Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS SINTAKSIS DAN PARADIGMATIK TERHADAP CERPEN “WAJAH ITU MEMBAYANG DI PIRING BUBUR” KARYA A. MUSTOFA BISRI Nandang Kosim
Cakrawala Pedagogik Vol 1 No 1 (2017): Cakrawala Pedagogik
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Pendidikan Syekh Manshur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51499/cp.v1i1.16

Abstract

Sastra merupakan sebuah cermin yang memberikan kepada kita sebuah refleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamis. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Untuk memahami karya sastra diperlukan kemampuan meresepsi dan mendalami tentang sastra, baik itu secara teori sastra, maupun dalam menggeluti langsung terhadap karya sastra. Dalam menyikapi tujuan pembelajaran bahasa khususnya tujuan pembelajaran sastra, maka perlu memahami beberapa teori apresiasi sastra, yang sudah banyak dikemukakan oleh para sastarawan maupun ahli sastra. Salah satunya adalah analisis secara sintagmatik dan paradigmatik.Sintagmatik dan paradigmatik, sebagaimana dikemukakan oleh Saussure (1857 –1913) pada awalnya terkait upaya analisis linguistik terhadap tataran dalam bahasa. Ada dua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmatik dan paradigmatik.
Kesadaran Hukum Masyarakat Baduy Banten Pada Pikukuh Adat, Dan Moderasi Hukum Elfa Murdiana; Titut Sudiono; Nandang Kosim; Destalia E.P.
Istinbath : Jurnal Hukum Vol 18 No 1 (2021): Istinbath : Jurnal Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/istinbath.v18i1.3383

Abstract

Artikel ini menggali internalisasi nilai yang membentuk ketaatan dan kesadaran hukum masyarakat pada aturan hukum yang tidak tertulis yakni Pikukuh adat yang secara turun temurun diyakini dan dijalankan secara sadar dan membentuk sikap Toleransi sebagai Dasar Nilai Moderasi .hasil penelitian ini membuktikan bahwa positivisme hukum bukan satu-satunya jaminan dalam pencapaian keadilan sebab kekuatan bangunan hukum untuk dilaksankan dan ditaati adalah manusia sebagai subyek pelaku dan hukum sebagai mekanisme pengendali sosial yang persuasif mewujudkan keadilan hukum. Melalui pendekatan sosiologi dan pendekatan hukum yang dianalisis secara Induktif, disimpulkan bahwa Ketaatan hukum masyarakat Baduy pada pikukuh adat secara sadar telah membentuk prilaku moderat yang sangat menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak orang lain yang berbeda keyakinan. Artinya ketaatan orang baduy pada pikukuh adat tak lantas menjadikan mereka fanatis dan Radikal . justru sebaliknya, bahwa dengan pikukuh yang dijalankan justru membentuk toleransi tanpa paksaan dimana nilai Toleransi tersebut memiliki relevansi dengan nilai Moderasi Hukum dalam mengontrol prilaku masyarakat (Social Control) dan mewujudkan Keadilan
PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PEMBELAJARAN PAI DI SD Nandang Kosim
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic education is part of the National Education and has an important position in the National Education system. Because of Islamic education is very important, then the learning process of Islamic Education in Primary Schools is necessary the development and application of appropriate learning, focused and integrated.The most appropriate learning development for Islamic education is through contextual learning approach (Contextual Teacing and Learning/CTL). As for applying the learning there are four aspects that must be considered in the application of learning strategies include 1) learning activities, 2) learning methods, 3) instructional media and 4) time spent in completing each step teacher learning activities.
POTENSI DASAR MANUSIA MENURUT IBNU TAIMIYAH DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Nandang Kosim; Lukman Syah
QATHRUNÂ Vol 3 No 01 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Basic human potential which is commonly referred to in the Qur'an nature scattered in 19 letters and 19 paragraphs. Forms of the word is the word fatara 18 times, said fatiru 6 times, said yatafattarna 2 times, and said infatarat, futur, munfatir, and the nature of each 1 times. Basic human potential in the view of Ibn Taymiyyah is the innate potential that exists within the human inborn. The basic potential to lead to good or things that are positive on the basis of instinct and tendency of monotheism, that instinct compliance and serve God without any polytheism. However, in the actualization and realization in real life tended to deviate from the purpose of human creation. The social environment, as represented by parents, which cause children to be Jews, Christians, and Zoroastrians. In addition, including the potential 'Aql, Ghadhab potential and the potential that lust in man. Implications their basic human potential according to the thinking of Ibn Taymiyyah, it could be easily directed at establishing Islamic educational philosophy that is more humanistic-teosentric which follow the flow of convergence. So the individual's personality is the result of a convergence between nature as the laws, namely nature, with the influence of the surrounding nature (the environment).
Pendampingan dan Penguatan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran secara Daring Ari Hasan Anshori; Nandang Kosim
Jurnal Dedikasia : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/dedikasia.v1i2.5044

