period for health promotion and providing education about exclusive breastfeeding. Equipped with adequate knowledge and support, working mothers can better sustain their exclusive breastfeeding journey when they return to work.
CHARACTERISTICS OF MATERNAL PREGNANCY AND CHILDBIRTH IN PAYANGAN SUB-SUB-DISTRICT, BALI Anny Eka Pratiwi; Ni Made Hegard Sukmawati
JURNAL WIDYA MEDIKA Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jwm.v9i1.4137

Abstract

Health and nutrition during pregnancy has a close relationship with child development. Poor nutritional status during pregnancy can have an impact on fetal growth restriction (FGR), low birth weight (LBW) and stunting. Efforts to reduce the prevalence of stunting in Indonesia are carried out through the 1000 days of life program. The Faculty of Medicine and Health Sciences (FKIK) of Warmadewa University integrates the first 1000 days program in the field of education through the implementation of community-oriented medical education. This study aims to provide an overview of the characteristics of pregnancy and childbirth obtained by the first 1000 days program in the Payangan Sub-District, Bali Province. This research was a descriptive study using secondary data sourced from the survey of the Community Oriented Medical Education 1000 Days Early Life education program conducted by FKIK Warmadewa University. The research subjects were pregnant women who lived in the Payangan sub-Sub-District, Gianyar Regency, Bali in 2019-2020. The total number of subjects in this study were 110 people. The data collected consisted of data on demographic characteristics, pregnancy, childbirth, and diet. Of 110 Pregnant women in Payangan Sub-District in 2019-2020, 48% showed an average normal body mass index, most (76%) pregnant women in this region had no history of disease and high and very high-risk pregnancy was found in 61% of the subjects. The diet, environment and family APGAR mostly were considered good, namely in 86%, 72%, and 100% respectively. Most deliveries were by cesarean section, i.e., 59% and most did not have delivery complications (85%).
Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Melalui Pendampingan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Bukian, Payangan Pratiwi, Anny Eka; Sukmawati, Hegard; Pradriyawati, Luh Gede; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v5i2.1981

Abstract

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 melaporkan di Karangasem terdapat 3,5% balita gizi kurang, disusulkan oleh Kabupaten Tabanan 2,9%, dan Klungkung 2,6%.7 Angka balita stunting Kabupaten/kota di Bali yang mengalami peningkatan dari tahun 2016-2017, yaitu Gianyar sebesar 8,9%, Buleleng 4,8%, Klungkung sebesar 3,7%, Badung sebesar 3,4%, Jembrana sebesar 2,1% dan Tabanan sebesar 0,4%. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 diperoleh Kecamatan dengan jumlah terbesar, yaitu Ubud sebesar 28,6%, Gianyar sebesar 28, 4%, Tegallalang sebesar 28,4%, Tampaksiring sebesar 27,2%, Blahbatuh sebesar 20,4%, Sukawati sebesar 12,9%, dan Payangan sebesar 12,5%. Hasil survey awal yang dilakukan di Desa Bukian bahwa pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, keluarga memilih untuk memberikan asupan anak dan balita seadanya karena berkurangnya pendapatan keluarga, posyandu melakukan dini dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah community development. Kelompok sasaran pada kegiatan ini adalah Pokja Posyandu Desa Bukian sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan nilai pre-posttest ditemukan adanya peningkatan pengetahuan kader sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Kader posyandu sangat antusias dengan kegiatan pelatihan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita di Desa Bukian serta kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang dari usia 0-2 tahun telah terlaksana. Kesimpulan kegiatan adalah aspek pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan kategori baik sebesar 55%, aspek pengetahuan deteksi perkembangan dengan kategori cukup sebesar 55%, dan aspek pengetahuan alat edukatif dengan kategori cukup sebesar 50%. Saran pokja posyandu sebaiknya tidak dilakukan perubahan kaderisasi yang akan berdampak pada pelaksaan deteksi dini tumbuh kembang, perlu adanya peningkatan komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan posyandu tumbuh kembang balita dengan puskesmas terkait.