Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Tingkat aktivitas fisik pada anak dengan gangguan spektrum autisme : A narrative review Ikeu Nurhidayah; Milah Kamilah; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i4.5233

Abstract

Physical activity of children with autism spectrum disorders: A narrative review Background: Autism spectrum disorder is a developmental disorder characterized by impaired communication, social interaction, and repetitive behavior. ASD children experience limitations in performing daily activities. Physical activity can reduce the symptoms and skills deficiencies that are present in ASD.Purpose: The literature review was to conduct a study of the level of physical activity with ASD children.Method: The narrative review, articles were collected through the CINAHL, Pubmed, Researchgate, and Garuda Ristek Dikti databases. The keywords used are children with autism OR autism spectrum disorder AND physical activity. The criteria for the articles collected are full text articles, in English and Indonesian, published in 2011-2020 and the type of study used is non-experimental quantitative articles.Results: The literature study got 8 articles which found that low level of physical activity with ASD children. ASD children engage in low physical activity, are physically inactive and spend little time doing physical activity.Conclusion: Physical activity in ASD girls was significantly lower than in boys. This literature study can be used as information for health workers in providing information on the importance of physical activity in children with ASD and the need for further research on programs and interventions for physical activity in children with ASD to get enough daily physical activity to reduce the disorders that exist in children with ASD.Keywords: Children; Autism; Physical activityPendahuluan: Gangguan spektrum autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku repetitif. Anak-anak GSA mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik dapat menurunkan gejala dan kekurangan keterampilan yang ada pada GSA.Tujuan: Studi literatur ini memiliki tujuan untuk melakukan kajian tingkat aktivitas fisik dengan anak GSA. Metode: Metode yang digunakan dalam studi literatur ini adalah narrative review. Artikel dikumpulkan melalui database CINAHL, Pubmed, dan Researchgate. Kata kunci yang  digunakan yaitu children with autism OR autism spectrum disorder AND physical activity. Kriteria artikel yang dikumpulkan yaitu artikel fulltext, berbahasa Inggris dan Indonesia, dipublikasikan tahun 2011-2020 dan jenis studi yang digunakan artikel kuantitatif non eksperimental.Hasil: Hasil studi literatur mendapatkan sebanyak 8 artikel yang menemukan bahwa rendahnya tingkat aktivitas fisik dengan anak GSA. Anak-anak GSA terlibat dalam aktivitas fisik yang rendah, tidak aktif secara fisik dan sedikit waktu yang dihabiskan dalam melakukan aktivitas fisik.Simpulan: Aktivitas fisik pada anak perempuan GSA secara signifikan lebih rendah daripada anak laki-laki. Studi literatur ini dapat dijadikan sebagai informasi tenaga kesehatan dalam memberikan informasi pentingnya aktivitas fisik pada anak dengan GSA serta diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai program dan intervensi aktivitas fisik pada anak-anak dengan GSA untuk mendapatkan aktivitas fisik harian yang cukup untuk mengurangi gangguan yang ada pada anak-anak GSA. 
Peningkatan Pengetahuan Anak dan Peran Orang Tua Serta Guru Sekolah Dalam Mempersiapkan Anak Kembali Bersekolah Selama Pandemi Gusgus Ghraha Ramdhanie; Bambang Aditya Nugraha; Ema Arum Rukmasari
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i2.5714