Abstract

Dampak Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek tatanan kehidupan manusia, tidak hanya sebatas aspek kesehatan saja tanpa kecuali termasuk berdampak pada aspek pendidikan. Pemerintah melakukan pembatasan kegiatan pembelajaran untuk menghindari penyebaran covid-19 melalui pembelajaran secara daring. Terdapat banyak media pembelajaran daring yang dapat digunakan seperti Zoom Meeting, WhatsApp, Google Classroom, Google Meeting, Edmodo dan lainnya. Akan tetapi, pendidik guru harus cerdas dan kreatif dalam memilih media pembelajaran yang sesuai. Maka pendampingan dan penguatan kemampuan guru dalam penggunaan media sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode pengabdian berbasis Service learning.  Pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan melakukan bimbingan, pelatihan dan pendampingan bagi guru dalam penggunaan media pembelajaran dengan bijak dan cermat. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan, dilakukan juga evaluasi terhadap kegiatan bimbingan dan pendampingan penggunaan media dalam pembelajaran bagi guru untuk mengetahui dampak dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan.  Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bahwa hampir semua (97%) guru madrasah dalam penggunaan media pembelajaran secara daring secara signifikan terjadi peningkatan baik dari aspek pemahaman, pengetahuan dan keterampilan. Dapat dimpulkan kegiatan masayarakat yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran secara daring
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA DISLEKSIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN NEUROLOGICAL IMPRESS DI SDN KABAYAN 2 PANDEGLANG Kosim, Nandang; Sari, Lela
Ta'dibiya Vol 4 No 1 (2024): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v4i1.130

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa penderita disleksia dengan menerapkan metode neurologis impresi, mengetahui cara penerapan metode neurologis impresi, dan mengetahui faktor penghambat upaya guru dalam mengatasinya. kesulitan belajar pada siswa penderita disleksia dengan menerapkan metode neuroimpress di SDN Kabayan 2 Pandeglang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yaitu pemeriksaan intensif dengan menggunakan berbagai sumber bukti pada satu kesatuan yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara, lembar observasi aktivitas belajar dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan guru SDN Kabayan 2 Pandeglang dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa penderita disleksia menggunakan metode yang sudah diterapkan yaitu metode pembelajaran neurological impress.
PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Kosim, Nandang
Ta'dibiya Vol 2 No 1 (2022): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v2i1.7

Abstract

Anak adalah makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat untuk perkembangannya, serta memiliki perasaan, pikiran, dan kehendaknya sendiri, yang kesemuanya merupakan totalitas psikis dan sifat serta struktur yang berbeda pada setiap tahap perkembangannya. Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang dihadapi anak terutama anak pada usia sekolah dasar ini biasanya berkaitan dengan gangguan dalam proses perkembangannya. Usia Sekolah Dasar (sekitar 6-12 Tahun) merupakan tahap perkembangan yang penting bahkan fundamental bagi keberhasilan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, tidak mungkin guru mengabaikan kehadiran dan kepentingannya. Ia akan selalu dituntut untuk memahami karakteristik anak sekolah dasar. Pada tahapan perkembangan anak usia sekolah dasar memiliki potensi gangguan perkembangan yang berbeda-beda, tergantung tahapan perkembangan yang diemban setiap usia. Gangguan perkembangan anak usia sekolah merupakan berbagai potensi masalah perkembangan yang terjadi pada anak usia sekolah. Gangguan perkembangan lainnya antara lain gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), autisme, gangguan koordinasi dan tekanan emosional, depresi dan gangguan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui dan memahami masalah anak agar dapat mengetahui dan memahami masalah anak. meminimalkan munculnya dan dampak masalah dan memberikan upaya pemulihan yang tepat.
PENDIDIKAN AGAMA DAN KARAKTER DI SD/MI DALAM PERSPEKTIF ALQUR’AN Kosim, Nandang; Solihat, Aan
Ta'dibiya Vol 3 No 1 (2023): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v3i1.48

