Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Green Complex Engineering

Tipologi Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Makalehi Kecamatan Siau Barat Kabupaten Sitaro Amal, Citra Amalia; Idrus, Irnawaty; Amin, Siti Fuadillah Alhumairah; Rumata, Nini Apriani
Journal of Green Complex Engineering Vol. 2 No. 1 (2024): Agustus
Publisher : Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/greenplexresearch.v2i1.118

Abstract

ABSTRAKKabupaten Sitaro, yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi, menghadapi tantangan dalam pengelolaan kawasan permukiman akibat kondisi topografi curam dan ketersediaan lahan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi permukiman di Kampung Makalehi dan mengevaluasi tingkat kekumuhannya. Studi ini mengadopsi metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan spasial untuk menganalisis karakteristik fisik permukiman dan indikator kekumuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman di Makalehi memiliki tipologi kombinasi antara pola linier, yang mengikuti jalan dan garis pantai, serta pola cluster yang berkembang karena kebutuhan lahan. Penilaian kekumuhan menggunakan indikator seperti kondisi bangunan, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, dan proteksi kebakaran. Skor akumulasi 32 mengindikasikan bahwa kawasan ini termasuk dalam kategori kumuh ringan. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi meliputi kualitas buruk infrastruktur jalan, ketidaktersediaan akses air bersih untuk 13 keluarga, sistem drainase yang tidak memadai, dan tidak adanya sarana proteksi kebakaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa permukiman di Makalehi membutuhkan perbaikan infrastruktur dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Intervensi yang terencana dan berbasis data dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mendukung pengelolaan kawasan permukiman secara berkelanjutan. ABSTRACTSitaro Regency, located in the northern part of Sulawesi Island, faces challenges in managing residential areas due to steep topography and limited land availability. This study aims to identify the settlement typology in Makalehi Village and evaluate its level of squalor. The study adopts qualitative and quantitative descriptive methods with a spatial approach to analyze the physical characteristics of the settlements and slum indicators. The findings indicate that the settlements in Makalehi exhibit a combination of linear patterns, following roads and coastal lines, and cluster patterns, which develop due to land needs. Slum assessments were conducted using indicators such as building conditions, neighborhood roads, drinking water supply, drainage, waste management, sewage systems, and fire protection. The accumulated score of 32 categorizes the area as a light slum. Key issues identified include poor road infrastructure, lack of access to clean water for 13 families, inadequate drainage systems, and the absence of fire protection facilities. This study concludes that the settlements in Makalehi require significant improvements in infrastructure and environmental management. Well-planned, data-driven interventions can enhance the quality of life for the community and support sustainable settlement management.
Arsitektur Tropis Berkelanjutan untuk Infrastruktur Olahraga: Desain yang Tanggap Iklim untuk Pusat Pelatihan Bulu Tangkis di Polewali Mandar Muh. Ilmiansah; Latif, Sahabuddin; Paddiyatu, NurHikmah; Amal, Citra Amalia; Amin, Siti Fuadillah Alhumairah; Idrus, Irnawaty
Journal of Green Complex Engineering Vol. 2 No. 2 (2025): Februari
Publisher : Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/greenplexresearch.v2i2.146