Abstract

ABSTRAK Pembukaan kembali sekolah pada masa pandemi bagi anak beresiko munculnya masalah baru terkait penularan Covid-19. Kembalinya metode belajar menjadi luring (offline), anak akan kembali berkumpul di sekolah, hal tersebut dapat berujung pada peningkatan resiko penularan infeksi virus Covid-19 pada anak. Pembukaan sekolah harus dilaksanakan dengan hati-hati agar sekolah tidak menjadi cluster baru penyebaran covid 19. Pembukaan kembali sekolah telah menciptakan tugas baru bagi orang tua untuk mengedukasi dan mempersiapkan anak kembali ke sekolah di masa pandemi, berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya protokol kesehatan dan persiapan anak bersekolah, maka yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan baik pada anak, orang tua maupun guru sekolah. Berdasarkan hasil evaluasi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan, menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan, nilai mean pretest 73.48% dan nilai post test 84.33%, sedangkan pvalue 0,002 (pv<0,05). Anak, orang tua dan guru paham terkait protokol kesehatan selama anak bersekolah, kemudian dari respon yang diamati, mereka sangat menyukai pendidikan kesehatan ini dengan menuliskan komentar positif.         Kata kunci: covid-19, protokol kesehatan, anak bersekolah  . ABSTRACT The reopening of schools during the pandemic risks the emergence of new problems related to the transmission of Covid-19 in schools. With the offline learning method, children will gather at school, this can lead to an increased risk of transmitting Covid-19 to children. The opening of schools must be carried out carefully so that schools do not become new clusters of the spread of covid 19. The reopening of schools has created a new task for parents to educate and prepare children to return to school during the pandemic, related to the implementation of health protocols. In an effort to increase knowledge and understanding of the importance of health protocols for preparing children for school, what can be done is health education for children, parents, and school teachers. Based on the results of the evaluation, before and after being given counseling, there were differences in knowledge, the mean pretest value is 73.48% and the posttest value is 84.33%, while the p-value is 0.002 (pv<0.05). Children, teachers, and parents understand health protocols while children are in school, then from the observed response, they really like this Health education by writing positive comments. Keyword: covid-19, health protocol, children back to school
Manajemen Kecemasan pada Pasien yang Menjalani Pembedahan Jantung Bambang Aditya Nugraha; Sandra Pebrianti; Hesti Platini; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Jurnal Medika Cendikia Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/medika.v6i2.112

Abstract

Anxiety is a problem that found in patients with heart disease. Anxiety will increase when the patient has to undergo the cardiac surgery procedure. Anxiety management must be conducted to prevent postoperative hemodynamic instability and neurohormonal deterioration. Thus it becomes important to formulate the anxiety management to improving the recovery process after surgery and patients quality of life of. The purpose of this literature review is to identify anxiety management on cardiac surgery patient. The search method uses Google Scholar databases using inclusion criteria proposed in consideration management that support heart surgery procedures, the year of publication between 2010-2020, containing the full article, in bahasa and english. Search results found 62 articles, 27 met the criteria of the year and 13 represented the complete article. And finally found as many as 6 articles that match the focus of the search. There are to type anxiety management e.g educational supportive and relaxation technique. Relaxation and supportive educative technique interventions can be used to manage anxiety to improve the post-surgical recovery process and quality of life.
Pelayanan Kesehatan Virtual Pada Pasien Leukimia Selama Pandemi Covid-19 Bambang Aditya Nugraha; Sulastini Sulastini; Sandra Pebrianti; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Jurnal Medika Cendikia Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/medika.v8i1.157

Abstract

Covid-19 is an airborne disease. Thus, minimizing physical contact is an option in preventing the spread and transmission of Covid-19. contact from physical contact in leukemia patients is a delay in health services with the consideration that patients with leukemia experience a decrease in the immune system which can be comorbid when infected with covid 19. Efforts are made for leukemia patients to organize virtual tele health services to minimize physical contact between leukemia patients with COVID-19 patients in health facilities. The research method used is narrative review using Google Scholar and pubmed as the article database. The criteria for the inclusion of the article are that it was published during the COVID-19 pandemic, in Indonesian and in English, and the full text is available. The keywords used are virtual care, tele-nursing, leukemia and covid-19. The search results showed 374 articles, but only 5 (five) articles that matched the criteria and focus that had been set. It was found that virtual health services have the potential to be carried out in order to meet patient needs and prevent the spread and transmission of covid 19 in patients with leukemia. The search results are expected to be information related to alternative health services for leukemia patients during the pandemic in order to improve health status and quality of life.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Pentingnya Vaksinasi Covid-19 melalui Pengendalian Penyakit tidak Menular (Ptm) pada Lansia Gusgus Ghraha Ramdhanie; Sandra Pebrianti; Fanny Adistie
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6261

