Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan pesat di Jawa Barat. Hal itu ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur. Masifnya pembangunan infrastruktur menyebabkan perubahan alih fungsi lahan dari kawasan bervegetasi menjadi kawasan terbangun yang berakibat pada penurunan indeks kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi kawasan terbangun, suhu permukaan, dan tingkat kekritisan lingkungan menggunakan Environmental Criticality Index (ECI) dengan variabel EBBI dan LST berbasis data Landsat-8 OLI/TIRS tahun 2013 dan 2023. Secara khusus, penelitian ini juga menganalisis hubungan antara EBBI dan LST terhadap Environmental Criticality Index. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan luas kawasan terbangun sebesar 490,2 ha dari 9.674 Ha di tahun 2013 menjadi sebesar 10.164,2 Ha di tahun 2023. Sementara itu, hasil kondisi suhu permukaan mengalami peningkatan luas area yang didominasi rentang suhu moderate (22,2°C – 25,1°C) dan terjadi peningkatan luas area tingkat kekritisan lingkungan yang signifikan untuk kategori tinggi dari 461,5 Ha di tahun 2013 menjadi sebesar 5402,9 Ha di tahun 2023. Adapun wilayah di Kota Bandung dengan tingkat kategori kekritisan lingkungan tinggi paling luas berada di Kecamatan Babakan Ciparay dengan luas area sebesar 386,8 Ha di tahun 2023. Masing-masing variabel EBBI dan LST memiliki korelasi hubungan terhadap tingkat kekritisan lingkungan dan nilai korelasi hubungan paling tinggi, yaitu variabel EBBI terhadap tingkat kekritisan lingkungan sebesar 99,4% di tahun 2013 dan 97,6% di tahun 2023. Hasil analisis tingkat kekritisan lingkungan di Kota Bandung diharapkan dapat direkomendasikan sebagai salah satu data pelengkap dalam pengambilan kebijakan terkait pengembangan dan perencanaan kota.