Abstract

ABSTRAKPengembangan fasilitas olahraga yang berkelanjutan di iklim tropis sangat penting karena tantangan yang ditimbulkan oleh suhu tinggi, kelembapan, dan konsumsi energi yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi arsitektur yang responsif terhadap iklim yang meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan termal sekaligus mengurangi ketergantungan pada pendinginan mekanis. Tujuan utamanya adalah untuk mengintegrasikan teknik pendinginan pasif, seperti ventilasi alami, perangkat peneduh, dan penggunaan bahan hemat energi, untuk menciptakan infrastruktur olahraga yang berkelanjutan secara lingkungan dan ekonomi. Pendekatan metode campuran digunakan, dengan menggabungkan analisis lokasi, dan perbandingan studi kasus untuk mengevaluasi efektivitas intervensi desain yang berbeda. Kriteria penilaian utama termasuk pola konsumsi energi, kualitas udara dalam ruangan, dan efisiensi biaya operasional. Temuan menunjukkan bahwa penerapan strategi pendinginan pasif, seperti ventilasi silang yang dioptimalkan dan mekanisme peneduh, dapat mengurangi kebutuhan energi pendinginan hingga 30%. Penggunaan bahan yang bersumber secara lokal meningkatkan sifat insulasi sekaligus meminimalkan jejak karbon. Selain itu, mengintegrasikan solusi energi terbarukan, seperti panel fotovoltaik semakin mendukung tujuan keberlanjutan. Analisis ini menyoroti bahwa fasilitas olahraga yang dirancang dengan prinsip-prinsip yang tanggap terhadap iklim menunjukkan biaya operasional yang lebih rendah, kualitas lingkungan dalam ruangan yang lebih baik, dan ketahanan yang lebih besar terhadap kondisi iklim. Studi ini menggarisbawahi perlunya kerangka kerja desain holistik yang menggabungkan solusi energi pasif dan aktif. Penelitian di masa depan harus berfokus pada evaluasi kinerja jangka panjang, teknologi bangunan pintar, dan strategi adaptif yang disesuaikan dengan wilayah tropis yang berbeda. Dengan merangkul prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan, infrastruktur olahraga dapat mencapai manfaat ekologi dan ekonomi, yang berkontribusi pada tujuan keberlanjutan global.ABSTRACTThe development of sustainable sports facilities in tropical climates is essential due to the challenges posed by high temperatures, humidity, and excessive energy consumption. This study aims to explore climate-responsive architectural strategies that improve energy efficiency and thermal comfort while reducing reliance on mechanical cooling. The main objective is to integrate passive cooling techniques, such as natural ventilation, shading devices, and the use of energy-efficient materials, to create environmentally and economically sustainable sports infrastructure. A mixed-methods approach was used, combining site analysis, computational modeling, and case study comparisons to evaluate the effectiveness of different design interventions. Key assessment criteria included energy consumption patterns, indoor air quality, and operational cost efficiency. The findings show that the implementation of passive cooling strategies, such as optimized cross-ventilation and shading mechanisms, can reduce cooling energy requirements by up to 30%. The use of locally sourced materials improves insulation properties while minimizing carbon footprint. Additionally, integrating renewable energy solutions, such as photovoltaic panels and rainwater harvesting systems, further supports sustainability goals. This analysis highlights that sports facilities designed with climate-responsive principles exhibit lower operating costs, better indoor environmental quality, and greater resilience to climatic conditions. This study underscores the need for a holistic design framework that combines passive and active energy solutions. Future research should focus on long-term performance evaluation, smart building technologies, and adaptive strategies tailored to different tropical regions. By embracing sustainable architecture principles, sports infrastructure can achieve both ecological and economic benefits, contributing to global sustainability goals.
Konsep Arsitektur Organik pada Perancangan Kawasan Wisata Permandian Air Panas Buatan di Tombolo Pao Muhamad Ilham Pasiori, Ilham; Syarif, Muhammad; Yusri, Andi; Abdullah, Ashari; Idrus, Irnawaty; Amal, Citra Amalia
Journal of Green Complex Engineering Vol. 2 No. 2 (2025): Februari
Publisher : Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/greenplexresearch.v2i2.149

Abstract

ABSTRAK Arsitektur organik adalah pendekatan desain yang berasal dari keterhubungan mendalam dengan kehidupan, menekankan kesatuan, kebebasan, harmoni, keindahan, kegembiraan, dan cinta. Pendekatan ini diterapkan secara parsial atau keseluruhan pada bangunan, berakar pada bentuk dan prinsip alam untuk memastikan integrasi dengan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip arsitektur organik dapat diterapkan dan diadaptasi dalam desain kawasan wisata buatan agar selaras dengan ekosistem sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data dan analisis studi kasus pada kawasan wisata pemandian air panas buatan di Tombolo Pao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip arsitektur organik memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mempertahankan bentuk alami serta menggunakan material yang berkelanjutan. Prinsip utama, seperti building as nature dan of the materials, memastikan bahwa struktur bangunan menyatu dengan lanskap serta memanfaatkan material alami dari sumber lokal. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan berkelanjutan kawasan wisata buatan, memberikan wawasan tentang desain arsitektur yang sejalan dengan pelestarian ekologi. Implikasinya menunjukkan bahwa integrasi prinsip arsitektur organik dapat meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan fungsional fasilitas wisata, sekaligus mendorong keberlanjutan ekonomi dan ekologi. ABSTRACT Organic architecture is a design approach that originates from a deep connection to life, emphasizing unity, freedom, harmony, beauty, joy, and love. It is applied partially or entirely to buildings, rooted in natural forms and principles, ensuring integration with the environment. This study aims to explore how the principles of organic architecture can be applied and adapted in the design of artificial tourist areas to achieve harmony with the surrounding ecosystem. The research employs a qualitative approach through data collection and case study analysis of the artificial hot spring tourist area in Tombolo Pao. The findings indicate that applying organic architecture principles positively impacts the environment by maintaining natural forms and using sustainable materials. Key principles, such as "building as nature" and "of the materials," ensure that structures blend seamlessly with the landscape and utilize locally sourced natural materials. This study contributes to the sustainable development of artificial tourist destinations, providing insights into architectural designs that align with ecological preservation. The implications suggest that integrating organic architecture principles enhances the aesthetic, environmental, and functional quality of tourism facilities, promoting both economic and ecological sustainability.