Abstract

ABSTRAK Cakupan vaksinasi dipengaruhi juga oleh tinngginya angka Penyakit Tidak Menular (PTM) pada masyarakat terutama pada kelompok lansia. Tak hanya berkaitan dengan interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan kepada lansia pada saat skrining vaksinasi. Tujuan: meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 melalui pengendaian Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk percepatan cakupan vaksinasi dan pencegahan penularan Covid-19. Penyuluhan kesehatan pada kelompok lanjut usia. Kegiatan   Penyuluhan   Kesehatan   bersama   dengan Kegiatan Skrining PTM dihadiri oleh 77 orang lansia. Para lansia memperoleh pengetahuan lebih terkait vaksnasi sebagai pencegahan penyebaran Covid-19 dan bagaimana mengendalikan penyakit tidak menular yang dialami, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme para lansia dalam menjawab serta memberikan pertanyaan selama berjalannya penyuluhan. Kegiatan PKM telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi dengan cara mengendalikan penyakit tidak menular. Kata kunci: Covid-19, Penyakit Tidak Menular, Vaksinasi.  ABSTRACT Vaccination coverage is also influenced by the high rate of Non-Communicable Diseases (NCDs) in the community, especially in the elderly population. Not only related to the vaccination interval, there are other stages that are applied to the elderly at the time of vaccination screening. Increase public awareness of Covid-19 vaccination through control of Non-Communicable Diseases to accelerate vaccination coverage and prevent Covid-19 transmission. Health education in the elderly group. Health Counseling Activities together with PTM Screening Activities were attended by 77 elderly people. The elderly gained more knowledge related to vaccination as a prevention of the spread of Covid-19 and how to control non-communicable diseases they experienced, this was shown by the enthusiasm of the elderly in answering and asking questions during the counseling. PKM activities have increased public awareness about the importance of vaccination by controlling non-communicable diseases. Keywords : Covid-19, Non-Communicable Diseases, Vaccination.
Pengetahuan Ibu Tentang Diet Gluten dan Kasein Pada Anak Penyandang Autis di SLB Wilayah Kabupaten Garut Nurhidayah, Ikeu; Achadiyanti, Destia; Ghraha Ramdhanie, Gusgus
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2021): May 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.196 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v5i1.849

Abstract

Diet Gluten Free Casein Free (GFCF) merupakan salah satu jenis terapi yang dapat dilakukan pada anak penyandang autis untuk mengurangi perilaku hiperaktif dan tantrum atau mengamuk, namun penerapan diet ini masih rendah dikalangan ibu. Penerapan diet yang tidak baik dan tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan dan perilaku hiperaktif pada anak penyandang autis. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka dibutuhkan pengetahuan ibu mengenai diet GFCF. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gembaran pengetahuan ibu tentang diet  gluten dan kasein pada anak penyandang autis di SLB Wilayah Kabupaten Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, jumlah sampel 34 ibu dengan anak penyandang autis di SLB Wilayah Kabupaten Garut, dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden pengetahuan ibu kurang yaitu sebanyak (58,8%). Diperlukan kunjungan rutin oleh perawat komunitas, perawat keluarga maupun perawat anak untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet gluten dan kasein pada ibu dengan anak penyandang autis di sekolah maupun di lingkungan rumah.
The Correlation Between Demographic Characteristics With Wash Practices In Stunting Locus Salsabila Nabilla Puspa Ilham; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati; Iqbal Pramukti; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Journal of Nursing Care Vol 6, No 1 (2023): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v6i1.44393