Abstract

Character education is an effort to instill good habits so that students are able to behave and act in accordance with the values ​​of good habits that they apply. Character education is an effort to develop the growth of noble character, thoughts, and growth of children. The age of 7-11 years is a golden age for children to accept rational things that are taught by their parents. At this age, it is the right time to teach commendable character to children, so that later they can be attached to their identity. In practice, character education is applied to children through religious teachings. The characters taught are in accordance with the role model of the Prophet Muhammad. This implementation is carried out at home, at school and in the play environment through religious activities, such as congregational prayers, maghrib recitals, Friday taqwa (JUMTAQ) and so on. It is hoped that children can become a generation that excels both in the field of science and technology and their IMTAQ
KONSEP MERDEKA BELAJAR DALAM KITAB IHYA’ULUMUDDIN MENURUT PEMIKIRAN IMAM GHAZALI Kosim, Nandang; Royhatudin, Aat
Ta'dibiya Vol 4 No 2 (2024): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v4i2.150

Abstract

Konsep Merdeka Belajar yang digagas dalam sistem pendidikan modern bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan cara belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka. Pemikiran Imam Al-Ghazali, salah satu ulama besar dalam sejarah Islam, memiliki relevansi yang kuat dengan prinsip-prinsip kebebasan belajar ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana konsep Merdeka Belajar dapat ditemukan dalam pemikiran Al-Ghazali, terutama dalam karyanya yang monumental, Ihya' Ulumuddin. Al-Ghazali menekankan pentingnya pendidikan yang holistik, mengintegrasikan aspek intelektual dan spiritual, serta memberikan kebebasan individu dalam memilih jalan menuju kesempurnaan akhlak dan spiritual. Dalam pandangan Al-Ghazali, kebebasan belajar tidak hanya terkait dengan kebebasan intelektual, tetapi juga dengan tanggung jawab moral dan pengembangan diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, mengidentifikasi prinsip-prinsip Al-Ghazali yang relevan dengan Merdeka Belajar, seperti kebebasan dalam berpikir, kemandirian dalam proses belajar, dan tujuan akhir pendidikan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Al-Ghazali dapat memberikan landasan filosofis yang kuat bagi pengembangan konsep Merdeka Belajar dalam konteks pendidikan Islam.
PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Kosim, Nandang
Ta'dibiya Vol 2 No 1 (2022): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v2i1.7

Abstract

Anak adalah makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat untuk perkembangannya, serta memiliki perasaan, pikiran, dan kehendaknya sendiri, yang kesemuanya merupakan totalitas psikis dan sifat serta struktur yang berbeda pada setiap tahap perkembangannya. Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang dihadapi anak terutama anak pada usia sekolah dasar ini biasanya berkaitan dengan gangguan dalam proses perkembangannya. Usia Sekolah Dasar (sekitar 6-12 Tahun) merupakan tahap perkembangan yang penting bahkan fundamental bagi keberhasilan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, tidak mungkin guru mengabaikan kehadiran dan kepentingannya. Ia akan selalu dituntut untuk memahami karakteristik anak sekolah dasar. Pada tahapan perkembangan anak usia sekolah dasar memiliki potensi gangguan perkembangan yang berbeda-beda, tergantung tahapan perkembangan yang diemban setiap usia. Gangguan perkembangan anak usia sekolah merupakan berbagai potensi masalah perkembangan yang terjadi pada anak usia sekolah. Gangguan perkembangan lainnya antara lain gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), autisme, gangguan koordinasi dan tekanan emosional, depresi dan gangguan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui dan memahami masalah anak agar dapat mengetahui dan memahami masalah anak. meminimalkan munculnya dan dampak masalah dan memberikan upaya pemulihan yang tepat.