Abstract

Human factors are very complex in the spread of disease. Stunting is caused by chronic malnutrition and infections in toddlers. Lack of access to clean water, hygiene, and sanitation contributes to stunting. Demographic factors can affect a person’s motivation to maintain hygiene. This study aims to be determined the correlation between demographic characteristics and water, sanitation, and hygiene (WASH) practices at the stunting locus. The method in this study used a correlational quantitative method with a cross-sectional design to be measured demographic characteristic and WASH practices variables. The study population consisted of Sukamulya village residents, and 463 Sukamulya village residents were sampled using total sampling. SPSS Version 26 for Windows was used for univariate and bivariate Chi-Square analysis. The results showed that 228 (49.2%) out of 463 of respondents had poor WASH practices. The results of the correlation test showed that there was a correlation between level of education and WASH practices with a score of Chi-Square 17,564 (p-value = 0,002). There is a correlation between education level and WASH practices at the stunting locus. Education affects a person’s perspective and decision-making, including environmental hygiene and health. Thus, the government and policymakers should hold WASH programs to educate the public about keeping the stunting locus clean.
Instrumen Pengukuran Kelelahan pada Systemic Lupus Erythematosus Bambang Aditya Nugraha; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i1.5342

Abstract

This study aims to identify instruments for measuring fatigue in SLE to manage this problem to improve quality of life. The method used is a narrative review by searching the EBSCO CINAHL and Pubmed databases with the keyword measurement instrument for fatigue, systemic lupus erythematosus. The results showed that there were 58 articles (CINAHL) and 27 articles from Pubmed, but only five pieces fit the focus of the study, which measured fatigue in SLE patients. In conclusion, Functional Assessment for Chronic Illness Therapy-Fatigue (FACIT-F), Fatigue Severity Scale (FSS), and fatigue pro are fatigue measurement instruments that can be used in SLE patients. Keywords: Fatigue Measurement Instrument, Systemic Lupus Erythematosus
Implementasi Deep Breathing Exercise terhadap Tingkat Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Sandra Pebrianti; Gusgus Ghraha Ramdhanie; Bambang Aditya Nugraha
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i1.5355

Abstract

This study aims to determine the effect of deep breathing exercises on blood glucose levels in diabetic DM patients. The method used is the narrative review, by searching for articles on the Pubmed and Google Scholar databases. The results showed that deep breathing exercises had a positive effect on blood glucose control in DM patients, increased relaxation, and reduced anxiety or stress. Increased peace helps reduce the hormone cortisol related to blood glucose levels. In conclusion, deep breathing exercises can lower blood glucose in DM patients. This therapy can be combined with other treatments, such as the spiritual aspects of marital therapy or spiritual mindfulness. Keywords: Deep Breathing Exercise, Diabetes Mellitus
Gambaran Distres Psikologis pada Orang Tua yang Memiliki Anak Kanker Nitharia Syifa; Gusgus Ghraha Ramdhanie; Adelse Prima Mulya
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 4 (2023): Jurnal Keperawatan: Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i4.1211

Abstract

Diagnosis kanker pada anak merupakan salah satu stresor yang dapat menyebabkan orang tua mengalami distres psikologis. Proses pengobatan pada anak kanker menjadi sumber stresor bagi orang tua yang berpengaruh terhadap kondisi psikologis orang tua itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran distres psikologis berupa tingkat beserta gejala depresi dan kecemasan, yang dialami banyak orang tua yang memiliki anak kanker di Yayasan Rumah Pejuang Kanker Ambu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik non probability sampling jenis accidental sampling. Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah 50 orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42% orang tua tidak depresi dan 58% lainnya mengalami depresi ringan hingga berat. Sedangkan pada kecemasan, 60% orang tua yang tidak depresi dan 40% orang tua lainnya mengalami kecemasan ringan hingga berat.  Data menunjukkan bahwa pada gejala depresi yang paling banyak dialami orang tua adalah kesedihan, merasa tidak berharga, kelelahan, dan kehilangan gairah seksual.Sedangkan pada gejala kecemasan, orang tua paling sering mengalami perasaan cemas, ketegangan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, dan gejala autonom. Dengan adanya penelitian ini diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang menerapkan family centered care, khususnya pada aspek psikologis orang tua yang memiliki anak kanker.